PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak
saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi
dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Kesehatan kerja dapat tercapai secara optimal jika tiga komponen berupakapasitas
kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja dapat berinteraksi baik dan serasi.
Kecelakaan ditempat kerja merupakan penyebab utama penderita perorangan dan
penurunan produktivitas. Menurut ILO (2003), setiap hari rata-rata 6000 orang meninggal
akibat sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta orang pertahun sebanyak 300.000 orang
pertahun, diantaranya meninggal akibat sakit atau kecelakaan kerja.
Kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja, mudah sakit,
stres, sulit berkonsentrasi sehingga menyebabkan menurunnya produktif kerja. Kondisi kerja
meliputi variabel fisik seperti distribusi jam kerja, suhu, penerangan, suara, dan ciri-ciri
arsitektur tempat kerja lingkungan kerja yang kurang nyaman, misalnya : panas, berisik,
sirkulasi udara kurang, kurang bersih, mengakibatkan pekerja mudah stress (Supardi, 2007).
Kondisi lingkungan fisik dapat terjadi misalnya suhu yang terlalu panas,terlalu dingin,
terlalu sesak, kurang cahaya dan semacamnya. Ruangan yang terlalu panas dan terlalu
dingin menyebabkan ketidaknyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaan. Panas bukan
hanya dalam pengertian temperatur udara, tetapi juga sirkulasi atau arus udara, munculnya stres
kerja, sebab beberapa orang sangat sensitif pada kebisingan dibanding yang lain (Margiati,
1999).
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
1
B. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang dikritisi
3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku yang diterbitkan
4. Menguji kualitas buku dan dibandingkan dengan buku lain
5. Memberikan gambaran kepada pembaca dalam penilaian buku secara ringkas
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan tema pada Critical Book Report yang saya susun, maka saya menyimpulkan lima
rumusan masalah yang perlu dibahas yaitu:
1. Bagaimana pencegahan pengendalian kecelakaan kerja?
2. Apa saja Penyebab kecelakaan kerja?
3. Bagaimanakah pertolongan pertama di tempat kerja?
4. Apa saja penyebab kebakan?
5. Bagaimana pencegahan kebakaran?
D. MANFAAT
1. Pengembangan Kreatifitas
2. Sebagai bahan pertimbangan
3. Sarana promosi buku
4. Nilai ekonomis
BAB II
ISI BUKU
2
RINGKASAN BUKU UTAMA
3
RIMGKASAN BUKU
Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat
mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran.
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja,
(terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan ).
Kecelakaan itu terjadi karena nasib semata-mata, sehingga pada waktu itu belum ada
usaha secara rasional yang diarahkan untuk mencegah kecelakaan.
Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan tersebut diatas, maka ditinjau dari sudut keselamatan
kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja mencakup 5 M yaitu :
1. Manusia.
3. Material ( bahan-bahan ).
4. Mesin ( peralatan ).
4
1. Unsur Manusia, antara lain :
» Tidak adanya unsur keharmonisan antar tenaga kerja maupun dengan pimpinan.
» Kurangnya motivasi.
» Kurang pengawasan.
» Kesalahan perencanaan.
C. Pencegahan Kecelakaan
Berdasarkan uraian diatas, maka kecelakaan terjadi karena adanya ketimpangan dalam
unsur 5M, yang dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yang saling terkait, yaitu :
5
Manusia, Perangkat keras dan Perangkat lunak. Oleh karena itu dalam melaksanakan
pencegahan dan pengendalian kecelakaan adalah dengan pendekatan kepada ketiga unsur
kelompok tersebut, yaitu :
pekerjaannya.
c. Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertndak sesuai dengan keperluan
perusahaan.
3. Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat lunak, harus melibatkan seluruh level
manajemen, antara lain :
6
kerja yang benar.
BAB II P3K
A. Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut
diantaranya:
1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban,
periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap
sok pahlawan. Pergunakanlah sumber daya yang ada baik alat, manusia maupun sarana
pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan
dipahami oleh seluruh anggota.
3. Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan,
identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dan sebagainya. Catatan ini berguna bila
penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-
korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan
diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih
mungkin untuk ditolong.
8
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
4.Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3
sampai 5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat
pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang,
atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka
memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
Danger (Bahaya)
Pastikan Keadaan Aman untuk Menolong Sebelum menolong korban, sebaiknya
anda memastikan bahwa lokasi benar-benar aman bagi anda sebagi penolong, orang-
orang di sekitar lokasi kejadian, dan korban itu sendiri.
9
Response (Respon)
Pastikan Kondisi Kesadaran Korban Periksa kesadaran korban dengan cara
memanggil namanya jika Anda kenal, atau bersuara yang agak keras di dekat telinga
korban, jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban perlahan namun tegas,
berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit bagian telinga korban).
Compression (Tekanan pada Dada)
Setelah memastikan korban tidak memberi respon dan sudah memanggil bantuan
medis, lakukan kompresi dada yang biasa di kenal RJP (Resusitasi Jantung Paru-paru)
atau disebut CPR (Cardio Pulmonary Resutation).
Airway (Jalan Nafas)
Setelah melakukan 30 kompresi, buka jalan nafas korban dengan metode Head-tilt chin-
lift. Tujuannya adalah untuk membuka jalan nafas korban yang tersumbat oleh lidah yang
tertarik ke tenggorokan sehingga menutupi jalan nafas.
10
Breathing (Bernafas)
Setelah jalan nafas terbuka,ju lanjutkan dengan pemberian 2 kali nafas bantuan
dari mulut ke mulut. Perhatikan membusungnya dada korban untuk memastikan Volume
tidal. Volume tidal adalah jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali
bernafas, dimana volume tidal normal sesorang adalah 350-400ml.
– Pastikan jalan nafas korban masih dalan posisi terbuka dengan metode Head-tilt chin-lift
sebelumnya.
– Tekan hidung korban untuk memastikan tidak ada udara yang bocor melalui hidung, ambil
nafas dengan normal lalu tempelkan mulut serapat mungkin pada mulut korban dan tiupkan
C.Peralatan P3K
Adapun beberapa Alat Pelindung Diri (APD) dan Peralatan yang digunakan terhadap
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, yaitu sebagai berikut:
6. Gunting Pembalut
7. Pinset
8. Senter
9. Kapas
10. Selimut.
13. Oksigen
12
15. Tandu
BUKU PEMBANDING
13
BAB I KEBAKARAN
A.Pengertian Kebakaran
Kebakaran adalah reaksi kimia yang berlangsung cepatdan memancarkan panas dan sinar.
Kebakaran adalah salah satu bencana yang disebabkanOleh api yang sifatnya terjadi tidak
pada tempatnya dan sulit dikendalikan manusia.
( fire triangle)
Agar api bisa menyala, tiga unsur tersebut harus ada pada saat yang sama dan pada
proporsi yang tepat. Salah satu unsur tidak ada maka kebakaran tidak akan terjadi. unsur
pertama dari teori segitiga api adalah bahan bakar yaitu semua bahan apa saja yang mudah
terbakar. Bahan yang lebih mudah terbakar berarti mempunyai titik nyala yang lebih rendah.
14
Titik nyala adalah suatu temperatur terendah dari suatu bahan untuk dapat mengubah bentuk
menjadi uap dan akan menyala bila tersentuh api. Semakin rendah titik nyala suatu bahan,
maka bahan tersebut akan semakin mudah terbakar.
a.)Bahan bakar dalam bentuk padat seperti arang, kayu, kertas, kain, plastik dan sebagainya.
b.)Bahan bakar dalam bentuk cair seperti minyak tanah, minyak diesel, solar, bensin,spiritus
dan sebagainya. Dalam bentuk cair semakin rendah titik nyalanya semakin mudahlah
c.)Bahan bakar dalam bentuk gas seperti elpiji, acetylene, butane dan sebagainya.
Menurut zaini (19981) secara garis besar sumber panas dibedakan menjadi 4 yaitu :
a.Mekanis : gesekan.
c.panas : matahari, nyala api, dan pemampatan.
d.kimia : penyalaan spontan, reaksi kimia dan rekasi nukli
B. Penyebab Kebakaran
Kelalaian adalah suatu tindakan yang tidak disengaja. Hampir setiap peristiwa
kebakaran besar terjadi karena faktor kelalaian.
4.kebakaran yang disebabkan oleh unsur kesengajaan.
peristiwa kebakaran yang disengaja pada umumnya mempunyai tujuan tertentu seperti
sabotase, mencari keuntungan pribadi, untuk menghilangkan jejak kejahatan dan lain-lain.
Von Schwartz dalam zaini (1998),seorang ahli fisika mengajukan daftar penyebab
kebakaran.beliau mengelompokkan menjadi 11 penyebab kebakaran antara lain:
5. petir
8. reaksi kimia
9. gesekan,tekanan,kejutan,goncangan
a.hubung singkat listrik
16
c.rokok
d.lampu,dll
-klasifikasi U.L,
-Klasifikasi Eropa,
a. Kelas A,untuk bahan padat non logam,biasanya dari bahan organik seperti
kertas dll.
b. Kelas B,Untuk bahan cair dan gas seperti bensi,solar minyak tanah,Dll
c. Kelas C,Untuk instalasi Listrik
d. Kelas D,Untuk bahan logam,yang melibatkan Magnesium,sodium,titanium
1.Cara penguraian
17
Yaitu cara memadamkan dengan memisahkan atau menjauhkan bahan atau benda-
benda yang dapat terbakar
4. Cara isolasi atau lokalisasi
yaitu cara pemadaman kebakaran dengan mengurangi kadar atau presentase O2
pada benda-benda yang terbakar.
Pembentukan dan penyebaran asap adalah hal yang tak dapat diabaikan demi
keamanan kebakaran. Asap dapat menghalangi atau tidak memungkinkan orang
menyelamatkan diri meninggalkan gedung yang terbakar karena terhalangnya pandangan.
Asap juga dapat lebih mengobarkan api dan menimbukan panik. Regu pemadam kebakaran,
dalam menunaikan tugasnya, pada umumnya telebih dahulu menilai keadaannya dan dengan
sendirinya sambil menolong penyelamatan manusia dapat terhalang oleh asap.
18
Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat kebakaran Pemerintah
mengeluarkan undang-undang UU No. 1 Tahun 1970 “Dengan perundangan ditetapkan
persyaratan keselamatan kerja untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran”.Yang dikuatkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999
Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja disebutkan dalam Pasal ayat 1
“Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,
menyelenggarakan latihan penganggulangan kebakaran di tempat kerja”.
APAR atau fire extinguishers atau racun api merupakan peralatan reaksi cepat yang
multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A, B dan C. Peralatan ini mempunyai
berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko
kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan
bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan
jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan
kimia kering, foam atau busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di
Indonesia.
Pada jenis ini media pemadamnya berupa air yang terletak pada tabung. Dibuat dalam dua
konstruksi yaitu SPT dan GCT. Jarak jangkau pancaran sekitar 10 ft sampai 20 ft. Dan waktu
pancaran sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galon. Hanya direkomendasikan untuk
kebakaran jenis A, dengan luas bidang jangkauan sekitar 2500 ft persegi, jarak penempatan
setiap 50 ft.
Tabung utama berisi larutan sodium bikarbonat (ditambah dengan penstabil busa).
Tabung sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua larutan tersebut
19
akan menghasilkan busa dengan volume 10 kali lipat. Busa ini kemudian didorong oleh gas
pendorong (biasanya CO2 ).
APAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering) di mana oksigen
diupayakan terpisah dari apinya. Di samping itu CO2 juga mempunyai peranan dalam
pendinginan. Material yang diselimuti oleh CO2 akan cenderung lebih dingin..
APAR jenis ini berisi tepung kering sodium bikarbonat dan tabung gas karbon dioksida
atau gas nitrogen (di dalam cartridge) sebagai pendorongnya. Gas pendorong bisa
ditempatkan dalam tabung atau di luar tabung. Tepung kimia kering bersifat cepat menutup
material yang terbakar, dan mempunyai daya jangkau menutup permukaan yang cukup luas.
APAR jenis ini biasanya berisi gas halon yang terdiri dari unsur-unsur karbon, fluorine,
bromide dan chlorine. Namun sejak diketemukan lubang pada lapisan ozon yang diduga
disebabkan oleh salah satu unsur gas halon maka menurut perjanjian Montreal gas halon
tidak boleh dipergunakan lagi, dan mulai 1 Januari 1994 gas halon tidak boleh diproduksi.
a. Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai
namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di
halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang
memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. Detektor
Asap atau Smoke Detector Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan
memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan
berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.
b. Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya
bahaya kebakaran pada suatu tempat.
c. Sprinkler
20
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara
otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada
sprinkler tersebut.
Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau
kerusakan. Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang
dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran.
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja,
(terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan). Kecelakaan kerja juga dapat
didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda tentunyahal ini dapat mengakibatkan
kerugian jiwa serta kerusakan harta benda.
Dengan demikian menurut definisi tersebut ada 3 hal pokok yang perlu diperhatikan :
a. Kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki
21
b. Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa dan kerusakan harta benda
c. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber energi yang melebihi
· Terjatuh
· Tertimpa benda
· Tertumbuk
· Terjepit
· Pengaruh suhu
· Mesin
· Alat angkut
· Patah tulang
22
· Dislokasi ( keseleo )
· Amputasi
· Luka di permukaan
· Luka bakar
· Keracunan-keracunan mendadak
· Pengaruh radiasi
· Lain-lain
Menurut letak kelainan atau cacat di tubuh, kecelakaan di klasifikasikan sebagai berikut:
· Kepala
· Leher
· Badan
· Anggota atas
· Anggota bawah
· Banyak tempat
C. Sebab-Sebab Kecelakaan
Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang salah
atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri
dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti
kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal
23
tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi kelalaian
dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap karyawan pabrik.
Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah pencahayaan, ventilasi yang
memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan dekat dengan pekerja,
pelindung mesin yang tak sebanding, peralatan yang rusak, peralatan pelindung yang tak
mencukupi, seperti helm dan gudang yang kurang baik.
Kecelakaan –kecelakaan akibat kerja yang sering terjadi banyak di sebabkan oleh
faktor manusia dan sedikit dipengaruhi oleh faktor alat.
b. Psikologis
4. Dan lai-lain
c. Keterampilan
d. Fisik
Lemahnya kondisi fisik sesorang berpengaruh pada menurunnya tingkat konsentrasi dan
motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi sangat
dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat mungkin terjadi. Contoh
factor fisik ini adalah kelelahan, dan menderita suatu penyakit.
Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi terjadinya
kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada. Apabila alat itu sudah
rusak, tentu saja dapat mengakibatkan suatu kecelakaan. Contohnya adalah:
Setelah kita mengetahui faktor-faktor yang menyebakan suatu kecelakaan kerja, kita
dapat mencegahnya, yaitu dengan cara :
BAB III
PEMBAHASAN
A. Keunggulan
Buku Utama
1. Pembahasan materi lebih terperinci.
2. Menyertakan catatan kaki sehingga pembaca mengetahui dari mana sumber referensi
buku tersebut.
3. Memiliki sumber-sumber buku acuan atau daftar pustaka.
Buku pembanding
1. Penyajian isi buku sangat efisien dan efektif.
2. Rangkuman yang terletak setelah penjabaran materi menyimpulkan poin-poin penting
yang dibahas dalam setiap bab-nya.
3. Tugas-tugas atau latihan pada setiap akhir bab sangat baik bagi pembaca terutama
mahasiswa dalam menguji tingkat kompetensi yang diperoleh.
4. Kertas buku yang dipakai dan ukuran huruf cukup baik untuk ukuran mata normal.
Terbukti dengan mudahnya pembaca memahami isi dan tidak merasa perih matanya
jika terlalu lama membaca.
5. Penulisan didesain dengan temperamen yang sesuai dengan konteks zaman.
26
6. Adanya kutipan bahasa asing yang dituliskan langsung dalam bahasa aslinya sehingga
pembaca akan lebih memahami arti atau makna yang terkandung didalamnya.
7. Menyertakan pasal-pasal untuk seorang pengajar atau guru dan dosen.
B. Kelemahan
Buku satu
1. Tidak menyertakan daftar pustaka.
2. Buku terlalu tebal sehingga pembaca memiliki rasa malas untuk membacanya.
Buku pembanding
1. Covernya tidak menarik sehingga pembaca juga tidak begitu tertarik untuk membaca.
2. Tidak memberikan rangkuman di setiap akhir pembahasan atau bab.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari yang critic book dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua buku
pembanding terlihat lebih unggul dari pada buku utamanya.Namun bukan berarti buku utama
tidak layak untuk dibaca. Buku utama tetap bagus namun untuk kategori materi yang lainnya.
Sedang pada materi Kesehatan dan Kesselamatn Kerja buku pembanding terlihat lebih
unggul dan lengkap serta jelas.
kedua buku tersebut pun dapat dijadikan referensi tambahan untuk lebih memahami
mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
B. Saran
Adapun saran ya dapat disampaikan yakni sebagai mahasiswa dan masyarakatnya
luas yang menggunakan buku sebagai penambah wawasan agar semestinya kita dapat melihat
mana buku yang dapat digunakan atau tidak dalam arti relevan atau masih sesuai dengan
perkembangan zaman atau tidak. Tentu nya kita akan memilih buku yang masih relevan,
original, dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
27