Kesebelasan Arema baru mengikuti Galatama pada tahun ke-8 penyelenggaraannya.
Kompetisi dimulai pada 3 Oktober 1987 sampai 6 April 1988. Arema di musim pertamanya mampu menempati posisi enam dari empat belas kesebelasan. Meraih 40 poin dari 26 pertandingan, selisih 21 poin dari Niac Mitra yang keluar sebagai juara pada musim itu. Musim kedua di Galatama, Arema duduk di posisi delapan dengan raihan 36 poin dari 34 pertandingan. Saat itu jumlah peserta yang mengikuti Galatama bertambah jadi 18 kesebelasan. Meski jumlah poin Arema turun, kesebelasan ini patut bangga karena Micky Tata berhasil menjadi pencetak gol terbanyak, bersanding dengan Dadang Kurnia dari Bandung Raya. Total Micky Tata mencetak 18 gol. Jumlah itu lebih dari separuh jumlah gol kesebelasan Arema, 32 gol. Dua musim berikutnya Arema tampil lebih baik. Bercokol di peringkat 4 pada akhir klasemen. Dan, pada kompetisi XI Galatama itu, pemain Arema Singgih Pitono keluar sebagai pencetak gol terbanyak dengan raihan 21 gol. Musim kompetisi XII Galatama yang dilaksanakan pada 10 September 1992 sampai 12 Agustus 1993 menjadi sejarah pertama kali kesebelasan Arema juara. Arema mampu mengunci gelar juara saat kompetisi menyisakan satu pertandingan. Total kesebelasan itu mengumpulkan 45 poin, selisih 4 poin dari Pupuk Kaltim yang berada di posisi kedua. Kompetisi XIII menjadi musim terakhir era Galatama. Musim terakhir ini digelar dengan pembagian peserta ke dalam dua wilayah. Barat dan Timur. Dua tim teratas dari masing- masing wilayah akan ditemukan dalam satu grup di putaran final. Arema masuk ke dalam wilayah Timur dengan peserta Pupuk Kaltim, Gelora Dewata, Assyabaab, Mitra Surabaya, Barito Putra, Petrokimia Putra, dan Putra Samarinda. Saat itu Arema berada di posisi ke-6 dari delapan peserta. Alhasil Arema pada musim terakhir era Galatama itu Arema gagal mempertahankan gelar juara.