Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fadia Haya Wijayantiarni

NIM : 18311234

HAM MENURUT UUD 1945

Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha
Esa sejak lahir, maka tidak seorang pun dapat mengambilnya atau melanggarnya. Kita harus
menghargai anugerah ini dengan tidak membedakan manusia berdasarkan latar belakang ras,
etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin, pekerjaan, budaya, dan lain-lain. Namun perlu diingat
bahwa dengan hak asasi manusia bukan berarti dapat berbuat semena-mena, karena manusia juga
harus menghormati hak asasi manusia lainnya.
Ada 3 hak asasi manusia yang paling fundamental, yaitu :
1. Hak Hidup (Life)
2. Hak Kebebasan (Liberty)
3. Hak Memiliki (Property)
Ketiga hak tersebut merupakan hak yang fundamental dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun macam-macam hak asasi manusia dapat digolongkan sebagai berikut :
A. Hak asasi pribadi, yaitu hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi
manusia. Contohnya : hak beragama, hak menentukan jalan hidup, dan hak bicaara.
B. Hak asasi politik, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contohnya :
hak mengeluarkan pendapat, ikut serta dalam pemilu, berorganisasi.
C. Hak asasi ekonomi, yaitu hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian.
Contohnya : hak memiliki barang, menjual barang, mendirikan
perusahaan/berdagang, dan lain-lain.
D. Hak asasi budaya, yaitu hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat.
Contohnya : hak mendapat pendidikan, hak mendapat pekerjaan, hak
mengembangkan seni budaya, dan lain- lain.
E. Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dah pemerintahan, yaitu hak yang
berkaiatan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contohnya : hak mendapat
perlindungan hukum, hak membela agama, hak menjadi pejabat pemerintah, hak
untuk diperlakukan secara adil, dll. Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara

/
pengadilan. Contohnya : dalam penyelidikan, dalam penahanan, dalam penyitaan,
dll.
HAM DALAM PEMBUKAAN UUD 1945
Prinsip hak-hak asasi manusia di dalam Pembukaan UUD 1945 tertuang di alinea pertama
hingga keempat.
 Alinea pertama “Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa” Dalam alinea ini berarti
adanya pengakuan atas hak asasi manusia atas kebebasan atau kemerdekaan dan segala
bentuk penjajahan dan penindasan oleh bangsa lain.

 Alinea kedua “Mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan


Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.” Alinea ini
mengakui hak asasi di bidang politik, yaitu kedaulatan serta bidang ekonomi yakni
kemakmuran dan keadilan.
 Alinea ketiga “Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas” Alinea ini mengakui
bahwa kemerdekaan nasional dan kemerdekaan pribadi warga negaranya merupakan
anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
 Alinea keempat “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa
melaksanakan ketertiban dunia” Alinea ini mengakui kemerdekaan nasional yang
mengayomi kemerdekaan warga negara yang meliputi segenap golongan dan lapisan
masyarakat, jaminan atas kesejahteraan sosial, menghormati kemerdekaan setiap bangsa
di dunia, perdamaian hidup dan kesejahteraannya.
HAM DALAM BATANG TUBUH UUD 1945
• Pasal 27 ayat (1): “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tdak ada
kecualinya.” Pasal ini menyatakan adanya kewajiban (menjunjung tinggi hukum dan
pemerintahan) sebagai salah satu hak asasi. Untuk itu berarti warga negara memperoleh
jaminan atau perlindungan hukum. Demikian pula pengakuan atas kesamaan semua
warga negara dalam hukum dan pemerintahan.”
• Pasal 27 ayat (2): “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan. Pasal ini mengandung pengakuan dan jaminan martabat
manusia, karenanya ia berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

/
kemanusiaan.
• Pasal 28 (A—J), pasal 28 ini telah mengalami perubahan berdasarkan ketetapan MPR
tanggal 18 Agustus 2000, sehingga mengalami pe.mekaran menjadi beberapa pasal,
yaitu: Pasal 28A, 28B, 28C, 28E, 28F, 28G, 28H, 281, dan 28J. Kesemua pasal mi
mengatur tentang hak-hak asasi manusia.
• Pasal 29 ayat (2): “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.” Pasal ini merupakan pencerminan hak asasi pribadi dalam memilih, menentukan,
dan memeluk sesuatu agama sesuai dengan keyakinannya.
• Pasal 30 ayat (1), berdasarkan Ketetapan MPR tanggal 18 Agustus 2000 diubah bunyinya
menjadi: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.” Pasal ini merupakan pengakuan dan jaminan terhadap hak dan
kewajiban warga negara untuk mempertahankan keamanan negara.
• Pasal 31 ayat (1): “Tiap-tiap warga regara berhak mendapatkan pengajaran”. Pasal 31
ayat (2): “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional yang diatur dengan undang-undang”. Pasal ini mencerminkan pengakuan dan
jaminan atas hak memperoleh pendidikan dan pengajaran bagi seluruh warga negara.
Pemerintah sendiri berkewajiban ikut mengusahakan dan menyelenggarakan pendidikan
dan pengajaran nasional yang diatur melalui undang-undang. Pasal 32 merumuskan:
“Pemerintah mengajukan kebudayaan nasional Indonesia”. Pasal ini mengharuskan
pemerintah untuk mengusahakan kebudayaan nasional agar dapat maju dan
berkembang, sedangkan warga negara berhak ikut serta mengembangkan kebudayaan
berdasarkan kemampuan masing-masing.
• Pasal 33 ayat (1): “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.” Pasal 33 ayat (2): “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.” Pasal 33 ayat (3):
“Bumi dan air dan kekayaan ilam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran Rakyat”. Pasal mi mnje1askan rakyat
atau setiap warga negara berhak ikut serta dalam kegiatan ekonomi. Perekonomian yang
diusahakan secara bersama, berdasarkan asas kekeluargaan seperti koperasi.
• Pasal 34 merumuskan: “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”.
Pasal ini mewajibkan pemerintah untuk memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar
sesuai dengan kemampuan pemerintah, sepertm panti jompo dan panti yatim piatu.
/
HAM DALAM PENJELASAN UUD 1945
HAM dalam penjelasan meliputi:
 Hak akan kebebasan dan kemandirian peradilan, yang termuat dalam penjelasan pasal
24 dan 25 UUD 1945 “ kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya terlepas
dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubungan dengan itu, harus diadakan jaminan dalam
undang-undang tentang kedudukan para hakim”.
 Hak mempertahankan tradisi budaya, yang termuat dalam penjelasan pasal 32 UUD
1945 “kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat
Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak
kebudayaan di daerah-daerah diseluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha
kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya, persatuan dengan tidak menolak
bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri serta memperingati derajat kemanusiaan bangsa Indonesia”
 Hak mempertahankan bahasa daerah, yang termuat dalam penjelasan pasal 36 UUD
1945, “di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyat dengan
baik-baik bahasa-bahasa itu akan dihormati da dipelihara juga oleh negara. Bahasa-bahasa itu
pun merupaka sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup.”
HUBUNGAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN UUD 1945
A. Hubungan HAM dengan UUD 1945 dapat diterjemahkan dalam moral bangsa sebagai
berikut : Kebijaksanaan harus diarahkan pada kebijaksanaan politik dan hokum,
dengan perlakuan serta hak dan kewajiban yang sama bagi siapapun, perorangan atau
kelompok yang berada di dalam batas wilayah NKRI.
B. Kebijaksanaan Ekonomi dan Kesejahteraan, dengan kesempatan serta beban
tanggungjawab yang sama, bagi siapapun yang ingin berusaha atas dasar persaiangan
yang sehat.
C. Kebijaksanaan Pendidikan dan Kebudayaan, dengan kebebasan serta batasan – batasan
yang perlu menjaga ketahanan dan pertahanan mental terhadap anasir dan eksploitasi
dari dalam dan luar negeri.
D. Kebijaksanaan luar negeri, meningkatkan kehormatan bangsa yang merdeka yang bias
mengatur diri sendiri, serta mampu menyumbang pada hubungan baik antara bangsa –
bangsa di dunia.

/
DAFTAR PUSTAKA :
Arinanto Satya, Hak Asasi Manusia Dalam Transisi Politik Di Indonesia. Jakarta, Pusat Studi
Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
Nurul Qamar, Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum Demokrasi, ctk.kedua, Sinar Grafika,
Jakarta, 2013

Anda mungkin juga menyukai