Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V


ANALISIS KARYA ARSITEKTUR

Di Susun Oleh :

ARIA PUTRA
F 221 15 105

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
Pendahuluan
Zaman yang sudah modern seperti saat ini, banyak sekali fasilitas yang
sudah memadai. Dengan adanya kebutuhan yang serba instant, membuat orang
semakin malas untuk melakukan sesuatu secara konvensional. Hal ini dapat
mempengaruhi percepatan arus urbanisasi dan dampak sosial yang terjadi. Mereka
yang belum memiliki tempat tinggal secara permanen, telah membentuk
lingkungan yang kumuh.
Selain itu, pemanfaataan sumber daya alam yang sudah tidak
diperhitungkan lagi seberapa besar dampak yang akan terjadi, menambah
kerusakan pada alam ini.
Banyak sekali dampak yang terjadi dari pemanfaatan alam yang tidak
dimanfaatkan secara sebaik-baiknya. Akhir-akhir ini telah kita rasakan dampak
yang terjadi akibat pengaruh dari kerusakan alam ini. Sekarang, ruang hijau
menjadi semakin berkurang, dan resapan air juga semakin berkurang sehingga
menyebabkan terjadinya banjir.
Bangunan multifungsi menampung fungsi yang komplek dan bersekala besar.
Bangunan multifungsi diciptakan saling bersinergi antar fungsi yang satu dengan
fungsi yang lainnya. Mendirkan bangunan multifungsi dapat meraih keuntungan
yaitu integrasi berbagai fungsi dalam bangunan, memberikan kemudahan,
mempercepat aksesibilitas dan efisien waktu, meningkatkan kualitas fisik
lingkungan, optimalisasi pemanfaaatan lahan kota yang mahal, mengurangi
kendala yang ditimbulkan akibat single land use, efisiensi penggunaan energi,
membentuk pertambanhan komersil baru, vitalitas dan generator pertumbuhan
kawasan di sekitarnya sebagai respon terhadap kebutuhan pengguna. Dampak
yang ditimbulkan dari pengadaan proyek multi fungsi yaitu terjadi densitas
populasi yang tinggi dan terkonsentrasi di satu area, sekala bangunan yang
menyebabkan ketidakseimbangan dengan skala bangunan lain dalam kota,
dampak masalah social berkaitan dengan kebiasaan, perilaku dan gaya hidup
masyarakat penghuninya, menghilangkan sense of identity, pembebanan
infrastruktur kota.

1. Hotel Alila Solo Karya Budiman Hendropurnomo


Parawisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor
migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun
perekonomian yang saat ini sedang bertumbuh.
Kota Surakarta atau sering disebut Solo, merupakan kota yang sedang
mengembangkan diri sebagai kota budaya dan pariwisata. Kawasan Solo
sendiri mempertahankan unsur budaya yang kuat, hal ini dibuktikan dari
Landmark kota yang berupa artefak yang menampilkan karakter perwayangan
pandawa lima yang diletakkan tepat di tengah perempatan kota. Dan beberapa
gapura yang berada di kawasan Solo Baru juga dihiasi dengan lukisan batik
yang merupakan ciri khas kota Surakarta. Hal ini dapat dimanfaatkan unuk
membuat konsep desain hotel yang unik dan berbeda di kawasan Solo untuk
menarik minat wisatawan yang ingin menginap dan berlibur di hotel.

Gambar 1; Fasad Hotel Alila

Hotel Alila menjadi solusi kebutuhan wisata bagi para wisatawan baik
wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga mereka dapat
menghilangkan kejenuhannya dan menikmati masa liburannya tersebut, karena
mereka dapat menikmati berbagai fasilitas yang ada di hotel serta mengenal
budaya yang ada di Indonesia. Hotel Alila dirancang dengan konsep modern
luxury dan nuansa budaya Jawa, hal ini dilakukan karena latar belakang kota
Solo sebagai kota budaya dan konsep Alila yang mengangkat budaya lokal dan
tuntutan zaman yang serba modern.
Konsep Desain

A. Konsep Makro
Gaya yang digunakan pada perancangan ini adalah Modern luxury,
gaya modernr dan luxury ini terlihat pada bentukan furniture, skema
warna, dan penggunaan material yang akan diaplikasikan. Ditambah
dengan nuansa budaya Jawa yang akan diterapkan di beberapa elemen
estetis pada interior hotel. Nuansa yang dihadirkan dengan penggunaan
motif batik sidomulyo yang akan dihadirkan pada beberapa elemen interior
hotel.
B. Konsep Mikro
1. Dinding
Dinding kebanyakan menggunakan keramik dan granit berwarna krem,
pemilihan granit digunakan karena memiliki warna dan corak yang khas,
Menampilkan kesan yang elegan dan mewah, Memberikan kesan yang
dinamis, dan mempunyai ukuran panjang dan lebar yang besar. Sebagian
menggunakan beberapa panel gypsum. Pada bagian restoran dalam
sebagian menggunakan kaca sebagai material dinding.

Gambar 2; Interior Hall Hotel Alila


2. Lantai
Pada lantai hotel dominan menggunakan Granit berwarna cream karena
granit memiliki daya tahan yang kuat dan memberikan kesan mewah.
Serta pemberian motif geometris pada lantai agar senada dengan motif
sidomulyo.

Gambar 3; Konsep Desain Lantai Hotel Alila


3. Flafond
Plafon secara keseluruhan menggunakan gypsum berwarna putih untuk
menunjukkan kesan bersih. Serta permainan up ceiling atau drop ceiling
untuk memberikan kesan yang dinamis. Material plafon lebih banyak
terbuat dari gypsum karena mudah dibentuk, elegan dan mudah
perawatannya.

Gambar 4; Flafond Hotel Alila

4. Furniture
Bentuk furniture yang digunakan memiliki bentuk yang sederhana dan
tegas untuk menunjukkan kesan modern, serta terbuat dari bahan kayu
untuk memberikan kesan natural dan hangat. Pada beberapa bagian kaki
kursi diberikan besi cat emas untuk memperkuat unsur luxury. Pada
cushion kursi makan diberikan kain motif sidomulyo dengan teknologi
printing.

Gambar 5; Furnitur Hotel Alila

5. Warna
Warna banyak menggunakan gradasi coklat karena warna coklat
merupakan warna khas dari batik Solo yang melambangkan kerendahan
hati, Warna coklat digunakan karena merupakan warna yang memberikan
kesan hangat seperti kayu. Serta juga menggunakan warna netral seperti
hitam, putih, dan abu – abu serta warna emas yang emberikan kesan
mewah.

Gambar 6; Konsep Warna Hotel Alila

6. Pencahayaan
Pencahayaan ruang yang dipakai adalah pencahayaan alami dan buatan.
Untuk pencahayaan alami di siang hari terdapat jendela yang besar di
lobby dengan pemandangan ke luar. Sedangkan pada malam hari
menggunakan lampu downlight (daylight) pada restoran dan lobby.
Gambar 7; Pencahayaan Alami

7. Penghawaan
Pada hotel menggunakan jenis penghawaan sebagai berikut:
 Penghawaan alami
Sistem penghawaan alami digunakan dengan prinsip memasukkan
udara bersih melalui lubang ventilasi sehingga terjadi sirkulasi
udara masuk dan keluar.
 Penghawaan buatan
Penghawaan buatan digunakan untuk memberi kelembaban udara
dan suhu ruang yang memenuhi syarat suatu ruang. Penghawaan
buatan menggunakan exhauser fan dan air conditioner Central.

Desain Akhir

1. Ruang Terpilih 1 (Presidential Suite)

Gambar 8; Denah Presidential Suite


Pada Ruang Terpilih 1 merupakan presidential suite. Di dalamnya terdapat
ruang tidur utama dan ruang tidur tamu, masing-masing dengan personal
bathroom, dan dilengkapi living room, dining room dan pantry.

Gambar 9; Living Room

Pada area living room kesan modern dihadirkan melalui bentukan furnitur
yang sederhana serta penggunaan warna gradasi coklat. Nuansa Budaya
Jawa diaplikasikan pada cushion bantal sofa dan partisi dari cutting metal
yang membagi area living room dan dining room.

Gambar 10; Dinning Room

Pada area Dining room kesan modern dihadirkan melalui bentukan


furnitur yang sederhana serta penggunaan warna gradasi coklat. Nuansa
Budaya Jawa diaplikasikan pada cutting metal yang membagi area living
room dan dining room.

Gambar 11; Kamar Tidur Utama


Pada kamar tidur kesan modern dihadirkan melalui bentukan furnitur yang
sederhana serta penggunaan warna gradasi coklat. Nuansa Budaya Jawa
diaplikasikan pada cutting metal yang terdapat pada panel yang ada
dibelakang tempat tidur.
2. Ruang Terpilih 2 (Restoran)

Gambar 12; Denah Restauran

Pada area restoran terdapat meja respsionis untuk memesan meja atau
makanan. Beberapa meja diatur secara diagonal untuk efisiensi tempat.
Pada bagian depan juga terdapat buffet makanan.

Gambar 13; Interior Restauran

Gambar 14; Interior Restauran


Kesan modern dilihat dari penggunaan bentuk furnitur yang sederhana dan
penggunaan warna gradasi coklat dan netral. Meja resepsionis restoran
terbuat dari material kayu untuk menambah kesan modern. Nuansa budaya
Jawa dihadirkan dengan penggunaan partisi untuk membagi bangku pada
area banquet.
3. Ruang Terpilih 3 (Lobby)

Gambar 15; Denah Lobby

Pada Ruang Terpilih 3 merupakan area lobby. Pada area ini digunakan
pengunjung untuk melakukan pemesanan kamar, serta untuk bersantai. Di
area lobby terdapat bagian concierge, resepsionis, dan lounge yang
merupakan area publik. Pada area lobby dan lounge terdapat tempat duduk
untuk menunggu. Pada area lounge terdapat elemen estetis berupa lampu
pada dinding.

Gambar 16; Interior Lobby

Gambar 17; Interior Lobby


Area lobby, area ini didesain dengan style modern bernuansa jawa.
Pemilihan material glossy pada lantai dan elemen dinding menguatkan
kesan modern serta kekinian. Ditambah dengan permainan lampu dinding
yang sengaja di buat garis lurus untuk menguatkan kesan tersebut.
Penggunaan material warna emas dan glossy juga memberikan kesan
luxury. Nuansa Jawa dihadirkan dengan penggunaan partisi motif
sidomulyo, dan permainan motif geometris yang senada dengan motif
sidomulyo.

Kesimpulan

Dalam desain interior hotel Alila dengan langgam modern luxury nuansa
budaya Jawa, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Hotel Alila merupakan hotel butik yang dijadikan tempat menginap bagi
wisatawan baik dalam negeri atau luar negeri untuk berlibur maupun bisnis.
Aktifitas dan kebutuhan pengunjung diperhatikan dan dianalisa lebih lanjut
sehingga dapat menghasilkan rancangan mengenai sirkulasi dan
penzooningan area yang optimal yang dapat menunjang efektifitas dan
kenyamanan pengguna hotel.
2. Pada hotel menggunakan konsep modern luxury untuk menampilkan hotel
yang sesua dengan perkembangan zaman dan dapat diterima pada kalangan
masyarakat, serta nuansa budaya Jawa untuk memperkenalkan budaya
lokal kepada para wisatawan.
3. Unsur nuansa Jawa dihadirkan melalui aksen pada ruangan. Budaya yang
dipakai adalah motif batik Solo yaitu motif batik Sidomulyo.Serta
penggunaan warna gradasi coklat. Kesan modern dihadirkan melalui
bentukan furniture yang sederhana dan tegas, Sedangkan kesan luxury
dihadirkan dengan penggunaan material seperti cermin, besi dengan warna
emas, serta finishing gloss(mengkilap).
2. GAIA Cosmo Hotel karya Sonny Sutanto
Nama Proyek: GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta
Lokasi: Yogyakarta
Selesai: September 2016, rooftop bar masih dalam proses penyelesaian
Jumlah Kamar: 179
Jumlah Lantai: 9 lantai termasuk rooftop bar
Klien/Pemilik: PT GAIA Kencana
Konsultan Arsitek: Sonny Sutanto Architects
Principal Architect: Sonny Sutanto
Konsultan Desain Interior: CWDO (Creative Whole Design Office)
Principal Designer: Christopher Widjaja
Foto/Gambar: GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta

Gambar 18; Fasad GAIA Cosmo Hotel

Hotel ini didesain oleh Sonnny Sutanto Architects. Sementara itu,


interiornya ditangani oleh CWDO (Creative Whole Design Office) yang baru
masuk ke dalam proyek setelah GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta ini memasuki
tahap topping-off. Konsep desain awal yang diterapkan dalam proyek ini
adalah nature oriented, karena arti dari nama GAIA sendiri dalam mitos
Yunani berarti ‘mother of earth’. Dalam penerapannya kemudian, konsep
tersebut digali untuk membawa budaya lokal ke dalam desain dan atmosfer
hotel dengan memasukan unsur gamelan, joglo, batik parang, dan banyak
lainnya.
GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta yang memiliki lokasi cukup strategis,
yaitu berjarak 2,6 km dari Tugu Jogja, 3 km dari Malioboro dan 5 km dari
Bandara Adisucipto, merupakan hotel bintang 3 dengan interior bernuansa
monokromatik dipadu kayu yang stylish. Hotel memiliki desain yang elegan
dengan ruangan yang banyak dihiasi dinding kaca, memberikan pencahayaan
yang indah dan terlihat bewarna warni di malam hari.
Meskipun terlihat simpel, hotel ini tetap mengutamakan kenyamanan
menginap kamu dengan furniture kamar yang sangat fungsional. Misalnya saja
tempat duduk bisa digunakan tempat kerja juga serta fasiltas hotel lainnya yang
sangat lengkap dengan konsep yang berbeda, dimana traveler dan pebisnis bisa
berada di dalam satu tempat yang sama dengan kepentingan yang berbeda.
Mempertahankan reputasi akan unsur artistiknya, kota Yogyakarta tetap
menjadi tempat perpaduan budaya tradisional dan modern yang kuat. Bentuk
kombinasi ini dapat ditemukan di dalam GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta.
Dengan sentuhan modernity dan simplicity, memberikan sensasi pergantian
atmosfer yang cukup kuat saat menginjakan kaki pertama kali di hotel ini. Para
pengunjung langsung diajak untuk merasakan unsur-unsur desain yang
terinspirasi dari gaya urban industrial dengan interpretasi modern. 

Saat memasuki hotel, tidak terdapat sebuah area resepsionis yang besar
seperti hotel-hotel pada umumnya. Reception table diletakkan di sisi kanan
ujung ruangan dengan tujuan untuk memberikan kesan hangat dan
tidak intimidating kepada semua pengunjung. Proses check-in tidak lagi dibuat
merepotkan, karena tamu dapat melakukannya di mana saja, berkat bantuan
teknologi yang memang menjadi salah satu elemen yang sesuai dengan
tema brand GAIA Cosmo.
Gambar 19; Interior Restauran GAIA Cosmo Hotel

Keunikan desain ini justru menjadi focal point dari hotel ini, di mana pada
lantai dasar tercipta kesan hidup dengan vibrant yang terasa bagi semua
pengunjung. Nuansa aktif dan dinamis juga terbangun berkat hadirnya fungsi
restoran dan café yang disandingkan dengan lobby. Detail pengerjaan
interiornya hadir pada material pembatas antara restoran dan lobby yang
memanfaatkan wire mesh. Material ini memisahkan ruangan yang lebih pribadi
dengan publik, tanpa menutup secara masif sehingga interaksi kedua area
tersebut tetap dapat terasa dan dinikmati.
Konsisten akan tema simply stylish, Sonny Sutanto Architects dan CWDO
(Creative Whole Design Office) sebagai interior berhasil menampilkan nuansa
berwarna monokromatik serta kayu. Saat pertama kali memasuki hotel,
pengunjung disambut oleh ruang tamu besar yang mengajak para tamu lebih
mengenal kepribadian Yogyakarta yang hangat. Terdapat lima instalasi seni
kontemporer asli kearifan seniman lokal yang menghiasi area hotel ini.

Gambar 20; Kamar GAIA Cosmo Hotel


GAIA Cosmo Hotel terdiri dari 5 tipe kamar, yaitu Deluxe Twin dengan
pemandangan kota, Deluxe Twin dengan pemandangan kolam renang, Deluxe
Double dengan pemandangan kota, Deluxe Double dengan pemandangan
kolam renang, dan Deluxe Twin dengan balkon.

Terlihat sederhana namun tetap mengedepankan kenyamanan dan furnitur


fungsional, GAIA Cosmo menyiapkan 179 kamar dengan desain yang
terintegrasi antar area kamar mandi dan area wastafel. Tanpa pembatas yang
masif, ruang pun terasa lapang dan lebih berestetika. Selain fasilitas set
toiletries yang lengkap, terdapat kopi drip dari Inspira Roasters yang
merupakan kebanggaan dari GAIA Cosmo Hotel. Seluruh penggilingan hingga
pengepakan dilakukan secara in house oleh roeaster dan barista profesional.

Gambar 21; Swimming Pool GAIA Cosmo Hotel

Selain fasilitas kolam renang yang memiliki konsep Art Design, di lantai
Mezanine juga terdapat ruang meeting yang memberi kesan santai atau tidak
membosankan. Sehingga cocok untuk para pebisnis instansi yang mengadakan
acara yang berhubungan dengan gathering.

DAFTAR PUSTAKA
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No. 2 (2017) 2337-3520 (2301-
928X Print)
https://www.constructionplusasia.com/id/gaia-cosmo-hotel-yogyakarta/
itjeher.com
1001malam.com

CASA Indoneisa Modernisasi Kebudayaan Tradisional GAIA Cosmo

Anda mungkin juga menyukai