Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

COVID 19 merupakan suatu penyakit menular, COVID 19 ditularkan

melalui airborne. Airborne merupakan penularan suatu penyakit melalui udara

sehingga virus dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung oleh

penderita. COVID 19 disebabkan oleh Coronavirus atau severe acute

respiratory syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) secara sederhana

merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Coronavirus pertama kali

ditemukan di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok. Coronavirus menyebabkan

infeksi ringan hingga berat pada sistem pernafasan terutama paru – paru.

COVID 19 dapat mengancam semua orang, tidak terkecuali wanita hamil.

Center for Desease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa wanita

hamil lebih rentan terkena semua jenis infeksi pernafasan seperti flu. Hal ini

disebabkan karena kehamilan mengubah system kekebalan tubuh yang dapat

mempengaruhi organ jantung dan paru-paru. Dengan penyebaran COVID 19 ini

dikhawatirkan akan terjadi penularan intrauteri dari ibu ke janin pada wanita

hamil, selain itu kemungkinan terjadi kematian ibu dan bayi baru lahir,

komplikasi kehamilan atau kelahiran premature. IDENTIFIKASI

World Health Organization (WHO) menunjukkan 43.385.581 orang

didunia terjangkit COVID 19 dan 1.157.714 orang meninggal karena COVID


19 (October, 2020). Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia (Kemenkes RI) 389.712 orang terinfeksi COVID 19 dan 13.299

orang meninggal karena COVID 19. Penelitian dari CDC mengatakan lebih dari

8.200 wanita hamil terjangkit COVID 19 antara bulan januari hingga Juni,

sedangkan di Dinas Kesehatan Surabaya mencatat 22 Juni 2020, 20 dari 187

wanita hamil yang melakukan test Swab dinyatakan terjangkit COVID 19.

JUSTIFIKASI/DATA

Wanita hamil merupakan kelompok yang rentan dalam wabah penyakit

yang menular ini, hal ini terjadi karena perubahan fisiologi, kerentanan pada

infeksi, dan fungsi mekanis serta imunologis yang dapat terganggu. Kebutuhan

untuk melindungi janin ini menambah tantangan dalam mengelola kesehatan

ibu hamil. Ibu hamil dengan terinfeksi COVID-19 sangat berbahaya untuk

kesehatan ibu dan bayinya itu sendiri . Pada ibu hamil jika terjadi manifestasi

klinis berat pada saluran nafas dan juga pada bayinya hingga terjadi penularan

akan menyebabkan terjadinya ARDS pada bayi (Ramadhani, 2020). Wanita

hamil dan yang baru hamil lebih kecil kemungkinannya untuk menunjukkan

suatu gejala demam dan mialgia terkait COVID-19 jika dibandingkan wanita

yang tidak hamil pada usia reproduksi dan berpotensi lebih mungkin lebih

membutuhkan perawatan perawatan intensif untuk COVID-19. Komorbiditas

yang sudah ada sebelumnya seperti, usia ibu yang tinggi, dan IMT yang tinggi

tampaknya telah menjadi faktor risiko COVID-19 yang parah. Angka kelahiran

premature yang tinggi pada wanita hamil dengan COVID-19 dibandingkan

pada wanita hamil tanpa penyakit tersebut (Allotey, 2020). Menurut suatu
penelitian, COVID-19 berhubungan secara signifikan dengan tingginya

prevalensi kelahiran prematur, preeklamsia, dan operasi caesar dibandingkan

dengan kehamilan non COVID. Infeksi COVID-19 tidak ditemukan pada bayi

baru lahir dan tidak ada komplikasi neonatal yang parah (Antoun, 2020).

KRONOLOGIS/SEBAB AKIBAT

Dalam pandemic ini, penting untuk menstandartkan screening,

penerimaan dan management pada semua ibu hamil yang dicurigai atau

terkonfirmasi terinfeksi COVID 19 dan menyiapkan ruang bersalin dengan cara

sebaik mungkin. Selain itu, tindakan pencegahan juga diperlukan untuk

meminimalkan infeksi silang ini dari penyedia layanan kesehatan yaitu dengan

melakukan prosedur yang memerlukan suatu kontak fisik yang dekat dan juga

harus menghindari paparan droplet, contohnya persalinan pervagina

(Ramadhani, 2020). SOLUSI+Tujuan penelitian

Anda mungkin juga menyukai