Anda di halaman 1dari 15

88 – Jurnal Pendidikan Vokasi

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN, GAYA BELAJAR,


SARANA PRAKTIK, DAN MEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR
PATISERI SMK SE-GERBANGKERTASUSILA
Siti Nurul Aini
SMKN 1 Dlanggu
nqsiti@yahoo.com
Putu Sudira
Universitas Negeri Yogyakarta
putupanji@uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh strategi pembelajaran, gaya belajar
peserta didik, sarana praktik, dan media pembelajaran terhadap hasil belajar Patiseri di SMK Se-
Gerbangkertasusila.Penelitian ini adalah penelitian expostfacto yang bertujuan untuk menjelaskan
pengaruh strategi pembelajaran, gaya belajar peserta didik, sarana praktik, dan media pembelajaran
terhadap hasil belajar Patiseri di SMK Se- Gerbangkertasusila.. Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Se-Gerbangkertasusila yang mempunyai program studi patiseri. Sampel penelitian ini sebanyak 337
siswa. Pengumpulan data melalui angket. Analisa data yang digunakan adalah analisi regresi dan
korelasi dengan taraf kesalahan 0,05. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Sebanyak 51,04%
siswa berpendapat bahwa strategi pembelajaran di SMK Se-Gerbangkertasusila berkategori sedang;
65,58% siswa memiliki gaya belajar berkategori sedang; 53,71% siswa berpendapat bahwa sarana
praktik berkategori sedang, 47,18% siswa berpendapat bahwa media pembelajaran berkategori
sedang; dan 62,31% siswa memiliki nilai di rapor berkategori sangat tinggi. 2)Ada pengaruh positif
dan signifikan antara strategi pembelajaran terhadap hasil belajar mereka (rx1y = 0,735; p< 0,005);
ada pengaruh positif dan signifikan antara gaya belajar siswa terhadap hasil belajar(rx2y = 0,567;
p< 0,005); terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sarana praktik terhadap hasil belajar rx3y
= 0,222; p< 0,005); terdapat pengaruh positif dan signifikan antara media pembelajaran terhadap
hasil belajar (rx4y = 0,735; p< 0,005); terdapat pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama
antara strategi pembelajaran, gaya belajar, sarana praktik, dan media pembelajaran terhadap hasil
belajar (rx1,x2,x3,x4,y = 0,749; p< 0,005).
Kata Kunci: strategi pembelajaran, gaya belajar, sarana praktik, media pembelajaran, patiseri

THE EFFECT OF STUDENT’S LEARNING STRATEGIES,


LEARNING STYLES, PRACTICE FACILITIES, AND MEDIA ON
LEARNING OUTCOMES OF VOCATIONAL PASTRY AND BAKERY
IN GERBANGKERTASUSILA
Abstract
This study aimed to describe the effect of student’s learning strategies, learning styles , practice
facilities, and instructional media on learning outcomes in vocational pastry and bakery in
Gerbangkertasusila.This research is expostfacto research to describe effect of student’s learning
strategies, learning styles , practice facilities, and instructional media on learning outcomes
in vocational pastry and bakery in Gerbangkertasusila.. This research was conducted at SMK
Gerbangkertasusila having patiseridepartment. The sample was 337 students establised using
a questionnairetechnique. The data were collected through questionnaires. Data analyze using
correlation and regretation with correction 0,05. The results of the study are as follows :1) As
many as 51.04 % of students found learning strategies in SMK Gerbangkertasusila being in a fair
category; 65.58 % students have a moderate learning style category, 53.71 % of students found the

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 89

practicum facilitiesbeing in afaircategory; 47.18 % of students found the instructional media being
in afaircategory and 62.31 % of students have veryhigh grades in their report books.2) There is a
positive and significant correlation between the learning strategies on student learning outcomes in
patiseriCatering Skills Program SMK Gerbangkertasusila (rx1y = 0.735, p < 0.005); there a positive
and significant correlation between students’ learning styles on learning their outcomes (rx2y = 0.567,
p < 0.005), there is a positive and significant correlation between the practicum facilities on students
learning outcomes (rx3y = 0.222 , p < 0.005), there is a positive and significant correlation between
instructional media on the students’ learning outcomes (rx4y = 0.735, p < 0.005), there is a positive
and significant effect oflearning strategies, learning styles, practicum facilities, and instructional
media in aggregate on the students’ learning outcomes (rx1,x2,x3,x4,y = 0.749, p < 0.005).
Keywords: learning strategies, learning styles, practice facilities, and instructionalmedia, pastry
and bakery

PENDAHULUAN seluk beluk kue baik kue kontinental, oriental


Salah satu keberhasilan peserta didik maupun kue Indonesia mulai dari persiapan,
dalam pendidikan ditunjukkan dengan hasil pengolahan sampai pada penyajiannya. Saat
belajar. Pada kenyataannya ditemukan tuntutan ini patiseri dipelajari sebagai suatu ilmu dan
hasil belajar pada peserta didik semakin tinggi seni dalam mengolah dan menyajikan berbagai
sementara strategi pembelajarannya biasa-biasa macam kue, baik kue-kue tradisional maupun
saja. Hal inilahyang menyebabkan hasil belajar modern. Kue dapat disajikan dalam berbagai
peserta didik kurang memuaskan sebagaimana kesempatan, selain memberikan rasa kenyang,
diharapkan oleh sekolah, orangtua,dan peserta juga kue berfungsi sebagai dekorasi ataupun
didik itu sendiri. hiasan. Sekarang ini mutu dan rasa kue telah
jauh berbeda (Farida, 2008 p, 2).
Peningkatan hasil belajar peserta didik
dalam pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai Di Sekolah Menengah Kejuruan, Patiseri
faktor yang ada pada diri peserta didik maupun adalah salah satu program keahlian yang
lingkungan sekitar peserta didik. Empat masuk dalam bidang keahlian Tata Boga.
faktor yang diduga turut mempengaruhi Program keahlian Patiserti difokuskan untuk
hasil belajar peserta didik adalah strategi bagaimana membuat kue/roti, baik tradisional
pembelajaran, gaya belajar peserta didik, maupun yang sudah modern. Secara khusus
sarana praktik, dan media pembelajaran untuk tujuan program keahlian Patiseri adalah
memperoleh hasil belajar yang optimal. Fungsi membekali peserta didik dengan keterampilan,
pendidikan salah satunya adalahmembentuk pengetahuan, dan sikap agar berkompeten
sikapdanorientasi peserta didikterhadap mengolah dan menyajikan produk Patiseri,
belajar, menggunakan strategi pembelajaran kue dari adonan cake dan rich cake, serta kue
yang tepat untuk menanamkan pengetahuan dari adonan menggunakan bahan pengembang
serta untuk mengembang-kan keterampilan (http://smkn6sby.sch.id/patiseri.php).
belajar secara efektif. Pengalaman guru dalam Di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK),
proses pembelajaran mempengaruhi strategi Patiseri adalah salah satu kompetensi keahlian
pembelajaran yang dipakai. Sedangkan yang masuk dalam program studi keahlian
pengalaman peserta didik akan membentuk Tata Boga yang masuk dalam rumpun bidang
gaya belajarindividual,sepertiyangdiajarkanba studi keahlian Seni, Kerajinan dan Pariwisata.
gaimanabelajar. Kompetensi keahlian Patiseri difokuskan
Patiseri merupakan salah satu pengetahuan untuk bagaimana membuat kue/roti, baik
dalam pengolahan dan penyajian makanan, tradisional maupun yang sudah modern. Secara
khususnya mengolah dan menyajikan berbagai khusus tujuan kompetensi Patiseri adalah
jenis kue. Patiseri berasal dari Bahasa Perancis membekali peserta didik dengan keterampilan,
yaitu Pậtisserie yang artinya kue-kue. Dengan pengetahuan, dan sikap agar berkompeten
demikian patiseri dapat diartikan sebagai mengolah dan menyajikan produk patiseri,
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kue dari adonan cake dan rich cake serta kue-

Pengaruh Strategi Pembelajaran


90 – Jurnal Pendidikan Vokasi

kue dari adonan yang menggunakan bahan adalah pemasaran secara langsung produk
pengembang (Farida, 2008 p,3). Patiseri.
Dari prasurvei yang telah dilakukan, Keberhasilan pembelajaran Patiseri tidak
ternyata hanya SMK Negeri 6 dan SMK Negeri hanya dilihat dari pengetahuan peserta didik
8 Surabaya saja yang mempunyai kompetensi tentang Patiseri dan produk yang dihasilkan,
keahlian Patiseri. SMK Negeri 1 Cerme Gersik, tetapi yang lebih penting adalah memasarkan
SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo, SMK YPM produk Patiseri yang telah dibuat oleh peserta
Sepanjang Kabupaten Sidoarjo, SMK Negeri didik kepada lingkungan sekitar, baik di
2 Jombang, SMK Negeri 1 Kertosono, SMK lingkungan sekolah seperti kantin, maupun
Negeri 1 Dlanggu Mojokerto dan SMK PGRI di lingkungan luar sekolah, seperti pesanan
Sooko Mojokerto, Patiseri dijadikan sebagai dari masyarakat sekitar. SMK Negeri 6
muatan lokal bagi SMK yang mempunyai Surabaya, SMK Negeri 8 Surabaya, SMK
kompetensi keahlian Tata Boga. Negeri 1 Buduran Sidoarjo, dan SMK Negeri
Dari segi fasilitas untuk menunjang 1 Lamongan dinilai sudah berhasil dalam
pembelajaran Patiseri, SMK Negeri 6 Surabaya, pembelajaran Patiseri karena memenuhi tiga
SMK Negeri 8 Surabaya, SMK Negeri 1 hal diatas yaitu pengetahuan, produk, dan
Buduran Sidoarjo dan SMK Negeri 1 Cerme pemasaran hasil produk Patiseri. SMK YPM
Gersik mempunyai peralatan Patiseri yang Sepanjang Kabupaten Sidoarjo, SMK Negeri
sangat lengkap, tetapi di SMK Negeri 1 Cerme 2 Jombang, SMK Negeri 1 Kertosono, SMK
Gersik kelengkapan fasilitas tidak diikuti tidak Negeri 1 Dlanggu Mojokerto dan SMK PGRI
diikuti oleh pemasaran hasil/produk Patiseri Sooko Mojokerto dinilai kurang berhasil
karena letaknya di pedesaan dan kurangnya dalam pemasaran produk patiseri karena
ketertarikan penduduk sekitar terhadap produk kurang minatnya warga sekolah terhadap
patiseri yang di nilai terlalu mahal. Sedangkan produk Patiseri. Sedangkan SMK Negeri 1
SMK YPM Sepanjang Kabupaten Sidoarjo, Cerme Gersik walaupun memiliki peralatan
SMK Negeri 2 Jombang, SMK Negeri 1 Patiseri lengkap, tetapi belum dimanfaatkan
Kertosono, SMK Negeri 1 Dlanggu Mojokerto secara maksimal untuk meningkatkan hasil
dan SMK PGRI Sooko Mojokerto memiliki belajar Patiseri karena peserta didik yang
fasilitas cukup lengkap untuk menunjang kurang tertarik terhadap muatan lokal Patiseri
pembelajaran Patiseri. Walaupun hanya sebagai dan tidak adanya minat masyarakat sekitar
program kecakapan hidup bagi peserta didik, terhadap produk Patiseri karena dinilai masih
Patiseri di SMK negeri 1 Lamongan dapat di mahal.
katakan sukses karena dapat membangun jiwa Dari segi gaya belajar peserta didik,
kewirausahaan peserta didik karena mereka terdapat perbedaan antara peserta didik yang
dapat memasarkan produk Patiseri di kantin sekolah di perkotaan, pinggiran kota dan
sekolah. SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo juga pedesaan. SMK yang berada di perkotaan,
dikategorikan sukses meskipun Patiseri hanya seperti SMK Negeri 6, SMK Negeri 8 Surabaya,
sebagai Muatan lokal karena SMK Negeri 1 SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo, SMK Negeri
Sidoarjo mempunyai kelas khusus yaitu kelas 1 Lamongan, SMK PGRI Sooko Mojokerto
Wirausaha, hasil produk patiseri di pasarkan dan SMK Negeri 2 Jombang, gaya belajar
di lingkungan sekolah atau di luar sekolah, peserta didik telah maju dengan memanfaatkan
khususnya untuk kelas XI harus memasarkan fasilitas yang ada di sekolah dan mencari ide-
produk di luar sekolah yang tujuannya untuk ide baru dalam bidang Patiseri. Bagi SMK
berani unjuk hasil produk di luar sekolah. Dari yang berada di pinggiran kota, seperti SMK
segi strategi pembelajaran, semua sekolah yang Negeri 1 Kertosono, SMK YPM Sepanjang
di kunjungi untuk keperluan survei memiliki Kabupaten Sidoarjo, gaya belajar peserta
banyak kesamaan antara lain: pembelajaran didik masih bergantung pada pengetahuan
teori 20% untuk mengenal lingkup Patiseri, yang didapat dari guru, peserta didik enggan
70% pembelajaran berupa praktik dalam mencari literatur tentang Patiseri. Sedangkan
membuat produk Patiseri, sedangkan 10% bagi SMK yang berada di pedesaan, seperti

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 91

SMK Negeri 1 Dlanggu Mojokerto, SMK SMKN 2 Jombang, SMKN 6 Surabaya, SMKN
Negeri 1 Cerme Gersik, walaupun fasilitas 8 Surabaya, SMKN 1 Cerme Gresik, SMKN
untuk belajar patiseri sangat lengkap, tetapi 1 Buduran Sidoarjo, SMKN 1 Kertosono, dan
gaya belajar peserta didik kurang antusias dan SMKN 1 Lamongan yang berjumlah 599 siswa.
tidak ada motivasi untuk mencari literatur yang Pada penelitian ini, teknik sampling
mendukung pembelajaran Patiseri. menggunakan sistem nonprobability samping.
Hasil belajar Patiseri dilihat dari hasil sampel hanya peserta didik kompetensi
nilai ujian semester rata-rata masih rendah. keahlian Tata Boga kelas XII SMK Se-
SMK Negeri 6, SMK Negeri 8 Surabaya, SMK Gerbangkertasusila karena peserta didik
Negeri 1 Buduran Sidoarjo, SMK Negeri 1 kelas XII telah mempelajari materi Patiseri
Lamongan, SMK PGRI Sooko Mojokerto dan di kelas XI sehingga mereka telah mengalami
SMK Negeri 2 Jombang masih ada kurang lebih proses pembelajaran di kelas dengan strategi
20-30 persen hasil belajar siswa yang masih di pembelajaran tertentu, gaya belajar tertentu,
bawah KKM. Sedangkan untuk SMK Negeri 1 media pembelajaran tertentu, dan sarana
Kertosono, SMK YPM Sepanjang Kabupaten praktik yang mendukung pembelajaran
Sidoarjo yang mewakili SMK di pinggiran Pateriseri sebanyak 337 siswa.
kota sekitar 25-40 persen hasil belajar siswa
masih di bawah KKM. Terakhir, SMK Negeri Variabel Penelitian
1 Dlanggu Mojokerto, SMK Negeri 1 Cerme Penelitian ini menggunakan paradigma
Gersik sekirat 35-50 persen hasil belajar siswa ganda dengan dua variabel independen
masih di bawah KKM. (bebas), yaitu Strategi pembelajaran, Gaya
belajar peserta didik, Sarana praktik, Media
pembelajaran, dan satu variabel dependen
METODE PENELITIAN
(terikat) yaitu Hasil belajar peserta didik
Penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif expostfacto yang digunakan untuk Definisi Operasional
menguji hipotesis tetapi tidak memberikan Untuk menghindari kesalahan terhadap
perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu istilah-istilah operasional yang digunakan,
sebab kurang etis untuk memberikan perlakuan maka perlu diberikan definisi operasional
atau memberikan manipulasi. Biasanya karena sebagai berikut.
alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa
tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri Strategi pembelajaran adalah bagian-
faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang bagian yang saling terkait antara satu dengan lain
mempengaruhinya (Sugiyono, 2012: 8). dengan komponen penting yang mendukung cara
kerja pembelajaran serta cara mentransformasi
Tempat dan Waktu Penelitian pengalaman pembelajaran melalui teknologi
pembelajaran. Strategi pembelajaran yang
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
digunakan dalam pembelajaran Patiseri adalah
Se-Gerbangkertasusila (Gresik, Jombang,
demonstrasi dan praktik.
Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan)
yang mempunyai Jurusan Patiseri, baik Patiseri Gaya belajar adalah carabelajar yang lebih
sebagai program keahlian, muatan lokal disukai pembelajar antara lain: gaya belajar
(mulok), maupun program kecakapan hidup visual, audio, dan kinestetik. Gaya belajar yang
untuk peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan cocok dalam pembelajaran Patiseri adalah gaya
selama 2 bulan, mulai bulan Oktober 2013 – belajar kinestetik.
Nopember 2013. Sarana praktik adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
Populasi dan Sampel Penelitian maksud atau tujuan pembelajaran (praktikum)
Populasi dalam penelitian adalah semua dalam hal ini adalah tempat dilaksanakannya
peserta didik program keahlian Tata Boga praktikum (workshop), peralatan dan bahan
SMK Se-Gerbangkertasusila yang berada di yang digunakan dalam melaksanakan
kelas XII dari SMKN Dlanggu Mojokerto, praktikum yang ada di laboratorium Patiseri.

Pengaruh Strategi Pembelajaran


92 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Media pembelajaran adalah alat Setelah direvisi sesuai saran ahli, instrumen
yangmempunyai fungsi menyampaikan pesan penelitian ini dinyatakan telah layak akan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media digunakan uji coba secara empiris di lapangan.
belajar yang digunakan dalam pembelajaran Hasil validasi konstruk Setelah instrumen
Patiseri berupa gambar visual. divalidasiberdasarkan pertimbangan para
Hasil belajar patiseri adalah kemampuan- ahli, selanjutnya dilakukan validasi konstrak
kemampuan yang dimiliki peserta didik dengan menguji coba instrumen secara empiris
setelah iamenerima pengalaman belajarnya. pada sampel dari populasi yaitu sebanyak 50
Hasil belajar peserta didik dinilai pada orang (Sugiyono, 2012: 354).
perubahan tingkah laku, menyangkut Sampel yang digunakan untuk ujicoba
aspek kognitif,afektif dan psikomotor yang instrumen bukan sampel yang digunakan untuk
diharapkan dapat dikuasai peserta didik setelah penelitian. Sampel diambil secara proporsional
menerima atau menempuh pengalaman belajar. acak. Semua sampel yang digunakan untuk
Dalam pembelajaran Patiseri, hasil belajar yang uji coba instrumen berasal dari SMK Negeri
dinilai adalah penguasaan konsep, produk, dan Dlanggu sebanyak 50 orang. Hasil uji coba
kinerja (praktik). instrumen kemudian dianalisis.Data ujicoba
instrumen dapat dilihat pada lampiran 4 sampai
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data dengan lampiran 7.
Teknik pengumpulan data yang Setelah perolehan data melalui uji coba
digunakan adalah kuesioner (angket). instrumen secara empiris, selanjutnya untuk
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan mengetahui item-item dalam instrumen itu
data yang dilakukan dengan cara memberikan valid, maka digunakan teknis korelasi product
seperangkat pertanyaan atau pernyataan moment dari Carl Pearson menggunakan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. software SPSS 18 untuk instrumen angket.
Teknik pengumpulan data yang digunakan Pengambilan keputusan berdasarkan nilai
dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket) probabilitas sig. (2-tailed) dan penjelasan
dan dokumentasi. Jumlah instrumen yang tanda bintang (*/**) pada korela pearson
akan digunakan dalam penelitian ini ada lima, (Hartono, 2010: 58). Apabilasig. (2-tailed) <
yaitu: 1)Instrumen untuk mengukur strategi 0,05 dan terdapat tanda bintang (*/**) pada
pembelajaran 2) Instrumen untuk mengukur nilai korelasi berarti item tersebut valid.
gaya belajar peserta didik, 3) Instrumen untuk Hasil pengukuran dengan menggunakan
mengukur sarana praktik 4) Instrumen untuk SPSS menunjukkan bahwa pada variabel
mengukur media pembelajaran, 5) Instrumen strategi pembelajaran, gaya belajar siswa,
untuk mengukur hasil belajar peserta didik. sarana praktik, dan media pembelajaran
Skala sikap yang akan digunakan dalam semua item valid. Sehingga instrumen ini bisa
penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengambil data penelitian.
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat Reliabilitas insrument menggunakan
dan pesepsi peserta didik tentang variabel yang formula Cronbach’s Alpha. Menurut Feldt dan
ditanyakan dalam angket. Brennan (dalam Mardapi, 2007: 125), bahwa
indeks kehandalan tes lebih besar dari 0,70
Validitas dan Reliabilitas Instrumen maka sudah dapat diterima.
Validasi instumen penelitian ada dua Hasil analisis yang dilakukan dengan
cara yaitu validisi ahli dan validasi konstruk. bantuan software SPPS 18 menunjukkan
Validasi ahli oleh dua orang ahli, Dr. Kokom bahwa instrumen keempat variabel penelitian,
Komariah dan Dr. Widji. Dr. Kokom yaitu strategi pembelajaran (koefisien Alfa
Komariah adalah dosen Tata Boga Universitas = 0,963), gaya belajar siswa (koefisien Alfa
Negeri Yogyakarta mengampu mata kuliah = 0,972), sarana praktik ((koefisien Alfa =
Managemen Menu dan Dr. Widji adalah dosen 0,926), dan media pembelajaran (koefisien
Tata Busana Universitas Negeri Yogyakarta Alfa = 0,961) termasuk baik. Hal ini terlihat
mengampu mata kuliah Analisis Fashion. dari koefisien alpha yang lebih besar dari 0,70.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 93

Teknik Analisa Data Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Variabel


Teknik analisis data dalam penelitian ini Strategi Pembelajaran
menggunakan dan analisis regresi. Analisis Rentang
regresi merupakan teknik analisis data untuk Kategori Frek (%)
Skor
membuat keputusan apakah naik turunnya Sangat Tinggi 84< X £ 105 19 5,64
variabel dependen terjadi karena peningkatan
Tinggi 77< X £ 84 34 10,09
variable independen atau tidak. Analisis
regresi yang digunakan dalam penelitian ini Sedang 56< X £ 77 172 51,04
adalah analisis regresi linier sederhana dan Rendah 42< X £ 56 89 26,41
analisis regresi linier ganda. Sangat Rendah 21< X £ 42 23 6,82
Analisis regresi sederhana digunakan Total 337 100,00
apabila peneliti ingin meramalkan bagaimana
pengaruh antara 1 variabel independen terhadap Berdasarkan tabel 7 di atas, maka dapat
variabel dependen sedangkan analisis digambarkan dalam bentuk histogram seperti
regresi ganda digunakan apabila peneliti ingin gambar 5.
meramalkan bagaimana keadaan variable
dependen bila 2 atau lebih variabel independen
sebagai faktor prediktor dimanipulasi. Karena
dalam penelitian ini terdapat 4 variabel
independen maka teknik analisis regresi ganda
juga digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen.

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN Gambar 5.
Gambar 5. Histogram
HistogramKategori
KategoriSkor
SkorStrategi
Strategi
Pembelajaran
Pembelajaran
Deskripsi Data
Berdasarkan data yang telah diperoleh, Berdasarkan tabel 7 di atas dapat
maka dilakukan analisis terhadap data- dideskripsikan bahwa pada variabel strategi
data tersebut sehingga dapat menjawab pembelajaran dari 337 siswa, 19 siswa atau
permasalahan-permasalahan yang ada. Adapun 5,64% siswa berpendapat bahwa strategi
rincian hasil olah data adalah sebagai berikut. pembelajaran berpengaruh sangat tinggi, 34
siswa atau 10,09% siswa berpendapat bahwa
Strategi Pembelajaran strategi pembelajaran berpengaruh tinggi, 172
Berdasarkan hasil analisa data siswa atau 51,04% siswa berpendapat bahwa
menunjukkan bahwa variabel strategi strategi pembelajaran berpengaruh sedang, 89
pembelajaran diperoleh skor tertinggi yang siswa atau 26,41% siswa berpendapat bahwa Gam
dicapai siswa sebesar 98, skor terendah sebesar strategi pembelajaran berpengaruh rendah,
32. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh dan 23 siswa atau 6,82% berpendapat bahwa
rerata/mean (M) sebesar 62,86, Medium strategi pembelajaran berpengaruh sangat
sebesar 63, Mode (Mo) sebesar 65, dan standar rendah. Dari histogram dan tabel distribusi
deviasi (SD) sebesar 13,55. Secara ideal skor frekuensi data variabel strategi pembelajaran
terendah 21 dan skor tertinggi 105 sehingga menunjukkan bahwa strategi pembelajaran
didapatkan mean ideal (Mi) sebesar 63 dan kompetensi keahlian Tata Boga SMK Se-
standar deviasi (SDi) sebesar 14. Analisa Gerbangkertasusila dilihat dari distribusi
deksriptif variabel strategi pembelajaran dapat frekuensi maupun rata-rata termasuk dalam
dilihat pada lampiran 17. Distribusi frekuensi kategori sedang yang ditunjukkan oleh
variabel data strategi pembelajaran dapat persentase skor tersebut.
dilihat pada tabel 7.

Pengaruh Strategi Pembelajaran


94 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Gaya Belajar kategori rendah, dan 4 siswa atau 1,19% siswa


Berdasarkan hasil analis data menunjukkan memiliki gaya belajar kategori sangat rendah.
bahwa variabel gaya belajar siswa diperoleh Dari histogram dan tabel distribusi frekuensi
skor tertinggi yang dicapai siswa sebesar data variabel gaya belajar menunjukkan bahwa
111, skor terendah sebesar 49. Dari hasil gaya belajar kompetensi keahlian Tata Boga
perhitungan statistik diperoleh rerata/mean SMK Se-Gerbangkertosusilo dilihat dari
(M) sebesar 78,96, Medium sebesar 79, Mode distribusi frekuensi maupun rata-rata termasuk
(Mo) sebesar 78, dan standar deviasi (SD) dalam kategori sedang yang ditunjukkan oleh
sebesar 12,21. Secara ideal skor terendah 26 persentase skor tersebut.
dan skor tertinggi 130 sehingga didapatkan
mean ideal (Mi) sebesar 78 dan standar deviasi Sarana Praktik
(SDi) sebesar 17,33. Analisa deksriptif variabel Berdasarkan hasil analis data (lampiran 16)
gaya belajar dapat dilihat pada lampiran 18. menunjukkan bahwa variabel sarana praktik
Distribusi frekuensi variabel data gaya belajar diperoleh skor tertinggi yang dicapai siswa
siswa dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini: sebesar 46, skor terendah sebesar 15. Dari
hasil perhitungan statistik diperoleh rerata/
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Variabel mean (M) sebesar 30,69, Medium sebesar 31,
Gaya Belajar Mode (Mo) sebesar 30,00, dan standar deviasi
(SD) sebesar 6,61. Secara ideal skor terendah
Kategori Rentang Skor Frek (%)
10 dan skor tertinggi 50 sehingga didapatkan
Sangat Tinggi 104< X 130 5 1,48 mean ideal (Mi) sebesar 30 dan standar deviasi
Tinggi 95,33< X 104 30 8,90 (SDi) sebesar 6,67. Analisa deksriptif variabel
Sedang 69,33< X 95,33 221 65,58 sarana praktik dapat dilihat pada lampiran
16. Distribusi frekuensi variabel data sarana
Rendah 52< X 69,33 77 22,85
praktik dapat dilihat pada tabel 9.
Sangat Rendah 26< X 52 4 1,19
Total 337 100,00 Tabel 9. Distribusi Frekuensi Data Variabel
Sarana Praktik
Berdasarkan tabel 8 di atas, maka dapat
digambarkan dalam bentuk histogram seperti Kategori Rentang Skor Frek (%)
di bawah ini. Sangat Tinggi 24 7,12
trategi 40 < X  50
Tinggi 36,67 < X  40 40 11,87
Sedang 26,67 < X  36,67 181 53,71
Rendah 20 < X  26,67 69 20,47
Sangat Rendah 10 < X  20 23 6,82
Total 337 100,00

Berdasarkan tabel 9 di atas, maka dapat


digambarkan dalam bentuk histogram seperti
gambar 7.
Gambar 6. Histogram Kategori Skor Gaya Berdasarkan tabel 9 di atas dapat
Belajar dideskripsikan bahwa pada variabel sarana
Gambar 6. Histogram Kategori Skor Gaya praktik dari 337 siswa, 24 siswa atau 7,12%
Belajar siswa berpendapat bahwa sekolah memiliki
Berdasarkan tabel 8 di atas dapat
dideskripsikan bahwa pada variabel gaya sarana praktik sangat tinggi, 40 siswa atau
belajar siswa dari 337 siswa, 5 siswa atau 1,48% 11,87% siswa berpendapat bahwa sekolah
siswa memiliki gaya belajar berkategori sangat memiliki sarana praktik kategori tinggi,
tinggi, 30 siswa atau 8,90% siswa memiliki gaya 181 siswa atau 53,71% siswa berpendapat
belajar kategori tinggi, 221 siswa atau 65,58% bahwa sekolah memiliki sarana praktik
siswa memiliki gaya belajar kategori sedang, 77 kategori sedang, 69 siswa atau 20,47% siswa
siswa atau 22,85% siswa memiliki gaya belajar berpendapat bahwa sekolah memiliki sarana

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 95

praktik kategori rendah, dan 23 siswa atau Berdasarkan tabel 10 di atas, maka dapat
6,82% siswa berpendapat bahwa sekolah digambarkan dalam bentuk histogram seperti
memiliki sarana praktik kategori sangat rendah. di bawah ini.
Gambar 7. Histogram Kategori Skor Sarana
Dari histogram dan tabel distribusi frekuensi
Praktik
data variabel sarana praktik menunjukkan
bahwa sarana praktik kompetensi keahlian Tata
Boga SMK Se-Gerbangkertasusila dilihat dari
distribusi frekuensi maupun rata-rata termasuk
dalam kategori sedang yang ditunjukkan oleh
persentase skor tersebut.

Gambar 8. Histogram Kategori Skor Media


Pembelajaran
Gambar 8. Histogram Kategori Skor Media
Berdasarkan Pembelajaran
tabel 10 di atas dapat
dideskripsikan bahwa pada variabel media
pembelajaran dari 337 siswa, 18 siswa
atau 5,34% siswa berpendapat bahwa
Gambar 7. Histogram Kategori Skor Sarana guru menggunakan media pembelajaran
Praktik sangat tinggi, 37 siswa atau 10,89% siswa
Gambar 7. Histogram Kategori Skor Sarana berpendapat bahwa guru menggunakan
Praktik
Media Pembelajaran media pembelajaran kategori tinggi, 159
Berdasarkan hasil analis data (lampiran siswa atau 47,18% siswa berpendapat bahwa
17) menunjukkan bahwa variabel media guru menggunakan media pembelajaran
pembelajarandiperoleh skor tertinggi yang kategori sedang, 96 siswa atau 28,49% siswa
dicapai siswa sebesar 66, skor terendah sebesar berpendapat bahwa guru menggunakan
20. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh media pembelajaran kategori rendah, dan 27
rerata/mean (M) sebesar 44,79, Medium siswa atau 8,01% siswa berpendapat bahwa
sebesar 45, Mode (Mo) sebesar 47, dan standar guru menggunakan media pembelajaran
deviasi (SD) sebesar 9,80. Secara ideal skor kategori sangat rendah. Dari histogram dan
terendah 15 dan skor tertinggi 75 sehingga tabel distribusi frekuensi data variabel media
didapatkan mean ideal (Mi) sebesar 45 dan pembelajaran menunjukkan bahwa media
standar deviasi (SDi) sebesar 10. Analisa pembelajaran kompetensi keahlian Tata Boga
SMK Gambar 8. Histogram Kategori
Se-Gerbangkertasusila dilihat Skor
dari Media
deksriptif variabel media pembelajaran dapat Pembelajaran
distribusi frekuensi maupun rata-rata termasuk
dilihat pada lampiran 17. Distribusi frekuensi
dalam kategori sedang yang ditunjukkan oleh
variabel data media pembelajaran dapat dilihat
persentase skor tersebut.
pada tabel 10.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Variabel Hasil Belajar Patiseri


Media Pembelajaran Berdasarkan hasil analis data menunjukkan
bahwa variabel hasil belajar patiseri diperoleh
Kategori Rentang Skor Frek (%)
skor tertinggi yang dicapai siswa sebesar
Sangat Tinggi 60< X 75 18 5,34 92, skor terendah sebesar 70. Dari hasil
Tinggi 55< X 60 37 10,98 perhitungan statistik diperoleh rerata/mean
(M) sebesar 78,05, Medium sebesar 78, Mode
Sedang 40< X 55 159 47,18
(Mo) sebesar 70, dan standar deviasi (SD)
Rendah 30< X 40 96 28,49 sebesar 6,16. Secara ideal skor terendah 0 dan
Sangat Rendah 15< X 30 27 8,01 skor tertinggi 100 sehingga didapatkan mean
Total 337 100,00 ideal (Mi) sebesar 50 dan standar deviasi (SDi)

Pengaruh Strategi Pembelajaran


96 – Jurnal Pendidikan Vokasi

sebesar 16,67. Analisa deksriptif variabel hasil Uji Prasyarat Analisis


belajar patiseri dapat dilihat pada lampiran 18. Hasil pengujian persyaratan teknik analisis
Distribusi frekuensi variabel data hasil belajar regresi ganda diuraikan sebagai berikut.
patiseri dapat dilihat pada tabel 11 di bawah
ini: Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan untuk
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Data Variabel
mengetahui kondisi masing-masing variabel
Hasil Belajar Patiseri
penelitian, apakah data berdistribusi normal
Kategori Rentang Skor Frek (%) atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian
Sangat Tinggi ini dilakukan dengan menggunakan Uji
75 < X  100 210 62,31
Kolmorogorov-Smirnov, dengan berpedoman
Tinggi 66,67 < X  75 127 37,69 pengambilan keputusan jika nilai asym. Sig.>
Sedang 41,67 < X  66,67 0 0 0.05 maka data terdistribusi normal, sebaliknya
Rendah 25 < X  41,67 0 0 jika nilai asymp. Sig.< 0.05, maka data tidak
Sangat Rendah 0 < X  25 0 0 terdistribusi dengan normal.
Total 337 100,00 Variabel strategi pembelajaran (X1)
memiliki nilai asymp. Sig. (p) sebesar 0,408;
Berdasarkan tabel 11 di atas, maka dapat gaya belajar (X2) memiliki nilai asymp. Sig.
digambarkan dalam bentuk histogram seperti 9. (p) sebesar 0,579; sarana praktik (X3) memiliki
nilai asymp. Sig. (p) sebesar 0,268; media
pembelajaran (X4) memiliki nilai asymp. Sig.
(p) sebesar 0,313 dan hasil belajar Patiseri (Y)
memiliki nilai asymp. Sig. (p) sebesar 0,060.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data strategi pembelajaran, gaya belajar, sarana
praktik, media pembelajaran dan hasil belajar
Patiseri terdistribusi normal.

Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui
Gambar 9. Histogram Kategori Skor Hasil apakah data masing-masing variabel bebas
Belajar Patiseri
Gambar 9. Histogram Kategori Skor Hasil mempunyai hubungan yang linier dengan
Belajar Patiseri variabel terikat. Perdoman yang digunakan
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat untuk menentukan kelinieran adalah dengan
dideskripsikan bahwa pada variabel hasil melihat hasil analisis pada lajur deviation
belajar patiseri dari 337 siswa, 210 siswa atau from linearity. Ketentuan yang digunakan
62,31% siswa memiliki hasil belajar patiseri untuk pengambilan keputusan adalah jika nilai
sangat tinggi, 127 siswa atau 37,69% siswa signifikansi pada deviation from linearity>
memiliki hasil belajar patiseri kategori tinggi, 0.05, maka disimpulkan hubungan variabel
dan tidak ada siswa yang memiliki hasil bebas dengan variabel terikat linier, sebaliknya
belajar patiseri berkategori sedang, rendah, jika nilai signifikansi pada deviation from
dan sangat rendah. Dari histogram dan tabel linearity< 0.05, maka disimpulkan hubungan
distribusi frekuensi data variabel hasil belajar variabel bebas dengan variabel terikat tidak
patiseri menunjukkan bahwa hasil belajar linier.
patiseri kompetensi keahlian Tata Boga SMK Hasil uji linieritas dnegan menggunakan
Se-Gerbangkertasusila dilihat dari distribusi program SPSS versi 18 for windows,
frekuensi maupun rata-rata termasuk dalam menunjukkan bahwa hubungan antara variabel
kategori sangat tinggi yang ditunjukkan oleh bebas strategi pembelajaran (X1), gaya
persentase skor tersebut. belajar (X2), sarana praktik (X3), dan media

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 97

pembelajaran (X4) terhadap hasil belajar menyatakan strategi pembelajaran mempunyai


Patiseri (Y) mempunyai hubungan yang linier. pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil
belajar Patiseri SMK Se-Gerbangkertasusila
Uji Multikolinieritas Kompetensi Keahlian Tata Boga terbukti.
Uji multikolinieritas dilakukan untuk Korelasi kontribusi strategi pembelajaran
mengetahui besarnya harga interkorelasi antara terhadap hasil belajar patiseri dapat diketahui
sesama variabel bebas. Uji multikolinieritas dari hasil teknik analisis regresi linier sederhana
berhubungan dengan variabel penelitian yang antara variabel strategi pembelajaran terhadap
saling bebas dan ada tidaknya variabel yang hasil belajar patiseri adalah 0,735. Dengan
yang tergantung pada variabel lain. Perhitungan demikian berarti terdapat tingkat hubungan
interkorelasi antara variabel bebas dapat yang kuat antara strategi pembelajaran dengan
diketahui dari koefisien korelasi antara variabel hasil belajar patiseri. Berdasarkan tabel 16
bebas. Suatu variabel bebas yang memiliki F juga diperoleh koefisien determinasi (R2)
lebih kecil dari 10 dapat disimpulkan tidak yaitu 0,540. Hal ini berarti kontribusi strategi
terjadi multikolinieritas. pembelajaran terhadap hasil belajar patiseri
Variabel strategi pembelajaran (X1) sebesar 54%, sedangkan 46% dipengaruhi oleh
mempunyai nilai VIF sebesar 3,475, variabel variabel lainnya.
gaya belajar (X2) mempunyai nilai VIF sebesar Hipotesis kedua
3,075, variabel sarana praktik (X3) mempunyai
Hipotesis kedua, gaya belajar siswa
nilai VIF sebesar 1,198, dan variabel media
mempunyai pengaruh positif dan signifikan
pembelajaran mempunyai nilai VIF sebesar
terhadap hasil belajar patiseri siswa SMK Se-
2,826. Dengan berpedoman pada ketentuan
Gerbangkertasusila Kompetensi Keahlian Tata
VIF < 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
Boga. Hipotesis ini untuk melihat pengaruh
terjadi multikolinieritas antara keempat variabel
gaya belajar siswa terhadap hasil belajar
bebas strategi pembelajaran, gaya belajar,
patiseri.
sarana praktik, dan media pembelajaran.
Hasil analisis regresi ganda yang
Uji Hipotesis menunjukkan koefisien untuk gaya belajar
siswa (X2) adalah 0,414 yang bernilai positif.
Hipotesis pertama Berarti hasil belajar patiseri akan meningkat
Hipotesis pertama, strategi pembelajaran apabila gaya belajar siswa ditingkatkan.
mempunyai pengaruh positif dan signifikan Semakin tinggi gaya belajar siswa, maka
terhadap hasil belajar Patiseri SMK Se- semakin tinggi hasil belajar siswa patiseri.
Gerbangkertasusila Kompetensi Keahlian Tata Nilai probabilitas pada kolom Sig. adalah
Boga. 0,000, nilai p< 0.05 dapat diartikan bahwa
pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil
Hasil analisis regresi linier ganda
belajar patiseri adalah signifikan. Sehingga dari
yang menunjukkan koefisien untuk strategi
hasil analisis regresi ganda dapat disimpulkan
pembelajaran (X1) adalah 0,596 yang bernilai
bahwa gaya belajar siswa memberi pengaruh
positif. Berarti hasil belajar patiseri akan
positif dan signifikansi terhadap hasil belajar
meningkat apabila strategi pembelajaran
siswa patiseri. Dengan demikian hipotesis
ditingkatkan. Semakin tinggi strategi
pertama yang menyatakan gaya belajar siswa
pembelajaran, maka semakin tinggi hasil
mempunyai pengaruh positif dan signifikan
belajar patiseri. Nilai probabilitas pada kolom
terhadap hasil belajar patiseri siswa SMK Se-
Sig. adalah 0,000, nilai p< 0,05 dapat diartikan
Gerbangkertasusila terbukti.
bahwa pengaruh strategi pembelajaran
terhadap hasil belajar patiseri adalah Korelasi kontribusi gaya belajar
signifikan. Sehingga dari hasil analisis regresi siswa terhadap hasil belajar patiseri dapat
ganda dapat disimpulkan bahwa strategi diketahui dari hasil teknik analisis regresi
pembelajaran memberi pengaruh positif dan linier sederhana gaya belajar siswa terhadap
signifikansi terhadap hasil belajar patiseri. hasil belajar adalah 0,567. Dengan demikian
Dengan demikian hipotesis pertama yang berarti terdapat tingkat hubungan yang sedang

Pengaruh Strategi Pembelajaran


98 – Jurnal Pendidikan Vokasi

antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar media pembelajaran terhadap hasil belajar
patiseri. Berdasarkan tabel 4.11 juga diperoleh Patiseri.
koefisien determinasi (R2) yaitu 0,321. Hal ini Hasil analisis regresi linier ganda
berarti kontribusi gaya belajar siswa terhadap yang menunjukkan koefisien untuk media
hasil belajar patiseri sebesar 32,1%, sedangkan pembelajaran (X4) adalah 0,617 yang bernilai
67,9% dipengaruhi oleh variabel lainnya. positif. Berarti hasil belajar patiseri akan
Hipotesis ketiga meningkat apabila media pembelajaran
ditingkatkan. Semakin tinggi media
Hipotesis pertama, sarana praktik pembelajaran, maka semakin tinggi hasil
mempunyai pengaruh positif dan signifikan belajar patiseri. Nilai probabilitas pada kolom
terhadap hasil belajar patiseri siswa SMK Se- Sig. adalah 0,000, nilai p< 0.05 dapat diartikan
Gerbangkertasusila Kompetensi Keahlian Tata bahwa pengaruh media pembelajaran terhadap
Boga. Hipotesis ini untuk melihat pengaruh hasil belajar patiseri adalah signifikan.
sarana praktik terhadap hasil belajar patiseri. Sehingga dari hasil analisis regresi ganda
Hasil analisis regresi ganda yang dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
menunjukkan koefisien untuk sarana praktik memberi pengaruh positif dan signifikansi
(X3) adalah 0,551 yang bernilai positif. Berarti terhadap hasil belajar patiseri. Dengan demikian
hasil belajar akan patiseri meningkat apabila hipotesis pertama yang menyatakan media
sarana praktik ditingkatkan. Semakin tinggi pembelajaran mempunyai pengaruh positif dan
sarana praktik, maka semakin tinggi hasil signifikan terhadap hasil belajar Patiseri SMK
belajar siswa patiseri. Nilai probabilitas pada Se-Gerbangkertasusila Kompetensi Keahlian
kolom Sig. adalah 0,002, nilai p< 0.05 dapat Tata Boga terbukti.
diartikan bahwa pengaruh sarana praktik Korelasi kontribusi media pembelajaran
terhadap hasil belajar patiseri adalah signifikan. terhadap hasil belajar patiseri dapat diketahui
Sehingga dari hasil analisis regresi ganda dari hasil teknik analisis regresi linier sederhana
dapat disimpulkan bahwa partisipasi memberi antara variabel media pembelajaran terhadap
pengaruh positif dan signifikansi terhadap hasil hasil belajar patiseri adalah 0,735. Dengan
belajar patiseri. Dengan demikian hipotesis demikian berarti terdapat tingkat hubungan
pertama yang menyatakan sarana praktik yang kuat antara media pembelajaran dengan
mempunyai pengaruh positif dan signifikan hasil belajar patiseri. Berdasarkan tabel 22
terhadap hasil belajar patiseri siswa SMK Se- juga diperoleh koefisien determinasi (R2)
Gerbangkertasusila terbukti. yaitu 0,540. Hal ini berarti kontribusi media
Korelasi kontribusi sarana praktik pembelajaran terhadap hasil belajar patiseri
terhadap hasil belajar dapat diketahui dari hasil sebesar 54%, sedangkan 46% dipengaruhi oleh
teknik analisis regresi sederhana sarana praktik variabel lainnya.
terhadap hasil belajar patiseri adalah 0,222.
Dengan demikian berarti terdapat tingkat Hipotesis kelima
hubungan yang kuat antara sarana praktik Hipotesis kelima, strategi pembelajaran,
dengan hasil belajar patiseri. Berdasarkan gaya belajar siswa, sarana praktik, dan
tabel 20 juga diperoleh koefisien determinasi media pembelajaran secara bersama-sama
(R2) yaitu 0,490. Hal ini berarti kontribusi mempunyai pengaruh positif dan signifikan
sarana praktik terhadap hasil belajar patiseri terhadap hasil belajar patiseri siswa SMK Se-
sebesar 49%, sedangkan 51% dipengaruhi oleh Gerbangkertasusila Kompetensi Keahlian Tata
variabel lainnya. Boga. Hipotesis ini untuk melihat pengaruh
strategi pembelajaran, gaya belajar siswa,
Hipotesis keempat sarana praktik, dan media pembelajaran secara
Hipotesis keempat, media pembelajaran bersama-sama terhadap hasil belajar patiseri.
mempunyai pengaruh positif dan signifikan Hasil analisis regresi ganda yang
terhadap hasil belajar Patiseri SMK Se- menunjukkan koefisien untuk strategi
Gerbangkertasusila Kompetensi Keahlian Tata pembelajaran (X1), gaya belajar siswa (X2),
Boga. Hipotesis ini untuk melihat pengaruh

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 99

sarana praktik (X3), dan media pembelajaran patiseri di SMK Se-Gerbangkertasusila.


(X4) secara bersama-sama adalah 0,749 Berdasarkan tingkat kecenderungannya,
yang bernilai positif. Berarti hasil belajar strategi pembelajaran siswa memiliki kategori
patiseri akan meningkat apabila strategi sangat tinggi sebesar 5,64% (19 siswa),
pembelajaran, gaya belajar siswa, sarana kategori tinggi 10,09% (34 siswa), kategori
praktik, dan media pembelajaran secara sedang 51,04% (172 siswa), kategori rendah
bersama-sama ditingkatkan. Semakin tinggi 26,41% (89 siswa), dan kategori sangat
strategi pembelajaran, gaya belajar siswa, rendah 6,82% (23 siswa). Adapun distribusi
sarana praktik, dan media pembelajaran frekuensi variabel strategi pembelajaran siswa
secara bersama-sama, maka semakin tinggi dapat dilihat pada tabel 19 Kemudian sesuai
hasil belajar siswa patiseri. Nilai probabilitas coefficient yang dapat dilihat pada tabel30,
pada kolom Sig. adalah 0,000, nilai p< 0.05 maka persamaan regresi untuk X1 terhadap Y
dapat diartikan bahwa pengaruh strategi adalah:
pembelajaran, gaya belajar siswa, sarana
praktik, dan media pembelajaran secara Y = 0,596 X1 + 72,024
bersama-sama terhadap hasil belajar patiseri
dari pesamaan regresi di atas, diharapkan
adalah signifikan. Sehingga dari hasil analisis
setiap kenaikan 1 poin strategi pembelajaran,
regresi ganda dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar patiseri naik sebesar 0,596 poin.
strategi pembelajaran, gaya belajar siswa,
Strategi pembelajaran patiseri menggunakan
sarana praktik, dan media pembelajaran secara
model Work-orientedlearning (pembelajaran
bersama-sama memberi pengaruh positif
berorientasi kerja). Strategi pembelajaran
dan signifikansi terhadap hasil belajar siswa
ini adalah pembelajaran berorientasi kerja
patiseri. Dengan demikian hipotesis keempat
terjadipada satu tempat atau lokasi, misalnya
yang menyatakan strategi pembelajaran,
kejuruan perguruan tinggi dan pusat
gaya belajar siswa, sarana praktik, dan
pelatihan kejuruan. Dalam beberapa kasus,
media pembelajaran secara bersama-sama
strategi ini memerlukan pembelajaran dalam
mempunyai pengaruh positif dan signifikan
melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan
terhadap hasil belajar patiseri siswa SMK Se-
di lingkungan yang sangat mirip dengan
Gerbangkertasusila terbukti.
situasi kehidupan nyata kerja. Tetapi, tentu
Hasi perhitungan koefisien determinasi saja, pembelajarannya adalah kegiatan yang
(R ) sebesar 0,560. Hal ini berarti kontribusi
2
terencana dan terorganisir.
strategi pembelajaran, gaya belajar siswa,
sarana praktik, dan media pembelajaran secara Pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar
bersama-sama terhadap hasil belajar patiseri patiseri di SMK Se-Gerbangkertasusila
sebesar 56%, sedangkan 44% dipengaruhi oleh Secara deskriptif, hasil penelitian ini
variabel lainnya. mengungkapkan bahwa tentang pengaruh gaya
belajar siswa terhadap hasil belajar patiseri
Pembahasan di SMK Se-Gerbangkertasusila. Berdasarkan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecenderungannya, gaya belajar siswa
pengaruh strategi pembelajaran, gaya belajar memiliki kategori sangat tinggi sebesar 1,48%
siswa, sarana praktik, dan media pembelajaran (5 siswa), kategori tinggi 8,90% (30 siswa),
terhadap hasil belajar patiseri di SMK Se- kategori sedang 65,58% (221 siswa), kategori
Gerbangkertasusila Kompetensi Keahlian Tata rendah 22,85% (77 siswa), dan kategori sangat
Boga. rendah 1,19% (4 siswa). Adapun distribusi
Pengaruh strategi pembelajaran frekuensi variabel gaya belajar siswa dapat
terhadap hasil belajar patiseri di SMK Se- dilihat pada tabel 20. Kemudian sesuai
Gerbangkertasusila coefficient yang dapat dilihat pada tabel 31,
maka persamaan regresi untuk X2 terhadap Y
Secara deskriptif, hasil penelitian ini
adalah:
mengungkapkan bahwa tentang pengaruh
strategi pembelajaran terhadap hasil belajar Y = 0,414 X2 + 69,055

Pengaruh Strategi Pembelajaran


100 – Jurnal Pendidikan Vokasi

dari pesamaan regresi di atas, diharapkan Peralatan patiseri ada yang besar atau berat
setiap kenaikan 1 poin gaya belajar, hasil dan peralatan yang kecil atau ringan ada
belajar patiseri naik sebesar 0,414 poin. juga peralatan untuk mengukur, mencampur,
Gaya belajar adalah kunci untuk pemotong, pengembang, memasak, dan
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, mendekor. Peralatan ini sama berartinya dalam
disekolah, dan dalam situasi antar pribadi. penggunaan, kebersihan harus selalu terjaga
Di beberapa sekolah dasar dan lanjutan di dan siap pakai setiap saat.
Amerika, para guru menyadari bahwa setiap Pengaruh media pembelajaran terhadap hasil
orang mempunyai cara yang optimal formasi belajar patiseri di SMK Se-Gerbangkertasusila
baru. Mereka memahami bahwa beberapa
Secara deskriptif, hasil penelitian ini
murid perlu di ajarkan cara-cara yang lain
mengungkapkan bahwa tentang pengaruh
dari metode mengajar standar. Jika murid-
media pembelajaran terhadap hasil belajar
murid ini diajar dengan metodestandar,kemu
patiseri di SMK Se-Gerbangkertasusila.
ngkinankecilmerekadapatmemahamiapa yang
Berdasarkan tingkat kecenderungannya, media
dibeikan. Mengetahui gaya belajar yangbebeda
pembelajaran siswa memiliki kategori sangat
initelahmembantu para gurudimanapun untuk
tinggi sebesar 5,34% (18 siswa), kategori tinggi
dapat mendekati semua atau hamper semua 10,98% (37 siswa), kategori sedang 47,18%
murid hanya dengan menyampaikna informasi (159 siswa), kategori rendah 28,49% (96
dengan gaya yang berbeda-beda. siswa), dan kategori sangat rendah 8,01% (27
Pengaruh sarana praktik terhadap hasil siswa). Adapun distribusi frekuensi variabel
belajar patiseri di SMK Se-Gerbangkertasusila strategi pembelajaran siswa dapat dilihat pada
tabel 22 Kemudian sesuai coefficient yang
Secara deskriptif, hasil penelitian ini
dapat dilihat pada tabel23, maka persamaan
mengungkapkan bahwa tentang pengaruh
regresi untuk X4 terhadap Y adalah:
sarana praktik terhadap hasil belajar patiseri
di SMK Se-Gerbangkertasusila. Berdasarkan Y = 0,617 X4 + 72,347
tingkat kecenderungannya, sarana praktik
memiliki kategori sangat tinggi sebesar 7,12% dari pesamaan regresi di atas, diharapkan
(24 siswa), kategori tinggi 11,87% (40 siswa), setiap kenaikan 1 poin strategi pembelajaran,
kategori sedang 53,71% (181 siswa), kategori hasil belajar patiseri naik sebesar 0,617 poin.
rendah 20,47% (69 siswa), dan kategori sangat Penggunaan media dalam pembelajaran
rendah 6,82% (23 siswa). Adapun distribusi dapat membantu anak dalam memberikan
frekuensi variabel sarana praktik dapat dilihat pengalaman yang bermakna bagi peserta
pada tabel 21. Kemudian sesuai coefficient yang didik. Penggunaan media dalam pembelajaran
dapat dilihat pada tabel22, maka persamaan dapat mempermudah peserta didik dalam
regresi untuk X3 terhadap Y adalah: memahami sesuatu yang abstrak menjadi
lebih konkrit. Halini sesuai dengan pendapat
Y = 0,551 X3 + 73,293 Jerome S Bruner bahwa peserta didik
belajar melaluitiga tahapan yaitu enaktif,
dari pesamaan regresi di atas, diharapkan ikonik, dan simbolik.Tahap enaktif yaitu
setiap kenaikan 1 poin tingkat sarana praktik, tahap dimana peserta didik belajar dengan
hasil belajar patiseri naik sebesar 0,551 poin. memanipulasi benda-benda konkrit. Tahap
Patiseri merupakan salah satu pengetahuan ikonik yaitu suatu tahap dimanapeserta didik
dalam pengolahan dan penyajian makanan, belajar dengan menggunakan gambar atau
khususnya mengolah dan menyajikan berbagai videotapes. Sementara tahap simbolik yaitu
jenis kue. Untuk mendapatkan hasil olahan tahap dimanape serta didik belajar dengan
kue yang baik maka peralatan yang digunakan menggunakan simbol-simbol.
sangat menentukan baik mutu bahan alat, Pengaruh strategi pembelajaran, gaya
ukuran alat, maupun kebersihan alatnya. belajar, sarana praktik, dan media pembelajaran
Peralatan yang dipergunakan dalam patiseri terhadap hasil belajar patiseri di SMK Se-
sangatlah banyak ragam dan fungsinya. Gerbang kertasusila

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 101

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa 0,222; p< 0,05). Dari analisis tersebut sarana
strategi pembelajaran (X1), gaya belajar siswa praktik memberikan sumbangan terhadap hasil
(X2), sarana praktik (X3), media pembelajaran belajar patiseri sebesar 49% (R2 = 0,490).
(X4) terhadap hasil belajar patiseri (Y), dengan Terdapat pengaruh positif dan signifikan
menggunakan regresi ganda didapat harga R antara media pembelajaran terhadap hasil
Square sebesar 0,560 (lihat tabel 23). Artinya belajar patiseri pada siswa Program Keahlian
strategi pembelajaran, gaya belajar siswa, Tata Boga SMK Se-Gerbangkertasusila (rx4y
sarana praktik, dan media pembelajaran secara = 0,735; p< 0,05). Dari analisis tersebut
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap media pembelajaran memberikan sumbangan
hasil belajar patiseri sebesar 56%. Sedangkan terhadap hasil belajar patiseri sebesar 54% (R2
46% lainnya dipengaruhi oleh variabel lainnya = 0,540).
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Untuk coefficient dapat dilihat pada secara bersama-sama antara strategi
lampiran 34, maka persamaan garis regresi pembelajaran, gaya belajar, sarana praktik,
ganda untuk X1, X2, X3, dan X4terhadap Y dan media pembelajaran terhadap hasil belajar
adalah: patiseri pada siswa Program Keahlian Tata
Y = 0,596 X1 + 0,0,036 X2 + 0,109 X3 + 0,617 Boga SMK Se-Gerbangkertasusila (rx1,x2,x3,x4,y
X4 + 67,547 = 0,749; p< 0,05). Dari analisis tersebut
strategi pembelajaran, gaya belajar siswa,
Keempat komponen, yaitu strategi sarana praktik, dan media pembelajaran
pembelajaran, gaya belajar, sarana praktik, secara bersama-sama memberikan sumbangan
dan media pembelajaran mempengaruh hasil terhadap hasil belajar patiseri sebesar 56% (R2
belajar patiseri di SMK Se-Gerbangkertasusila. = 0,560).

Saran
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan serta kesimpulan, maka beberapa
Simpulan
saran dapat dikemukakan sebagai berikut.
Berdasarkan rumusan masalah dan
Strategi pembelajaran yang diterapkan
pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
guru di sekolah masih berkategori sedang.
maka diambil simpulan sebagai berikut.
Artinya diperlukan usaha untuk memperbaiki
Terdapat pengaruh positif dan signifikan strategi pembelajaran di sekolah untuk
antara strategi pembelajaran terhadap hasil menunjang pembelajaran patiseri. Strategi
belajar patiseri pada siswa Program Keahlian yang didominasi ceramah diubah menjadi
Tata Boga SMK Se-Gerbangkertasusila (rx1y berpusat pada siswa, sehingga siswa terlibat
= 0,735; p< 0,05). Dari analisis tersebut aktif dalam pembelajaran.
strategi pembelajaran memberikan sumbangan
Siswa hendaknya mengembangkan
terhadap hasil belajar patiseri sebesar 54% (R2
gaya belajar masing-masing sesuai dengan
= 0,540).
potensi yang ada di dalam dirinya. Sehingga
Terdapat pengaruh positif dan signifikan diharapkan pemahaman tentang patiseri dapat
antara gaya belajar siswa terhadap hasil belajar meningkat dengan gaya belajar yang sesuai.
patiseri pada siswa Program Keahlian Tata Boga
Penyediaan sarana praktik dalam
SMK Se-Gerbangkertasusila (rx2y = 0,567; p<
pembelajaran patiseri mutlak diperlukan.
0,05). Dari analisis tersebut gaya belajar siswa
Sekolah harus meningkatkan penyediaan sarana
memberikan sumbangan terhadap hasil belajar
praktik di sekolah untuk mempersiapkan siswa
patiseri sebesar 32,1% (R2 = 0,321).
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Media pembelajaran yang digunakan oleh
antara sarana praktik terhadap hasil belajar
guru harus bervariasi untuk menarik minat
patiseri pada siswa Program Keahlian Tata
siswa dalam pembelajaran di kelas. Dengan
Boga SMK Se-Gerbangkertasusila (rx3y =

Pengaruh Strategi Pembelajaran


102 – Jurnal Pendidikan Vokasi

peningkatan minat siswa, hasil belajar patiseri Heinich, Molenda, Russell, Smaldino.(2005).
juga akan meningkat. Instructional technology and media for
Penelitian ini hanya mengetahui besar learning8th edition. NewJersey: Pearson
pengaruh strategi pembelajaran, gaya belajar Merrill Prentice Hall.
siswa, sarana praktik, dan media pembelajaran. Koper, Rob. (2005). Learning design.
Untuk peneliti lain yang akan datang disarankan Netherland: Educational Technology
untuk meneliti kondisi riil di lapangan sehingga Expertise Centre Open University of the
diperoleh kerangka model yang lengkap. Netherlands.

RudyBudiman. 2008. Media pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA
Materi Diklat Terakreditasi Guru SD
Achir, B. (2009). Merencanakan kebutuhan Semester2. Bandung: PPPPTKTK dan-
program praktik dan optimalisasi PLB.
pemakainyaan. PPGT, Bandung.
Sharp,V. (2005). Computere ducation for
Azhar, Arsyad. (2007). Media pembelajaran. teachers: Integrating technology into
Jakarta: PT. Radja Grapindo Persada. classroom teaching. N e w Yo r k :
McGrawHill.
Benjamin, S. Bloom. (1956). The Taxonomy of
Education Objectives, the Classification Sugiyono. (2012). Metode penelitian
of Educational Goals, Handbook I : pendidikan pendekatan kuantitatif,
Cognitive Domain. New York: David kualitatatif, dan R&D. Bandung:
McKay Company, Inc. Penerbit Alfabeta.

Bruner, J.(1986). The Culture of Education. Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian.
New York : Havard University Press. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Depdiknas. (2008).Peraturan Menteri Suryabrata, Sumadi. (2011). Metodologi


Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahiun penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
2008 Tanggal 31 Juli 2008 tentang
Wilson, Scott. (2005). Architectures to
Standar Sarana dan Prasarana Sekolah
Support Authoring and Content
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Management with Learning Design.
Kejuruan (SMK/MAK).
Netherland: Educational Technology
Farida, Anni, dkk. (2008). Patiseri Jilid 1 SMK. Expertise Centre Open University of the
BSE. Jakarta: Direktorat Pembinaan Netherlands.
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Vogten, Hubert. (2005). An architecture for
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
learning design engines. Netherland:
dan Menengah, Departemen Pendidikan
Educational Technology Expertise
Nasional.
Centre Open University of the
Furqan. (2009). Karakteristik belajar siswa ( Netherlands.
http : //www.alfurqan.or.id)

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai