Bab Ii - 34
Bab Ii - 34
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
bentuk, logos: ilmu) berarti ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk luar dari
hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga
asal bentuk dan susunan tubuh tersebut.16 Demikian dapat disimpulkan bahwa
aspek yang mengkaji bentuk dan struktur tumbuhan yang menjadi dasar dari
vegetatif seperti daun, batang, dan tunas serta struktur generative seperti
15
Siti Sutarmi T., Said H., dkk. Botani Umum, (Bandung: Angkasa, 1983), hal. 1-2
16
Gembong Tjitrosoepomo, Morfologi Tumbuhan, Cetakan 15 (Yogyakarta: UGM Press,
2005), hal.1-2
13
14
bunga, buah, dan biji.17 Menurut sejarah, taksonomi adalah ilmu pengetahuan
yang berdasar pada variasi dan karakter bentuk morfologi. Karakter suatu
organisme adalah seluruh ciri atau sifat yang dimilki organisme tersebut yang
semua organ tumbuhan meliputi akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
tumbuh diatas tanah. Morfologi struktur luar akar tersusun atas rambut
akar, batang akar, ujung akar dan tudung akar. Kondisi lingkungan sering
air dan zat hara dari tanah lalu menyalurkannya ke batang. Dalam
partikelnya yang keras, maka titik vegetasi pada ujung akar dilindungi oleh
17
Foster. Adriance S. Ernest M. Gifford, W. H. Fremaan and Company, Comperative
Morphology and Evolution of Vascular Plant, (San Fransisco, 1974)
18
Jones, S. B and A. E. Luchsinger, Plant Systematics, (New York: Mc. Graw-Hill Book
Company, 1979) Pp 44, 60-77
15
pangkal akar (collum), ujung akar (apex radix), batang akar (corpus
sukulen, akar panjat, akar penunjang, akar napas (pneumatafor), dan akar
pada tumbuhan dikotil dan sistem akar serabut yang terdapat pada
(Rhapanus sativus L.), dan sawi (Brassica juncea L.), dan tumbuhan yang
jelas berbatang, yang terdiri atas batang basah (herbaceus), batang berkayu
setangkup.
3) Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah keatas dan
biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun
umurnya, yaitu:
21
Sri Mulyani, Anatomi Tumbuhan, (Jogjakarta: Kanasius, 2006) hal. 76
22
Tjitrosoepomo, Morfologi Tumbuhan, hal. 77-86.
18
umurnya kurang dari satu tahun sudah mati atau paling banyak
mencapai umur setahun, mislnya jagung (Zea mays L.), kedelai (Soya
memerlukan waktu dua tahun, misalnya biet (Beta vulgaris L.) dan
umur sampai bertahun-tahun belum juga mati, bahkan ada yang dapat
empon (Zingiberaceae).23
23
Ibid., hal. 90
24
Dewi Rosanti, Morfologi Tumbuhan, (Jakarta: Erlangga, 2013), hal. 18
19
dan juga terdiri dari sel-sel yang dan jaringan seperti yang terdapat pada
batang.25
daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Daun
(Musa paradisiaca L.), pohon pinang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa
1) Pangkal daun
25
Siti Sutarmi, dkk., Botani Umum 1, hal. 32
26
Tjitrosoepomo, Morfologi Tumbuhan, hal. 11-21
20
dari tangkai daun. Ujung daun memiliki bentuk yang beraneka ragam.
berdirinya tubuh. Tulang daun terdiri 4 bagian yang dapat dilihat pada
gambar 2.4
21
Untuk melihat bangun daun hanya perlu dilihat satu helian daun
melihat bangun daunya dapat diamati pada satu helaian anak daunya.
Gambar 2.5 Bentuk daun (a) pedang/belati, (b) jarum, (c) linear, (d) lanset, (e)
lanset oval, (f) bulat telur, (g) telur pipih, (h) oval meruncing, (i)
sudip, (j) bulat telur, (k) lingkaran, (l) ginjal, (m) jantung terbalik,
(n) jantung, (o) belah ketupat, (p) berbagi menyirip, (r) tombak (s)
anak panah, (t) segitiga (Sumber : Gembong, 2009)
Sulur atau pembelit adalah daun yang berubah dan berfungsi sebagai
stipula, dan lain-lain. Piala adalah modifikasi tangkai daun yang menjadi
pipih lebar dan mengambil alih fungsi helaian daun untuk berfotosintesis,
menjadi runcing dan keras disebut duri. Contoh yang umum adalah kaktus
dan sebangsanya. Duri juga dapat berasal dari stipula seperti pada jeruk
kingkit.27
menentukan tata letak daun harus ditentukan dahulu berapa jumlah daun
hanya terdapat satu daun saja, dua daun, atau lebih dari dua daun. Tata
27
Siti Sutarmi, Said, dkk., Botani Umum 1, hal. 42
23
28
Tjitrosoepomo, Morfologi Tumbuhan, hal. 49-67
24
1) Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus) yang terdiri atas
2) Bunga tidak lengkap atau tidak sempurna (flos in completus), jika salh
satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak
ada.30
buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah. sedang umumnya
29
Ibid., hal. 143
30
Ibid., hal. 144
25
buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas
disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya
gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain.31 Di bawah ini
Gambar 2.7 Struktur Buah a) Struktur kulit tengah (tebal dan kuat) b) Struktur
bagian daging (tebal, lunak, dan berair) (Sumber : Seri Eyewitness,
1992)
1) Buah semu, atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal
buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu, yang menjadi bagian
utama buah ini menjadi besar. Buah semu dibedakan dalam 3 macam
a) Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga
dengan bakal buah, pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain
b) Buah semu ganda, yaitu jika pada satu bunga terdapat lebih dari
pada bakal buah yang bebas satu sama lain. Misalnya pada buah
c) Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga
31
Ibid., hal. 218
26
2) Buah atau buah telanjang, yang biasanya terjadi dari bakal buah. Buah
a) Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga
indica L.)
b) Buah sejati ganda, yaitu terjadi dari satu bunga dengan beberapa
bakal buah yang bebas satu sama lain, misalnya pada cempaka
c) Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga
32
Ibid., hal. 241
27
Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum), biasanya kulit
biji terdapat dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri dua lapisan,
yaitu
bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada
33
Ibid., hal. 244
34
Integrated Taxonomic Information System, (online) (www.itis.gov) diakses pada
tanggal 11 November 2018
28
Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Theobroma
35
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia: Panduan Lengkap Budidaya Kakao.
(Jakarta: Agromedia Pustaka, 2004), hal. 14
29
1) Criollo
biji kakao kering premium yang dikenal sebagai fine flavour cocoa,
atau merah bila masih muda dan kuning orange ketika sudah
30-40 biji di setiap buah kakao. Biji berbentuk bulat telur dengan
kotiledon berwarna putih pada saat kering. Dinding buah tipis, agak
2) Forastero
36
Endang Sugiharti, Budidaya Kakao, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2016) hal. 16
30
atau kakao baku serta bulk cacao. 93% produksi kakao di dunia
Sphaerocarpum.
lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Kulit buah agak keras
pada waktu basah. Kulit buah berwarna hijau dengan alur kulit
buah dalam.37
3) Trinitario
dengan biji kering yang dihasilkan bisa Endel Cocoa maupun Bulk
Cocoa yang artinya Kakao jenis ini dapat menghasilkan biji kakao
37
Ibid., hal. 16
31
a) Angoleta
tanpa bottle neck, ukuran buah besar, biji bulat, alur dalam
b) Cundeamor
bottle neck terlihat jelas, biji gepeng dengan rasa agak manis,
c) Amelonado
yang memiliki bottle neck ada juga yang tidak, biji gepeng
bahkan superior.
d) Calabacillo
memiliki bottle neck, biji gepeng dengan rasa pahit, alur sangat
dihasilkan rendah.
38
Ibid., hal. 17
32
dipanen buahnya. Kulit buah kakao dapat diolah menjadi bahan pakan
kakao banyak diolah menjadi pupuk hijau, gas bio, bahan bakar atau
jus pulpa kakao. Pada industri kimia, pulpa kakao dapat diolah
kecantikan seperti dark coklat, pasta coklat, lulur coklat hingga sabun
makanan ringan seperti dodol, kue, selai, permen, susu, serta makanan
39
Mariani, 2011, Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Polifenol dalam Kulit Biji Kakao
dan Potensinya sebagai Antioksidan. Tesis. UGM
40
Widyotomo, S. & S. Mulato, Teknologi Fermentasi dan Diversifikasi Pulpa Kakao
menjadi Produk yang Bermutu dan Bernilai Tambah. Warta Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia, 2008,Vol 24 No. 1 hal. 65-82.
33
ultraviolet.41
ditawarkan pada suatu daya tarik wisata. Dengan adanya tren wisata
museum-museum saja tetapi juga di alam bebas. Salah satu tempat wisata
41
Mariani dan Supriyanto, Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Polifenol dalam Kulit Biji
Kakao dan Potensinya sebagai Antioksidan, UGM, Tesis, 2011 (online)
(https://repository.ugm.ac.id) diakses pada 11 April 2018, hal. 32
42
Mukaromah, Peran Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawanpada
Wisata Edukasi Kampung Coklat Di Kabupaten Blitar Dalam Perspektif Ekonomi Islam, IAIN
Tulungagung. Skripsi, 2017, (online) (http://repo.iain-tulungagung.ac.id) diakses pada 11 April
2018, hal. 9
34
kakao mulai dari pembibitan sampai produksi menjadi coklat yang siap
Blitar. Desa Plosorejo merupakan salah satu desa dari 15 (lima belas) desa
dan Kakao dari Jember. Kampung Coklat juga dapat dijadikan sebagai
kesana.
Kampung Coklat. Produk olahan coklat yang dihasilkan antara lain coklat
seperti mug, tas, celengan, topi, jam dinding, dan kaos yang siap untuk
yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu sumber tersendiri atau
43
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008) hal.209
44
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) hal. 48
45
Ahmad Rivai, Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo)
hal. 76
36
46
Bambang, Teknologi Pembelajaran…, hal.212
37
Sumber Contoh
Pengertian
Belajar Dirancang Dimanfaatkan
Informasi yang ditransmisikan
Cerita rakyat,
Pesan atau diteruskan oleh komponen
Materi bidang studi dongeng,
(message) lain dalam bentuk ide, ajaran,
nasihat
fakta, makna, nilai, dan data
Manusia yang berperan sebagai Narasumber,
Orang Guru, dosen, tutor,
pencari, penyimpan, pengelola, Instruktur,
(person) siswa
dan penyaji pesan. responden
Suatu wujud tertentu yang
mengandung pesan atau ajaran
Transparansi, film, Relief, candi,
Bahan untuk disajikan dengan
slides, tape arca, peralatan
(material) menggunakan alat atau bahan itu
recorder tehnik
sendiri tanpa alat penunjang
apapun. (Hardware dan Software)
Suatu perangkat yang digunakan
Proyektor slide,
untuk menyampaikan pesan yang Generator,
Alat proyektor film,
tersimpan dalam bahan. Alat ini monitor televise,
(Device) Camera, proyektor
disebut hardware atau perangkat kaset
overhead (OHP),
keras.
Prosedur yang runtut atau acuan
yang dipersiapkan untuk
Problem solving, Permainan,
menggunakan bahan peralatan,
Tehnik belajar kelompok, sarasehan,
orang dan lingkungan belajar
(Technique) ceramah, diskusi, percakapan
secara terkombinasi dan
sosiodrama biasa/spontan
terkoordinasi untuk
menyampaikan materi pelajaran.
situasi di sekitar proses belajar-
mengajar terjadi. Latar atau
lingkungan ini dibedakan menjadi
dua macam yaitu lingkungan fisik
dan non fisik. Lingkungan fisik Laboratorium, Taman, Kebun
Lingkungan seperti gedung, sekolah, taman Perpustakaan, Binatang,
(Setting) dan sebagainya. Sedangkan Ruangan kelas, Museum, toko,
lingkungan non fisik contohnya Studio, Auditorium pasar.
adalah tatanan ruang belajar,
sistem ventilasi, tingkat
kegaduhan lingkungan belajar,
cuaca dan sebagainya.
47
Ibid., hal. 209-210
38
waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam
mengembangkan gairah.
48
Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru: 1989), hal. 80
39
penelitian.
lebih kongkrit.
sebagai berikut:
1) Tujuan yang ingin dicapai, ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai,
dan kelemahan.
49
Isbani, Media Pendidikan, (Surakarta: UNS Press, 1987), hal. 10
40
situasi.50
e. Biologi
berarti hidup dan logos yang berarti ilmu. Jadi, Biologi adalah ilmu
tentang semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Biologi
ilmu yang lain. Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang
50
Karti Soeharto, Teknologi Pembelajaran Pendekatan Sistem, Konsepis dan Model,
SAP, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media, (Surabaya: SIC, 2003), hal. 80-82
41
antara makhluk hidup, makhluk tak hidup, dan banda mati. Apakah
51
Rikky Firmansyah, Agus Mawardi H., dkk., Mudah dan Aktif Belajar Biologi, (Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hal. 1
52
Ibid., hal 1
53
Ibid., hal. 2
42
biologi yang tidak teramati oleh mikroskop cahaya. Ciri lain Biologi
tentang bakteri berlaku umum untuk semua bakteri yang ada di dunia.
54
Ibid., hal. 2
43
5. Booklet
a. Pengertian Booklet
termasuk dalam kategori media lini bawah (below the line media).
Sesuai sifat yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis
memiliki paling sedikit lima halaman tetapi tidak lebih dari empat
55
Ibid., hal. 2
56
French, C., How to Write Successful How to Booklet, (England UK: The Endless
Bookcase, 2011) hal.1
57
Hapsari, C. M., Efektivitas Komunikasi Media Booklet Anak Alami Sebagai Media
Penyampaian Pesan “Gentle Birthing Service”, Jurnal E-Komunikasi, 2013, Vol I. No. 3 hal. 267
44
kecil dan tipis, tidak lebih dari 30 lembar bolak balik yang berisi
buku dan leaflet. Booklet memiliki format (ukuran) yang kecil seperti
pendahuluan, isi, dan penutup), hanya saja cara penyajian isinya lebih
58
Satmoko, H. Pengaruh Bahasa Booklet pada Peningkatan Pengetahuan Peternak Sapi
Perah tentang Inseminasi Buatan di Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Kota
Semarang, Jurnal Penyuluhan, 2 (2), hal. 2
59
Ibid., hal. 26
45
mandiri.
penggunaanya karena dapat dipakai di mana saja dan kapan saja, tidak
memerlukan listrik, dan karena booklet tidak hanya berisi teks tetapi
5) Awet
60
Baragay, F. E. K., Efektivitas DHE Dengan Media Booklet dan Media Flip Chart
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SDN 126 Manado. Jurnal e-
Gigi, 2016, Vol. 4 No. 2 hal. 76-82.
61
Hapsari, C. M. Efektivitas Komunikasi…., hal. 264-275
46
menurunkan kualitas.
halaman cetakan.
62
Mintarti, Efektivitas Buklet Makjan Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Perilaku Berusaha Bagi Pedagang Makanan Jajanan (Kasus di Kabupaten Cianjur). Tesis. Pasca
Sarjana Institut Pertanian Bogor, 2001, hal. 13
63
Arsyad, A., Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006) hal. 38-39
47
atau sikap.
6) Jika tidak dirawat dengan baik media cetak cepat rusak atau hilang.
booklet.
c. Unsur-unsur Booklet
Kulit buku (cover) terbuat dari kertas yang lebih tebal dari
kertas isi buku, fungsi dari kulit buku adalah melindungi isi buku.
Kulit buku terdiri atas kulit depan atau kulit muka, kulit punggung
isi suatu buku apabila lebih dari 100 halaman dijilid dengan lem
atau jahit benang tetapi jika buku kurang dari 100 halaman tidak
64
Rizki S.N., Media Pembelajaran Booklet, (online)
(http://www.tintapendidikanindonesia.com) diakses pada 19 November 2018
48
halaman judul utama, halaman daftar isi dan kata pengantar, setiap
kecil.
3) Bagian teks
siswa, terdiri atas judul bab dan sub judul, setiap bagian dan bab
4) Bagian belakang
tersebut.
5) Ukuran huruf
paragraf, spasi antar baris dan paragraf. Penyesuaian spasi antar baris
a) Relevansi
b) Kecukupan
65
Susanti, R. D., Studi Analisis Materi Ajar “Buku Teks Pelajaran” pada Mata Pelajaran
Bahasa Arab di Kelas Tinggi Madrasah Ibtidaiyah. Arabia. Vol 5 No 2. Juli-Desember 2013, hal.
199
50
c) Keakuratan
pengetahuan.
d) Proporsionalitas
2) Aspek Penyajian
dan istilah dengan benar dan tepat, kalimat dengan baik dan benar,
4) Aspek grafika
e. Penyusunan Booklet
66
Ibid., hal. 223
67
French, C., How to Write…, hal. 12
52
atau lebih proses yang harus diikuti. Oleh karena itu perlu dibuat
booklet).
53
atau instruksi.
h) Menyusun daftar isi dengan jelas dan relevan dengan isi booklet.
kegiatan perlangkah.
orang yang lebih ahli dan dapat dipercaya untuk memberi saran dan
copy, revisi akhir sesuai saran dari preview copy, dan produksi.
68
Ibid., hal. 19
55
mutu biji kakao yang difermentasi 5 dan 6 hari di Belopa, Kab. Luwu
digunakan dalam penelitian adalah biji kakao dari petani di Dusun Batu
Titik Desa Batu Lappa, Belopa Kab. Luwu. Biji kakao yang telah
BBIHP Makassar. Parameter uji berdasarkan syarat mutu biji kakao SNI
95 biji per 100 gram, termasuk golongan A. Berdasarkan syarat umum SNI
mutu untuk kadar air, sedangkan syarat khusus biji belum memenuhi
syarat mutu untuk kadar kotoran. Berdasar syarat khusus, biji kakao
56
fermentasi 5 dan 6 hari hasil penelitian dari Kab. Luwu termasuk mutu
III.69
tahun 2014 yang berjudul “Variasi Morfologi Buah Beberapa Klon Kakao
kakao pada klon Panter, Irian, ICS 60, Hibrida, Sulawesi 1 dan M01 yang
diameter buah, panjang rongga buah, diameter rongga buah, tebal epikarp
(eksokarp, mesokarp, dan endokarp), dan jumlah biji pada setiap buah
serta ukuran biji (panjang, lebar dan tebal). Data yang bersifat kualitatif
meliputi bentuk buah, konstruksi apeks dan basal serta keadaan alur dan
klon dengan rata-rata ukuran buah paling besar dibandingkan klon lainnya.
Jumlah biji yang dihasilkan klon ini paling banyak dengan kualitas biji
AA.70
69
Melia Ariyanti tahun 2017 yang berjudul “Karakteristik Mutu Biji Kakao (Theobroma
cacao L.) dengan Perlakuan Waktu Fermentasi berdasarkan SNI 2323-2008”. Jurnal Industri Hasil
Perkebunan.Vol. 12 No. 1 (2017): 34-42
70
Mutmainah, Rifki, Muslimin, dan I Nengah Suswastika, “Variasi Morfologi Buah
Beberapa Klon Kakao Dari Perkebunan Rakyat Kecamatan Sigi Biromaru Dan Palolo Sulawesi
Tengah”. Jurnal of Natural Science. Vol. 3(3) : 278-286
57
konsentrasi hambat minimum (MIC) ekstrak kulit kakao ke tiga bakteri uji.
dan E. coli dengan MIC adalah 8% (g / mL). ), 16% (g / mL), dan 32% (g /
mL) masing-masing.71
Berbasis SETS Pada Materi Pokok Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam
penggunaan media Booklet berbasis SETS pada materi pokok mitigasi dan
adaptasi bencana alam pada hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 8
diketahui bahwa thitung > ttabel sehingga dapat diartikan media Booklet
5. Penelitian Avisha Puspita, Arif Didik K., dan Hanum Mukti R., tahun
dengan kriteria sangat valid dan kepraktisan media sebesar 89,3% dengan
kategori sangat praktis. Respon siswa terhadap media Booklet ada uji skala
kecil dan skala besar berturut-turut yaitu sebesar 90,2% dan 86,5%
72
Kurni Ratnadewi P., Heribertus S., Chatarina M., “Pengembangan Media Booklet
Berbasis Sets Pada Materi Pokok Mitigasi Dan Adaptasi Bencana Alam Untuk Kelas X SMA”.
Jurnal GeoEco. Vol. 2 No. 2 (2016) : 147-154
59
73
Avisha Puspita, Arif Didik K., dan Hanum Mukti R., “Pengembangan Media
Pembelajaran Booklet Pada Materi Sistem Imun Terhadap hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8
Pontianak”. Jurnal Bioeducation, Vol.4 No. 1 (2017) : 64-73
60
Subtilis,dan kuantitatif.
Staphylococcus Penelitian sekarang
Aureus” menggunakan
kualitatif
Kurnia Ratna Dewi P., 1. Sama-sama mengkaji 1. Tujuan penelitian
Heribertus Soegiyanto, Booklet sebagai alat berbeda
dan Chatarina Muryani bantu dalam 2. Materi yang diteliti
(2016) “Pengembangan pembelajaran. berbeda
Media Booklet 3. Lokasi penelitian
Berbasis SETS Pada berbeda
4. Materi Pokok Mitigasi 4. Jenis penelitian
dan Adaptasi Bencana terdahulu
Alam Untuk Kelas X menggunakan R &
SMA”. D. Penelitian
sekarang
menggunakan
kualitatif
Avisha Puspita, Arif 1. Sama-sama mengkaji 1. Tujuan penelitian
Didik K., dan Hanum Booklet sebagai alat berbeda
Mukti R. (2017) bantu dalam 2. Materi yang diteliti
“Pengembangan Media pembelajaran. berbeda
Pembelajaran Booklet 3. Lokasi penelitian
Pada Materi Sistem berbeda
5. Imun Terhadap hasil 4. Jenis penelitian
Belajar Siswa Kelas XI terdahulu
SMAN 8 Pontianak”. menggunakan R &
D. Penelitian
sekarang
menggunakan
kualitatif
C. Paradigma Penelitian
mulai dari pembibitan sampai produksi menjadi coklat yang siap dipasarkan.
Coklat lebih tertarik terhadap hasil olahan kakao seperti ice cream, bubuk
coklat, minuman coklat, mie coklat dan pernak-pernik cokelat lainnya. Oleh
karena itu, perlu adanya penelitian mengenai morfologi tanaman kakao mulai
dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji nya. Pengamatan morfologi
Tjitrosoepomo.
dan pengolahan kakao saja yang mereka peroleh. Data yang diperoleh hasil
juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi mahasiswa Biologi dalam