Anda di halaman 1dari 9

BANGUNAN TAHAN GEMPA

Resume Materi dari Pertemuan 5,6, dan 7

DISUSUN OLEH :

ARIA PUTRA / F 221 15 105

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
1. Ketentuan Umum Pondasi Pada Bangunan Tahan Gempa (Pertemuan 5)
Pengertian pondasi adalah suatu bagian paling dasar dari konstruksi
sebuah bangunan. Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban dari bagian
atas struktur ke lapisan paling bawah. Pondasi bangunan sangat penting,
karena berfungsi sebagai penopang beban bagunan. Pondasi bangunan
menjadi unsur penting untuk menghasilkan bangunan yang kuat dan kokoh.

Adapun persyaratan yang menjadikan pondasi sebagai bagian konstruksi


yang baik untuk daerah rawan gempa sebagai berikut:

a. Pondasi harus ditempatkan pada tanah keras.


b. Penampang melintang pondasi harus simetris seperti terlihat pada
Gambar-1.

Gambar 1, Penampang melintang pondasi batu kali

c. Harus dihindarkan penempatan pondasi pada sebagian tanah keras dan


sebagian tanah lunak.

Gambar 2, Pondasi menerus yang diletakkan pada


sebagian tanah keras dan sebagian tanah lunak.
d. Sangat disarankan menggunakan pondasi menerus, mengikuti panjang
denah bangunan.

Gambar 3, Pondasi menerus.

e. Pondasi dibuat menerus pada kedalaman yang sama, pondasi bertangga


seperti ditunjukan oleh gambar 4 berikut tidak diperkenankan.

Gambar 4, Pondasi bertangga yang tidak diperkenankan

f. Bila digunakan pondasi setempat/umpak, maka masing-masing pondasi


setempat tersebut harus diikat satu dengan lainnya secara kaku dengan
balok pengikat.
Gambar 5, Detail balok pengikat untuk pondasi umpak/setempat

g. Penggunaan pondasi pada kondisi tanah lunak dapat digunakan pondasi


pelat beton atau jenis pondasi alternatif lainnya.

Gambar 6, Pondasi pelat dari beton bertulang

Gambar 7, Pondasi rakit dari kayu


h. Untuk rumah panggung di tanah keras yang menggunakan pondasi tiang,
maka masing-masing dari tiang tersebut harus terikat sedemikian rupa satu
sama lainnya dengan silang pengaku, bagian bawah tiang yang berhubungan
dengan tanah diberi telapak dari batu cetak atau batu kali sehingga mampu
memikul beban yang ada diatasnya secara merata. Ukuran batu cetak 25 X
25cm, tebal 20 cm.

Gambar 8, Pondasi tiang di tanah keras

2. Ketentuan Umum Denah Pada Bangunan Tahan GempaHalaman


Bentuk Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris, dan
dipisahkan (pemisahan struktur). Untuk menghindari adanya dilatasi
(perputaran atau pergerakan) bangunan saat gempa. Namun dilatasi ini pun
menimbulkan masalah pada bangunan yaitu :
a. Denah bangunan gedung dan rumah sebaiknya sederhana, simetris
terhadap kedua sumbu bangunan dan tidak terlalu panjang.
Perbandingan lebar bangunan dengan panjang 1:2.
b. Bila dikehendaki denah bangunan gedung dan rumah yang tidak
simetris, maka denah bangunan tersebut harus dipisahkan dengan alur
pemisah sedemikian rupa sehingga denah bangunan merupakan
rangkaian dari denah yang simetris.
Gambar 9, Denah bangunan gedung yang terdiri
dari rangkaian bangunan simetris

c. Penempatan dinding-dinding penyekat dan bukaan pintu / jendela harus


dibuat simetris terhadap sumbu denah bangunan.

Gambar 10, Contoh penempatan dinding penyekat


d. Bidang dinding harus dibuat membentuk kotak-kotak tertutup

Gambar 11, Bidang dinding pada bangunan Gedung

3. Lokasi Bangunan, desain struktur, dan kuda-kuda bangunan tahan gempa


a. Lokasi Bangunan
ketentuan tentang lokasi bangunan agar keselamatan dan keamanan
bangunan terjamin.Jika memilih lokasi bangunan, maka ada beberapa
hal yang harus dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
 Bila bangunan gedung dan rumah akan dibangun pada lahan
perbukitan, maka lereng bukit harus dipilih yang stabil agar tidak
longsor pada saat gempa bumi terjadi.
 Bila bangunan gedung dan rumah akan dibangun di lahan dataran,
maka bangunan tidak diperkenankan dibangun di lokasi yang
memiliki jenis tanah yang sangat halus dan tanah liat yang sensitif
(tanah mengembang).
b. Desain struktur
Struktur bangunan gedung dan rumah tinggal harus didesain sedemikian
sehingga memiliki: daktilitas yang baik (baik pada material maupun
strukturnya); kelenturan pada strukturnya; dan memiliki daya tahan
terhadap kerusakan.
Gambar 12, Desain Struktur

c. Kuda-kuda
Kuda-kuda untuk bangunan gedung dan rumah tahan gempa disarankan
menggunakan kuda-kuda papan paku. Kuda-kuda ini cukup ringan dan
pembuatannya cukup sederhana. Ukuran kayu yang digunakan 2 cm x
10 cm, dan jumlah paku yang digunakan minimum 4 buah paku dengan
panjang 2,5 kali tebal kayu.

Gambar 13, Kuda-kuda papan paku


Gambar 13, Detail Kuda-kuda papan paku.

Anda mungkin juga menyukai