Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masalah pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh


pemerintah, sehingga dibutuhkan suatu kreativitas yang bersumber dari SDM
yang ada di masyarakat. Rendahnya daya serap lulusan pendidikan
keperawatan merupakan imbas terbatasnya anggaran pemerintah dalam
merekrut pegawai negeri. Kemampuan melakukan wira usaha dapat dilakukan
sejak tenaga perawat masih belajar di bangku kuliah maupun ketika sudah
menyelesaikan pendidikan dengan cara memberikan materi kuliah tentang
kewirausahaan sebagai muatan lokal akademik dan memberikan pelatihan
kewirausahaan (Maryati, 2015)
Mengingat semakin sempitnya lapangan kerja bagi tenaga perawat
khususnya di institusi pemerintah maka perlu kiranya tenaga perawat dibekali
kemampuan/ ketrampilan wirausaha baik yang berhubungan langsung dengan
profesinya maupun yang tidak berhubungan langsung dengan profesinya guna
membuka peluang usaha baik secara mandiri maupun berkolaborasi (Watkins,
2020)
Kewirausahaan sejatinya merupakan pilihan yang tepat bagi setiap
individu yang termotivasi untuk menciptakan pekerjaaan, bukan hanya
mencari kerja. Menurut Fayolle et al., 2006 dalam Silvia (2013), Intensi
kewirausahaan berperan penting untuk membentuk individu menjadi seorang
entrepreneur (Wijayanti & Suryani, 2016)

Pembelajaran kewirausahaan menjadi suatu hal yang harus diberikan


di perguruan tinggi. Dengan adanya pembelajaran kewirausahaan diharapkan
mampu mengurangi tingginya angka pengangguran, khususnya dari kalangan
terdidik (sarjana dan diploma). Dengan potensi kepakaran akademik dan
kewirausahaan seperti ini, institusi pendidikan kesehatansebenarnya mampu
membangkitkan spirit kewirausahaan di kalangan mahasiswa melalui program
Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK), sehingga mahasiswa dapat menjadikan diri

1
sebagai wirausaha baru, dengan mengembangkan business plan guna
menangkap peluang-peluang bisnis di masyarakat khusunya dibidang
kesehatan (Maryati, 2015)
Karena era teknologi di mana kita ada dialami di seluruh dunia dalam
penyampaian yang berkualitas, layanan perawatan kesehatan berdasarkan
persyaratan, konsep seperti kewirausahaan, inovasi dan kreativitas telah
menjadi signifikan di negara kita dan dalam keperawatan (Şen et al. ., 2013).
Perawat yang merupakan praktisi dari semua tingkatan sistem pelayanan
kesehatan (perlindungan, perbaikan, pengobatan, perawatan dan rehabilitasi
kesehatan) dituntut untuk memperbaharui diri sesuai dengan perubahan dan
peningkatan keilmuan, teknologi, ekonomi, sosial dan sosial guna mencapai
tujuan memenuhi persyaratan tersebut (ICN 2009) (Gulerman, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud prespektif kewirausahaan?


2. Apa tujuan dan manfaat kewirausahaan?
3. Bagaimana era ekonomi berbasis kewirausahaan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa/I dapat mengetahui prespektif, tujuan dan manfaat


dalam kewirausahaan.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui prespektif kewirausahaan
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat kewirausahaan
3. Untuk mengetahui era ekonomi berbasis kewirausahaan

2
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Defenisi Kewirausahaan atau Entrepreneurship

Entrepreneur berasal dari Bahasa Perancis: entreprenant yang dapat


diartikan giat, mau berusaha, berani, dan penuh petualangan; dan
entreprendre yang berarti melakukan/ mencoba. Menurut Merriam Webster,
entrepreneur adalah seseorang yang berkecimpung dalam dunia bisnis dengan
melakukan proses terstruktur untuk mengorganisir suatu usaha, menjalankan,
sampai memperkirakan potensi risiko yang timbul di kemudian hari.
Entrepreneurship mengacu pada proses atau kemampuan individu dalam
berkreasi dan berinovasi. Entrepreneurial mengacu pada sikap, keterampilan,
dan perilaku untuk membuat terobosan dalam penawaran barang dan jasa ke
pasar, siap untuk berkompetisi dalam bisnis, dan melakukan ekspansi. Bisnis
memiliki kaitan dengan usaha perdagangan yang diawali dari perencanaan,
pemasaran, proses jual beli dan berbagai proses lain.

Wirausaha (entrepreneur) terdiri dari kata Wira dan Usaha. Dalam


Kamus Bahasa Indonesia (KBI, 2008), wira berarti utama, gagah, luhur,
berani, teladan, pejuang, sedangkan usaha diartikan sebagai kegiatan yang
bersifat komersial maupun non komersial. Jadi, wirausaha dapat diartikan
sebagai orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha
dalam berbagai kesempatan.
Kewirausahaan atau entrepreneurship juga dikemukakan oleh Jose
Carlos Jarillo Mossi (dalam Siswanto, 2016:36-37) yang menyatakan bahwa
kewirausahaan adalah seseorang yang merasakan adanya peluang, mengejar
peluangpeluang yang sesuai dengan situasi dirinya, dan percaya bahwa
kesuksesan bisa dicapai (Afnan, 2019).
Dalam kewirausahaan diperlukan nilai untuk memulai suatu usaha
(startup phase) atau mengerjakan sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu
yang berbeda (innovative). Dengan demikian, kewirausahaan memiliki
pengertian yang lebih bersifat operasional karena mengandung makna

3
aktivitas kreativitas, inovasi untuk memecahkan masalah, dan upaya untuk
memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan juga
merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, serta keberanian menghadapi
risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan
memelihara usaha baru (Siswanto, 2016:37) (Afnan, 2019).
Kemudian Inpres No. 4 tahun 1995 memberi istilah
"wiraswasta/wirausaha" berarti pejuang yang gagah, kekar, berani, dan pantas
jadi teladan dalam bidang usaha. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang
yang mempunyai sifat kewirausahaan seperti; keberanian mengambil risiko,
keutamaan, kreativitas, dan keteladanan dalam menangani usaha atau
perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri.

Pandangan para ahli terhadap wirausaha menurut Alma (2000) adalah:

1. Bagi ahli ekonomi, seorang entrepreneur adalah orang yang


mengkombinasikan sumber daya (resources), tenaga kerja, material dan
peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari
sebelumnya, dan juga orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan,
inovasi, dan perbaikan produksi. Dengan kata lain, wirausaha adalah
seseorang atau kelompok orang yang mengorganisir faktorfaktor produksi
meliputi alam, tenaga, modal, dan skill untuk tujuan produksi.
2. Bagi psikolog, seorang wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan
kekuatan dari dalam untuk memeroleh sesuatu tujuan, suka mengadakan
eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan
orang lain.
3. Bagi pebisnis, wirausaha adalah merupakan ancaman, pesaing baru atau
juga seorang partner, pemasok, konsumen atau seorang yang bisa diajak
bekerja sama.
4. Bagi pemodal, melihat wirausaha adalah seorang yang menciptakan
kesejahteraan bagi orang lain, yang menemukan cara-cara baru untuk
menggunakan resources, mengurangi pemborosan, dan membuka
lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat. (Ananda & Rafida,
2016)

4
Hisrich dan Peters (1995:10) mengemukakan bahwa
“Entrepreneurship is the process of creating something different with value
by devoting the necessary time and effort, summing the accompanying
reward of monetary and personal satisfaction and independence”. Artinya,
kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan
menggunakan waktu, kegiatan, modal, risiko, dan menerima balas jasa dan
kepuasan, serta kebebasan pribadi (Andrade et al., 2015).

Kewirausahaan merupakan suatu proses dinamis untuk menciptakan


nilai tambah atas barang dan jasa serta kemakmuran. Peter F.Drucker (1994)
mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda. Thomas W. Zimmerer (1996;51)
mengungkapkan bahwa kewirausahaan merupakan proses penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari peluang
yang dihadapi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya
peluang (Muis, 2017).

2.2 Tujuan Dan Manfaat Kewirausahawaan

Thomas W.Zimmereret al (2005) merumuskan manfaat berwirausaha


sebagai berikut:

1. Untuk memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib


sendiri
Dengan memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan
peluang bagi pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan
berusaha memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk
memanfaatkan bisnis untuk mewujudkan cita-cita
2. Untuk memberi peluang untuk melakukan perubahan
Semakin banyak pebisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat
menangkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut
mereka sangat penting. Seperti, penyediaan perumahan yang sederhana ,

5
sehat dan layak pakai untuk keluarga atau mendirikan program daur ulang
limbah untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas.
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
Banyak sekali yang menyadari bahwa bekerja di suatau perusahaan
kadang membosankan, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal
ini tentu tidak berlaku bagi wirausaha . bisnis-bisnis yang mereka miliki
merupakan alat aktualisasi diri. Keberhasilan yang mereka dapat
merupakan sesuatu yang ditentukan oleh kreativitas , inovasi, sikap
antusias dan visi mereka sendiri. Seseorang yang mempumyai usahanya
sendiri pada dasarnya memberikan kekuasaan kepadanya, kebangkitan
spiritual dan membuat dia mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin
Walaupun pada tahap awal unag bukan daya tarik utama bagi
wirausaga, namun keuntungan yang didapat dari berwirausaha merupakan
sumber motivasi yang penting bagi seseorang umtuk membuat usaha
sendiri.
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan dapat
pengakuan atas usahanya
Pengusaha kecil atau pemilik usaha kecil sering kali merupakan
warga masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya.
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu disukai dan menumbuhkan
rasa senang dalam mengerjakannya
Bagi seseorang yang memiliki usaha kecil bahwa kegiatan usaha
mereka sesungguhnya bukanlah kerja, tetapi mereka menyalurkan hobi
atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan, sehingga mereka senang
melakukannya (Saragih, 2017).

Wirausaha memiliki beberapa manfaat yang dapat dipetik oleh


seorang wirausahawan dalam rangka usahanya antara lain:

1. Membuka lapangan kerja baru,


2. Sebagai generator pembangunan lingkungan,

6
3. Sebagai contoh pribadi unggul, terpuji, jujur, berani dan tidak
merugikan orang lain,
4. Menghormati hukum dan peraturan yang berlaku,
5. Mendidik karyawan jadi orang mandiri, disiplin, jujur dan tekun,
dan
6. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun
dalam kepemimpinan (Alfianto, 2012).

Adapun keuntungan dan kelemahan saat menjadi wirausaha


(Alfianto, 2012).:

1. Kelemahan menjadi wirausaha

1) Pendapatan yang tidak pasti,


2) Bekerja keras dengan waktu tak terbatas,
3) Kualitas kehidupannya rendah sebelum mereka berhasil,
4) Tanggung jawabnya besar, banyak keputusan yang harus
diambil walau belum menguasai permasalahan.

2. Keuntungan menjadi wirausaha adalah:

1) Terbuka peluang untuk mencapai tujuan,


2) Terbuka peluang mendemonstrasikan potensi secara penuh,
3) Terbuka peluang memperoleh manfaat dan keuntungan secara
maksimal,
4) Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha
konkrit, dan
5) Terbuka peluang untuk menjadi bos

2.3 Era Ekonomi Berbasis Kewirausahaan

Di Era Revolusi Industri 4.0 seperti sekarang ini, kewirausahaan bagi


mahasiswa harus dipandang sebagai tantangan sekaligus peluang. Perubahan
harus disambut dengan optimisme yang tinggi dan harapan yang besar. Saat
ini, paradigma kewirausahaan harus mulai bergeser dari hanya sebatas teori di
sekolah-sekolah atau perguruan tinggi, menjadi pengelolaan diri dan

7
lingkungannya sehingga dihasilkan ide, inovasi, kreativitas, dan temuan baru.
Era Revolusi Industri 4.0, era globalisasi, era perdagangan bebas, dan
berbagai istilah serupa tersebut pada dasarnya mempunyai maksud dan tujuan
yang sama, yakni menciptakan individu-individu baru yang lebih kreatif dan
inovatif dan siap bersaing dengan sumber daya manusia dari latar belakang
yang berbeda diseluruh penjuru dunia (Afnan, 2019).

Terjadinya pergeseran perkembangan ekonomi secara global telah


membuat tatanan dunia berubah. Dimulai dengan era ekonomi pertanian,
berikutnya adalah era industry. Era informasi yang diyakini membawa
perubahan signifikan, telah tregantikan oleh era ekonomi kreatif, era yang
ssat ini kita jalani dan semakin berkembang dimasa yang akan datang.
Globalisasi ekonomi, ditambah penemuan baru dibidang teknologi dan
informasi semakin menggiring manusia menuju sebuah pola interaksi social
yang baru. Selain itu, globalisasi bidang media dan hiburan telah merubah
gaya hidup, perilaku dan karakter masyarakat hingga menjadi lebih peka dan
kritis akan ondisi ekonomi serta semakin tinggi tuntutan dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Hal ini didukung pula dengan perbaikan dan kondisi
ekonomi masyarakat secara umum.

Kementerian perdagangan Republik Indonesia dalam buku


penegmbangan ekonomi kreatif Indonesia 2025: Rencana pengembangan
ekonomi kreatif Indonesia 2009-2015, menyampaikan bahwa ekonomi kreatif
merupakan era ekonomi baru yang mengintensikan informasi dan kreativitas
dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusia
(human source) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi
nasional. Dengan kata lain, perhatian utama ekonomi kreatif adalah faktor
human capital.

8
BAB 3

PENUTUP

1.4 Kesimpulan
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai
tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk
dijadikan peluang. Kata kunci dari kewirausahaan adalah: pengambilan
resiko; menjalankan usaha sendiri; memanfaatkan peluang-peluang;
menciptakan usaha baru; pendekatan yang inovatif dan mandiri (misal;
tidak bergatung pada bantuan pemerintah).
          Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk
layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat. Enam tipe atau
orientasi kepribadian pada manusia antara lain: tipe realistik, tipe
intelektual, tipe sosial, tipe konvesional, tipe usaha dan tipe artistik.
           Nursepreneur (perawat pengusaha) adalah seorang perawat,
biasanya dengan gelar sarjana, yang dapat mengelola klinik atau bisnis
terkait, melakukan penelitian, menyediakan pendidikan atau melayani
sebagai penasihat atau konsultan untuk lembaga, lembaga politik atau
bisnis. Secara konseptual nursepreneur memiliki ciri sebagai
berikut pengerahan diri, pengasuhan diri, orientasi pada tindakan, energi
tingkat tinggi dan toleransi atas ketidakmenentuan. Lima langkah perawat
menjadi nursepreneur (perawat pengusaha), antara lain pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai