Anda di halaman 1dari 25

Laporan Studi Lapangan Mata Kuliah Psikologi Klinis

Dosen Pengampu : Dra., Mutingatu Sholichah, M.Si

Disusun Oleh :

1. Rini Maulida 1900013114


2. Zelfia Ainun Fasya 1900013136
3. Siska Wanda Raihan 1900013148
4. Siti Rayyan Umami 1900013161
5. Meylani Safira 1900013164

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2021
BAB I
Pengantar
A. Latar Belakang
Praktik tugas lapangan merupakan salah satu kegiatan wajib yang harus ditempuh
oleh seluruh mahasiswa psikologi Universitas Ahmad Dahlan yang mengambil mata kuliah
psikologi klinis. Tujuan dari tugas lapangan ini adalah memberikan pengalaman kepada
mahasiswa dalam mepraktikkan proses asesmen. Hal tersebut dilaksanakan dalam rangka
memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa. Serta dapat memperluas wawasan,
pelatihan dan pengembangan kompetensi yang diperlukan dalam bidang psikologi klinis,
peningkatan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan memecahkan
masalah.
Dalam penyusunan laporan studi lapangan ini tidak terlepas dukungan dari berbagai
pihak. Kami secara khusus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu. Kami banyak menerima bimbingan, petunjuk dan bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak baik yang bersifat moral maupun material. Pada kesempatan ini
kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT dengan segala rahmat serta karunia-Nya yang memberikan kekuatan bagi
peneliti dalam menyelesaikan laporan studi lapangan ini.
2. Kepada Ibu Dra., Mutingatu Sholichah, M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah
psikologi klinis.
3. Kepada pihak GC dan orang tua yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk
dapat mepraktikkan proses asesmen.
4. Kepada teman-teman GC yang telah berpartisipasi membantu kami dalam
memperoleh banyak informasi.
5. Teman-teman seperjuangan dari kelompok 10 yang telah memberikan banyak
masukan serta dukungan, semangat, motivasi, serta doa hingga kita dapat
menyelesaikan laporan studi lapangan ini dengan baik.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan.
Semoga laporan studi lapangan ini dapat bermanfaat kepada para pembaca.
BAB II
Manajemen Kasus Klinis
A. Bagan proses atau alur asesmen klinis

B. Penjelasan
1. Menyusun Guide Observasi & Wawancara awal untuk melakukan observasi
dan interview kepada klien.
2. Bertemu klien untuk pengambilan data menggunakan guide awal yang telah
disusun.
3. Menganalisis data awal dari hasil interview, observasi dan dokumen
menggunakan pedoman diagnostik DSM/PPDGJ.
4. Melakukan observasi dan wawancara lanjutan untuk mengambil data lengkap.
5. Melakukan klasifikasi dengan mendiagnosis dan merancang intervensi.
6. Mengkomunikasikan kepada keluarga klien mengenai rancangan intervensi
yang telah dibuat.
BAB III
Laporan Hasil Observasi dan Wawancara
A. Identitas Klien
1. Nama (Inisial) : GC
2. Usia : 17 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pendidikan : SMA
5. Agama : Islam
6. Anak Ke- :2
7. Pekerjaan Ayah : Pedagang
8. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
9. Pendidikan Ayah : SMP
10. Pendidikan Ibu : SMP
11. Suku : Bugis

B. Hasil Observasi
a) Kesan Awal
- GC memiliki bentuk tubuh yang cenderung kurus dibandingkan teman-
teman laki-lakinya
- GC memiliki rambut yang ikal
- GC memiliki kulit yang lebih terawat dibandingkan teman-teman laki-
lakinya
b) Observasi Lanjutan
- GC memiliki ekspresi wajah yang cenderung ekspresif dibarengi dengan
gerakan tubuh yang menunjukkan suasana hatinya, seperti melompat sambil
bertepuk tangan ketika bahagia
- GC memiliki cara bicara yang lemah lembut
- GC lebih suka melakukan permainan yang merupakan stereotip perempuan
- GC lebih suka bermain dengan saudara perempuannya
- GC lebih suka memakai pakaian perempuan
- GC seringkali kedapatan memakai lipstick
C. Hasil Wawancara
Selama wawancara berlangsung ibu subjek mengatakan bahwa subjek tidak
pernah melakukan konsultasi kepada psikolog atau yang berwenang menangani
permasalahan dirinya. Karena tidak pernah berkonsultasi, subjek pun tidak mengalami
perubahan dalam dirinya. Pada proses wawancara ibu subjek mengatakan ada
beberapa perilaku menyimpang yang ditunjukkan subjek seperti gemar mengenakan
pakaian perempuan dan lain sebagainya.

D. Simpulan

PPDGJ atau DSM Temuan Terpenuhi?


No kode : F64.2
Ya Tidak

Keinginan anak yang Subjek sering menggunakan ●


“mendalam” (pervasive) miniset saat berpakaian. subjek
dan “menetap” juga sering melakukan
(persistent) untuk menjadi perawatan kuku seperti
(atau keteguhan bahwa perempuan dan subjek suka
dirinya adalah) jenis memakai lipstik.
kelamin lawan jenis-nya,
disertai penolakan
terhadap perilaku, atribut
dan/atau pakaian yang
sesuai untuk jenis
kelaminnya; Tidak ada
rangsangan seksual dari
pakaian.

Yang khas adalah bahwa Sikap kemayu yang dimiliki ●


manifestasi pertama subjek sudah ada atau tampak
timbul pada usia pra- pada saat subjek masih di
sekolah. Gangguan sudah Sekolah Dasar (SD). Hal ini
tampak sebelum pubertas. ditunjukkan dengan cara jalan
subjek yang gemulai serta
subjek juga sangat suka
menyisir rambutnya dengan
jari dan seringkali
menunjukkan gesture seperti
anak perempuan.

Pada kedua jenis kelamin, Subjek tidak menunjukkan ●


kemungkinan ada adanya penyangkalan terhadap
penyangkalan terhadap struktur anatomi pada jenis
struktur anatomi jenis kelamin yang dimilikinya.
kelaminnya sendiri, tetapi
hal ini jarang terjadi.

Ciri khas lain, anak Sikap gemulai dan kemayu ●


dengan gangguan identitas yang dimiliki subjek sejak SD
jenis kelamin, meyangkal ini banyak mendapat ejekan
bahwa dirinya terganggu, dari teman-teman subjek.
meskipun mereka Hingga saat ini (subjek sudah
mungkin tertekan oleh SMA) subjek sudah terbiasa
konflik dengan keinginan dengan ejekan tersebut atau
orang tua atau kawan gunjingan tetangganya. Kini
sebayanya dan oleh ejekan subjek tidak merasa terganggu
dan/atau penolakan oleh dengan sikap gemulai yang dia
orang-orang yang miliki.
berhubungan dengan
dirinya.

Berdasarkan tabel di atas, kami simpulkan dugaan diagnosis sementara subjek


yaitu mengalami gangguan identitas jenis kelamin masa kanak. Hal ini didasarkan
pada temuan yang menunjukkan bahwa subjek memiliki tiga kriteria dari empat
kriteria pada pedoman diagnostik DSM dan PPDGJ No kode F64.2
LAMPIRAN
Guide Observasi dan Wawancara Penjajagan
Guide Observasi Penjajagan

No. Aspek Deskripsi Hasil Observasi

1. Fisik a. Perawakan subjek cenderung kurus,


a. Personal memiliki tinggi badan kira-kira 160 cm
b. Setting Tempat dengan berat badan diperkirakan sekitar 45
kg, memiliki rambut yang ikal, bentuk
muka yang oval, dan subjek cukup rapi
dalam penampilannya.
b. Setting tempat di ruang tamu rumah subjek
dengan perkiraan luas 4x4 meter, dan
suasana yang agak sedikit gerah dengan
banyak perabot rumah tangga.

2. Kognitif a. Pemahaman yang dimiliki subjek cukup


rendah. Hal ini ditunjukan pada
a. Pemahaman kesehariannya saat subjek diajak
b. Gaya pemecahan komunikasi oleh orang lain subjek tidak
masalah langsung menjawab ataupun memberikan
respon karena lama dalam memikirkan
jawaban serta menunjukkan gesture
kemayu saat diajak berkomunikasi.
b. Gaya pemecahan masalah yang digunakan
subjek lebih dominan kepada metode trial
and error, hal ini dapat dilihat saat subjek
bermain dengan menyusun gelas plastik
menjadi piramida, diawal subjek selalu
gagal dengan susunan yang kurang
seimbang. Semakin banyaknya kesempatan
mencoba yang dimiliki subjek, dia pun
berhasil menyusun gelas plastik tersebut
menjadi piramida. Subjek sering didapati
ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan
yang ditanyakan Saat subjek ditanya
tentang makanan apa yang disukainya,
subjek lama dalam berfikir dan subjek
menjawab “Soto” dengan nada bicara yang
rendah dan ragu-ragu.
3. Emosi Saat subjek diajak komunikasi oleh orang lain
subjek menunjukkan ekspresi malu-malu serta
kemayu, subjek juga selalu murah senyum dan
menunjukkan ekspresi centil saat berpapasan
dengan orang lain. Saat subjek dalam perjalanan
ke masjid untuk sholat berjamaah, subjek berjalan
dengan raut muka yang datar dan banyak
menunduk. Selama observasi berlangsung subjek
dominan menunjukkan ekspresi yang ceria.

4. Sosial a. Subjek merupakan orang yang pemalu,


oleh sebab itu jika subjek bertemu dengan
a. Interaksi dengan orang baru, subjek akan lebih memilih
orang yang baru diam atau mejauh untuk menyendiri dari
dikenal, orang baru tersebut. Saat subjek disapa
b. Interaksi dengan oleh ibu penjaga warung didekat
teman sebaya rumahnya, subjek hanya mengangguk dan
c. Interaksi dengan ayah, tersenyum dan langsung kembali
ibu, guru, atasam, kerumahnya
orang yang lebih tua, b. Subjek menunjukkan interaksi yang tidak
d. Interaksi dengan terlalu dekat dengan teman seumuran yang
saudara kandung lain karena subjek jarang ikut berkumpul
atau bermain bersama mereka, saat subjek
diajak untuk nongkrong bersama teman-
teman subjek menolak dan lebih memilih
menghabiskan kegiatannya didalam rumah
seperti bermain gadget.
c. Subjek berperilaku sopan dengan kedua
orang tuanya dengan tidak meninggikan
suara ketika diajak komunikasi. Subjek
lebih dekat dengan sang ayah, karna
didalam rumah subjek tinggal bersama
ayah dan ibu tiri serta saudara-saudaranya.
d. Subjek sesekali diajak bermain makeup
dengan saudarinya dirumah ataupun hanya
sekedar rebahan dikamar mereka sambil
bermain handphone.

5. Motorik a. Subjek memiliki motorik kasar yang baik


hal ini ditunjukkan saat subjek sering
a. Motorik kasar bergerak dengan berjalan kaki ke masjid
b. Motorik halus untuk Sholat berjamaah. Subjek juga sering
menggunakan tangannya untuk membawa
barang, mengangkat jemuran, dan mencuci
sepatu.

b. Motorik halus yang dimiliki subjek baik


seperti saat subjek suka memainkan jari,
menggunakan jari-jarinya untuk menyisir
rambut, suka memainkan tangannya sendiri,
dan subjek juga suka menggambar anime

6. Komunikasi a. Saat subjek sedang bermain HP, subjek


diperintah ibunya untuk membeli galon di
a. Komunikasi non warung yang letaknya sekitar 2 Km dari
verbal rumah, subjek yang sedang fokus bermain
b. Komunikasi verbal HP itu pun hanya menjawab “hmmm”
sambil mengangguk yang berarti “iya”
kepada ibunya. Subjek juga mendapat
pertanyaan dari tetangga nya tentang kapan
dia punya pacar, subjek hanya menjawab
dengan menggeleng sambil mengibaskan
tangannya dengan malu-malu.

b. Saat berbicara subjek tidak memiliki


kesulitan apapun, memiliki artikulasi kata
yang jelas dan tidak gagap

7. Motivasi

a. Ketekunan dalam
mengerjakan tugas
-
b. Keinginan
menyelesaikan tugas
hingga tuntas
c. Antusiasme

8. Konsentrasi Saat subjek sedang mengerjakan PR-nya, awalnya


subjek fokus untuk menyelesaikan soal yang
diberikan. Namun saat subjek mendapatkan notif
HP subjek pun beralih membuka HP dan lupa dia
sedang mengerjakan PR.
9. Perilaku Beragama Subjek seringkali didapati pergi ke masjid untuk
sholat berjamaah, berdoa sebelum makan,
berpuasa ramadhan dan sholat ied fitri. Subjek
juga sering didapati puasa sunnah Senin-Kamis.

Guide Wawancara Penjajagan

No. Aspek Pertanyaan Hasil Wawancara

1. Fisik - Bagaimana gaya - Orang tua subjek


berpakaian mengatakan subjek suka
a. Personal subjek ? sekali memakai miniset,
b. Setting - Apakah subjek dan sering didapati
Tempat suka merawat ketahuan menggunakan
dirinya seperti lipstick
rajin - Subjek senang merawat
menggunting dirinya dan melakukan
kuku ? perawatan kuku seperti
rajin menggunting kuku.

2. Kognitif - Bagaimana - Prestasi akademik yang


a. Pemahaman prestasi dimiliki subjek standar
b. Gaya akademik subjek - Nilai-nilai mata pelajaran
pemecahan di sekolah ? subjek cenderung normal
masalah - Apakah ada atau rata-rata
mata pelajaran - Subjek menyukai mata
yang disukai pelajaran seni karena
subjek? subjek pandai
menggambar anime

3. Emosi - Bagaimana - Ekspresi yang


ekspresi emosi ditunjukkan subjek saat
subjek saat bahagia yaitu sering
sedang bahagia, tersenyum dan tertawa.
sedih, dan Pipi subjek juga sering
marah atau bersemu
jengkel ? - Ekspresi subjek saat
subjek merasa sedih dan
marah subjek lebih
menunjukkan sikap diam
dengan alis yang tertaut
garis bibir yang datar
setelah itu subjek akan
menjauh menyendiri.

4. Sosial - Apa yang subjek - Dengan orang lain subjek


a. Interaksi lakukan jika cenderung menunjukkan
dengan orang mendapaat sikap malu-malu dan
yang baru sapaan dari lebih memilih sembunyi
dikenal. orang baru? jika ada orang baru yang
b. Interaksi - Bagaimana sedang menyapaya
dengan teman hubungan dijalan atau jika ada yang
sebaya. subjek dengan tiba-tiba bertanya alamat
c. Interaksi teman-teman pada subjek dia akan
dengan ayah, main ataupun menghindari orang
ibu, guru, teman-teman tersebut.
atasam, orang sekolahnya saat - Interaksi subjek dengan
yang lebih disekolah teman sebayanya dapat
tua. maupun diluar dikatakan cukup jauh
d. Interaksi sekolah? karena subjek lebih
dengan - Bagaimana memilih untuk bermain
saudara perilaku subjek dengan saudara
kandung saat sedang perempuannya didalam
misalnya berbicara atau di rumah.
kakak atau nasihati - Subjek lebih sering
adik) orangtuanya? berinteraksi dengan
- Apakah subjek ayahnya dibandingkan
sering dengan ibu tiri nya.
bertengkar - Interaksi subjek dengan
dengan saudara- saudara-saudaranya
saudaranya saat sangat baik atau dekat.
dirumah ? Subjek lebih suka untuk
bermain didalam rumah
dengan saudari
perempuannya.
5. Motorik - Apakah subjek - Subjek tidak terlalu
a. Motorik kasar senang senang beraktivitas diluar
b. Motorik halus melakukan rumah, subjek lebih
aktivitas diluar senang menghabiskan
rumah? waktunya di rumah
dengan bermain gadget.
- Subjek suka menggambar
anime.

6. Komunikasi - Apakah subjek - Subjek lebih sering


a. Komunikasi lebih sering menggunakan
non verbal menggunakan komunikasi non verbal.
b. Komunikasi komunikasi non Hal itu terjadi karena
verbal verbal ? sikap pemalu dan
- Sikap pemalu
kemayu yang dimiliki
dan kemayu
subjek. Sehingga saat
yang dimiliki
subjek apakah diajak komunikasi subjek
itu lebih sering menjawab
mempengaruhi menggunakan anggukan
komunikasi kepala atau
verbal yang menggelengkan kepala.
dimiliki subjek ? - Sikap pemalu dan
kemayu yang dimiliki
subjek tidak memberikan
dampak apa-apa pada
kemampuan komunikasi
verbal subjek. subjek
dapat berbicara dengan
baik, lancar, dan
artikulasi yang jelas.

7. Motivasi - Iya, Orang tua subjek


a. Ketekunan - Apakah subjek mengatakan bahwa
dalam berusaha subjek berusaha untuk
mengerjakan mengerjakan mengerjakan tugas
tugas dengan baik sekolahnya dengan baik.
b. Keinginan tugas sekolah Saat diperintah oleh
menyelesaika atapun perintah orang tua nya subjek juga
n tugas yang diberikan melaksanakannya dengan
hingga tuntas oleh guru dan baik, seperti saat subjek
c. Antusiasme orangtua nya? di suruh untuk membeli
- Apakah subjek garam di warung subjek
merasa malas akan melakukannya
untuk dengan baik dan benar.
mengerjakan - Tidak juga, meski
tugas rumah kadang-kadang dia malas
yang diberikan saat mengerjakan PR.
guru atau Namun, subjek tetap
perintah dari mengerjakannya dengan
orangtuanya? sebaik mungkin.
- Apakah subjek Begitupun saat mendapat
sering perintah dari
menunjukkan orangtuanya.
antusiasme yang - Iya, subjek sangat
tinggi ketika bersemangat saat diajak
mendapat tugas orangtuanya untuk sholat
atau perintah berjamaah dimasjid.
dari guru dan subjek akan langsung
orangtuanya ? menuruti dan sangat
atau mungkin bersemangat untuk
menjadi lebih melaksanakan sholat 5
semangat ? waktu dimasjid dengan
ayahnya.

8. Konsentrasi - Bagaimana - Menurut orang tua


konsentrasi subjek, subjek sering kali
subjek saat bermain HP saat sedang
belajar ? belajar.
- Apakah subjek - Orang tua subjek
akan marah saat mengatakan tidak, karena
kegiatannya sifat pemalu dan kemayu
terganggu ? yang dimiliki subjek,
meski subjek terganggu
dan marah saat
kegiatannya terusik,
subjek hanya akan diam
lalu pergi dan
menyendiri.
9. Perilaku - Kegiatan lain - Subjek tidak mengikuti
Beragama apa yang diikuti kegiatan yang
subjek yang diselenggarakan di
diselenggarakan masjid karena subjek
di masjid seperti tidak terlalu suka
mengaji? berinteraksi dengan
- Apakah subjek lingkungan eksternalnya.
selalu sholat - Subjek selalu sholat
berjamaah berjamaahh di masjid dan
dimasjid ? berangkat bersama
ayahnya

Guide Observasi Wawancara Tematik


A. Identitas Klien
1. Nama (Inisial) : GC
2. Usia : 17 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pendidikan : SMA
5. Agama : Islam
B. Tujuan
Untuk mengetahui apakah subjek memiliki gangguan identitas jenis kelamin
masa kanak.
C. Pedoman Wawancara
1. Definisi Konseptual
Gangguan identitas kelamin adalah perilaku seseorang merasa bahwa ia adalah
seorang pria atau wanita, dimana terjadi konflik antara anatomi gender seseorang
dengan identitas gendernya (Nevid, 2002).
Memenuhi paling sedikit 3 ciri-ciri gangguan identitas jenis kelamin masa kanak
pada pedoman diagnostik PPDGJ atau DSM No. Kode F64.2 yaitu :
1. Keinginan anak yang “mendalam” (pervasive) dan “menetap” (persistent)
untuk menjadi (atau keteguhan bahwa dirinya adalah) jenis kelamin lawan
jenis-nya, disertai penolakan terhadap perilaku, atribut dan/atau pakaian yang
sesuai untuk jenis kelaminnya; Tidak ada rangsangan seksual dari pakaian.
2. Yang khas adalah bahwa manifestasi pertama timbul pada usia pra-sekolah.
Gangguan sudah tampak sebelum pubertas.
3. Pada kedua jenis kelamin, kemungkinan ada penyangkalan terhadap sruktur
anatomi jenis kelaminnya sendiri, tetapi hal ini jarang terjadi.
4. Ciri khas lain, anak dengan gangguan identitas jenis kelamin, menyangkal
bahwa dirinya terganggu, meskipun mereka mungkin tertekan oleh konflik
dengan keinginan orang tua atau kawan sebayanya dan oleh ejekan dan/atau
penolakan oleh orang-orang yang berhubungan dengan dirinya.
2. Definisi Operasional
Gangguan identitas jenis kelamin masa kanak adalah suatu fenomena yang
biasanya akan timbul pertama kali pada masa prasekolah dan sudah mulai tampak
sebelum masa pubertas. Ada keinginan yang mendalam dan persisten untuk
menjadi jenis kelamin lawan jenisnya atau yakin bahwa ia adalah jenis kelamin
lawan jenisnya.

Guide Observasi Tematik

Aspek Indikator Hasil Observasi

Keinginan anak yang - Berulang kali - Subjek sering


“mendalam” (pervasive) menyatakan menggunakan miniset saat
keinginan untuk
dan “menetap” berpakaian. subjek juga
menjadi atau
(persistent) untuk memaksakan sering melakukan
menjadi (atau keteguhan bahwa ia adalah perawatan kuku seperti
lawan jenis.
bahwa dirinya adalah) perempuan dan subjek
- Lebih suka
jenis kelamin lawan jenis- melakukan sesuatu suka memakai lipstik.
nya, disertai penolakan yang merupakan -
stereotip lawan
terhadap perilaku, atribut
jenis.
dan/atau pakaian yang - Lebih suka
sesuai untuk jenis memakai pakaian
kelaminnya; Tidak ada lawan jenis.

rangsangan seksual dari


pakaian.

Yang khas adalah bahwa - Gangguan muncul - Sikap kemayu yang


manifestasi pertama sebelum pubertas. dimiliki subjek sudah ada
timbul pada usia pra- atau tampak pada saat
sekolah. Gangguan sudah subjek masih di Sekolah
tampak sebelum Dasar (SD). Hal ini
pubertas. ditunjukkan dengan cara
jalan subjek yang gemulai
serta subjek juga sangat
suka menyisir rambutnya
dengan jari dan seringkali
menunjukkan gesture
seperti anak perempuan.

Pada kedua jenis kelamin, - Rasa tidak nyaman - Subjek tidak menunjukkan
kemungkinan ada yang terus menerus adanya penyangkalan
dengan jenis
penyangkalan terhadap terhadap struktur anatomi
kelamin
sruktur anatomi jenis biologisnya atau pada jenis kelamin yang
kelaminnya sendiri, tetapi rasa terasing dari dimilikinya.
peran gender jenis
hal ini jarang terjadi.
kelamin tersebut.

Ciri khas lain, anak - Tidak merasa - Sikap gemulai dan


dengan gangguan memiliki gangguan kemayu yang dimiliki
pada dirinya.
identitas jenis kelamin, subjek sejak SD ini
menyangkal bahwa banyak mendapat ejekan
dirinya terganggu, dari teman-teman subjek.
meskipun mereka Hingga saat ini (subjek
mungkin tertekan oleh sudah SMA) subjek sudah
konflik dengan keinginan terbiasa dengan ejekan
orang tua atau kawan tersebut atau gunjingan
sebayanya dan oleh tetangganya. Kini subjek
ejekan dan/atau tidak merasa terganggu
penolakan oleh orang- dengan sikap gemulai
orang yang berhubungan yang dia miliki.
dengan dirinya.

Guide Wawancara Tematik

Struktur Pertanyaan

A. Opening 1. Bagaimana kabar anda hari ini ?

2. Sudah sarapan apa belum ?

3. Apa kegiatan anda sehari-hari disini ?

4. Apakah bisa diwawancara pada saat ini ?

Struktur Aspek Pertanyaan Hasil Wawancara

B. Body Keinginan anak yang - Bagaimana - Menurut orang tua


“mendalam” (pervasive) perilaku subjek subjek, subjek
dalam memandang
dan “menetap”
memandang diri dirinya baik-baik
(persistent) untuk dirinya selama saja dan tidak
menjadi (atau keteguhan ini ? masalah dengan
- Apakah subjek perilaku kemayu
bahwa dirinya adalah)
lebih suka yang dia miliki.
jenis kelamin lawan berinteraksi subjek merasa
jenis-nya, disertai dengan lawan bukan masalah jika
jenis ? dirinya bersikap
penolakan terhadap
berbeda dari
perilaku, atribut dan/atau teman-teman laki-
pakaian yang sesuai laki yang subjek
untuk jenis kelaminnya; miliki. Subjek juga
tidak menunjukan
Tidak ada rangsangan ada yang salah
seksual dari pakaian. dengan perilaku
dirinya
- Subjek lebih
banyak memiliki
teman perempuan.
Sebenarnya subjek
juga suka
berintraksi dengan
laki-laki tapi subjek
merasa saya lebih
mudah berteman
dengan teman
perempuannya
- Subjek ini terlihat
merasa lebih
nyaman berpakaian
menggunakan
bapakaian
perempuan. tapi
ayah subjek
seringkali melarang
dia untuk memakai
pakaian perempuan
atapun lipstik

Yang khas adalah bahwa - Sejak kapan - Sejak kecil subjek


manifestasi pertama subjek mulai sudah suka
merasa nyaman menunjukkan
timbul pada usia pra-
berperilaku perilaku kemayu
sekolah. Gangguan sudah seperti lawan seperti perempuan
tampak sebelum jenis ?

pubertas.

Pada kedua jenis - Apakah subjek - Subjek tidak


kelamin, kemungkinan terlihat merasa pernah meras ada
ada yang salah yang salah dengan
ada penyangkalan
dengan tubuhnya, subjek
terhadap sruktur tubuhnya ? merasa tubuhnya
anatomi jenis sehat-sehat saja dan
normal
kelaminnya sendiri,
tetapi hal ini jarang
terjadi.

Ciri khas lain, anak - Apakah subjek - Subjek nyaman


dengan gangguan memperlihatkan dengan dirinya
perilaku yang sekarang
identitas jenis kelamin,
nyaman dengan - Subjek sudah
menyangkal bahwa dirinya yang terbiasa dengan
dirinya terganggu, sekarang ? ejekan-ejekan di
- Apakah subjek
meskipun mereka lingkungan tempat
merasa
mungkin tertekan oleh terganggu tinggalnya
konflik dengan keinginan dengan sehingga sekarang
keinginan orang
orang tua atau kawan subjek tidak merasa
tua, kawan,
sebayanya dan oleh ejekan dan/atau terganggu dengan
ejekan dan/atau penolakan oleh hal tersebut
orang-orang
penolakan oleh orang-
disekitarnya ?
orang yang berhubungan
dengan dirinya.

Struktur Pertanyaan

C. Closing 1. Apakah ada hal lain yang ingin anda sampaikan atau anda
tanyakan ?
2. Apakah anda bisa dihubungi kembali bila kami
membutuhkan pernyataan lanjutan ?
Verbatim Wawancara Awal (Pejajagan)

A : Observer (Siska Wanda Raihan)


B : Observee (Ibu Tiri GC)
A : “Assalamualaikum Tante, selamat pagi. Maaf ini mengganggu waktunya pagi-pagi hehe”
B : “Waalaikumsalam Mbak, eh iya engga papa”
A : “Kenalin tante nama saya Siska Wanda Raihan, mahasiswi semester 4 Fakultas Psikologi
Universitas Ahmad Dahlan. jadi disini saya pengen meminta informasi nih sama tante selaku
ibu dari GC. apakah tante bersedia ?”
B : “Iya bersedia Mbak”
A : “Ummm, tante gimana kabarnya hari ini?”
B : “Alhamdulillah baik Mbak”
A : “Alhamdulillah. Okay, saya pengen tanya nih tante GC saat ini usianya berapa ya?”
B : “Dia 17 tahun Mbak, sekarang kelas 2 SMA”
A : “bagaimana kegiatannya sehari-hari tante?”
B : “ yaa kegiatannya kebanyakan di rumah karena lagi pandemi gini ya semuanya serba di
rumah, dia sekolah online main hp ya gitu deh mba di rumah terus”
A : “apakah GC jarang keluar rumah bermain dengan teman-temannya?”
B : “ya mba dia kebanyakan menghabiskan waktu di rumah, kadang keluar sebentar buat
jajan tapi nggak sering gitu mba”
A : “kenapa GC jarang keluar tante? apakah GC tidak memiliki banyak teman?”
B : “saya kurang tahu kalau itu mba, ee teman sih punya yaa tapi setiap saya tanya dia nggak
keluar main selalu dijawab “malas ah, panas” gitu mba ”
A : “apakah selama ini ibu merasa ada yang perilaku aneh dari GC?”
B : “jujur aja ya mba sebenarnya sejak menjadi ibu tirinya saya menemukan peralatan
mandinya itu punya perempuan kayak sabun wajah dan warnanya kebanyakan warna cerah
lah saya jadi mikir ini anak ko ya pake sabun wajah perempuan nanti wajahnya bisa rusak
akhirnya saya beliin dia sabun wajah laki-laki tapi malah tidak pernah dipakai, pernah waktu
itu saya tidak sengaja melihat dia mencoba miniset kakaknya kebetulan kakaknya perempuan
semua ya saya spontan langsung marah ke dia”
A : “apakah GC suka merawat diri?”
B : “ya mba dia suka merawat diri, suka rawat kuku tangan sampa kakinya juga. terus juga
kadang pake kutek mba ”
A : “Kalau konsentrasi GC nih tante saat belajar atau mengerjakan tugas sekolah, bagaimana
tante ?”
B : “Mungkin karna masih online jadi ya pegang hp terus”
A : “Apakah GC akan marah saat kegiatannya terganggu ?”
B : “Tidak Mbak, dia anaknya jarang marah, paling kalo marah gitu cuma gerutu abis itu
masuk kamar deh”
A : “Apakah GC berusaha mengerjakan dengan baik tugas rumah dan perintah yang
diberikan ibu atau ayahnya?”
B : “Iya Mbak, dia selalu mengerjakan tugas-tugas sekolahnya, kalau di suruh juga anaknya
nurut, walaupun misal disuruh ke warung yang agak jauh dia males gitu tapi tetep berangkat”
A : “Apakah GC terlihat merasa malas saat mengerjakan tugas rumah dan perintah orang
tua?”
B : “kadang-kadang sih Mbak, kadang kalo PR sekolah gitu emang dia agak males
ngerjainnya. nanti kalo dapet soal yang susah minta kakaknya yang ngerjain”
A : “Saya pengen tau nih tante, bagaimana ya ekspresi GC jika GC sedang merasa bahagia?”
B : “Kalau lagi seneng ya senyum-senyum gitu Mbak, kadang kalau ada yang lucu ya dia
ketawa sampe ngakak, kalo udah ngakak suka sampe guling-guling”
A : “Kalau ekspresi saat lagi sedih dan marah gimana tante ?”
B : “Dia kalau lagi sedih atau marah lebih ke diem gitu Mbak, biasanya ya langsung masuk
kamar gitu”
A : “Lalu bagaimana dengan interaksi GC dengan orang lain atau orang yang baru dikenal?”
B : “Dia biasanya ya jarang keluar kamar Mbak kalau lagi ada tamu, kayak kemaren pas
lebaran sama pas kakaknya nikah ya gitu di kamar aja anaknya”
A : “Kalau interaksi GC ke tante dan ke ayahnya bagaimana te ?”
B : “Dia lebih ke ayahnya sih daripada ke saya”
A : “Kalau dengan saudara-saudaranya bagaimana tante ?”
B : “Baik aja, mereka sering ngumpul”
A : “Ummm, GC suka melakukan aktivitas di luar rumah gak tante? kalau iya aktivitasnya
seperti apa?”
B : “Jarang Mbak dia sukanya di rumah aja, yaa… paling main hp, terus suka gambar-gambar
anime di buku tulisnya gitu”
A : “Okay, oh iya tante…. GC ini anaknya suka ngomong gitu gak? atau jarang? dan kenapa?
B : “Anaknya ini pemalu gitu Mbak, jadi kalau berbicara pun jarang ya cuma lancar aja kalau
ngomong cuma pemalu anaknya. Dia juga kalo ngomong suka kaya prempuan yang
kecentilan gitu tapi langsung dimarah ayahnya kalo ketauan”
A : “Sikap pemalu GC apakah mempengaruhi komunikasi verbalnya tante ?”
B : “Engga Mbak, dia kalo ngomong lancar kok gak cedal atau ribet gitu waktu ngobrol”
A : “Okay, saya mau tanya lagi tante apakah GC suka sholat berjamaah bersama keluarga di
rumah?”
B : “Engga Mbak, dia sukanya sholat sama ayahnya di masjid. Ya lima waktu di masjid
terus”
A : “Apakah GC mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di masjid seperti TPA ?”
B : “Engga Mbak, dia engga terlalu suka main di luar jadi gapernah ikut-ikut kegiatan yang
ketemu banyak orang”
A : “Oh begitu, baik tante makasih banyak atas waktu dan kesempatannya, nanti kalau saya
pengen tanya-tanya lagi atau butuh informasi lagi apakah boleh saya kesini lagi?”
B : “Iya Mbak silahkan”
A : “Terima kasih tante”
B : “Sama-sama”

Verbatim Wawancara Lanjutan (Tematik)

A : Observer (Siska Wanda Raihan)

B : Observee (Ibu Tiri GC)

A: “Assalamualaikum. Selamat Pagi..maaf mengganggu waktunya lagi pagi-pagi gini”

B: “Waalaikumsalam, ga apa-apa mbak”

A : “Bagaimana kabarnya Tante?”

B : “Baik mbak, mbaknya sendiri gimana?”

A : “Baik Tante Alhamdulillah, sekarang saya mau lanjut tanya-tanya soal GC Tante,
gimana?”

B : “Oh iya mbak boleh”

A : “Menurut tante apa setelah GC tau kalo dia suka hal-hal feminim seperti perempuan, GC
tetap berperilaku normal atau merasa ada yang salah dengan dirinya ?”

B : “Menurut saya GC yaa baik-baik aja gitu mbak, dia juga gak pernah merasa kalo sikap
kemayu nya itu masalah, dia juga selalu mengaggap kalo jadi beda dari teman-teman laki-
lakinya gak apa-apa gitu mbak, kaya gak masalah buat dia”
A : “Kalo interaksinya GC sama lawan jenisnya itu gimana tante?”

B : “GC emang lebih banyak temen perempuan sih mbak, walaupun jarang main keluar. GC
suka ngobrol lama gitu kalo udah ketemu temen perempuannya, kaya gossip gitu deh mba”

A : “Tapi temen laki-laki punya?”

B : “Punya cuma dia lebih mudah temenan sama perempuan gitu mbak, GC juga gapernah
mau diajak main futsal sama temen laki-lakinya, kalo diajak pasti lebih milih dirumah aja”

A : “Kalo soal pakaiannya GC, apa dia keliatan lebih nyaman memakai pakaian perempuan
tante?”

B : “Iya betul mbak, dia nunjukin kalo dia lebih nyaman pakai pakaian perempuan padahal
kadang ayahnya itu ngelarang GC pake pakaian perempuan, pake lipstik”

A : “Sebenernya sejak kapan sih tante GC ini nyaman berperilaku seperti perempuan?”

B : “Kalo pastinya saya gak inget ya mbak dari kapan cuma emang dari kecil dia udah
kemayu gitu mbak”

A : “GC ini pernah gak sih keliatan merasa kaya ada yang salah dengan tubuhnya?”

B : “Gak pernah sih mbak, dia ngerasa tubuh-tubuhnya sehat-sehat aja, normal aja”

A : “GC ini keliatan nyaman gak sama dirinya sekarang?”

B : “Menurut saya sih iya mbak, dia nyaman sama keadaan dia sekarang. Buktinya kalo ada
yang komentarin, dia mah cuek aja mbak”

A : “Dia merasa terganggu gak sama ejekan-ejekan orang lain, ditolak orang-orang gitu,
terganggu gak?”

B : “Kalo saya sih merasa dia udah terbiasa ya mbak diejek-ejek gitu jadi dia sekarang gak
pernah ngerasa terganggu sama ejekan-ejekan itu”

A : “Oooh oke deh tante ini udah selesai, terima kasih ya tante sudah mau meluangkan
waktunya buat bagi informasi soal GC”

B : “Iya mbak sama-sama, senang bisa bantu mbak”.

A : “Iya tante, sekali lagi terima kasih”


B : “Iya mbak sama-sama”
Daftar Pustaka
Buku Saku Diagnosis Gangguan. Jiwa Rujukan Singkat Dari PPDGJ III dan DSM-5.

Anda mungkin juga menyukai