Anda di halaman 1dari 5

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

،‫ت أ َ ْع َما ّلنَا‬ َ ‫ور أ َ ْنفُ ّسنَا َو ّم ْن‬


ّ ‫س ّهيئَا‬ ّ ‫ش ُر‬ ّ ‫ َو َن ُعوذُ ّبا‬،ُ‫ي نَـحْ َمدُهُ َو َن ْستَ ّع ْينُهُ َو َن ْستَ ْغ ّف ُره‬
ُ ‫هلل ّم ْن‬ ّ ‫ا َ ْلـ َح ْمدُ ّ ه‬
ْ ‫لِل الَّ ّذ‬
ُ‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن الَّ إّلَهَ إّالَّ هللا َوحْ دَهُ َال ش َّريْكَ َله‬،ُ‫ّي لَه‬ َ ‫ض ّل ْل فَ ََل هَاد‬ ْ ُ‫ َو َم ْن ي‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ّ ‫َم ْن َي ْه ّد ّه هللاُ فَ ََل ُم‬
‫هللا َن ّب ّهينَا ُم َح َّمد‬
ّ ‫س ْو ّل‬ ُ ‫علَى َر‬ َ ‫سَلَ ُم‬
َّ ‫صَلَة ُ َوال‬ َّ ‫ َوال‬. ُ‫ي َب ْعدَه‬ َّ ‫سولُهُ الَ َن ّب‬ُ ‫َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُمـ َح َّمدا ً َع ْبدُهُ َو َر‬
‫هللا َح َّق تُقَا ّت ّه فَقَ ْد‬ ّ ‫َّاي ّبتَ ْق َوى‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َوأّي‬ّ ‫هللا أ ُ ْو‬
ّ َ‫ص َح ّبهَ َو َم ْن َّو َاالهُ ا َ َّما هب ْعدُ فَ َيا ّع َبد‬ ْ َ ‫علَى ا َ ّلهَ َو ا‬ َ ‫َو‬
َ‫فَازَ ْال ُمتَّقُ ْون‬

ُ‫لِل ْال َح ْمد‬


ّ َّ ّ ‫اَهللُ ا َ ْك َب ُرهللاُ ا َ ْك َب ُر َو‬
Alhamdulillah, pagi hari ini segenap kaum muslimin di seluruh tanah air dan sejumlah negeri
menunaikan shalat ‘Idul Adha 10 Dzuhlizah 1442 Hijriyah. Segenap kaum muslimin
mengumandangkan takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih sebagai wujud penghambaan diri kepada
Allah Yang Maha Rahman dan Rahim. Semua bersalawat kepada Nabi Muhammad, Rasul
akhir zaman yang menjadi uswah hasanah dan penyeba4 risalah rahmatan lil-‘alamim. Setiap
Muslim bersimpuh diri di hadapan Allah serta menunaikan sunnah Nabi shalat Idul Adha untuk
meraih ridha dan karunia Ilahi.

Kaum Musilim Rahimakumullah

‘Idul Adha adalah Hari Raya Penyembelihan hewan qurban. Kata kurban (qurban) artinya
dekat atau mendekatkan, yakni dekat dan mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan
beribadah shalat sunnah dua rakaat dan menyembelih hewan qurban sebagaimana dicontohkan
Nabi Muhammad mengikuti jejak Nabi Ibrahim. Allah berfirman dalam Al-Quran yang
artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim)
berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa
yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang
yang sabar.” (QS As-Shaffat: 102)

Berqurban memerlukan kepasrahan jiwa yang ikhlas untuk menjalankan perintah Allah,
kendati awalnya berat. Secara lahiriah setiap yang berkorban menyembelih hewan qurban dan
membagikannya kepada sesama, tetapi sejatinya yang bersangkutan berqurban kepada Allah
dengan berani mengorbankan sesuatu yang dimilikinya untuk sesuatu yang lebih utama, yakni
semakin mendekatkan diri kepada Allah sekaligus berbuat kebajikan yang luhur atau ihsan
kepada sesama.
Jika Ibrahim dan Ismail didukung Siti Hajar rela berqurban nyawa, meski kemudian diganti
dengan hewan qurban, maka jangan merasa berat untuk berqurban hanya seekor hewan
terutama bagi muslim yang berkemampuan. Dalam satu hadis Nabi bersabda yang artinya:
“Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah
ia mendekati tempat salat Ied kami.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

Kita malu kepada Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Siti Hajar yang rela mengorbankan jiwa demi
menunaikan perintah Allah. Meski akhirnya kurban jiwa diganti dengan hewan, namun
ketiganya teruji keimanannya. Bagi kita kaum muslim yang berkemampuan, apalah arti seekor
hewan bila dibandingkan dengan jiwa, maka mari tunaikan ibadah qurban hewan dengan
sepenuh keikhlasan. Meski hidup di masa pandemi terasa berat, bagi yang berkemampuan
jangan berat untuk tetap berqurban sebagai panggilan jiwa Islami yang pasrah dan berharap
anugerah Allah.

Keikhlasan dan kesabaran dalam berqurban melambangkan ketaqwaan. Jangan merasa sudah
bertaqwa kalau masih berat berqurban dengan seekor hewan qurban. Allah berfirman dalam
Al-Quran:

‫ع ٰلى َما‬ َ َ‫ّٰللا لُ ُح ْو ُم َها َو ََل ِد َم ۤا ُؤهَا َو ٰل ِك ْن َّينَالُهُ التَّ ْق ٰوى ِم ْن ُك ْۗ ْم َك ٰذلِك‬
َ ‫س َّخ َرهَا لَ ُك ْم ِلت ُ َك ِب ُروا ه‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ‫لَ ْن َّي َنا َل ه‬
٣٧ – َ‫ه َٰدى ُك ْم ْۗ َو َب ِش ِر ْال ُمحْ ِس ِنيْن‬
Artinya: “Daging-daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah
menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.“ (QS Al-
Hajj/22: 37).

Berqurban hewan kurban wujud ketaqwaan. Muslim yang beridul-adha dan berqurban dengan
ikhlas berarti dirinya naik derajat menjadi “al-muttaquun”, yakni orang-orang yang bertaqwa.
Taqwa adalah puncak segala keutamaan diri setiap muslim dan mukmin dalam menjalankan
perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, serta menunaikan segala kebaikan hidup yang
harmonis antara habluminallah dan habluminannas. Bukankah setiap muslim ingin dimuliakan
dan ditinggikan derajatnya di hadapan Allah? Orang bertaqwa itulah yang derajatnya
ditinggiikan Allah sebagai insan mulia.

Kaum Musilim Rahimakumullah


Di era pandemi Covid-19 yang sangat berat saat ini jiwa berqurban sangat tepat untuk
dikembangkan dalam berbagai kebajikan. Menegakkan disiplin protokol kesehatan, peduli
terhadap sesama yang berkekurangan, membantu meringankan para dokter dan tenaga
kesehatan, serta mengembangkan kebersamaan dalam mengatasi pandemi merupakan bukti
kaum muslimin mempraktikkan jiwa berqurban dalam kehidupan nyata. Termasuk
membagikan daging qurban bagi saudara-saudara kita yang sangat memmerlukan.

Esensi qurban ialah menebar kebaikan yang tulus dan bermakna. Pada suatu kali Nabi
Muhamamad ditanya: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab:
“Qurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka bertanya: “Apa keutamaan
yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai
rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka bertanya lagi: “Kalau bulu-bulunya?” Rasulullah
menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

Mari wujudkan jiwa berqurban dalam segala kebaikan hidup. Lebih-lebih di masa pandemi
yang banyak orang mengalami pendritaan jiwa, kesehatan, ekonomi, dan lainnya. Satu sama
lain harus memiliki jiwa peduli, berbagi, dan beramal kebajikan lebih-lebih untuk orang-orang
yang membutuhkan. Jangan egois merasa diri tidak terkena Covid, kemudian bersikap
sombong dan tidak berdisiplin mengikuti protokol kesehatan, serta mencerca mereka yang
disiplin dan taat aturan dengan tudingan penakut dan sejenisnya. Padahal agama mengajarkan
keseksamaan sebagai bagian dari taqwa dan ikhtiar mengatasi musibah.

Kembangkan solidaritas sosial yang memupuk persaudaraan, toleransi, perdamaian, dan


kebersamaan yang tulus sebagai sesama anak bangsa. Wujudkan secara luas kebiasaan gemar
menolong, berbagi rizki, melapangkan jalan orang yang kesulitan, mengentaskan mereka yang
lemah, membela orang yang terrzalimi, suka meminta dan memberi maaf, mengedepankan
kepentingan orang banyak, dan berbagai kebaikan sosial yang utama. Semua kebaikan itu
cermin dari ihsan yang diajarkan Allah sebagaimana firman-Nya:

ّ ‫ع ّن ْالفَحْ ش َۤا ّء َو ْال ُم ْن َك ّر َو ْال َب ْغي‬ ّ ‫ان َو ّا ْيت َۤا‬


َ ‫ئ ذّى ْالقُ ْر ٰبى َو َي ْنهٰ ى‬ ّ ‫س‬ ّ ْ ‫ّٰللا َيأ ْ ُم ُر ّب ْال َع ْد ّل َو‬
َ ْ‫االح‬ َ ‫۞ ا َّّن ه‬
٩٠ – َ‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْون‬ ُ ‫َي ّع‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS
An-Nahl: 90).

Setiap muslim harus memberi kebaikan bagi sesama dan kingkungan secara melintasi tanpa
diskriminasi. Bangun kebersamaan dengan sesama secara ikhlas dan bermanfaat. Sebagai
wujud berqurban bagi kepentingan sesama, setiap muslim sebaliknya menghindarkan diri dari
segala bentuk egoisme seperti bertindak semaunya sendiri, tidak mengikuti protokol kesehatan
karena merasa diri aman, dan berbuat yang merugikan pihak lain. Jauhi sikap berlebihan dan
tamak yang membuat keruskaan di muka bumi, memupuk kekayaan dengan merusak alam dsn
merugikan masyarakat, monopoli, oligarki, korupsi, dan menyalahgunakan kekuasaan.

Pasca Idul Adha setiap muslim perlu menyebarluaskan dan mempraktikkan ta’awun dan
ukhuwah atau solidaritas sosial sebagai budaya dan praksis sosial untuk membela kaum lemah,
menyadarkan kaum kaya agar mau berbagi, dan menebar serbakebajikan dengan sesama yang
bersifat melintasi. Budaya dan praksis solidaritas sosial juga disebarluaskan melalui
harmonisasi sosial yang memupuk benih-benih toleransi, welas asih, damai, dan saling
memajukan yang membawa pada kebajikan hidup kolektif yang luhur dan utama. Praktik
keagamaan dalam kehidupan sosial yang indah ini jangan mekar sesaat di kala ritual ibadah
semata, tetapi harus mewujud dan menyebarluas sepanjang masa dalam kehidupan sebagai
pantulan iman dan ihsan yang merahmati semesta alam.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Di akhir khutbah ini marilah kita bermunajat kepada Allah agar pasca ‘Idul Adha kita kaum
menjauhi muslimin makin menjadi insan yang shaleh, yang mau berkorban dalam menunaikan
kebajikan dan ketaqwaan. Seraya dengan itu selaku kaum beriman harus berani yang buruk
dan munkar agar kehidupan dilimpahi berkah Allah. Hidup di dunia ini sejatinya fana yang
harus diisi dengan iman, ilmu, dan amal shaleh yang membawa keselamatan di akhirat kelak
nan abadi.

Jalani kehidupan dengan ikhlas dan ihsan yang semakin kokoh yang melahirkan habluminallah
dan habluminannas yang semakin baik. Jadikan kehidupan ini penuh arti dengan fondasi iman,
Islam, dan taqwa untuk menggapai kebahagiaan di dunia akhirat dengan meraih surga jannatun
na’im dalam rengkuhan ridha dan karunia Allah Yang Maha Rahman dan Rahim. Aamiin ya
Rabbal ‘alamin.
‫ت اَالَحْ يآ ُء ّم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ّ‬
‫ت‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ّف ْر ّل ْل ُمؤْ ّم ّنيْنَ َواْل ُمؤْ ّمنَا ّ‬
‫ت َواْل ُم ْس ّل ّميْنَ َواْل ُم ْس ّل َما ّ‬
‫ع َلى‬ ‫ص ًرا َك َما َح َم ْلت َهٗ َ‬ ‫علَ ْينَا ٓ اِ ْ‬‫طأْنَا ۚ َربَّنَا َو ََل تَحْ ِم ْل َ‬ ‫اخ ْذنَا ٓ ا ِْن نَّ ِس ْينَا ٓ ا َ ْو ا َ ْخ َ‬
‫َربَّنَا ََل ت ُ َؤ ِ‬
‫عنَّ ْۗا َوا ْغ ِف ْر لَن َْۗا َو ْ‬
‫ار َح ْمنَا ْۗ‬ ‫ْف َ‬‫طاقَةَ لَنَا ِب ۚه َواع ُ‬ ‫الَّ ِذيْنَ ِم ْن قَ ْب ِلنَا ۚ َربَّنَا َو ََل ت ُ َح ِم ْلنَا َما ََل َ‬
‫س َنةً‬
‫آلخ َرةّ َح َ‬ ‫س َنةً َو ّفى اْ ّ‬‫علَى ْالقَ ْو ِم ْال ٰك ِف ِر ْينَ ‪َ .‬ر َّبنَا آ ّتنا َ فّى الدُّ ْن َيا َح َ‬ ‫ص ْرنَا َ‬ ‫ت َم ْو ٰلىنَا فَا ْن ُ‬ ‫ا َ ْن َ‬
‫ار‬ ‫عذ َ َ‬
‫اب ال َّن ّ‬ ‫َو ّق َنا َ‬
‫‪Walhamdulillahi robbil alamin‬‬
‫‪Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh‬‬

Anda mungkin juga menyukai