Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Faderasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015).
Hepatitis merupakan istilah umum dari peradangan yang bisa
disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat
tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan penyakit outoimune.
Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai macam virus seperti virus hepatitis
A (HAV), Hepatitis B (HBV), Hepatitis C (HCV), Hepatitis D (HDV), dan
Hepatitis E (HEV). (Ajeng & Putu, 2017)
Infeksi virus Hepatitis B (HBV) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang serius di dunia. Di dunia, hampir 2 miliyar orang telah terinveksi HBV
dan lebih dari 240 juta merupakan penderita HBV kronis yang beresiko
menimbulkan sirosis hati, gagal hati, dan karsinoma, hepatoseluler (HCC).
Infeksi HBV menyumbang 780.000 kematian setiap tahunnya. Wilayah Asia
dan Afrika merupakan wilayah endemis HBV tertinggi di dunia. Negara
Indonesia termasuk salah satu negara di Asia dengan endemisitas menengah
ke tinggi infeksi HBV (David H, 2017). Sementara itu di Indonesia, Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) menemukan bahwa prevalensi HBsAg
adalah 7,2%. Angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan data tahun
2007, yaitu 9,4% pada populasi umum. Diperkirakan 18 juta orang memiliki
Hepatitis B.
Berdasarkan Sistem Informasi Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran
Pencernaan (SIHEPI) 2018-2019 jumlah ibu hamil yang diperiksa hepatitis B
sebanyak 1. 643.204 di 34 provinsi. Hasilnya, sebanyak 30.965 ibu hamil
reaktif (terinfeksi virus hepatitis B) dan Provinsi Jawa Timur menduduki
peringkat ke 11 dari 34 provinsi dengan persentase 2,77%, dan untuk
beberapa desa di daerah Jawa Timur seperti Desa Klampokan Kabupaten

1
2

Situbondo terdapat 1 penderita HbsAg Reaktif dari 40 kehamilan didesa


tersebut.
Menurut Departement of Health (2013), HBV lebih mudah menular
daripada HIV/AIDS. Virus HBV menyebar melalui kontak langsung dengan
darah dan produk darah yang terinfeksi, dan juga dapat tertular melalui cairan
tubuh yang lain termasuk cairan semen dan vagina. Gejala HBV antaranya
demam, kelelahan yang berlebih selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan, hilang nafsu makan, mual, muntah, sakit persendian, dan bagian tubuh
menjadai kuning (joundice).
HBV ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi. Salah
satu penularan yang dilakukan yaitu dari ibu yang positif Hepatitis B ke bayi
yang dilahirkannya. Di Indonesia 95% penularan hepatitis B terbesar yaitu
dari ibu terhadap bayi yang dilahirkannya. (Kemenkes RI, 2017)
Sejak tahun 2015, deteksi dini Hepatitis B pada ibu hamil bisa
dilakukan di pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) dan jaringannya. Semua
wanita hamil harus melakukan uji hebatitis B untuk mencegah infeksi,
apabila hasilnya positif maka harus dirujuk ke dokter spesialis untuk evaluasi
lebih lanjut. (Kemenkes RI, 2017)
Pemberian HBIg dilakukan untuk meningkatkan upaya perlindungan
pada bayi agar terhindar dari hepatitis B yang ditularkan dari ibunya. Tahun
2019 hingga Juni, ibu hamil yang telah diperiksa sebanyak 490.588 orang
dengan 9.509 reaktif HBsAg. Dari pemeriksaan itu diketahui 4.559 bayi telah
diberi HBIg kurang dari 24 jam serta imunisasi rutin dan telah terlindung
penularan virus hepatitis B dari ibunya. (Kemenkes RI, 2017)
Pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke bayi dilakukan dengan
vaksinasi HB0 setelah bayi lahir kurang dari 24 jam. Sementara pada bayi
lahir dari ibu hepatitis B segera beri Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg)
kurang dari 24 jam. Menanggapi masalah infeksi virus hepatitis B (HBV)
tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus kehamilan dengan
HbsAg mengingat tingginya penularan hepatitis B melalui ibu hamil yang
positif hepatits B terhadap janin dikandungannya.
3

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada saat ibu
hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.S
2. Melaksanakan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.S
3. Melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.S
4. Melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi Ny.S
5. Melaksanakan asuhan kebidanan Keluarga Berencana (KB) pada
Ny.S
6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan laporan perbandingan dan contoh untuk laporan studi
kasus selanjutnya.
1.3.2 Bagi Lahan Praktik
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
khususnya dalam memberikan informasi tentang Asuhan Kebidanan
meliputi kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan
kontrasepsi dalam batasan komprehensif baik yang fisiologis dan
patologis.
1.3.3 Bagi Subyek/ Pasien
Pasien lebih termotivasi untuk menjaga kesehatan dirinya dan
keluarganya dengan makan makanan yang bergizi sehingga memiliki
keluarga yang tidak gampang terkena penyakit dan pertumbuhan anak
anaknya tidak terhambat.
4

1.3.4 Bagi Mahasiswa


Memberikan motivasi pada mahasiswa untuk selalu belajar ilmu yang
terbaru atau lebih up to date melalui jurnal dan buku buku serta
meningkatkan motivasi membaca mahasiswa lewat beberapa buku dan
jurnal dalam mencari beberapa literature dalam tinjauan teori serta tidak
hanya berfokus dengan ilmu ilmu yang sudah diketahui karena ilmu
tidak pernah terbatas.

Anda mungkin juga menyukai