Lakso Palembang dibuat dari rempah-rempah yang dipercaya berkhasiat untuk menangkal Virus Corona (Liputan6.com / Nefri Inge)
SUMEKS.CO– Setiap bisnis bila mau bertahan perlu terus berinovasi. Apalagi di masa
pandemi. Termasuk bisnis kuliner. “Ada 2 strategi sih yang kita terapkan waktu PSBB di
bulan Maret kemarin. Pertama kita jual Holycow ready to cook. Jadi daging sudah kita
potong, diberi bumbu khas kemudian di vacumm pack.
Konsumen bisa membelinya di marketplace dan bisa masak sendiri di rumah,” ujar
Lucy Wiryono, Owner Holycow dan Creative Flip Burger Indonesia, pada Webinar
“Adaptasi Bisnis Kuliner dengan Kebiasaan Baru” yang diselenggarakan oleh Komite
Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (19/10/2020).
Kreativitas ini tidak berhenti dengan membekukan makanan, dalam pelayanan
konsumen juga. Konsumen tetap dilayani tanpa perlu turun dari kendaraan masing-masing.
“Kita melihat habit konsumen. Mereka berusaha mencari hiburan, tapi kemana-mana gak
bisa, cuman bisa di mobil aja.”, terang Lucy.
Menjadi kreatif adalah kunci untuk bisa beradaptasi di masa pandemi seperti saat ini.
Hal ini juga menjadi bagian dari inovasi model bisnis, konten makanan hingga
pemasarannya. “Permasalahan adaptif pada kebutuhan konsumen ini yang sering dilupakan
teman-teman. Jadi sering kali, misalkan bikin kue, bikin kue gitu tok. Jangan gitu. Orang-
orang itu punya batas bosannya.” ungkap Nina Susilowati, Founder Komunitas
Langsungenak pada forum yang sama. Jadilah kreatif, mulai lakukan adaptasi dan
kembangkan inovasi. Inilah 3 kunci untuk bisa produktif di masa pandemi.
(PEN/VNP/VJY/satgascovid-19)