practicum facilitiesbeing in afaircategory; 47.18 % of students found the instructional media being
in afaircategory and 62.31 % of students have veryhigh grades in their report books.2) There is a
positive and significant correlation between the learning strategies on student learning outcomes in
patiseriCatering Skills Program SMK Gerbangkertasusila (rx1y = 0.735, p < 0.005); there a positive
and significant correlation between students’ learning styles on learning their outcomes (rx2y = 0.567,
p < 0.005), there is a positive and significant correlation between the practicum facilities on students
learning outcomes (rx3y = 0.222 , p < 0.005), there is a positive and significant correlation between
instructional media on the students’ learning outcomes (rx4y = 0.735, p < 0.005), there is a positive
and significant effect oflearning strategies, learning styles, practicum facilities, and instructional
media in aggregate on the students’ learning outcomes (rx1,x2,x3,x4,y = 0.749, p < 0.005).
Keywords: learning strategies, learning styles, practice facilities, and instructionalmedia, pastry
and bakery
kue dari adonan yang menggunakan bahan adalah pemasaran secara langsung produk
pengembang (Farida, 2008 p,3). Patiseri.
Dari prasurvei yang telah dilakukan, Keberhasilan pembelajaran Patiseri tidak
ternyata hanya SMK Negeri 6 dan SMK Negeri hanya dilihat dari pengetahuan peserta didik
8 Surabaya saja yang mempunyai kompetensi tentang Patiseri dan produk yang dihasilkan,
keahlian Patiseri. SMK Negeri 1 Cerme Gersik, tetapi yang lebih penting adalah memasarkan
SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo, SMK YPM produk Patiseri yang telah dibuat oleh peserta
Sepanjang Kabupaten Sidoarjo, SMK Negeri didik kepada lingkungan sekitar, baik di
2 Jombang, SMK Negeri 1 Kertosono, SMK lingkungan sekolah seperti kantin, maupun
Negeri 1 Dlanggu Mojokerto dan SMK PGRI di lingkungan luar sekolah, seperti pesanan
Sooko Mojokerto, Patiseri dijadikan sebagai dari masyarakat sekitar. SMK Negeri 6
muatan lokal bagi SMK yang mempunyai Surabaya, SMK Negeri 8 Surabaya, SMK
kompetensi keahlian Tata Boga. Negeri 1 Buduran Sidoarjo, dan SMK Negeri
Dari segi fasilitas untuk menunjang 1 Lamongan dinilai sudah berhasil dalam
pembelajaran Patiseri, SMK Negeri 6 Surabaya, pembelajaran Patiseri karena memenuhi tiga
SMK Negeri 8 Surabaya, SMK Negeri 1 hal diatas yaitu pengetahuan, produk, dan
Buduran Sidoarjo dan SMK Negeri 1 Cerme pemasaran hasil produk Patiseri. SMK YPM
Gersik mempunyai peralatan Patiseri yang Sepanjang Kabupaten Sidoarjo, SMK Negeri
sangat lengkap, tetapi di SMK Negeri 1 Cerme 2 Jombang, SMK Negeri 1 Kertosono, SMK
Gersik kelengkapan fasilitas tidak diikuti tidak Negeri 1 Dlanggu Mojokerto dan SMK PGRI
diikuti oleh pemasaran hasil/produk Patiseri Sooko Mojokerto dinilai kurang berhasil
karena letaknya di pedesaan dan kurangnya dalam pemasaran produk patiseri karena
ketertarikan penduduk sekitar terhadap produk kurang minatnya warga sekolah terhadap
patiseri yang di nilai terlalu mahal. Sedangkan produk Patiseri. Sedangkan SMK Negeri 1
SMK YPM Sepanjang Kabupaten Sidoarjo, Cerme Gersik walaupun memiliki peralatan
SMK Negeri 2 Jombang, SMK Negeri 1 Patiseri lengkap, tetapi belum dimanfaatkan
Kertosono, SMK Negeri 1 Dlanggu Mojokerto secara maksimal untuk meningkatkan hasil
dan SMK PGRI Sooko Mojokerto memiliki belajar Patiseri karena peserta didik yang
fasilitas cukup lengkap untuk menunjang kurang tertarik terhadap muatan lokal Patiseri
pembelajaran Patiseri. Walaupun hanya sebagai dan tidak adanya minat masyarakat sekitar
program kecakapan hidup bagi peserta didik, terhadap produk Patiseri karena dinilai masih
Patiseri di SMK negeri 1 Lamongan dapat di mahal.
katakan sukses karena dapat membangun jiwa Dari segi gaya belajar peserta didik,
kewirausahaan peserta didik karena mereka terdapat perbedaan antara peserta didik yang
dapat memasarkan produk Patiseri di kantin sekolah di perkotaan, pinggiran kota dan
sekolah. SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo juga pedesaan. SMK yang berada di perkotaan,
dikategorikan sukses meskipun Patiseri hanya seperti SMK Negeri 6, SMK Negeri 8 Surabaya,
sebagai Muatan lokal karena SMK Negeri 1 SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo, SMK Negeri
Sidoarjo mempunyai kelas khusus yaitu kelas 1 Lamongan, SMK PGRI Sooko Mojokerto
Wirausaha, hasil produk patiseri di pasarkan dan SMK Negeri 2 Jombang, gaya belajar
di lingkungan sekolah atau di luar sekolah, peserta didik telah maju dengan memanfaatkan
khususnya untuk kelas XI harus memasarkan fasilitas yang ada di sekolah dan mencari ide-
produk di luar sekolah yang tujuannya untuk ide baru dalam bidang Patiseri. Bagi SMK
berani unjuk hasil produk di luar sekolah. Dari yang berada di pinggiran kota, seperti SMK
segi strategi pembelajaran, semua sekolah yang Negeri 1 Kertosono, SMK YPM Sepanjang
di kunjungi untuk keperluan survei memiliki Kabupaten Sidoarjo, gaya belajar peserta
banyak kesamaan antara lain: pembelajaran didik masih bergantung pada pengetahuan
teori 20% untuk mengenal lingkup Patiseri, yang didapat dari guru, peserta didik enggan
70% pembelajaran berupa praktik dalam mencari literatur tentang Patiseri. Sedangkan
membuat produk Patiseri, sedangkan 10% bagi SMK yang berada di pedesaan, seperti
SMK Negeri 1 Dlanggu Mojokerto, SMK SMKN 2 Jombang, SMKN 6 Surabaya, SMKN
Negeri 1 Cerme Gersik, walaupun fasilitas 8 Surabaya, SMKN 1 Cerme Gresik, SMKN
untuk belajar patiseri sangat lengkap, tetapi 1 Buduran Sidoarjo, SMKN 1 Kertosono, dan
gaya belajar peserta didik kurang antusias dan SMKN 1 Lamongan yang berjumlah 599 siswa.
tidak ada motivasi untuk mencari literatur yang Pada penelitian ini, teknik sampling
mendukung pembelajaran Patiseri. menggunakan sistem nonprobability samping.
Hasil belajar Patiseri dilihat dari hasil sampel hanya peserta didik kompetensi
nilai ujian semester rata-rata masih rendah. keahlian Tata Boga kelas XII SMK Se-
SMK Negeri 6, SMK Negeri 8 Surabaya, SMK Gerbangkertasusila karena peserta didik
Negeri 1 Buduran Sidoarjo, SMK Negeri 1 kelas XII telah mempelajari materi Patiseri
Lamongan, SMK PGRI Sooko Mojokerto dan di kelas XI sehingga mereka telah mengalami
SMK Negeri 2 Jombang masih ada kurang lebih proses pembelajaran di kelas dengan strategi
20-30 persen hasil belajar siswa yang masih di pembelajaran tertentu, gaya belajar tertentu,
bawah KKM. Sedangkan untuk SMK Negeri 1 media pembelajaran tertentu, dan sarana
Kertosono, SMK YPM Sepanjang Kabupaten praktik yang mendukung pembelajaran
Sidoarjo yang mewakili SMK di pinggiran Pateriseri sebanyak 337 siswa.
kota sekitar 25-40 persen hasil belajar siswa
masih di bawah KKM. Terakhir, SMK Negeri Variabel Penelitian
1 Dlanggu Mojokerto, SMK Negeri 1 Cerme Penelitian ini menggunakan paradigma
Gersik sekirat 35-50 persen hasil belajar siswa ganda dengan dua variabel independen
masih di bawah KKM. (bebas), yaitu Strategi pembelajaran, Gaya
belajar peserta didik, Sarana praktik, Media
pembelajaran, dan satu variabel dependen
METODE PENELITIAN
(terikat) yaitu Hasil belajar peserta didik
Penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif expostfacto yang digunakan untuk Definisi Operasional
menguji hipotesis tetapi tidak memberikan Untuk menghindari kesalahan terhadap
perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu istilah-istilah operasional yang digunakan,
sebab kurang etis untuk memberikan perlakuan maka perlu diberikan definisi operasional
atau memberikan manipulasi. Biasanya karena sebagai berikut.
alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa
tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri Strategi pembelajaran adalah bagian-
faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang bagian yang saling terkait antara satu dengan lain
mempengaruhinya (Sugiyono, 2012: 8). dengan komponen penting yang mendukung cara
kerja pembelajaran serta cara mentransformasi
Tempat dan Waktu Penelitian pengalaman pembelajaran melalui teknologi
pembelajaran. Strategi pembelajaran yang
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
digunakan dalam pembelajaran Patiseri adalah
Se-Gerbangkertasusila (Gresik, Jombang,
demonstrasi dan praktik.
Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan)
yang mempunyai Jurusan Patiseri, baik Patiseri Gaya belajar adalah carabelajar yang lebih
sebagai program keahlian, muatan lokal disukai pembelajar antara lain: gaya belajar
(mulok), maupun program kecakapan hidup visual, audio, dan kinestetik. Gaya belajar yang
untuk peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan cocok dalam pembelajaran Patiseri adalah gaya
selama 2 bulan, mulai bulan Oktober 2013 – belajar kinestetik.
Nopember 2013. Sarana praktik adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
Populasi dan Sampel Penelitian maksud atau tujuan pembelajaran (praktikum)
Populasi dalam penelitian adalah semua dalam hal ini adalah tempat dilaksanakannya
peserta didik program keahlian Tata Boga praktikum (workshop), peralatan dan bahan
SMK Se-Gerbangkertasusila yang berada di yang digunakan dalam melaksanakan
kelas XII dari SMKN Dlanggu Mojokerto, praktikum yang ada di laboratorium Patiseri.
Media pembelajaran adalah alat Setelah direvisi sesuai saran ahli, instrumen
yangmempunyai fungsi menyampaikan pesan penelitian ini dinyatakan telah layak akan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media digunakan uji coba secara empiris di lapangan.
belajar yang digunakan dalam pembelajaran Hasil validasi konstruk Setelah instrumen
Patiseri berupa gambar visual. divalidasiberdasarkan pertimbangan para
Hasil belajar patiseri adalah kemampuan- ahli, selanjutnya dilakukan validasi konstrak
kemampuan yang dimiliki peserta didik dengan menguji coba instrumen secara empiris
setelah iamenerima pengalaman belajarnya. pada sampel dari populasi yaitu sebanyak 50
Hasil belajar peserta didik dinilai pada orang (Sugiyono, 2012: 354).
perubahan tingkah laku, menyangkut Sampel yang digunakan untuk ujicoba
aspek kognitif,afektif dan psikomotor yang instrumen bukan sampel yang digunakan untuk
diharapkan dapat dikuasai peserta didik setelah penelitian. Sampel diambil secara proporsional
menerima atau menempuh pengalaman belajar. acak. Semua sampel yang digunakan untuk
Dalam pembelajaran Patiseri, hasil belajar yang uji coba instrumen berasal dari SMK Negeri
dinilai adalah penguasaan konsep, produk, dan Dlanggu sebanyak 50 orang. Hasil uji coba
kinerja (praktik). instrumen kemudian dianalisis.Data ujicoba
instrumen dapat dilihat pada lampiran 4 sampai
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data dengan lampiran 7.
Teknik pengumpulan data yang Setelah perolehan data melalui uji coba
digunakan adalah kuesioner (angket). instrumen secara empiris, selanjutnya untuk
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan mengetahui item-item dalam instrumen itu
data yang dilakukan dengan cara memberikan valid, maka digunakan teknis korelasi product
seperangkat pertanyaan atau pernyataan moment dari Carl Pearson menggunakan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. software SPSS 18 untuk instrumen angket.
Teknik pengumpulan data yang digunakan Pengambilan keputusan berdasarkan nilai
dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket) probabilitas sig. (2-tailed) dan penjelasan
dan dokumentasi. Jumlah instrumen yang tanda bintang (*/**) pada korela pearson
akan digunakan dalam penelitian ini ada lima, (Hartono, 2010: 58). Apabilasig. (2-tailed) <
yaitu: 1)Instrumen untuk mengukur strategi 0,05 dan terdapat tanda bintang (*/**) pada
pembelajaran 2) Instrumen untuk mengukur nilai korelasi berarti item tersebut valid.
gaya belajar peserta didik, 3) Instrumen untuk Hasil pengukuran dengan menggunakan
mengukur sarana praktik 4) Instrumen untuk SPSS menunjukkan bahwa pada variabel
mengukur media pembelajaran, 5) Instrumen strategi pembelajaran, gaya belajar siswa,
untuk mengukur hasil belajar peserta didik. sarana praktik, dan media pembelajaran
Skala sikap yang akan digunakan dalam semua item valid. Sehingga instrumen ini bisa
penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengambil data penelitian.
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat Reliabilitas insrument menggunakan
dan pesepsi peserta didik tentang variabel yang formula Cronbach’s Alpha. Menurut Feldt dan
ditanyakan dalam angket. Brennan (dalam Mardapi, 2007: 125), bahwa
indeks kehandalan tes lebih besar dari 0,70
Validitas dan Reliabilitas Instrumen maka sudah dapat diterima.
Validasi instumen penelitian ada dua Hasil analisis yang dilakukan dengan
cara yaitu validisi ahli dan validasi konstruk. bantuan software SPPS 18 menunjukkan
Validasi ahli oleh dua orang ahli, Dr. Kokom bahwa instrumen keempat variabel penelitian,
Komariah dan Dr. Widji. Dr. Kokom yaitu strategi pembelajaran (koefisien Alfa
Komariah adalah dosen Tata Boga Universitas = 0,963), gaya belajar siswa (koefisien Alfa
Negeri Yogyakarta mengampu mata kuliah = 0,972), sarana praktik ((koefisien Alfa =
Managemen Menu dan Dr. Widji adalah dosen 0,926), dan media pembelajaran (koefisien
Tata Busana Universitas Negeri Yogyakarta Alfa = 0,961) termasuk baik. Hal ini terlihat
mengampu mata kuliah Analisis Fashion. dari koefisien alpha yang lebih besar dari 0,70.
praktik kategori rendah, dan 23 siswa atau Berdasarkan tabel 10 di atas, maka dapat
6,82% siswa berpendapat bahwa sekolah digambarkan dalam bentuk histogram seperti
memiliki sarana praktik kategori sangat rendah. di bawah ini.
Gambar 7. Histogram Kategori Skor Sarana
Dari histogram dan tabel distribusi frekuensi
Praktik
data variabel sarana praktik menunjukkan
bahwa sarana praktik kompetensi keahlian Tata
Boga SMK Se-Gerbangkertasusila dilihat dari
distribusi frekuensi maupun rata-rata termasuk
dalam kategori sedang yang ditunjukkan oleh
persentase skor tersebut.
Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui
Gambar 9. Histogram Kategori Skor Hasil apakah data masing-masing variabel bebas
Belajar Patiseri
Gambar 9. Histogram Kategori Skor Hasil mempunyai hubungan yang linier dengan
Belajar Patiseri variabel terikat. Perdoman yang digunakan
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat untuk menentukan kelinieran adalah dengan
dideskripsikan bahwa pada variabel hasil melihat hasil analisis pada lajur deviation
belajar patiseri dari 337 siswa, 210 siswa atau from linearity. Ketentuan yang digunakan
62,31% siswa memiliki hasil belajar patiseri untuk pengambilan keputusan adalah jika nilai
sangat tinggi, 127 siswa atau 37,69% siswa signifikansi pada deviation from linearity>
memiliki hasil belajar patiseri kategori tinggi, 0.05, maka disimpulkan hubungan variabel
dan tidak ada siswa yang memiliki hasil bebas dengan variabel terikat linier, sebaliknya
belajar patiseri berkategori sedang, rendah, jika nilai signifikansi pada deviation from
dan sangat rendah. Dari histogram dan tabel linearity< 0.05, maka disimpulkan hubungan
distribusi frekuensi data variabel hasil belajar variabel bebas dengan variabel terikat tidak
patiseri menunjukkan bahwa hasil belajar linier.
patiseri kompetensi keahlian Tata Boga SMK Hasil uji linieritas dnegan menggunakan
Se-Gerbangkertasusila dilihat dari distribusi program SPSS versi 18 for windows,
frekuensi maupun rata-rata termasuk dalam menunjukkan bahwa hubungan antara variabel
kategori sangat tinggi yang ditunjukkan oleh bebas strategi pembelajaran (X1), gaya
persentase skor tersebut. belajar (X2), sarana praktik (X3), dan media
antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar media pembelajaran terhadap hasil belajar
patiseri. Berdasarkan tabel 4.11 juga diperoleh Patiseri.
koefisien determinasi (R2) yaitu 0,321. Hal ini Hasil analisis regresi linier ganda
berarti kontribusi gaya belajar siswa terhadap yang menunjukkan koefisien untuk media
hasil belajar patiseri sebesar 32,1%, sedangkan pembelajaran (X4) adalah 0,617 yang bernilai
67,9% dipengaruhi oleh variabel lainnya. positif. Berarti hasil belajar patiseri akan
Hipotesis ketiga meningkat apabila media pembelajaran
ditingkatkan. Semakin tinggi media
Hipotesis pertama, sarana praktik pembelajaran, maka semakin tinggi hasil
mempunyai pengaruh positif dan signifikan belajar patiseri. Nilai probabilitas pada kolom
terhadap hasil belajar patiseri siswa SMK Se- Sig. adalah 0,000, nilai p< 0.05 dapat diartikan
Gerbangkertasusila Kompetensi Keahlian Tata bahwa pengaruh media pembelajaran terhadap
Boga. Hipotesis ini untuk melihat pengaruh hasil belajar patiseri adalah signifikan.
sarana praktik terhadap hasil belajar patiseri. Sehingga dari hasil analisis regresi ganda
Hasil analisis regresi ganda yang dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
menunjukkan koefisien untuk sarana praktik memberi pengaruh positif dan signifikansi
(X3) adalah 0,551 yang bernilai positif. Berarti terhadap hasil belajar patiseri. Dengan demikian
hasil belajar akan patiseri meningkat apabila hipotesis pertama yang menyatakan media
sarana praktik ditingkatkan. Semakin tinggi pembelajaran mempunyai pengaruh positif dan
sarana praktik, maka semakin tinggi hasil signifikan terhadap hasil belajar Patiseri SMK
belajar siswa patiseri. Nilai probabilitas pada Se-Gerbangkertasusila Kompetensi Keahlian
kolom Sig. adalah 0,002, nilai p< 0.05 dapat Tata Boga terbukti.
diartikan bahwa pengaruh sarana praktik Korelasi kontribusi media pembelajaran
terhadap hasil belajar patiseri adalah signifikan. terhadap hasil belajar patiseri dapat diketahui
Sehingga dari hasil analisis regresi ganda dari hasil teknik analisis regresi linier sederhana
dapat disimpulkan bahwa partisipasi memberi antara variabel media pembelajaran terhadap
pengaruh positif dan signifikansi terhadap hasil hasil belajar patiseri adalah 0,735. Dengan
belajar patiseri. Dengan demikian hipotesis demikian berarti terdapat tingkat hubungan
pertama yang menyatakan sarana praktik yang kuat antara media pembelajaran dengan
mempunyai pengaruh positif dan signifikan hasil belajar patiseri. Berdasarkan tabel 22
terhadap hasil belajar patiseri siswa SMK Se- juga diperoleh koefisien determinasi (R2)
Gerbangkertasusila terbukti. yaitu 0,540. Hal ini berarti kontribusi media
Korelasi kontribusi sarana praktik pembelajaran terhadap hasil belajar patiseri
terhadap hasil belajar dapat diketahui dari hasil sebesar 54%, sedangkan 46% dipengaruhi oleh
teknik analisis regresi sederhana sarana praktik variabel lainnya.
terhadap hasil belajar patiseri adalah 0,222.
Dengan demikian berarti terdapat tingkat Hipotesis kelima
hubungan yang kuat antara sarana praktik Hipotesis kelima, strategi pembelajaran,
dengan hasil belajar patiseri. Berdasarkan gaya belajar siswa, sarana praktik, dan
tabel 20 juga diperoleh koefisien determinasi media pembelajaran secara bersama-sama
(R2) yaitu 0,490. Hal ini berarti kontribusi mempunyai pengaruh positif dan signifikan
sarana praktik terhadap hasil belajar patiseri terhadap hasil belajar patiseri siswa SMK Se-
sebesar 49%, sedangkan 51% dipengaruhi oleh Gerbangkertasusila Kompetensi Keahlian Tata
variabel lainnya. Boga. Hipotesis ini untuk melihat pengaruh
strategi pembelajaran, gaya belajar siswa,
Hipotesis keempat sarana praktik, dan media pembelajaran secara
Hipotesis keempat, media pembelajaran bersama-sama terhadap hasil belajar patiseri.
mempunyai pengaruh positif dan signifikan Hasil analisis regresi ganda yang
terhadap hasil belajar Patiseri SMK Se- menunjukkan koefisien untuk strategi
Gerbangkertasusila Kompetensi Keahlian Tata pembelajaran (X1), gaya belajar siswa (X2),
Boga. Hipotesis ini untuk melihat pengaruh
dari pesamaan regresi di atas, diharapkan Peralatan patiseri ada yang besar atau berat
setiap kenaikan 1 poin gaya belajar, hasil dan peralatan yang kecil atau ringan ada
belajar patiseri naik sebesar 0,414 poin. juga peralatan untuk mengukur, mencampur,
Gaya belajar adalah kunci untuk pemotong, pengembang, memasak, dan
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, mendekor. Peralatan ini sama berartinya dalam
disekolah, dan dalam situasi antar pribadi. penggunaan, kebersihan harus selalu terjaga
Di beberapa sekolah dasar dan lanjutan di dan siap pakai setiap saat.
Amerika, para guru menyadari bahwa setiap Pengaruh media pembelajaran terhadap hasil
orang mempunyai cara yang optimal formasi belajar patiseri di SMK Se-Gerbangkertasusila
baru. Mereka memahami bahwa beberapa
Secara deskriptif, hasil penelitian ini
murid perlu di ajarkan cara-cara yang lain
mengungkapkan bahwa tentang pengaruh
dari metode mengajar standar. Jika murid-
media pembelajaran terhadap hasil belajar
murid ini diajar dengan metodestandar,kemu
patiseri di SMK Se-Gerbangkertasusila.
ngkinankecilmerekadapatmemahamiapa yang
Berdasarkan tingkat kecenderungannya, media
dibeikan. Mengetahui gaya belajar yangbebeda
pembelajaran siswa memiliki kategori sangat
initelahmembantu para gurudimanapun untuk
tinggi sebesar 5,34% (18 siswa), kategori tinggi
dapat mendekati semua atau hamper semua 10,98% (37 siswa), kategori sedang 47,18%
murid hanya dengan menyampaikna informasi (159 siswa), kategori rendah 28,49% (96
dengan gaya yang berbeda-beda. siswa), dan kategori sangat rendah 8,01% (27
Pengaruh sarana praktik terhadap hasil siswa). Adapun distribusi frekuensi variabel
belajar patiseri di SMK Se-Gerbangkertasusila strategi pembelajaran siswa dapat dilihat pada
tabel 22 Kemudian sesuai coefficient yang
Secara deskriptif, hasil penelitian ini
dapat dilihat pada tabel23, maka persamaan
mengungkapkan bahwa tentang pengaruh
regresi untuk X4 terhadap Y adalah:
sarana praktik terhadap hasil belajar patiseri
di SMK Se-Gerbangkertasusila. Berdasarkan Y = 0,617 X4 + 72,347
tingkat kecenderungannya, sarana praktik
memiliki kategori sangat tinggi sebesar 7,12% dari pesamaan regresi di atas, diharapkan
(24 siswa), kategori tinggi 11,87% (40 siswa), setiap kenaikan 1 poin strategi pembelajaran,
kategori sedang 53,71% (181 siswa), kategori hasil belajar patiseri naik sebesar 0,617 poin.
rendah 20,47% (69 siswa), dan kategori sangat Penggunaan media dalam pembelajaran
rendah 6,82% (23 siswa). Adapun distribusi dapat membantu anak dalam memberikan
frekuensi variabel sarana praktik dapat dilihat pengalaman yang bermakna bagi peserta
pada tabel 21. Kemudian sesuai coefficient yang didik. Penggunaan media dalam pembelajaran
dapat dilihat pada tabel22, maka persamaan dapat mempermudah peserta didik dalam
regresi untuk X3 terhadap Y adalah: memahami sesuatu yang abstrak menjadi
lebih konkrit. Halini sesuai dengan pendapat
Y = 0,551 X3 + 73,293 Jerome S Bruner bahwa peserta didik
belajar melaluitiga tahapan yaitu enaktif,
dari pesamaan regresi di atas, diharapkan ikonik, dan simbolik.Tahap enaktif yaitu
setiap kenaikan 1 poin tingkat sarana praktik, tahap dimana peserta didik belajar dengan
hasil belajar patiseri naik sebesar 0,551 poin. memanipulasi benda-benda konkrit. Tahap
Patiseri merupakan salah satu pengetahuan ikonik yaitu suatu tahap dimanapeserta didik
dalam pengolahan dan penyajian makanan, belajar dengan menggunakan gambar atau
khususnya mengolah dan menyajikan berbagai videotapes. Sementara tahap simbolik yaitu
jenis kue. Untuk mendapatkan hasil olahan tahap dimanape serta didik belajar dengan
kue yang baik maka peralatan yang digunakan menggunakan simbol-simbol.
sangat menentukan baik mutu bahan alat, Pengaruh strategi pembelajaran, gaya
ukuran alat, maupun kebersihan alatnya. belajar, sarana praktik, dan media pembelajaran
Peralatan yang dipergunakan dalam patiseri terhadap hasil belajar patiseri di SMK Se-
sangatlah banyak ragam dan fungsinya. Gerbang kertasusila
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa 0,222; p< 0,05). Dari analisis tersebut sarana
strategi pembelajaran (X1), gaya belajar siswa praktik memberikan sumbangan terhadap hasil
(X2), sarana praktik (X3), media pembelajaran belajar patiseri sebesar 49% (R2 = 0,490).
(X4) terhadap hasil belajar patiseri (Y), dengan Terdapat pengaruh positif dan signifikan
menggunakan regresi ganda didapat harga R antara media pembelajaran terhadap hasil
Square sebesar 0,560 (lihat tabel 23). Artinya belajar patiseri pada siswa Program Keahlian
strategi pembelajaran, gaya belajar siswa, Tata Boga SMK Se-Gerbangkertasusila (rx4y
sarana praktik, dan media pembelajaran secara = 0,735; p< 0,05). Dari analisis tersebut
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap media pembelajaran memberikan sumbangan
hasil belajar patiseri sebesar 56%. Sedangkan terhadap hasil belajar patiseri sebesar 54% (R2
46% lainnya dipengaruhi oleh variabel lainnya = 0,540).
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Untuk coefficient dapat dilihat pada secara bersama-sama antara strategi
lampiran 34, maka persamaan garis regresi pembelajaran, gaya belajar, sarana praktik,
ganda untuk X1, X2, X3, dan X4terhadap Y dan media pembelajaran terhadap hasil belajar
adalah: patiseri pada siswa Program Keahlian Tata
Y = 0,596 X1 + 0,0,036 X2 + 0,109 X3 + 0,617 Boga SMK Se-Gerbangkertasusila (rx1,x2,x3,x4,y
X4 + 67,547 = 0,749; p< 0,05). Dari analisis tersebut
strategi pembelajaran, gaya belajar siswa,
Keempat komponen, yaitu strategi sarana praktik, dan media pembelajaran
pembelajaran, gaya belajar, sarana praktik, secara bersama-sama memberikan sumbangan
dan media pembelajaran mempengaruh hasil terhadap hasil belajar patiseri sebesar 56% (R2
belajar patiseri di SMK Se-Gerbangkertasusila. = 0,560).
Saran
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan serta kesimpulan, maka beberapa
Simpulan
saran dapat dikemukakan sebagai berikut.
Berdasarkan rumusan masalah dan
Strategi pembelajaran yang diterapkan
pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
guru di sekolah masih berkategori sedang.
maka diambil simpulan sebagai berikut.
Artinya diperlukan usaha untuk memperbaiki
Terdapat pengaruh positif dan signifikan strategi pembelajaran di sekolah untuk
antara strategi pembelajaran terhadap hasil menunjang pembelajaran patiseri. Strategi
belajar patiseri pada siswa Program Keahlian yang didominasi ceramah diubah menjadi
Tata Boga SMK Se-Gerbangkertasusila (rx1y berpusat pada siswa, sehingga siswa terlibat
= 0,735; p< 0,05). Dari analisis tersebut aktif dalam pembelajaran.
strategi pembelajaran memberikan sumbangan
Siswa hendaknya mengembangkan
terhadap hasil belajar patiseri sebesar 54% (R2
gaya belajar masing-masing sesuai dengan
= 0,540).
potensi yang ada di dalam dirinya. Sehingga
Terdapat pengaruh positif dan signifikan diharapkan pemahaman tentang patiseri dapat
antara gaya belajar siswa terhadap hasil belajar meningkat dengan gaya belajar yang sesuai.
patiseri pada siswa Program Keahlian Tata Boga
Penyediaan sarana praktik dalam
SMK Se-Gerbangkertasusila (rx2y = 0,567; p<
pembelajaran patiseri mutlak diperlukan.
0,05). Dari analisis tersebut gaya belajar siswa
Sekolah harus meningkatkan penyediaan sarana
memberikan sumbangan terhadap hasil belajar
praktik di sekolah untuk mempersiapkan siswa
patiseri sebesar 32,1% (R2 = 0,321).
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Media pembelajaran yang digunakan oleh
antara sarana praktik terhadap hasil belajar
guru harus bervariasi untuk menarik minat
patiseri pada siswa Program Keahlian Tata
siswa dalam pembelajaran di kelas. Dengan
Boga SMK Se-Gerbangkertasusila (rx3y =
peningkatan minat siswa, hasil belajar patiseri Heinich, Molenda, Russell, Smaldino.(2005).
juga akan meningkat. Instructional technology and media for
Penelitian ini hanya mengetahui besar learning8th edition. NewJersey: Pearson
pengaruh strategi pembelajaran, gaya belajar Merrill Prentice Hall.
siswa, sarana praktik, dan media pembelajaran. Koper, Rob. (2005). Learning design.
Untuk peneliti lain yang akan datang disarankan Netherland: Educational Technology
untuk meneliti kondisi riil di lapangan sehingga Expertise Centre Open University of the
diperoleh kerangka model yang lengkap. Netherlands.
Bruner, J.(1986). The Culture of Education. Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian.
New York : Havard University Press. Bandung: Penerbit Alfabeta.