Anda di halaman 1dari 2

Bersabarlah Atas Nikmatnya Selasa, 23/11/2010 13:02 WIB | oleh Mashadi

Tak ada lagi yang dapat diucapkan kepada siapapun, kecuali harus mengucapkan, bersabarlah atas
segala pemberian Allah Azza Wa Jalla ini.

Kesabaran inilah yang akan menjadikan manusia sempurna dalam kehidupannya. Kesabaran inilah
yang akan mengantarkan manusia mendapatkan ridha Allah Azza Wa Jalla. Kesabaran inilah yang
akan menyebabkan manusia mendapatkan kemuliaan disisi-Nya.

Bersabar atas nikmat iman yang telah diberikan oleh Allah Azza Wa Jalla kepada kita. Bersabar
atas nikmat Islam yang telah diberikan oleh Allah Azza Wa Jalla kepada kita. Sabar dengan iman
yang kita miliki ini, kita akan menjadi kekasih-Nya yang kekal. Tak akan nista hidup kita.
Selamanya.

Dengan nikmat Islam, dan bersabar dengannya, kita akan menjadi manusia yang hidup dengan
lurus, mendapatkan ‘shirat’ (jalan lurus), tak akan pernah tersesat selama-lamanya. Menjadikan
petunjuk Rabbaniyah itu, bagi kehidupan kita, maka akan mendapatkan kebahagian dan kedamaian.
Tak ada cara lain, dan methode lain, yang dapat mengantarkan kehidupan yang membawa kepada
kehidupan yang damai dan tenteram, kecuali Islam.

ِ ‫صبَ َر أُولُو ْال َع ْز ِم ِمنَ الرُّ س ُِل َواَل تَ ْستَع‬


Allah Ta’ala berfirman : ‫ْجل لَّهُ ْم‬ َ ‫فَاصْ بِرْ َك َما‬

“Maka bersabarlah seperti para rasul yang memiliki keteguhan itu telah bersabar.”(QS. al-Ahqaf
[46] : 35)

Mereka yang memiliki kesabaran dan keteguhan adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad
Shallahu Alaihi Wa Sallam.

Mereka hamba-hamba-Nya yang memiliki kesabaran dan keteguhan dalam memegang keimanan,
keislaman mereka. Mereka sangat teguh. Tidak mudah berubah oleh pengaruh lingkungan, kondisi,
dan faktor-faktor keduniawian.

Mereka benar-benar berpegang teguh dengan apa yang telah diberikan oleh Allah Azza Wa Jalla.
Tidak ada yang dapat menggoyahkan sikap mereka sedikitpun. Termasuk bagaimana ketika mereka
menghadapi tekanan dan bujukan, mereka tetap sabar. Mereka hanya memilih janji-Nya dan ridha-
Nya.

Pribadi yang benar-benar menjadi uswah,dan kita harus beritiba’ kepada Rasulullah Shallahu Alaihi
Wa Sallam, karena sifat-sifatnya yang memberikan pelajaran yang sangat luar biasa bagi kehidupan
seluruh umat manusia.

Bagaimana Beliau yang telah menggenggam kekuasaan. Beliau telah memiliki segalanya. Segala
yang diinginkan manusia. Berupa kehidupan dunia. Tetapi Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam,
tak pernah tersentuh hatinya dengan semua yang artifisial duniawi. Beliau tetap bergeming dengan
dakwahnya. Inilah teladan manusia yang sabar di muka bumi.

Abu Sofyan pernah menawarkan pernik-pernik kehidupan. Kekuasan, harta, dan perempuan cantik,
diantara perempuan Qurays, tetapi Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, menolaknya. Tidak ada
kemuliaan dengan kehidupan yang artifisial berupa dunia. Kekuasaan, harta, dan perempuan, semua
itu memiliki limitasi, tak pernah kekal.

Semuanya akan berakhir dengan ketentuan-Nya. Rasulullah memilih yang kekal, yang sempurna,
dan kenikmatan yang panjang, tanpa akhir, yaitu kehidupan akhirat. Janji-Nya diyakini tak akan
pernah selisih, karena bukan janji manusia.
Nuh berdakwah selama 950 tahun siang dan malam. Tak mendapatkan sambutan kaumnya. Tidak
yang menyambut seruannya. Mereka menolak. Mereka menolak agama Allah, manhaj-Nya, dan
syariat-Nya.

Allah Ta’ala berfirman :

‫ت قَوْ ِمي لَ ْياًل َونَهَارًا‬


ُ ْ‫قَا َل َربِّ إِنِّي َدعَو‬

‫فَلَ ْم يَ ِز ْدهُ ْم ُدعَائِي إِاَّل فِ َرارًا‬

َ َ‫صابِ َعهُ ْم فِي آ َذانِ ِه ْم َوا ْستَ ْغ َشوْ ا ثِيَابَهُ ْم َوأ‬


‫صرُّ وا َوا ْستَ ْكبَرُوا ا ْستِ ْكبَارًا‬ َ َ‫َوإِنِّي ُكلَّ َما َدعَوْ تُهُ ْم لِتَ ْغفِ َر لَهُ ْم َج َعلُوا أ‬

“Nuh berkata, Rabbi, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku
itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap aku menyeru
mereka (kepada iman) agar engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke
dalam telinganya dan menutup bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan
menyombongkan diri dengan sangat”. (QS. Nuh [71] : 5-7).

Itulah sebuah fragmen kehidupan para Rasul dan Anbiya’. Mereka akan menghadapi kaum yang tak
mau menerima petunjuk dan agama Allah. Mereka mengingkari , dan bahkan mereka
memjusuhinya. Inilah fragmen kehidupan yang berlangsung sepanjang sejarah kehidupan, tak
pernah akan berakhir di sepanjang kehidupan manusia.

Orang-orang yang sabar, teguh, dan tunduh dengan memilih jalan yang telah diberikan oleh Allah
Azza Wa Jalla, melawan orang-orang yang sudah dari awal menolaknya. Tetapi mereka tetap sabar,
dan tidak pernah dengan kondisi yang ada. Para Rasul akan selalu menghadapi umat dan kaum
yang mendustakan agama Allah. Sepanjang sejarah. Karena itu, sikap sabar yang diberikan para
Rasul dalam mengemban misi risalah-Nya, selalu menjadi bagian dari sejarah kehidupan ini.

Pelajaran yang tidak memiliki batas. Pelajaran yang akan terus berlangsung bagi kehidupan. Bagi
mereka yang ingin menegakkan agama Allah. Tidak ada waktu berhenti. Tidak ada waktu menjadi
kecewa. Karena menuju kepada kabaikan dan kesempurnaan agama Allah selalu dihadapkan
berbagai cobaan dan penderitaan. Inilah kehidupan yang pernah dialami para Rasul. Tetapi mereka
menjadi manusia-manusia yang paling mulia disisi-Nya.

Al-Qur’an menegaskan bahwa orang-orang yang sabar telah dipersiapkan balasan baik dari Allah,
yaitu ketika nanti mereka kembali kepada-Na dan berdiri dihadapan-Nya. Kesabaran mereka akan
diganti dengan sesuatu yang paling mulia dan diberikan juga pahala yang sangat besar dan banyak.

Firman Allah :

َ‫نِ ْع َم أَجْ ُر ْال َعا ِملِين‬

َ َ‫الَّ ِذين‬
َ‫صبَرُوا َو َعلَ ٰى َربِّ ِه ْم يَت ََو َّكلُون‬

“ .. Alangkah bagus ganjaran orang-orang yang beramal baik, yaitu mereka yang sabar dan
bertawakkal kepada Rabb mereka”. (QS. al-Ankabut [29] : 58-59)

Begitu indahnya janji Allah Azza Wa Jalla bagi orang-orang yang sabar, dan telah mengikatkan diri
mereka dengan apa-apa yang telah disyariatkan oleh Allah Rabbul Alamin. Wallahu’alam.

Anda mungkin juga menyukai