Disusun Oleh :
Kelompok 4
Paramita Eka Lestari (2005096075)
Ade Suryani (2005096067)
Muhammad Rofi (2005096073)
KELAS BK B
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan
karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul Asesmen
Perkembangan Individu.
Kami menyadari, bahwa Makalah ini terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa serta penulisan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca guna acuan agar kami dapat lebih baik
lagi kedepannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan …………………………………………………………….......
B. Saran …………………………………………………………….................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asesmen adalah salah satu cara untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya
pada peserta didik. Adapun asesmen pada konteks bimbingan dan konseling
menurut Ratna Wisiastuti, 2010 adalah mengukur suatu proses konseling yang
harus dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah konseling itu
dilakukan/dilaksanakan. Adapun pengertian asesmen menurut Gantina
Komalasari, Eka Wahyuni dan Karsih yaitu sebagai proses mengumpulkan,
menganalisis, menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik
dan lingkungannya. Asesmen dilakukan untuk lebih mengetahui lebih dalam
dinamika dan faktor penentu yang mendasari munculnya suatu permasalahan.
Hal ini sudah selaras dengan tujuan dari asesmen pada bimbingan dan
konseling , yaitu mengumpulkan informasi yang memungkinkan bagi seorang
konselor untuk mengetahui dan menentukan masalah serta memahami latar
belakang dan situasi yang ada pada masalah konseli. Menilai / melakukan
asessment terhadap suatu masalah yang dihadapi klien menjadi hal primer
dalam melaksanakan proses konseling. Pada umumnya, seseorang datang atau
dianjurkan datang kepada konselor untuk mendapat bantuan dalam
menyelesaikan masalah yang tidak mampu ia atasi sendiri. Dengan kata lain,
seorang klien yang datang kepada konselor pastilah klien dengan kerentanan
tertentu dan ia mengharap dengan melakukan konseling, hidupnya akan
menjadi lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui :
1. Pengertian Asesmen Perkembangan Individu?
2. Tujuan dan Fungsi Asesmen Perkembangan?
3. Bentuk Asesmen?
4. Dampak atau Efek dari Asesmen Perkembangan Individu?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca memahami hal -hal
yang berkaitan dengan Asesmen dan Perkembangan Individu baik itu
pengertian, tujuan dan fungsi, bentuk dari asesmen dan efek dari asesmen
tersebut bagi konseli.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Asesmen
Asesmen adalah salah satu cara untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya
pada peserta didik. Adapun asesmen pada konteks bimbingan dan konseling
menurut Ratna Wisiastuti, 2010 adalah mengukur suatu proses konseling yang
harus dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah konseling itu
dilakukan/dilaksanakan. Adapun pengertian asesmen menurut Gantina
Komalasari, Eka Wahyuni dan Karsih yaitu sebagai proses mengumpulkan,
menganalisis, menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik
dan lingkungannya. Asesmen dilakukan untuk lebih mengetahui lebih dalam
dinamika dan faktor penentu yang mendasari munculnya suatu permasalahan.
Hal ini sudah selaras dengan tujuan dari asesmen pada bimbingan dan
konseling , yaitu mengumpulkan informasi yang memungkinkan bagi seorang
konselor untuk mengetahui dan menentukan masalah serta memahami latar
belakang dan situasi yang ada pada masalah konseli. Menurut Hackney dan
Cornier dalam buku Landasan Bimbingan dan Konseling di Indonesia
karangan Lahmuddin Lubis, terdapat 12 tujuan asesmen, yaitu:
Dengan adanya asesmen, guru BK dapat dengan mudah mengetahui atau bahkan
mendiagnosa keadaan yang dialami peserta didiknya sehingga guru BK dapat
menentukan tindakan yang tepat untuk menghadapi permasalahan peserta
didiknya.
2. Perkembangan Individu
2. Untuk memberikan tempat dan program yang tepat untuk anak, dalam hal ini
untuk mengetahui apakah anak membutuhkan pelayanan khusus.’
5. Untuk kajian penelitian di sekolah. Proses seperti itu dikenal dengan istilah
evaluasi yang biasanya dilakukan setelah akhir suatu program. Tujuannya
untuk mengukur keberhasilan suatu program yang diwujudkan dalam bentuk
mengukur keberhasilan suatu program yang diwujudkan dalam bentuk angka
atau skor. Jika anak memperoleh nilai delapan puluh berarti anak tersebut
menguasai delapan puluh persen materi pelajaran dan berarti lulus.
Hasil asesmen sebagai dasar untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tuntutan dari lingkungannya sebagai dasar perencanaan dan evaluasi
program.
Asesmen dalam bimbingan dan konseling, dibedakan menjadi dua, yaitu asesmen
teknik tes dan asesmen teknik non tes .
1. Asesmen Tes
a. Tes Prestasi
Merupakan tes yang disusun untuk mengetahui penguasaan pada subyek yang telah
dipelajari sebelumnya. Contoh tes prestasi : Ujian Tengah Semester, Kuis dsb.
b. Tes Bakat
Merupakan tes yang disusun untuk mengetahui kemampuan individu dalam bidang-
bidang khusus. Tes ini muncul karena adanya perkembangan praktis maupun teoretis
yang mengarahkan pada bakat-bakat (aptitudes) yang dapat dipisah-pisahkan yang
terdapat dalam tes kecerdasan. Perkembangan ini mendorong penyusunan tes-tes
terpisah untuk mengukur beberapa bakat yang aplikasinya luas.
c. Tes Minat
Merupakan tes yang disusun untuk mengetahui minat seseorang berdasarkan sikapnya
pada suatu jenis kegiatan atau pekerjaan tertentu. Contoh tes minat: The Rothwell-
Miller Interest Blank.
d. Tes Kepribadian
adalah teknik untuk mengesahkan atau menolak hipotesis dalam pengukuran mental
yang menghasilkan skor untuk membandingkan dua orang atau lebih. Tes ini
dirancang untuk mengukur berbagai faktor psikologis tertentu, biasanya juga
menyangkut pengukuran kemampuan fisik seseorang.
d. Wawancara
e. Sosiometri
Metode pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu
--individu dalam kelompok.
f. Observasi
g. Angket
Angket merupakan salah satu alat asesmen nontes berupa serangkaian pertanyaan
atau pernyataan yang diajukan kepada responden. Alat asesemen ini disusun dengan
tujuan untuk menghimpun sejumlah informasi yang relevan dengan keperluan
program bimbingan dan konseling, seperti identitas pribadi peserta didik, keterangan
tentang keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kebiasaan belajar dirumah,
hobi dan informasi terkait lainnya.
Para konselor lebih sering memanfaatkan asesmen teknik nontes dengan alasan
prosedur perancangan, mengadministrasikan, pengolahan, analisis, dan penafsirannya
lebih sederhana daripada asesmen teknik tes sehingga relatif lebih mudah dipelajari
dan dipahami.
Menurut Hackney dan Cornier (2001), efek dari asesmen bisa positif, bisa juga
menjadi negatif. Dari sisi positifnya, melakukan proses asesmen bisa menyebabkan
seorang klien merasa dipahami, diperhatikan, dianggap, lega, mempunyai harapan dan
termotivasi untuk melakukan perubahan-perubahan yang ditargetkan.
Namun, ada pula sisi negatifnya. Setelah melakukan asesmen, seorang klien bisa jadi
justru merasa cemas karena merasa diinterogasi dalam proses penggalian informasi,
dalam hatinya rawan dipenuhi berbagai pertanyaan apakah konselor memang orang
yang bisa dipercaya, merasa cemas dengan hasil penilaian konselor, apakah dia akan
dianggap bodoh, apakah ada sesuatu yang memang benar-benar salah dalam dirinya,
apakah masalah masih memungkinkan untuk diselesaikan, dan lain-lain.
A. Kesimpulan
Asesmen adalah salah satu cara untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya pada peserta
didik. Adapun asesmen pada konteks bimbingan dan konseling menurut Ratna Wisiastuti,
2010 adalah mengukur suatu proses konseling yang harus dilakukan konselor sebelum,
selama, dan setelah konseling itu dilakukan/dilaksanakan. Adapun pengertian asesmen
menurut Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dan Karsih yaitu sebagai proses mengumpulkan,
menganalisis, menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan
lingkungannya. Asesmen dilakukan untuk lebih mengetahui lebih dalam dinamika dan faktor
penentu yang mendasari munculnya suatu permasalahan. Serta Perkembangan individu
adalah perubahan progresif dan kontinu atau berkesinambungan dalam diri individu dari
mulai lahir sampai mati. Serta dengan tujuan dan fungsi asesmen itu sendiri adalah untuk
mengetahui potensi tiap pribadi seseorang dan masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli.
Dan bentuk-bentuk dari asesmen yang terdiri dari dua teknik yaitu teknik Tes dan teknik non
Tes serta efek dari asesmen Menurut Hackney dan Cornier bahwa asesmen itu sendiri
memberi efek positif dan negatif .
B. Saran
Dari Makalah saran kami kepada pembaca :
Diharapkan Makalah mengenai Asesmen dan Perkembangan Individu ini dapat bermanfaat
dan memberikan pemahaman yang luas sehingga bisa berguna terlebih lagi menambah
pengetahuan mengenai Asesmen dan Perkembangan Individu baik itu pengertian asesmen
hingga efek dari asesmen itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.kompasiana.com/fitria-03/pengertian-perkembangan-dan-
pertumbuhan_550039c6a33311c56f5103f7
2. https://www.kompasiana.com/lativani38640/5bc670136ddcae27d0394883/mengapa-
assesment-menjadi-penting-dalam-proses-konseling
3. https://herrystw.wordpress.com/2012/03/02/tes-kepribadian/
4. https://www.universitaspsikologi.com/2018/04/pengertian-tes-bakat-minat-tes-prestasi-
tes-inteligensi.html?m=1
5. https://dosenpsikologi.com/perkembangan-individu-dalam-psikologi-pendidikan
6. https://www.kompasiana.com/annisaqotrunnada/5d98404ed541df30cb6b6eb2/asesmen-
dalam-bimbingan-dan-konseling?page=all#section2
7. https://www.kompasiana.com/annisaqotrunnada/5d98404ed541df30cb6b6eb2/asesmen-
dalam-bimbingan-dan-konseling
8. https://www.google.com/url?sa=j&url=http%3A%2F%2Fkamiluszaman.blogspot.com
%2F2014%2F11%2Fteknik-tes.html%3Fm
%3D1&uct=1614147179&usg=OkVY5mtFTEKFNM9VvPnqIeRWgX4