Anda di halaman 1dari 4

[Type here]

PSBB di Indonesia Dikaitkan dengan Fungsi Nilai, Moral, Keadilan,


Ketertiban dan Kesejahteraan dalam Masyarakat

oleh :

Dinar Surya Utami

P17334119012

D3-1A (Analis Kesehatan)

Ilmu Sosial Budaya Dasar

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

Dewasa ini penyakit COVID-19 yang disebabkan coronavirus jenis baru semakin
menjadi-jadi. Hampir diseluruh negara covid menjadi masalah yang sangat sentral , termasuk di
Indonesia korona menjadi momok yang menakutkan. Memburuknya wabah virus Corona
mengharuskan pemerintah mengambil sikap. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo,
menyarankan setiap individu untuk menerapkan social distancing guna menghadapi pandemi
COVID-19. Menurut Center for Disease Control (CDC), social distancing adalah tindakan
menjauhi segala bentuk perkumpulan, jaga jarak antar manusia, dan menghindari berbagai
pertemuan yang melibatkan banyak orang.Dapat diartikan bahwa, masyarakat diimbau
mengurangi aktivitas di luar rumah, seperti kantor, sekolah, tempat olahraga, dan semua tempat
yang banyak dikunjungi oleh orang.

Upaya yang dilakukan ini nampaknya belum mencapai titik keberhasilan. Terlihat dari
lonjakan pasien corona yang justru semakin bertambah dari hari ke hari .Hingga saat ini tercatat
5516 pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 per-16 April 2020. Hal tersebut dikarenakan
masyarakat masih mengabaikan social distancing ini. Karena itu pemerintah mengambil langkah
dengan dilakukann PSBB pada pekan ini diberbagai daerah di Indonesia. PSBB sendiri
merupakan singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar yang dianggap ampuh guna
mencegah penyebaran corona yang semakin meluas di Indonesia. .

[Type here]
[Type here]

Namun kebijakan PSBB ini menuai pro dan kontra dari masyarakat . Dikarenakan
dampaknya dianggap bukan hanya pada bidang kesehatan, namun dalam kegiatan sehari-hari dan
bagi bidang lain seperti bidang ekonomi, sosial budaya, keagamaan, ketenagakerjaan, dan lain-
lain. Masyarakat merasa terbebani dengan PSSB ini terutama masyarakat kecil yang
menggantungkan hidupnya diluar rumah dalam hal mencari nafkah. Banyak masyarakat yang
mengeluhkan bagaimana kelangsungan hidupnya bila mereka tidak mencari nafkah diluar , bila
mereka hanya berdiam diri saja dirumah apa yang mereka harus lakukan untuk bertahan hidup.
Bukannya masyarakat tidak ingin mengikuti setiap peraturan yang ada tetapi mereka ingin ada
solusi terbaik dalam kelangsungan hidup dengan diadakannya PSSB ini.

Dalam acara ILC di TV One yang dipandu oleh Karni Ilyas pada hari selasa tanggal 14
APRIL 2020 mengundang beberapa narasumber dari kalangan masyarakat , kalangan
pemerintahan , para pejabat ,aparat berwenang dan lainnya . ILC pada hari tersebut bertemakan
“PSBB Berlaku: Dengarlah Suara Rakyat.”

Bersumber dari kalangan masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang warteg, pedagang
soto keliling, tukang pijat ,pedagang kaki lima dan lainnya . Mereka mengeluarkan keluh
kesahnya atas program PSSB ini. Seperti yang dikatakan Ibu Jasih sebagai pedagang warteg
yang mana pendapatan dari usahanya turun drastis , dia harus menutupi modal dan menghidupi
kebutuhannya dengan meminjam uang yang mana dikenakan bunga ketika mengembalikkan
uang pinjaman tersebut. Pak Marsum yang harus menghidupi anak dan istri yang terkena struk
hanya mampu berjualan soto keliling dengan pendapatan yang sangat kecil dan meminta untuk
diberikan bantuan . Pak Muldiyantoro sebagai tukang pijat tidak ada pasien yang datang untuk
dipijat olehnya sehingga hidup degan tabungan yang dimiliki yang lama kelamaan akan habis.

Ibu Yernis seorang pedagang kaki lima yang digrebek Satpol PP yang mana viral karena
video nya dengan celotehan "Kalau bisa ya, Pak. Kami butuh makan. Di luar kami mati corona,
di rumah kami mati kelaparan, Pak. Kan sama-sama mati, Pak.” Dalam ILC (14-04-2020) Ibu
Yernis pun mengisahkan awal mulanya bisa digerebek Satpol PP. Sejatinya, dia berdagang di
pasar malam. Namun, pasar malam ditutup karena aturan PSBB. Akhirnya Yernis dan suami
berdagang di dekat rumahnya. Dia nekat mencoba peruntungan di dekat rumah kontrakan
lantaran terimpit kebutuhan. Banyak yang mesti dibiayainya, mulai dari kebutuhan anak yang
masih kecil, uang kontrakan hingga kredit rumah yang tidak bisa ditangguhkan . Menurut ibu

[Type here]
[Type here]

beranak 4 tersebut, ketimbang keluarganya mati kelaparan di dalam rumah, dia nekat untuk
berjualan menentang aturan PSBB. “Karena tidak ada bantuan ke kita, kita nekat ke luar. Saya
pikir begini, kita di dalam rumah bisa mati sekeluarga. Keluar juga kita mati. Daripada saya mati
sia-sia, lebih baik saya mati berjuang demi anak-anak saya," ujarnya.

Dari pernyataan-pernyataan narasumber mereka tidak meminta PSSB dihapuskan atau


bukannya tidak ingin mengikuti kebijakan tersebut .Mereka hanya ingin pemerintah untuk
membantu mereka dalam kelangsungan hidup. Masyarakat menilai bantuan dari pemerintah
tidak terealisasi secara nyata seperti penangguhan cicilan rumah , motor , ataupun lainnya belum
berjalan dengan semestinya. Jika bantuan tersebut dapat berjalan dengan baik maka masyarakat
pun akan patuh pada perintah asalkan pemerintah harus membantu mereka juga dalam kebutuhan
pokok.

Selain itu , Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga memberi penjelasan, “Hilang
Pekerjaan bisa dicari, Hilang Nyawa tidak bisa kembali”. Beliau juga mengambil contoh dari
negara Italia yang warga masyarakat disana bandel dan tidak mau menaati perintah yang di
tetapkan agar tetap dirumah, dan disana dalam hitungan 5 minggu melonjak secara signifikan
hingga lebih dari 110 ribu warganya dinyatakan positif terpapar virus corona. Dengan mengikuti
peraturan tersebut kita dapat membantu dalam pemutusan mata rantai Covid-19. yang mana bila
semakin membaik maka kehidupan sehari-hari pun dapat berjalan seperti semula.

Menurut saya antara pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama untuk menyelesaikan
permasalahan ini agar tidak larut dengan masalah ini . Sebagai masyarakat yang bermoral sudah
seharusnya menaati norma - norma yang berlaku contohnya aturan-aturan yang sedang berlaku
saat ini yaitu PSBB. Ketika masyarakat sudah melakukan kewajibannya sebagai warga negara
yang baik maka mereka juga berhak untuk mendapatkan keadilan dari pemerintah.Masyarakat
kecil berhak mendapatkan mendapatkan penghidupan yang layak dalam kelangsungan hidup.
Sehingga keadilan dapat tecipta ketika hak antara masyakat dan negara saling terpenuhi. Hak
negara untuk membentuk suatu aturan dan diikuti oleh warganya dan hak masyarakat kecil yang
mendapat penghidupan yang layak. Selain itu, masyarakat kelas menengah keatas pun saling
bahu membahu membantu masyarakat kecil untuk bisa bertahan hidup. Lalu pemerintah dalam
pemberian bantuan harus lebih merata lagi karena banyak pendataan yang salah sasaran sehingga
menimbulkan ketidakadilan. Masyarakat menengah keatas diberi bantaun tetapi masyarakat kecil

[Type here]
[Type here]

terlewat sehingga masyarakat atas semakin puas masyarakat kecil tertindas disini moral dan
keadilan berbicara. Dengan begitu ideologi Indonesia yang tertuang dalam sila ke-5 “Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dapat terwujudkan.

Sumber :

 Anonim. 2020. Arti Social Distancing dan Physical Distancing, Apa Bedanya? . Internet :
https://www.indozone.id/life/WYsAgk/perbedaan-social-distancing-dan-physical-
distancing
 Covid19.go.id
 Materi atau Bahan Ajar Bapak Saifullah Zakaria
 Video Indonesia Lawyers Club (ILC) Pada Hari Selasa, 14 April 2020 yang dilihat
melalui Youtube (https://www.youtube.com/watch?v=8iuPHiONrRU.) Diakses pada
tanggal 16 April 2020

[Type here]

Anda mungkin juga menyukai