Disusun Oleh :
Joe S.O
Rio Fernando
Asriyani
Sopiyan
Alfitria Amanda
ErlisaSusilawati
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa yang maha pengasih lagi maha
penyayang . Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Manajement Patient Safety.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap penyusun dan pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi risiko. Banyaknya jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar,
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Menurut
Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai: The failure of a
planned action to be completed as intended (i.e., error of execusion) or the use of a
wrong plan to achieve an aim (i.e., error of planning). Artinya kesalahan medis
didefinisikan sebagai: suatu kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk
diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu kesalahan tindakan) atau perencanaan
yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu kesalahan perencanaan). Kesalahan yang
terjadidalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event
(KejadianTidakDiharapkan/KTD).
WHO mencanangkan World Alliance for Patient Safety, program bersama dengan
berbagai negara untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit.Di Indonesia,
telah dikeluarkan pula Kepmen nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentangPedoman Audit
Medis di RumahSakit, yang tujuan utamanya adalah untuk tercapainya pelayanan medis
prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan memberikan keselamatan bagi
pasien. Perkembangan ini diikuti oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
(PERSI) yang berinisiatif melakukan pertemuan dan mengajak semua stakeholder rumah
sakit untuk lebih memperhatian keselamatan pasien di Rumah Sakit.
1.3 Tujuan
Makalah ini di buat penulis dengan tujuan agar mahasiswa, dapat mengetahui dan
memahami bagaimana proses Penerapan identifikasi pasien dengan tepat dan Penerapan
Komunikasi Efektif agar berguna bagi penulis dan pembaca.
1.4 Manfaat
Makalah ini di buat oleh penulis agar meminimalisir kesalahan dalam tindakan
pemberitahuan klien untuk Penerapan identifikasi pasien dengan tepat dan Penerapan
Komunikasi Efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.3. Petugas kesehatan bisa keliru mengidentifikasi pasien, yaitu pada saat:
a. Pasien masih dalam kondisi tidak sadar atau kesadaran menurun karena
anastesi/pembiusan setelah tindakan operasi
b. Paisen pindah tempat tidur tanpa koordinasi
c. Pasien pindah kamar tanpa koordinasi
d. Pindah lokasi/ ruangan/ instalasi di dalam rumah sakit
e. Pasien cacat indera (pendengaran/ penglihatan)
2.1.7. Mengidentifikasi pasien pada the event of wrong patient, wrong procedureor
wrong site clinical incident
Salah-lokasi, Salah-prosedur, Salah Pasien Pada Operasi, Adalah Sesuatu
Yang Mengkhawatirkan Dan Tidak Jarang Terjadi Di Rumah Sakit, Penyebabnya
:
1. Komunikasi Yang Tidak Efektif/Tidak Adekuat Antara Anggota Tim Bedah
2. Kurang/Tidak Melibatkan Pasien Di Dalam Penandaan Lokasi (Site Marking)
3. Tidak Ada Prosedur Untuk Verifikasi Lokasi Operasi
4. Asesmen Pasien Yang Tidak Adekuat
5. Penelaahan Ulang Catatan Medis Tidak Adekua
6. Budaya Yang Tidak Mendukung Komunikasi Terbuka Antar Anggota Tim
Bedah
7. Resep Yang Tidak Terbaca (Illegible Handwriting)
8. Pemakaian Singkatan
A. Kesimpulan
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/MANAJEMEN-
KESELAMATAN-PASIEN-Final-DAFIS.pdf
http://eprints.unipdu.ac.id/465/1/BAB%20I.pdf
https://www.academia.edu/37455422/MANAJEMEN_PATIENT_SAFETY_DI_RUMAH_S
AKIT