PENDAHULUAN
sehingga virus dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung oleh
infeksi ringan hingga berat pada sistem pernafasan terutama paru – paru.
Center for Desease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa wanita
hamil lebih rentan terkena semua jenis infeksi pernafasan seperti flu. Hal ini
dikhawatirkan akan terjadi penularan intrauteri dari ibu ke janin pada wanita
hamil, selain itu kemungkinan terjadi kematian ibu dan bayi baru lahir,
orang meninggal karena COVID 19. Penelitian dari CDC mengatakan lebih dari
8.200 wanita hamil terjangkit COVID 19 antara bulan januari hingga Juni,
wanita hamil yang melakukan test Swab dinyatakan terjangkit COVID 19.
JUSTIFIKASI/DATA
yang menular ini, hal ini terjadi karena perubahan fisiologi, kerentanan pada
infeksi, dan fungsi mekanis serta imunologis yang dapat terganggu. Kebutuhan
ibu hamil. Ibu hamil dengan terinfeksi COVID-19 sangat berbahaya untuk
kesehatan ibu dan bayinya itu sendiri . Pada ibu hamil jika terjadi manifestasi
klinis berat pada saluran nafas dan juga pada bayinya hingga terjadi penularan
hamil dan yang baru hamil lebih kecil kemungkinannya untuk menunjukkan
suatu gejala demam dan mialgia terkait COVID-19 jika dibandingkan wanita
yang tidak hamil pada usia reproduksi dan berpotensi lebih mungkin lebih
yang sudah ada sebelumnya seperti, usia ibu yang tinggi, dan IMT yang tinggi
tampaknya telah menjadi faktor risiko COVID-19 yang parah. Angka kelahiran
pada wanita hamil tanpa penyakit tersebut (Allotey, 2020). Menurut suatu
penelitian, COVID-19 berhubungan secara signifikan dengan tingginya
dengan kehamilan non COVID. Infeksi COVID-19 tidak ditemukan pada bayi
baru lahir dan tidak ada komplikasi neonatal yang parah (Antoun, 2020).
KRONOLOGIS/SEBAB AKIBAT
penerimaan dan management pada semua ibu hamil yang dicurigai atau
meminimalkan infeksi silang ini dari penyedia layanan kesehatan yaitu dengan
melakukan prosedur yang memerlukan suatu kontak fisik yang dekat dan juga