Anda di halaman 1dari 28

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS

PROPOSAL PROGRAM PEMBERDAYAAN


“BIBIT PENGGERAK EKONOMI PEMUDA (BPEP)”
(Studi Kasus: Dusun Krajan Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

Disusun oleh:
Kelas B Agribisnis 2012

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
Kelas B
Anggota Kelompok :

1. Septy Putri Erika N. 125040100111005


2. Ayu Meifnatul V.P. 125040100111014
3. Ayu Novita Marliny 125040100111017
4. Ega Nauli Adisti 125040100111022
5. FX Bimo Pratomo 125040100111041
6. Rismawati Berliana S. 125040100111044
7. Brilliant Mentari D. 125040100111057
8. Larasati Aisyah R.A. 125040100111063
9. Fadhilla Dinda P. 125040100111081
10. Nila Alviya 125040100111083
11. Nila Rahmawati 125040100111095
12. Astrini Putri H. 125040100111099
13. Nata Rina Utami 125040100111119
14. Tiara Ratna Agung Aisyah 125040100111134
15. Iswatul Rodiyah 125040100111136
16. Imam Syafii 125040100111160
17. M. Johan Okvi Angga 125040100111204
18. Olvia Cindi L. 125040100111207
19. Nur Ali Mustofa 125040100111250
20. Eka Bunga Ocwilanda 125040101111002
21. Intan Mastura Rachma 125040101111067
22. Chusnul Chotimah 125040101111074
23. Solicha Nur Firdaws 125040101111099
24. Nadia Rahma 125040101111106
25. Dewi Sri Putri 125040101111136
26. Riantria Rahandari 125040101111151
27. Basa Uli Simanjutak 125040101111166
28. Krisna Satria P 125040101111169
29. Mutiara Novitaria S 125040101111186
30. Hasiolan Agung S.P 125040101111192
31. Imam Baihaqi 125040101111196
32. Narman Aryanto S 125040101111208
33. Riri Aryanti 125040107111003
34. Ghazy Haidar Yafi 125040107111006
35. Anisya Erisca 125040107111026
36. Hilman Noerwikan 125040107111034
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 JUDUL PROGRAM


Program Bibit Penggerak Ekonomi Pemuda (BPEP): Pilot Project Dusun
Krajan Desa Kucur Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
1.2 LATAR BELAKANG
Dusun krajan merupakan salah satu bagian dari 7 dusun yang ada di Desa
Kucur. Dusun Krajan terletak di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang. Sebagian besar masyarakat di dusun ini menggantungkan hidup mereka
di bidang pertanian. Sistem pertanian yang ada di dusun ini sebagian besar
memanfaatkan lahan agroforestri. Hal tersebut dikarenakan letak dari wilayah ini
yang berada dekat dengan lahan hutan milik perhutani. Selain penduduk yang
bekerja sebagai petani hutan, Dusun Krajan memiliki potensi lain yakni memiliki
cukup tenaga kerja yang sebagian besar terdiri dari para pemuda. Yang dimaksud
dengan pemuda disini adalah masyarakat Dusun Krajan yang telah menginjak usia
15 hingga 30 tahun. Namun, kesadaran para pemuda di wilayah ini akan
pentingnya menempuh pendidikan masih cukup rendah Hal ini diketahui dari hasil
survey lapang yang dilakukan, dari total jumlah pemuda yang ada di wilayah ini,
remaja yang masih sekolah berkisar antara 20 orang, sementara yang berprofesi
sebagai petani atau peternak berjumlah 20 orang. Dan yang lain bekerja sebagai
buruh pabrik, tukang batu, dan bekerja di bidang meubel. Informasi lain yang
diperoleh, sebagian besar pemuda di dusun ini hanya tamatan SMP.
Melihat adanya potensi dari lahan agroforestri yang belum dimanfaatkan
secara optimal, dan banyaknya tenaga kerja dari pemuda setempat maka
diputuskan untuk menciptakan suatu program yang bertujuan untuk membantu
memberdayakan pemuda Dusun Krajan, menciptakan lapangan kerja, dan
membantu dalam meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat setempat khusunya
untuk pemuda. Program ini kami namakan “Bibit Penggerak Ekonomi Pemuda”
atau yang biasa disingkat dengan BPEP. Mekanisme kerja dari program ini sendiri
adalah memanfaatkan potensi wilayah di Dusun Krajan itu sendiri (lahan
agroforestri dan tenaga kerja dari pemuda).
Bibit akan disediakan oleh pihak fasilitator. Untuk bibit yang akan
dibudidayakan sendiri, adalah tanaman jahe. Dipilihnya tanaman ini bukan tanpa
alasan. Hal ini dikarenakan pada survey yang dilakukan secara langsung,
didapatkan informasi bahwa tanaman yang memiliki potensi paling besar adalah
tanaman jahe. Dari keterangan kepala desa setempat, tanaman jahe dari Dusun
Krajan memiliki kualitas yang baik dan banyak dicari oleh konsumen dari luar
kota. Dalam hal ini, kami akan melakukan budidaya tanaman jahe gajah. Jahe
gajah merupakan salah satu jenis jahe yang memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi. Potensi jahe gajah untuk pasar dalam negeri sendiri sangat meyakinkan,
banyak dari perusahaan jamu dalam negeri yang membutuhkan jahe gajah sebagai
bahan baku dari pembuatan jamu. Salah satunya adalah PT. Sidomuncul.
Perusahaan yang bergerak di bidang farmasi ini sudah eksis sejak tahun 1940.
Dari hasil observasi, diketahui bahwa PT. Sidomuncul setiap bulanya
membutuhkan kurang lebih 15 ton jahe gajah. Ini merupakan peluang yang sangat
bagus bagi Dusun Krajan untuk menjadi penyetok jahe gajah pada perusahaan
tersebut, mengingat iklim di dusun tersebut sangat mendukung untuk dilakukanya
budidaya jahe, dan ditambah dengan banyaknya tenaga kerja dari pemuda desa
setempat maka bukan tidak mungkin jika pada suatu saat nanti dusun ini dapat
menjadi pemasok tetap jahe gajah untuk PT. Sidomuncul.

1.3 IDENTIFIKASI MASALAH


Permasalahan yang terlihat pada Dusun Krajan Desa Kucur Kecamatan Dau
dapat dilihat dari tiga aspek yakni berupa permasalahan dalam bidang sumberdaya
alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya ekonomi.
a. Masalah sumberdaya alam yang terlihat adalah kurangnya pengelolaan
daerah agroforestri Dusun Krajan, masih banyak agroforestri di pinggir
hutan yang belum dikelola secara optimal. Ini merupakan salah satu
potensi yang dimiliki oleh Dusun Krajan.
b. Masalah sumberdaya manusia yang terlihat pada Dusun Krajan adalah
masih banyaknya pemuda desa yang tidak bekerja atau menganggur
setelah lulus Sekolah Menengah Pertama. Sedangkan kemampuan fisik
para pemuda tersebut bisa dikatakan masih sangat sanggup untuk bekerja
di lapang.
c. Masalah sumberdaya ekonomi, sumberdaya ekonomi yang ada di desa
hanya berasal dari pekerjaan yang rata-rata bekerja sebagai buruh pabrik
dan petani tegal yang hanya menanam pada saat musim hujan.

Permasalahan ketiga aspek tersebut mulai dirasa oleh masyarakat Dusun


Krajan. Permasalahan yang terutama dirasa adalah masalah ekonomi,
ketidakberdayaan masyarakat dalam mencari pekerjaan yang layak merupakan
indikator utama yang menyebabkan masalah ini, karena rata-rata masyarakat
Dusun Krajan hanya lulusan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
Sedangkan dari ketiga permasalahan tersebut apabila digabungkan memiliki
potensi yang sangat besar, yaitu adanya tenaga kerja pemuda desa yang
mencukupi, lahan agroforestri yang belum teroptimalkan manfaatnya, serta
adanya hasil keuntungan yang diperoleh apabila kedua potensi di atas
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

1.4 TUJUAN PROGRAM


1.4.1 Tujuan Umum
Mewujukan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam
pemanfaatan sumberdaya alam melalui pengembangan kawasan berada di
sekitar agroforestri yang berorientasi pada percepatan pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
1.4.2 Tujuan Khusus
 Penyedia lapangan kerja pemuda Dusun Krajan, Desa Kucur
sekitar agroforestri.
 Peningkatan pendapatan pemuda Dusun Krajan, Desa Kucur
sekitar agroforestri.
 Mengembangkan kemampuan pemuda dalam mengelola program
sesuai dengan sistem dan prosedur pelaksanaan sebagai upaya
meningkatkan akses dalam kontrol pemuda terhadap
pengembangan sumber daya alam, sumber daya manusia dan
sumberdaya ekonomi.
 Mengembangkan kemampuan pengelolaan usaha dan peluang
berusaha baik secara mandiri maupun kolektif.
 Menyediakan sarana dan prasarana sebagai pendukung kemampuan
dan potensi sumber daya alam dan manusia yang dimiliki oleh
Dusun Krajan, Desa Kucur.

1.5 SASARAN
Sasaran program ini adalah masyarakat Dusun Krajan, Desa Kucur sekitar
agroforestri khususnya para pemuda berusia 15 – 25 tahun yang tidak melanjutkan
sekolah dan tidak memiliki pekerjan/pengangguran. Menurut data yang diperoleh
dari Kepala Desa Kucur, terdapat 40 orang yang pemuda yang dinilai kurang
produktif sehingga perlu diberi peluang usaha yang dapat meningkatkan
produktivitas mereka.

1.6 LUARAN YANG DIHARAPKAN


1. Pemuda mampu berperan dalam pembangunan desa melalui partisipasi
aktif dalam memanfaatkan lahan tegal produktif yang hanya ditanami
dengan tanaman tahunan.
2. Pemuda yang tidak melanjutkan sekolah dan tidak bekerja mempuyai
kesempatan untuk memperoleh penghasilan tambahan dan ilmu
pengetahuan mengenai ketrampilan wirausaha dalam mengelola lahan
tegal produktif yang hanya ditanam dengan tanaman tahunan.
3. Pemuda mampu mengelola program sesuai dengan sistem dan prosedur
pelaksanaan sebagai upaya meningkatkan akses dalam kontrol pemuda
terhadap pengembangan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan
sumberdaya ekonomi di Dusun Krajan, Desa Kucur.
4. Pemuda mampu mengelola usaha dan peluang baik secara mandiri
maupun kolektif .
5. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung
jalannya usaha pemanfaatan lahan tegal produktif yang hanya ditanami
dengan tanaman tahunan.
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT

Dusun Krajan adalah salah satu dusun yang berada di Desa Kucur,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Secara geografis Dusun Krajan memiliki
potensi yang cukup strategis dengan luas wilayah 94 Ha. Dusun ini memiliki luas
lahan yang digunakan untuk pemukiman sekitar 28 Ha, untuk lahan pertanian
kurang lebih sekitar 66 ha dengan proporsi 60% (39.6 ha) ditanami tanaman
semusim seperti cabai, tomat, jagung dan 40% (26,4 ha) lainnya ditanami tanaman
tahunan seperti jabon, sengon, jati, dan mahoni dengan status kepemilikan milik
pribadi.
Wilayah Dusun Krajan secara umum mempunyai ciri geologis berupa
daratan tinggi, dengan kelerengan 5%-10% dan lahan tanah kering yang hanya
bisa mengandalkan pertanian pada curah hujan, sehingga masyarakat Desa Kucur
banyak yang melakukan pekerjaan sebagai buruh pabrik rokok. Disamping itu
juga ada sebagian wilayah yang masih bergantung pada sektor pertanian, terutama
diwilayah yang kondisi tanahnya subur. Hasil pertanian yang masih menjadi
andalan masyarakat Dusun Krajan adalah Jagung, jahe, Cabe Merah, tomat, cabe
kecil, ubi kayu dan sekitar 26,4 Ha lahan pertanian ditanami kayu seperti sengon
laut/akasia dan jabon.

2.1 TINGKAT PENDIDIKAN


Pendidikan indonesia yang mewajibkan pendidikan dasar sembilan tahun
direspon baik bagi masyarakat perkotaan namun sedikit respon baik dari
masyarakat pedesaan, tidak berlanjutnya sekolah dasar sembilan tahun ini banyak
terjadi di daerah pedesaan. Salah satunya terjadi di Dusun Krajan Desa Kucur
Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Masyarakat di Dusun Krajan tercatat bahwa
yang mengenyam pendidikan tingkat atas sangatlah rendah sekitar 0,5% dan yang
mengenyam sekolah dasar sebanyak 88% sisanya mengenyam pendidikan
menengah pertama dan menengah atas sebanyak 9.5% untuk menengah pertama
dan 2% untuk menengah atas. Maka dapat disimpulkan tingkat kesadaran dan
respon masyarakat Dusun Krajan terhadap pendidikan sangatlah rendah. Remaja
Dusun Krajan lebih banyak yang memilih menjadi buruh pabrik rokok dari pada
melanjutkan sekolah tingkat atas
Alasan pertama remaja Dusun Krajan yang tidak melanjutkan sekolah
tingkat atas adalah ekonomi yang tidak mencukupi, alasan kedua kurangnya
motivasi dari orang tua, teman dan masyarakat sekitar untuk melanjutkan sekolah
tingkat atas (SMA), alasan ketiga kurangnya kesadaran diri sendiri akan
pentingnya pendidikan yang akan menyejahterakan hidupnya kelak, alasan
lainnya yaitu jauhnya jarak antara rumah tempat tinggal mereka terhadap sekolah.
Sekolah di Dusun Krajan hanya terdapat Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah
Menengah Pertama swasta, Sekolah Menengah Atas tidak ada di Dusun Krajan.

2.2 TINGKAT PENDAPATAN


Penduduk Desa Krajan sekitar 250 orang, terdapat 4 sektor yang dijadikan
sebagai mata pencaharian keluarga yaitu sektor pertanian, sektor
Jasa/Perdagangan, sektor industri dan sektor lainnya. Dari berbagai macam sektor
tersebut terdapat sektor yang paling dominan dari masyarakat Desa Kucur yaitu
sektor pertanian sebesar 44% (110 orang) , disusul dengan sektor industri sebesar
30% (75 orang), sektor lain sebesar 14% (35 orang), jasa perdagangan sebesar 4%
(10 orang serta terdapat sekitar 8% (20 orang) sebagai pengangguran.

2.3 HASIL PANEN


Penduduk Dusun Krajan, Desa Kucur sebagian besar membudidayakan
tanaman Jagung, jahe, Cabe Merah, tomat, Tebu, cabe kecil, ubi kayu. Pada awal
musim penghujan petani mulai menanam cabe, jagung, dan lain-lain. Tanam cabai
petani mendapatkan keuntungan yang lebih, karena pada penanaman cabai
dilakukan secara tumpang sari dengan tanamna jagung. Sehingga pada saat panen,
para petani juga dapat menghasilkan cabai dan menghasilkan jagung. Proses
panen tidak dilakukan langsung oleh para petani, melainkan petani langsung
menjualnya ke penebas. Sehingga panen dilakukan oleh penebas. Petani hanya
menerima uang dari hasil tanaman budidayanya yang dijual ke penebas. Namun,
untuk petani yang hanya memiliki sedikit lahan tegal akan memanen sendiri hasil
panennya dan menjual langsung ke pasar dekat desa atau untuk dikonsumsi
sendiri.
Tabel 1. Kalender Musim Dusun Krajan, Desa Kucur
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 TAHAP PELAKSANAAN


3.1.1 Penentuan Lokasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap kondisi di sekitar Dusun
Krajan Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Dari hasil pengamatan,
diperoleh adanya masalah yang terjadi di daerah tersebut. Permasalahan yang
terjadi adalah kurang optimalnya pengelolaan agroforestri. Masalah kedua yaitu
banyaknya pemuda desa yang tidak bekerja atau menganggur setelah lulus dari
sekolah menengah pertama. Serta tidak adanya pemerataan tingkat ekonomi
masyarakat. Pendapatan ekonomi tidak menentu karena rata-rata masyarakat
bekerja sebagai buruh pabrik dan petani tegal yang hanya bekerja pada saat
musim hujan. Setelah ditemukannya masalah, penulis menganalisis potensi yang
dapat dimanfaatkan, yaitu lahan tegal yang masih sangat produktif dan berpotensi
luar biasa hanya dimanfaatkan untuk ditanami tanaman tahunan seperti pohon
sengon, jabon, dan mahoni. Sela-sela pohon dibiarkan terbengkalai. Padahal jika
dimanfaatkan dengan tepat seperti menanam tanaman rimpang dan memasok ke
perusahaan farmasi tentu akan memberi peluang tersendiri yang akan
meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dari beberapa hal
tersebut penulis menentukan lokasi yakni Dusun Krajan Desa Kucur Kecamatan
Dau Kabupaten Malang sebagai lokasi diadakanya Program “Bibit Penggerak
Ekonomi Pemuda (BPEP)”.

3.1.2 Persiapan
a. Pengadaan Alat, Perizinan Tempat, dan Upgrading Pengajar
Persiapan merupakan kegiatan awal sebelum pelaksanaan program.
Persiapan ini meliputi pengadaan alat dan bahan, persiapan tempat, dan
merancang konsep program pemberdayaan. Pada tahap persiapan ini
penulis berlatih (upgrading tenaga pengajar) mengenai materi-materi
yang akan disosialisasikan.
b. Menjalin Kerjasama dengan Mitra
Dalam tahap persiapan ini tim kami juga mulai aktif bergerak
mencari partner kemitraan yaitu perusahaan dan pihak-pihak tertentu.
Tim pelaksana melakukan kerjasama dengan PT. Sidomuncul Tbk
khususnya sebagai terget pemasaran hasil panen tanaman rimpang. PT.
Sidomuncul Tbk yang bergerak di bidang pengembangan produk jamu
sangat cocok sebagai mitra kerja. Selain itu, tim pelaksana juga
menjalin kerja sama dengan mitra yang potensial sebagai fasilitator
dalam kegiatan pendidikan informal maupun praktek lapang. Beberapa
mitra yang menjadi fasilitator antara lain Dinas Pertanian Kabupaten
Malang, Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) Karang Ploso
– Malang, Prasetya Mulya, Inbis (Inkubasi Bisnis) dan Eksekutif
Mahasiswa Universitas Brawijaya, serta wirausaha muda.

3.1.3 Pelaksanaan Survei


a. Pendekatan Partisipatif dengan Masyarakat
Kegiatan survei merupakan proses penggalian informasi permasalahan
dan potensi yang terdapat dalam masyarakat serta membangun
pendekatan partisipatif dengan masyarakat Dusun Krajan Desa Kucur
Kecamatan Dau Kabupaten Malang yang akan menjadi sasaran
pengabdian masyarakat.
b. Verifikasi Konsep
Pada tahap ini dilakukan verifikasi konsep program pemberdayaan
dengan mempertimbangkan kesesuaian konsep program terhadap
potensi yang ada di Desa Kucur. Verikasi ini dilakukan agar program
tepat sasaran dan tepat guna.

3.1.4 Sosialisasi : Pengenalan Program dan Pembentukan Kelompok


Pada tahap ini, pemuda Dusun Krajan Desa Kucur Kecamatan Dau
Kabupaten Malang dikumpulkan dan diberi pemahaman tentang prosedur
pelaksanaan program serta pembentukan kelompok yang terdiri dari para pemdua
Dusun Krajan. Kelompok pemuda ini diberi nama “Kreasi Pemuda Krajan
(KPK)”. Pembentukan kelompok ini dimaksudkan agar pemuda memiliki
naungan dalam setiap kegiatan yang dilakukan, selain itu adanya kelompok ini
dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab.
Program ini terdiri atas kegiatan terpadu yang disusun berdasarkan kegiatan
sehari-hari pemuda, yaitu:
a. Pendidikan Informal yang meliputi 4 basis materi teoritis, yakni:
1. Motivasi bisnis dan kewirausahaan
2. Manajemen waktu, forum, dan organisasi
3. Edukasi software komputer dan internet
4. Proses budidaya tanaman jahe gajah
5. Pengolahan hasil pertanian tanaman jahe gajah
6. Strategi pemasaran produk dan membangun mitra kerja
b. Implementasi aktual dari materi yang terangkum dalam kegiatan:
1. Penanaman tanaman rimpang
2. Penanganan pasca panen
3. Distribusi dan pemasaran
Para pemuda Desa Kucur yang menjadi sasaran program diajak untuk
membangun kerja sama dengan pemilik lahan agroforestri. Oleh karena
penanaman tanaman jahe gajah berada di lahan agroforetsri masyarakat Desa.

3.1.5 Pendidikan Informal


Pada tahap ini tim kami memberikan beberapa materi terkait kegiatan-
kegiatan yang akan dijalankan dalam program ini. Jadi diharapkan dengan adanya
materi pengantar yang kami berikan ini, pemuda sebagai sasaran utama program,
mengetahui ruang lingkup atau gambaran mengenai tiap kegiatan program yang
akan dilakukan sehingga tercipta pemikiran dan visi misi yang selaras dalam
mewujudkan tercapainya tujuan program ini. Untuk materi pertama yaitu
pemberian motivasi bisnis dan kewirausahaan bagi para pemuda Dusun Krajan
Desa Kucur yang disampaikan oleh fasilitator dari tim pelaksana dan wirausaha
muda. Hal ini bertujuan untuk membuka wawasan cakrawala para pemuda yang
selama ini terbungkam karena terkendala oleh suatu hal seperti masih minimnya
pemuda dalam memperoleh akses pendidikan yang disebabkan karena kondisi
ekonomi yang cenderung lemah.
Materi kedua yang disampaikan oleh Eksekutif Mahasiswa Universitas
Brawijaya, meliputi tiga materi penting terkait mengorganisasi kehidupan sehari-
hari dalam membangun suatu bisnis. Ketiga materi tersebut yakni manajemen
waktu, manajemen forum, dan manajemen organisasi. Manajemen waktu
diperlukan untuk membangun komitmen berbisnis yang disiplin, terorganisir,
tepat waktu, dan mampu membagi waktu antara kegiatan bisnis dengan kegiatan
diluar bisnis. Materi selanjutnya adalah manajemen forum, dalam kegiatan bisnis
pasti terdapat negosiasi maupun diskusi antar anggota maupun luar anggota
karenanya diperlukan pelatihan manajemen forum pada pemuda sehingga mampu
berinteraksi dan beretika baik ketika menjalankan atau tergabung dalam suatu
forum. Dalam membangun suatu bisnis hal yang paling mendasar adalah
mengorganisasi. Kemampuan manajemen organisasi akan menentukan
keberlanjutan suatu bisnis, oleh karenanya pelatihan manajemen ini merupakan
pondasi yang akan membangun karakter wirausaha yang mampu mengolah,
mengatur, mengarahkan, mengoganisir, serta mengkoordinasikan anggota serta
kegiatan yang telah disusun oleh organisasi.
Materi ketiga merupakan edukasi software komputer dan internet yang
disampaikan oleh pihak Inbis Universitas Brawijaya. Demi memudahkan kegiatan
organisasi yang bergelut dengan data, tim pelaksana mengenalkan kepada pemuda
tentang cara pengolahan data menggunakan software komputer. Selain itu juga,
untuk mengikat komunikasi jarak jauh diperkenalkan dengan media sosial.
Disamping untuk sekedar komunikasi, media sosial dapat membantu kegiatan
promosi dalam menunjang kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian
masyarakat desa. Software yang digunakan adalah MS Office, Adobe Reader, dan
browser (seperti mozilla firefox, google chrome, dan internet explorer).
Materi ke empat, mengenai pemahaman tentang proses budidaya tanaman
jahe gajah, khususnya komoditas jahe yang disampaikan oleh Balitbang Pertanian.
Mulai dari persiapan dalam pengolahan lahan, penyediaan bibit berkualitas, cara
tanam yang benar, perawatan tanaman budidaya mencakup pemupukan dan
pengendalian hama dan penyakit, hingga pemanenan. Dilanjutkan materi ketiga
yakni mengenai pemahaman tentang pengolahan hasil pertanian tanaman jahe
menjadi beberapa olahan produk. Baik itu berupa makanan, obat-obatan, atau
produk lainnya.
Materi kelima adalah materi pengolahan hasil pasca panen produk pertanian
oleh Balitbang Pertanian. Pemuda dikenalkan bagaimana perlakuan yang harus
dilakukan pada pasca panen sehingga tidak menurunkan kualitas hasil produksi
tanaman rimpang. Adanya penanganan pasca panen dapat menurunkan
kemungkinan kerugian akibat rusaknya produk pertanian karena penanganan yang
kurang tepat saat distribusi dan pengepakan dalam keranjang atau box
penyimpanan.
Kemudian untuk materi ke-enam, yakni mengenai pemahaman tentang
strategi pemasaran produk oleh Prasetya Mulya. Pada tahap ini tim memberi
pengetahuan kepada pemuda tentang informasi pasar, cara membaca peluang
pasar, analisis SWOT, strategi pemasaran yang melingkupi STP dan 7P, serta cara
pemasaran produk yang telah dihasilkan, misalnya dengan mempromosikan dari
satu tempat ke tempat lain, melalui brosur atau sosial media. Dan juga bisa
melalui kerjasama dengan perusahaan mitra. Selain itu pemasaran juga dapat
dilakukan dengan menjual hasil olahan pada toko ataupun warung dengan sistem
produk kita titipkan lalu akan diambil hasilnya setelah produk terjual habis.
Pelaksanaan pendidikan informal dilakukan pertama selama 4 minggu
berturut-turut, kemudian dilanjutkan sebulan sekali. Hal ini dimaksudkan untuk
mengembangkan pengetahuan pemuda secara bertahap.

3.1.6 Praktek Lapang


Kegiatan praktek lapang yang dilakukan meliputi penanaman tanaman
rimpang, penanganan pasca panen, distribusi dan pemasaran. Penanaman tanaman
rimpang dilakukan bersama pemilik lahan, namun pemilik lahan hanya
mangawasi jalannya penanaman. Tim pelaksana mendampingi proses penanaman,
pemeliharaan, sampai panen. Bibit yang ditanam diperoleh melalui kerjasama
dengan Balitbang Pertanian (Badan Penelitian Pengembangan Pertanian) Karang
Ploso, Kabupaten Malang.
Penanganan hasil pertanian yang dilakukan meliputi cara panen, cara
penempatan hasil panen dalam box, dan sortasi. Dalam menjalin kerja sama
dengan perusahaan, terdapat kriteria atau standar bahan baku yang dapat diterima
sehingga dilakukanlah sortasi untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang
bagus. Setelah dilakukan sortasi, kemudian distribusi ke lokasi pabrik.
Produk yang terdiskualifikasi dapat dijual sendiri atau diolah menjadi
produk yang lebih bernilai. Tim pendamping mengajak pemuda untuk berdiskusi
membahas penetapan perlakuan pada produk yang tidak masuk kualifikasi.

3.1.7 Monitoring 1
Kegiatan mentoring ini bertujuan untuk mengamati tingkat pemahaman
pemuda terhadap materi yang telah diberikan dan hasil praktek lapang penanaman
jahe gajah. Monitoring ini dilakukan melalui pemberian kuisioner dengan
indikator keberhasilan meliputi tingkat pemahaman materi, seberapa besar
motivasi untuk melakukan kegiatan bisnis, pemahaman teknologi praktek
budidaya jahe gajah, pemahaman teknik pengolahan hasil pertanian tanaman jahe
gajah, dan pemahaman strategi pemasaran produk. Selain itu juga melalui studi
kasus dalam manajemen forum dan aplikasi software komputer. Kegiatan
mentoring dilakukan sebulan sekali setelah pemberian materi.

3.1.8 Praktek Pasca Panen Hasil Pertanian


Pada tahap ini, tim fasilitator memberi pengetahuan dan pelatihan pada
pemuda tentang pengolahan hasil pertanian jahe gajah. Ruang lingkup kegiatan
pada tahap ini meliputi:
a. Memberikan pengetahuan teknik penanganan hasil pertanian pasca panen.
b. Melakukan sortasi terhadap produk pertanian yang telah di panen.
c. Memberikan pengetahuan teknik pasca panen tanaman rimpang yang siap
didistribusikan ke mitra kerja.
d. Optimalisasi pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya alam secara
inovatif dan keatif untuk membangun usaha ekonomi yang berkelanjutan.
Para pemuda ini harus mengetahui kriteria jahe gajah yang masuk
kualifikasi PT. Sidomuncul Tbk. Terdapat beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan dalam melakukan sortasi untuk mendapatkan jahe gajah yang sesuai
dengan kualifikasi. Ada 3 jenis klasifikasi dan standar mutu yang di grade
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. Kesegaran jahe: segar
Jahe harus benar – benar segar dan tidak kering.
b. Rimpang bertunas: tidak ada
Tidak ada tunas pada rimpang jahe.
c. Kenampakan irisan melintang: cerah
Ketika diiris, irisan melintang harus cerah. Yang dimaksud cerah adalah
warna jahe tidak pucat.
d. Bentuk rimpang: utuh
Bentuk rimpang utuh, dan tidak terdapat cacat.

3.1.9 Praktek Pengolahan Hasil Pertanian


Pada tahap ini, tim fasilitator memberikan pelatihan pengolahan jahe
menjadi lebih bernilai. Olahan jahe yang diajarkan dalam pelatihan ini adalah jahe
kering. Berdasarkan hasil observasi, permintaan jahe kering di luar negeri cukup
tinggi. Jahe kering dimanfaatkan sebagai bahan penyedap untuk sajian salad,
permen panggang, sup, kari daging, roti jahe, dan roti kering (Muratna, 2014).

3.1.10 Monitoring 2
Kegiatan mentoring kedua ini dilakukan untuk memantau keberhasilan pada
tahap pengolahan hasil pertanian. Mentoring kedua dilakukan dengan melihat
tingkat partisipasi pemuda dalam praktek kegiatan pasca panen dan pemahaman
akan kriteria yang masuk kualifikasi bahan baku mitra kerja.

3.1.11 Packaging dan Pemasaran


Pada tahap ini, pemuda Desa Kucur melakukan pengemasan atau dalam hal
ini (karena sebagai pemasok bahan baku) dipelajari teknik penempatan produk
dalam box sehingga mudah untuk didistribusikan tanpa menurunkan kualitas
produk. Selain itu, pemuda dibimbing oleh pendamping tentang cara menjalin
komunikasi yang baik dengan mitra sehingga kegiatan pemasaran dan kerja sama
yang sudah terjalin dapat berkelanjutan.

3.1.12 Monitoring 3
Mentoring ketiga ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada
kegiatan packaging dan pemasaran. Kegiatan mentoring ini dapat dilakukan
melalui pengamatan produk sebelum dan sesudah distribusi serta hubungan
kerjasama antara pemuda Desa Kucur dengan pihak mitra kerja.

3.1.13 Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini, tim pelaksana mengevaluasi seluruh kegiatan yang
telah berlangsung melalui hasil mentoring terhadap setiap kegiatan yang telah
berjalan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah luaran yang diharapkan
sudah tercapai atau belum.
4.2 DIAGRAM ALIR METODE PELAKSANAAN
4.2 STRUKTUR ORGANISASI
BAB IV
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 RAB (RANCANGAN ANGGARAN BIAYA)


JENIS JUMLAH HARGA JUMLAH
NO.
PENGELUARAN SATUAN SATUAN (Rp) BIAYA (Rp)
1. Persiapan
Transportasi suvei 3
3 motor 20.000 180.000
kali
Surat Izin 4 lembar 4.000 16.000
Sub Total 196.000

2. Sosialisasi (Pengenalan Program)


Proposal Kegiatan 8 eksemplar 50.000 400.000
Banner 4x2 m 1 buah 60.000 60.000
Stempel 1 buah 35.000 35.000
Undangan 40 lembar 500 20.000
Pembuatan Buku
30 eksemplar 5.000 150.000
Panduan
Papan Nama (dada) 5 buah 5.000 25.000
Sewa LCD Proyektor 1 paket 250.000 250.000
Sound System dan
1 paket 100.000 100.000
Mic
Alat Tulis Pemateri 1 paket 20.000 20.000
Alat Tulis Peserta 40 paket 5.000 200.000
Dokumentasi - - 70.000
Transportasi pp 3 motor 20.000 60.000
Konsumsi 50 kotak 15.000 750.000
Sub Total 1.055.000

3. Pendidikan Formal
Motivasi Kewirausahaan & Bisnis
Sewa LCD Proyektor 1 paket 250.000 250.000
Sound System dan
1 paket 100.000 100.000
Mic
Modul Materi 40 eksemplar 10.000 40.000
Dokumentasi - - 70.000
Transportasi pp 3 motor 20.000 60.000
Konsumsi 50 kotak 6.000 300.000
Fee Pemateri 3 250.000 750.000
Sub Total 1.390.000

Sosialisasi Proses Budidaya Tanaman Jahe Gajah


Sewa LCD Proyektor 1 paket 250.000 250.000
Sound System dan
1 paket 100.000 100.000
Mic
Modul Materi 40 eksemplar 10.000 40.000
Dokumentasi - - 70.000
Transportasi pp 3 motor 20.000 60.000
Konsumsi 50 kotak 6.000 300.000
Fee Pemateri 1 250.000 250.000
Sub Total 890.000

Sosialisasi Penanganan Pasca Panen & Strategi Pemasaran Pertanian


Tanaman Jahe Gajah
Sewa LCD Proyektor 1 paket 250.000 250.000
Sound System dan
1 paket 100.000 100.000
Mic
Modul Materi 40 eksemplar 10.000 40.000
Dokumentasi - - 70.000
Transportasi pp 3 motor 20.000 60.000
Konsumsi 50 kotak 60.000 300.000
Fee Pemateri 2 250.000 500.000
Sub Total 1.140.000

4. Praktek Lapang
Penanaman Tanaman Jahe Gajah
Transportasi pp 3 motor 20.000 60.000
Fee Trainer 5 200.000 1.000.000
Konsumsi 50 kotak 6.000 300.000
Dokumentasi - - 50.000
Bibit 10.000 bibit 3.000 96.000.000
Pupuk kandang 15.000 kg 110/ kg 1.650.000
Urea 200 kg 3.300/kg 15.840.000
TSP 100 kg 4.650/ kg 11.160.000
ZK 100 kg 5.000/kg 12.000.000
K2O 750 kg 2.500/ kg 4.675.000
NPK 600 kg 3.350/ kg 20.100.000
P2O5 500 kg 4.650/ kg 2.325.000
Peralatan - 400.000/ha 5.000.000
Sub Total 170.160.000

Penanganan Pasca Panen


Transportasi pp 3 motor 20.000 60.000
Fee Trainer 5 200.000 1.000.000
Konsumsi 50 kotak 3.000 150.000
Dokumentasi - - 50.000
Peralatan Sortasi &
- - 1.000.000
Packaging (Box, dsb.)
Sewa Gudang 1 paket 2.000.000/bulan 2.000.000
Sub Total 4.260.000

Distribusi dan Pemasaran


Transportasi pp Tim
3 motor 20.000 60.000
Pelaksana
Fee Trainer 2 200.000 400.000
Konsumsi 50 kotak 3.000 150.000
Dokumentasi - - 50.000
Transportasi
5.000.000
Distribusi
Sub Total 5.510.000

5. Monitoring
Monitoring 1
Transportasi pp Tim
3 motor 20.000 60.000
Pelaksana
4 paket
Kuisioner 500 60.000
(40 rangkap)
Monitoring 2
Transportasi pp Tim
3 motor 20.000 60.000
Pelaksana
Monitoring 3
Transportasi pp Tim
3 motor 20.000 60.000
Pelaksana
Sub Total 240.000

6. Evaluasi (Pembuatan Laporan)


Kertas HVS 1 rim 35.000 35.000
Print 100 lbr 200 20.000
Sub Total 55.000

Total Biaya Keseluruhan 184.896.000


Keterangan:
a. Lahan yang digunakan sebanyak 10 hektar.
b. Tidak ada biaya untuk sewa lahan karena pada program ini kami
memberlakukan sistem bagi hasil yang mana hasil panen akan dibagi
antara pemuda pelaksana program dan pemilik lahan sesuai dengan
kesepakatan besrsama yang telah dibuat.
c. Pajak lahan ditanggung pemilik lahan.

4.2 ANALISIS KELAYAKAN USAHA


Biaya Tetap = Biaya Peralatan + Biaya Sewa Gudang
= Rp 2.000.000 + Rp 5.000.000
= Rp 7.000.000

Biaya Variabel = Biaya Bibit + Biaya Pupuk


= Rp 163.750.000 + Rp 72.750.000
= Rp 236.500.000

Total Penerimaan = Harga x Hasil Panen (unit)


= Rp 10.000/kg x 120.000 kg
= Rp 1.200.000.000

Keuntungan = Total Penerimaan – Total Biaya (FC+VC)


= Rp 1.200.000.000 – Rp 243.500.000
= Rp 956.500.000

R/C Ratio = TR
TC
= Rp 1.200.000.000
Rp 243.500.000
= 4,92
Hasil R/C Ratio yang diperoleh adalah sebesar 4,92. Hal ini menunjukkan
bahwa Program “Bibit Penggerak Ekonomi Pemuda” untuk Dusun Krajan dengan
kegiatan berusaha tani jahe dapat dikatakn sangat layak untuk dijadikan program
pemberdayaan karena dari perhitungan yang dilakukan hasil yang diperoleh
secara nyata mampu memberikan pendapatan pada pemuda Dusun Krajan.
4.3 JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penentuan Lokasi
2 Persiapan
3 Survey
Pengenalan
4
Program
Pendidikan
5
Informal
6 Praktek Lapang
7 Mentoring 1
Praktek Pasca
8 Panen Hasil
Pertanian
9 Monitoring 2
Packaging dan
10
Pemasaran
11 Mentoring 3
12 Evaluasi
BAB V
PENUTUP

Pemuda adalah generasi penerus yang nantinya berkewajiban membangun


bangsa melalui pembangunan lingkungan sekitarnya. Dusun Krajan, Desa Kucur
memiliki potensi pemuda yang diharapkan mampu membangun desanya dengan
mewujudkan keberlanjutan baik dari segi sosial, ekonomi, budaya, dan
lingkungannya. Mayoritas masyarakat desa ini memiliki lahan pertanian yang
diginakan sebagai sawah, ladang, maupun lahan agroforestri. Lahan agroforestri
di desa ini berkisar 26,4 ha (40% dari luas lahan pertanian di Dusun Krajan).
Sangat disayangkan apabila potensi lahan ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Di
sisi lain, para pemuda lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) memilih tidak
melanjutkan sekolah yang akhirnya bekerja di pabrik rokok bahkan menganggur.
Melalui adanya program “Bibit Penggerak Ekonomi Pemuda”, diharapkan mampu
menopang ekonomi pemuda dusun Krajan disela-sela kesibukannya sebagai
pekerja. Kegiatan menanam jahe gajah pun tidak terlalu padat dan nilai jualnya
yang tinggi dapat menjadi alternatif kerja bagi pemuda. Oleh karena target pasar
yang sudah jelas, yakni PT. Sidomuncul Tbk sehingga diharapkan kemudian para
pemuda ini mampu menjaga hubungan kerja sama yang harmonis dan kedepannya
mampu bekerja sama dengan perusahaan potensial lainnya.

Cek lg da halaman kosong coba dibenahi,trs coba cari kata2 laen selain
interaksi awal dgn masyarakat kyk krg formal,trs struktur organisasi
diganti dgn yg lebih msuk akal yg lebih cenderung pd struktur di
pelaksanaan mulai ketua pelaksana dsb,trs coba dpkirkan kembali untuk
pmkaian pupuk kimia yg trlalu bnyk cz jd terkesan sgt ribet dan mhal
budidaya jahe itu.trs dprsiapkn buat yg presntasi jga2 kl da prtnyaan
seputar bgmn kita menjalin krjsama dgn sidomuncul.
Tanya ke mas adi :
- Bikin kelompoknya itu gmn ??
- Umur jahe gajah itu 9-12 bulan , padahal butuhnya perbulan si
sidomunculnya. Gimana donk mas ??
- Timeline mas, kerjain bareng yuuk .____.”
- Struktur organisasinya jadi gimana ya ini ??
- Mas , ini biaya kata mbak vi’in kegedean ..

Daftar Pustaka
Muratna, Abidani. 2014. 8 Olahan dari Jahe.
Untoro, Anjar. 2011. Ekspor Impor Jahe Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai