Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ILMU PENGETAHUAN,TEKNOLOGI, dan SENI”

Dianjukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah pendidkan agama islam
Dosen pembimbing :

Disusun oleh :

Kelompok 6 :
Putri renata dewanggana (211910501010)
Agis sastika (211910501008)
Septa reviana trialita dewi (211810101014)

UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG STUDI MATA KULIAH


UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam,shalawat serta salam tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga
akhir zaman. Atas berkat karunia-Nya, kami telah selesai Menyusun makalah yang
berjudul”ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni”.

Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah
Pendidikan Agama Islam(PAI) dengan dosen Fathan Fihrisi, M.pd.I. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah
yang sedang dipelajari,agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama,
bangsa, dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik, dan
saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga mqkqlqh ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Khususnya bagi
kami sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Jember, oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………
1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..
2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………
3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumussan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian IPTEK dan Seni Dalam Islam
B. Integrasi iman, ilmu, dan amal dalam islam
C. Tanggung jawab para ilmuwan terhadap alam dan lingkungan
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
kemajuan akan Ilmu Pengetahuandan Teknologi (IPTEK) dan seni, sangatlah
berpengaruh terhadap segala aspek dalamkehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri,
keberadaan IPTEK dan seni tidak pernahlepas dengan keberadaan manusia. Manusia
sebagai subjek dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembanglah pula teknologi dan seni.
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 . Pertama,menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yangseharusnya
dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma
Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran bagi
seluruh ilmu pengetahuan.

Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan


menjadistandar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai
denganAqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan
dengannya, wajibditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah
Islam sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar
atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan
standarmanfaat seperti yang ada sekarang.

Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telahdihalalkan oleh Syariah


Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkanoleh Syariah, maka
tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walaupun ia menghasilkanmanfaat sesaat
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ilmu adalah kehidupanya islam dan
kehidupanya keimanan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat pada pembahasan makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian IPTEK dan seni dalam islam?
2. Bagaimana pengembangan dan pelaksanaan IPTEK dan seni dalam kehidupan
umat islam?
3. Bagaimana penerapan IPTEK dan seni dalam islam ?
4. Seberapa pentingnya IPTEK dan seni dalam islam?
5. Apa saja tanggung jawab para ilmuan terhadap alam dan lingkungan?
C. Tujuan
Menegetahui dan memahami tentang IPTEK dan seni serta pengembang dan
pelaksana dan penerapannyadalam islam dan kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian IPTEK dan Seni Dalam Islam


1. Pengertian IPTEK
Berdasarkan sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
mempunyai makna yang berbeda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia melalui pancaindra. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun,
diklasifikasikan, dan diverifikasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif dan dapat
diuji ulang secara ilmiah. Dalam Al-Quran ilmu digunakan dalam proses pencapaian
pengetahuan dan objek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang
budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis
dari ilmu pengetahuan.Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik
obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknolog itidak netral lagi karena memiliki
potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan. Disinilahletak perbedaan ilmu
pengetahuan dengan teknologi. Dalam KBBI (Kamus Besar BahasaIndonesia),
teknologi diartikan sebagai “kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu
eksakta dan berdasarkan proses teknis”
Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa
ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang
berakibat kehancuran alam semesta. Dalam pemikiran islam, ada dua sumber ilmu
yaitu akal danwahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi
kebebasan dalammengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur ’an dan
sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat abadi
(mutlak) karena bersumberdari allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (nisbi)
karena bersumber dari akal pikiran manusia.

2. Pengertian seni
Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan
keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya
ini.Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat
raya dengan segala keserasian dan keindahannya. keindahan yang hakiki identik
dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.
Benda-benda yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan halus sehingga
muncul sifat-sifat keindahan dalam pandangan manusia secara umum, itulah sebagai
karya seni. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena
ukurannya adalah nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
Islam sebagai agama yang mengandung aturan, moral, aqidah dan syariah,
senantiasa mengukur sesuatu (benda-benda, karya seni, aktivitas) dengan
pertimbangan-pertimbangan ketiga aspek tersebut. Oleh karena itu, seni yang
bertentangan atau merusak moral, akidah dan syariat, tidak akan diakui sebagai
sesuatu yang bernilai seni. Dengan demikian, semboyan seni untuk seni tidak dapat
diterima dalam islam
Ustaz Abdul Somad atau UAS pernah menjelaskan seni sebetulnya tidak
dilaran dalam Islam. Apalagi sudah sifat manusia cenderung suka yang indah dan
menarik, seperti yang ditampilkan dalam seni.”Islam tidak pernah ingin membunuh
seni, namun tetap ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Ada beberapa contoh yang
menyatakan seni sebetulnya bukan dilarang dalam Islam”ujar UAS.
Cendekiawan KH Quraish Shihab dalam situsnya quraishshihab menjelaskan,
seni adalah keindahan yang bisa tampil dalam berbagai bentuk dan cara. Selama
tujuannya mengantar manusia ke nilai yang lebih, berbagai bentuk dan cara disebut
seni Islami. Karena itu Islam dapat menerima aneka ekspresi keindahan, asal tidak
bertentangan dengan nilai Al-Khair dan Al-Ma'ruf yang diajarkan dalam Islam secara
universal.
Bahkan salah satu mukjizat Al-Qur’an adalah bahasanya yang sangat indah,
sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya merasa kalah
berhadapan dengan keindahan sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi
irama, serta alur bahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir.
Dalam membacanya, kitadituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan akurasi
bacaannya dengan iramatilawahnya sekaligus.
Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya
mencintaikeindahan. Dan tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan
manusia.Namun bagaimana dengan fenomena sekarang yang ternyata dalam
kehidupan sehari-harinyanyian-nyanyian cinta ataupun gambar-gambar seronok yang
diklaim sebagai seni olehsebagian orang semakin marak menjadi konsumsi orang-
orang bahkan anak-anak.
Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang
tidak berguna bahkan menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM
nyanyian tersebut. Nyanyian-nyanyian yang membuat manusia terlena,
mengkhayalkan hal-hal yang tidak patut maka kesenian tersebut haram hukumnya
B. Integrasi iman, ilmu, dan amal dalam islam

Diakui bahwa iptek, disatu sisi telah memberikan “berkah” dan anugerah yang
luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun disisi lain, iptek telah mendatangkan
“petaka” yang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam
bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat
manusia.
Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu
system yang disebut dinul islam. Didalamnya terkandung tiga unsur pokok,yaitu
aqidah, syari’ah dan akhlak. Dengan kata lain, ilmu dan amal shaleh.sebagaimana
digambarkan dalam al-quran yang artinya : Tidaklah kamu perhatikan bagaimana
Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (Dinul Islam)seperti sebatang
pohon yang baik,akarnya kokoh menghujam ke bumi dan cabangnya menjulang
kelangit. Pohon itumengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu
ingat.
(Qs:14;24-25).
Ayat diatas mengidentifikasikan bahwa iman adalah akar, ilmu adalah pohon
yang mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal
ibarat buah dari pohon itu. Identik dengan teknologi dan seni IPTEK dikembangkan
diatas niali-nilai iman dan ilmu yang akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan
alam.
Secara lebih spesifik, integrasi Imtaq dan iptek ini diperlukan karena empat
alas an. Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan memberikan berkah
danmanfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek
disertai olehasas iman dan takwa kepada Allah SWT. Jika demikian, iptek hanya
absah secara metodologis, tetapi batil danmiskin secara maknawi. Kedua, pada
kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telahmenimbulkan pola dan
gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, danhedonistik, yang sangat
berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianutoleh bangsa kita. Ketiga,
dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti, tetapi juga
membutuhkan Imtaq dan nilai-nilai sorgawi..Oleh karena itu, penekanan pada salah
satunya, hanya akan menyebabkankehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan
menyalahi hikmat kebijaksanaanTuhan yang telah menciptakan manusia dalam
kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, duniadan akhirat. Keempat, Imtaq menjadi
landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantarmanusia menggapai kebahagiaan
hidup. Tanpa dasar Imtaq, segala atribut duniawi,seperti harta, pangkat, iptek, dan
keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantarmanusia meraih kebahagiaan.
Maka integrasi Imtaq dan iptek harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga
keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan dapat mengantar kita meraihkebaikan
dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah).
integrasi Imtaq dan iptek, berarti, kita harus membongkar filsafat ilmu
sekuleryang selama ini dianut. Kita harus membangun epistemologi islami yang
bersifatintegralistik yang menegaskan kesatuan ilmu dan kesatuan Imtaq dan iptek
dilihat darisumbernya, yaitu Allah SWT seperti banyak digagas oleh tokoh-tokoh
pendidikan Islamkontemporer. Pendidikan Imtaq pada akhirnya harus
berbicaratentang pendidikan agama di berbagai sekolah maupun perguruan tinggi.
Pendidikan islam dapat mengikuti pola iman, Islam dan Ihsan, atau polaiman, ibadah
dan akhlakul karimah, tanpa terpisah satu dengan yang lain, sehingga pendidikan
Islam dan kajian Islam tidak hanya melahirkan dan memparkaya pemikirandan
wacana keislaman, tetapi sekaligus melahirkan kualitas moral yang menjadi tujuan
dari agama itu sendiri.
Secara pendekatan integralistik, pendidikan agama tidak boleh terpisah
dandipisahkan dari pendidikan sains dan teknologi. Pendidikan iptek tidak harus
dikeluarkandari pusat kesadaran keagamaan dan keislaman kita. Ini berarti, belajar
sains tidak berkurang dan lebih rendah nilainya dari belajar agama. Belajar sains
merupakan perintahTuhan , sama dan tidak berbeda dengan belajar agama itu
sendiri.Penghormatan Islam yang selama ini hanya diberikan kepada ulama harus pula
diberikan kepada kaum ilmuan dan intelektual.
Secara fungsional, pendidikan agama harus berguna bagi kemaslahatan umat
danmampu menjawab tantangan dan pekembangan zaman demi kemuliaan Islam dan
kaummuslim. Dalam perspektif Islam ilmu memang tidak untuk ilmu dan pendidikan
tidak untuk pendidikan semata.
semetara dari segi metodologi, pendidikan dan pengajaran agama disemua
jenjang pendidikan tersebut, tidak cukup dengan metode rasional dengan mengisi otak
dankecerdasan peserta didik semata-mata, sementara jiwa dan spiritualitasnya
dibiarkankosong dan hampa. Pendidikan agama perlu dilakukan dengan memberikan
penekanan pada aspek afektif melalui praktik dan pembiasaan, serta melalui
pengalaman langsungdan keteladanan prilaku dan amal sholeh. Pemikiranteoritis
bertugas mencari dan menemukan kebenaran, sedangkan pemikiran praksis bertugas
mewujudkan kebenaran yang ditemukan itu dalam kehidupan nyata sehinggatugas
dan kerja intelektual pada hakekatnya tidak pernah terpisah dari realitas
kehidupanumat dan bangsa. Dalam paradigma ini, ilmu dan pengembangan ilmu tidak
pernah bebasnilai. Ini berarti pengembangan iptek tidak boleh dilepaskan dari Imtaq.
Pengembangan iptek harus dilakukan untukkemaslahatan kemanusiaan yang sebesar-
besarnya dan dilakukan dalam kerangka ibadahkepada Allah SWT. Penanaman
kesadaran pentingnya nilai-nilai agama memberi jaminan kepadasiswa akan
kebahagiaan dan keselamatan hidup, bukan saja selama di dunia tapi juga kelak di
akhirat.

C. Tanggung jawab para ilmuwan terhadap alam dan lingkungan

Ilmuwan berasal dari kata ilmu dan imbuhan -wan. Ilmu artinya pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Sedangkan
yang dimaksud dengan ilmuwan adalah orang yang ahli/banyak pengetahuan
mengenai suatu ilmu, orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan. Dari
beberapa istilah di atas, merekalah yang diberi kesempatan dan kelebihan dalam
menguasai bidang-bidang tertentu. Antara lain selain diangkat derajatnya oleh Allah
SWT karena berilmu, juga dipandang mampu mengangani hal-hal yang berkaitan
dengan alam dan lingkungan.
Maka dari itu ada beberapa tanggung jawab ilmuwan terhadap tanggung jawab
terhadap alam dan lingkungan, yaitu :

 Memelihara lingkungan
Manusia diberi akal pikiran dan nafsu, dimana tidak diherikan pada makhluk
lainnya. Dengan bekal akal pikiran itulah Allah memberikan mandate sebagai
khalifah di bumi agar mengurusi (mempergunakan dan memeliharanya) alam ini
sebaik baiknya. Kewenangan manusia untuk mempergunakan alam bukanlah hak
mutlaknya tapi merupakan hak yang telah direkomendasikan oleh Allah SWT.Dan
suatu saat akan diminta pertanggungjawaban oleh pemilik sejatinya. Oleh karenanya
manusia berkewajiban memelihara keseimbangan dan keselarasan alam agar tidak
rusak seperti pertama kali Allah meminjamkan pada manusia.
Para Ilmuwan mempunyai tugas penting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Selain sebagai upaya pencapaian misi lingkungan yaitu mencegah atau
memperbaiki kerusakan lingkungan, dilihat dari segi ibadah,tentunya orang-orang
yang berilmu juga punya nilai lebih. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Kerusakan alam seperti
banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, alih fungsi hutan, pencemaran lingkungan,
polusi, dsb sebagai bentuk kiamat kecil, tentunya bisa diminimalisir dengan
memanfaatkan dan menerapkan IPTEK.
Dihadapkan dengan masalah moral dan ekses ilmu dan teknologi yang bersifat
merusak, para ilmuwan dapat dipilahkan ke dalam 2 golongan pendapat, yaitu (1)
golongan yang berpendapat bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik
itu secara ontologis maupun aksiologis. Dalam hal ini ilmuwan hanya menemukan
pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya, apakah akan
digunakan untuk tujuan yang baik ataukah untuk tujuan yang buruk, (2) golongan
yang berpendapat bahwa netralisasi ilmu hanya terbatas pada metafisikia keilmuwan,
sedangkan dalam penggunaannya harus dilandaskan nilai-nilai moral. fungsi ilmuwan
tidak berhenti pada penelaah dan keilmuwan secara individual namun juga ikut
bertanggung jawab agar produk keilmuwannya sampai dan dapat dimanfaatkan
masyarakat. Implikasi penting dari tanggung jawab sosial seorang ilmuwan, adalah
bahwa setiap pencarian dan penemuan kebenaran secara ilmiah harus dengan landasan
etis yang kukuh yang diharapkan menjadi landasan tegaknya tanggung jawab moral
para ilmuwan.
 Membutuhkan isi atau ayat-ayat alquran
Selain itu, ilmuwan juga dituntut untuk bisa menjawab dan membuktikan
suatu ilmu yang dasarnya berasal dari Firman Allah dan Sabda Nabi Muhammad .
Sehingga apa yang sudah tertulis dalam kitab tersebut memang benar, menjadi
pedoman bagi umat manusia dan tidak ada keragu-raguan di dalamnya. Dzat yang
mutlak. Tentu bersama-sama dengan mengkaji dan memahami ayat-ayat yang
terdapat di dalam Al-Qur'an. Perpaduan anatara ayat kauniyah (alam semesta) dan
ayat Al-qur'an akan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia di
dunia dan kebahagiaan di akhirat.
 Menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dan
selaras dengan alam sekitar
Dengan pandangan barat bahwa manusia sebagai pengusaha tunggal telah
menjadikan manusia sewenang-wenang dalam memperlakukan alam sebagai seorang
pelacur yang terus dieksploitir tanpa memberikan imbalan yang layak. Keserakahan
dan kerakusan Barat telah menghancurkan keseimbangan dan keselarasan alam. Hal
di atas sangat berbeda dengan pandangan Islam tentang alam. Dalam Islam Tuhan
adalah pemilik tunggal alam semesta, dimana manusia termasuk didalamnya.
 Memakmurkan alam, mengolah SDA dengan IPTEK untuk
kesejahteraan.
Dalam mengelola alam, sudah seharusnya kita tidak hanya meminta dari alam
saja. Namun sebaliknya kita juga harus memberi kepada alam. Misalnya meregenerasi
tanah dengan memanfaatkan IPTEK misalnya dengan dibajak menggunakan traktror,
mengelola potensi SDA yang ada dengan menggandeng masyarakat sekitar sehingga
tercipta kesejahteraan.
 Menerapkan ilmunya dalam mengeksploitasi alam dan lingkungan
dengan teknologi terkini, ramah lingkungan, tanpa merusak alam
dan dengan bijak
Bagi seorang muslim menyelamatkan lingkungan hidup adalah merupakan
perintah agamanya, tidak hanya sekedar mencari legitimasi agama atas isu-isu
lingkunan hidup yang semakin keras dendangnya. Karena dengan lingkungan yang
sehatlah seorang dapat melangsungkan ibadah dan menjadikan alam sebagai media
pengenal. Selain itu, tanggung jawab ilmuwan yang lain adalah :
a) Melaksanakan program konservasi lingkungan, penanaman pohon
(reboisasi), pelestarian tanaman langka, pembibitan pohon, dsb.
b) Menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak
mengurangi/mengilangkan fungsi dari setiap unsur ekosistem.
c) Peranan ilmuwan dalam pengambilan kebijakan :
- Ilmuwan dan staf ahli, yang bekerja di LIPI, kementrian, badan,
lembaga pemerintah, dinas terkait yang bergerak di lingkungan hidup, ESDM,
Perizinan, mempengaruhi pengambil kebijakan agar aturan, prosedur dan
kebijakan yang diterapkan pro dengan lingkungan.
Misal : pendirian pabrik memperhatikan Analisis Dampak
Lingkungan (ANDAL) supaya tidak menimbulkan polusi.
- Melaporkan hasil penelitian tentang riset tematik lingkungan
kepada Pemerintah untuk dijadikan bahan, referensi dan pedoman
penyusunan rencana strategis, rencana jangka pendek, rencana
jangka panjang, dsb termasuk perencanaan tata ruang dan tata
wilayah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek dan seni. Dari uraian diatas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek dan senisetidaknya ada
2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikirandan ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaaniptek dan seni.
Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya
dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek dan seni.

Pengembangan IPTEKS yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai
ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusiadan alam lingkungannya.
Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusiauntuk mengarahkan
potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatanyang selalu didorong oleh
nafsu dan amarah. Karena pada dasarnya Manusia mendapatamanah dari Allah sebagai
khalifah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannyadan potensinya untuk
kepentingan umat manusia. Oleh karena itu perlunya keimanan sebagai pelengkap ilmu
dalam penerapannya bukan hanya menghasilkan keuntungan satu sisi saja.

ilmuwan tak hanya terbatas pada orang yang mendalami/ahli dalam perkembangan
IPTEK. Agama/kerohanian. Konsekuensi dan tanggung jawab ilmuwan terhadap alam dan
lingkungan memang cukup berat. Selain apa yang menjadi keahliannya harus disebarluaskan
dan dimanfaatkan demi kesejahteraan umat, alam dan lingkungan, tanggung jawab sosial
yang berwawasan ke depan juga harus menjadi pemikiran bersama. Sehingga, hasil-hasil
penelitian dan alat teknologi yang bermanfaat untuk keberlangsungan alam dan lingkungan
tidak untuk kepentingan pribadi, disembunyikan bahkan untuk merusak alam dan lingkungan.
Peranan ilmuwan yang memiliki nilai lebih dalam bidang ilmu tertentu, tentu sangat
dibutuhkan agar kelestarian alam dapat terjaga. Pemerintah dan masyarakat, diharapkan bumi
seisinya, langit dan yang terdapat di antara keduanya dapat dijaga dan tidak rusak karena ulah
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Fatih, M. 2012. Pengetahuan Islam Anak Muslim. Yogyakarta : Oval.
https://news.detik.com/berita/d-4931100/seni-dalam-islam-aslinya-boleh-nggak-sih-nyanyi-
dan-bikin-patung
https://www.slideshare.net/rizqymahaputra/presentasi-integrasi-iman-ilmu-dan-amal
https://anegara2013.files.wordpress.com/2014/06/final-tanggung-jawab-ilmuwan-terhadap-
alam-dan-lingkungan.pdf
https://docplayer.info/67706425-Makalah-pendidikan-agama-islam-tanggung-jawab-
ilmuwan-terhadap-alam-dan-lingkungan.html
https://www.academia.edu/7312056/Makalah_iptek_dan_seni_dalam_islam

Anda mungkin juga menyukai