Anda di halaman 1dari 19

Tugas Mandiri Hari : Senin

MK. Biokimia Gizi Tanggal :30 Agustus 2021

SISTEM ENDOKRIN
Disusun oleh :
Helza Mutiarahma
(P032013411058)
D-III Gizi TK. 2B

Dosen Pengampu

Dra. Lily Restusari, M.Farm, Apt.

Lidya Novita, SSi, M.Si

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN GIZI

2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan Makalah ini dengan maksud dan tujuan penyusunan ini adalah untuk
melengkapi tugas dalam mata kuliah Biokimia Gizi.

Keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang saya miliki, maka saya menerima kritik dan saran
dari berbagai pihak demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Dalam penulisan makalah ini
juga tidak luput dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Terakhir atas segala jasa dan budi baik dari semua pihak yang tersebut di atas penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga segala bantuan yang diberikan menjadi amal baik dan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Aamiin.

Pekanbaru , 27 Agustus 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3

BAB 1 .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 4

1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 4

BAB II............................................................................................................................................. 5

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................ 5

2.1. Pengertian Sistem Endokrin ............................................................................................. 5

2.2. Fungsi Kelenjar Endokrin ................................................................................................. 5

2.3. Macam – Macam Kelenjar Endokrin Dan Fungsinya Bagi Manusia ............................... 6

2.4. Karakteristik Sistem Endokrin........................................................................................ 16

BAB III ......................................................................................................................................... 18

PENUTUP .................................................................................................................................... 18

3.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 18

3.2. Saran ............................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem endokrin ( hormon ) dan sistem saraf secara bersama lebih dikenal sebagai supra
sistem neuroendokrine yang secara kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan
koordinasi tubuh pada hewan. Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan
berbagi fungsi fisiologis dalam tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi,
regulasi osmotik dan regulasi ioni (Arifin and Putri, 2013)

Sistem endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-
organ lain. Hormon beredar keseluruh tubuh melalui darah namun tidak seluruh tubuh dipengaruhi
oleh hormon. Hormon akan memengaruhi tubuh apabila terdapat reseptor. Sistem endokrin terdiri
dari kelenjar – kelenjar endokrin yang tersusun atas sel-sel yang mempunyai susunan makroskopik
yang sederhana. sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur aktifitas tubuh.
Hormon merupakan bahan kimiawi yang bertindak sebagai pembawa pesan. Hormon dibawah
oleh aliran darah dan diedarkan ke berbagai sel dalam tubuh dan pesan tersebut diterjemahkan
dalam bentuk tindakan. hormon mempengaruhi sel target melalui resptor hormon, yaitu suatu
molekul protein yang memiliki sisi pengikat untuk hormon tertentu (Heckman, Pinto and
Savelyev, 1967).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Apa Pengertian Sistem Endokrin?
1.2.2. Apa Fungsi Kelenjar Endokrin?
1.2.3. Apa Macam-Macam Sistem Endokrin dan Fungsinya Bagi Manusia?
1.2.4. Apa Karakteristik Dari Sistem Endokrin?

1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk Mengetahui Pengertian Sitem Endokrin
1.3.2. Untuk Mengetahui Fungsi Kelenjar Endokrin
1.3.3. Untuk Mengetahui Macam-Macam Sistem Endokrin Dan Fungsinya Bagi Manusia
1.3.4. Untuk Mengetahui Karakteristik Dari Sitem Edokrin

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantraan zat-zat kimia
(hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu
(sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langgsung masuk ke dalam darah dan cairan
limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewat duktus (saluran). permukaan sel kelenjar
menepel pada dinding stenoid atau kapiler darah. hasil sekresinya di sebut hormon. hormon
merupakan bahan yang dihasilkan tubuh oleh organ yang memilik efek regulatorik spesifik
terhadap aktifitas organ tertentu, yang di sekresi oleh kelenjar endokrin, di angkut oleh darah ke
jaringan sasaran untuk memengaruhi atau mengubah kegiatan alat / jaringan sasaran. hormon yang
dihasilkan ada yang satu macam hormon (hormon tunggal) di samping itu ada yang lebih dari satu
(hormon ganda). sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan
sistem saraf, mempunyau peranan penting dalam pengendalian kegiatan oragn tubuh. kelenjar
endokrin mengeluarkan suatu zat yang di sebut hormone (Chang, 2010).

2.2. Fungsi Kelenjar Endokrin


1) Penghasil Hormon
Kelenjar endokrin berperan dalam menghasilkan berbagai macam jenis hormon yang
nantinya akan disalurkan ke darah apabila dibutuhkan oleh jaringan tubuh tertentu.
2) Mengontrol Aktivitas
Kelenjar endoktrin berperan dalam mengontrol aktivitas dari kelenjar tubuh agar dapat
berfungsi dengan normal dan maksimal.
3) Merangsang Aktivitas
Kelenjar endoktrin juga berperan dalam merangsang aktivitas kelenjar tubuh untuk
kemudian disampaikan ke sistem saraf dan menciptakan suatu efek dari rangsangan tersebut.
4) Pertumbuhan Jaringan
Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi pertumbuhan jaringan pada manusia agar jaringan
tersebut berfungsi maksimal.
5) Mengatur Metabolisme

5
Kelenjar endoktrin juga berperan dalam mengatur metabolisme dalam tubuh, sistem
oksidasi tubuh serta bertugas untuk meningkatkan absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus
halus.
6) Metabolisme Zat
Kelenjar endoktrin berperan dalam mempengaruhi fungsi metabolisme lemak, vitamin,
metabolisme protein, mineral, air dan hidrat aranga dalam tubuh untuk agar optimal.

2.3. Macam – Macam Kelenjar Endokrin Dan Fungsinya Bagi Manusia

2.3.1. Kelenjar Hipotalamus


Hipotalamus merupakan jenis kelenjar endokrin yang terletak di bawah otak besar atau
cerebrum yang mempunyai fungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan manusia.
hipotalamus ini mengeluarkan hormon yang mempunyai fungsi untuk merangsang kelenjar
hipofisis yang berguna bagi manusia (Gitleman, 2014).

6
2.3.2. Kelenjar Tiroid dan Paratiroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah, melekat
pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding laring. kelenjar ini terdiri
dari dua lobus (lobus dekstra dan lobus sinistra), saling berhubungan, masing-masing lobus
tebalnya 2 cm, panjangnya 4 cm, dan lebar 2,5 cm. kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin.
pembentukan hormon tiroid tergantung pada jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh
sumber utama untuk memelihara keseimbangan yodium dalam makan dan air minu
Fungsi kelenjar tiroid :

 Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan) jaringan tubuh, penggunaan


energi total.
 Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan mempengaruhi beberapa reaksi metabolik
dalam tubuh.
 Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein, suatu aksi yang mendahului
meningginya basal metabolisme.
 Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negatif dan sintesis protein berkurang.

Kelenjar paratiroid terletak pada di atas selaput yang membungkus kelenjar tiroid. terdapat
dua pasang (4 buah) terletak di belakang tiap lobus dari kelenjar tiroid, dua sebelah kiri dan dua
sebelah kanan. besarnya tiap kelenjar kira-kira 5 x 5 x 3 mm dengan berat antar 25-30 mg berat
keselurhan lebih kurang 120 mg. kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroksin adalah
suatu peptida, terdiri dari 84 asam amino. suatu kesatuan hormon yang diperlukan untuk
menaikkan kalsium serum sebanyak 1 mg% dalam waktu 16-18 jam. osteoblas dan tibroblas
mempunyai reseptor untuk hormon paratiroid, dapat mempengaruhi secara langsung, tetapi tidak
mempunyai reseptor-reseptor untuk hormon paratiroid (Nugroho, Fisiologi and Endokrin, 2013).

Fungsi kelenjar paratiroid :

 Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit meskipun
terdapat variasi-variasi yang luas.
 Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek terhadap
reabsorpsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor.
 Mempercepat absorpsi kalasium di intestinum.

7
 Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorpsi tulang
sehingga menambah kalsium darah.
 Dapat menstimulasi transport kalsium dan fosfat melalui membran dari mitokondria.

2.3.3. Kelenjar Adrenal


Kelenjar adrenal ini terletak di bagian atas setiap ginjal. setiap ginjal tersebut tersusun atas
dua bagian. yaitu korteks dan medula, fungsi korteks pada ginjal untuk menghasilkan hormon jenis
koetikoid. sedangkan fungsi medula pada ginjal untuk menghasilkan hormon jenis adrenalin.

2.3.4. Kelenjar Pankreas


Pankreas adalah suatu alat tubuh yang agak panjang terletak retroperitonial dalam abdomen
bagian atas, di depan vetebrae lumbalis I dan II. kepala pankreas terletak dekat kepala duodenum,
sedangkan ekornya sampai ke lien. pankreas pendapat darah dari arteri linealis dan arteri

8
mesenterika superior. duktus pankreatikus bersatu dengan duktus koledukus dan masuk ke
duodenum, pankreas mengahasilkan dua kelenjar yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.

2.3.5. Kelenjar Kelamin


Kelenjar gonad yaitu testes pada pria dan ovarium pada wanita, mempunyai fungsi dan
endokrin dan reproduksi. sebagai kelenjar endokrin, testes menghasilkan hormon seks yaitu
endrogen dan sperma, sedangkan ovarium menghasilkan estrogendan progesteron serta
memproduksi sel telur (Fadhilah, Huzaifah and Slamet, 2020).

2.3.6. Kelenjar Pinealis


Kelenjar pienalis (epifise) terdapat di dalam ventrikle otak, berbentuk kecil dengan warna
merah seperti buah cemara. kelenjarnya menonjol dari mesensefalon ke atas dan kebelakang
kolikus superior. fungsinya belum diketahui dengan jelas. kelenjar ini menghasilkan sekresi
interna dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin berperan penting dalam mengatur aktifitas
seksual dan reproduksi manusia (Arifin and Putri, 2013).

9
Glandula pienalis di atur oleh isyarta syaraf yang di timbulkan oleh cahaya yang
terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa melewati aliran darah
atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior menghambat sekresi hormon
gonadotropin, dan gonad menjadi terhambat lalu berinvolusi.

2.3.7. Kelenjar Timus


Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang os spernum, di dalam
rongga toraks, kira-kira setinggi bifurkasi trakhea.warnanya ke merah-merahan dan terdiri dari
dua lobus. pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10g ukurannya bertambah ketika
remaja antara 30-40 g dan setelah dewasa akan mengkerut. kelenjar timus adalah suatu sumber
dari sel yang mempunyai kemampuan imunologis, sumber hormon timus mempersiapkan
proliferasi dan maturasi sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam jaringan
lain. setelah dewasa pertumbuhan akan berkurang sehingga akan mengurangi aktifitas kelamin.

2.3.8. Kelenjar Hipofisis


Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali karena
menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini
berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis
bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan bagian posterior (Heckman, Pinto and
Savelyev, 1967)

10
Gambar : hipofisis bagian anterior dan posterior
a. Hipofisis lobus anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat pada gambar .

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya

Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dan gangguannya
Hormon yang dihasilkan Fungsi dan gangguannya
Hormon Somatotropin (STH), Merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, serta
Hormon pertumbuhan (Growth merangsang pertumbuhan tulang (terutama tulang pipa)
Hormone / GH) dan otot. kekurangan hormon ini pada
anak-anak-anak menyebabkan pertumbuhannya
Terhambat /kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika

11
kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan,
kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut
akromegali.
Hormon tirotropin atau Thyroid Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar
Stimulating Hormone (TSH) gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin
Adrenocorticotropic hormone Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktivitas
(ACTH) kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk
mensekresikan glukokortikoid (hormon yang
dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat)
Prolaktin (PRL) atau Lactogenic Membantu kelahiran dan memelihara sekresi susu
hormone (LTH) oleh kelenjar susu
Hormon gonadotropin pada  Merangsang pematangan folikel dalam ovarium
wanita :
dan menghasilkan estrogen
1. Follicle Stimulating
Hormone (FSH)  Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium

2. Luteinizing Hormone (LH) dan menghasilkan progestron


Hormone gonadotropin pada pria
1. FSH  Merangsang terjadinya spermatogenesis (proses
2. Interstitial Cell Stimulating
pematangan sperma)
Hormone (ICSH)
 Merangsang sel-sel interstitial testis untuk
memproduksi testosteron dan androgen

b. Hipofisis pars media


Jenis hormon serta fungsi hipofisis pars media

No Hormon Fungsi
1. MSH (Melanosit Mempengaruhi warna kulit individu.
Stimulating Hormon) dengan cara menyebarkan butir melanin,
apabila hormon ini banyak dihasilkan
maka menyebabkan kulit
menjadi hitam.

12
c. Hipofisis lobus posterior
Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya dapat dilihat
pada gambar dan tabel dibawah ini.

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya

Jenis hormon serta fungsi dari hipofisis poster


No Hormon Fungsi

1. Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada


rahim wanita selama proses melahirkan

2. Hormon ADH Menurunkan volume urine dan


meningkatkan tekanan darah dengan cara
menyempitkan pembuluh darah

d. Regulasi hormon ADH

13
Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh hipotalamus. Jika
cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan mensekresikan ADH untuk melakukan
reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga darah mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi
tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu,
karena cairan pada ginjal sudah diserap, maka urinenya kini bersifat pekat. Jika seseorang buang
air kecil terus menerus, diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan sebab ADH tidak
berfungsi dengan baik. Nama penyakit ini disebut diabetes insipidus.

2.3.9. Ovarium, dan testis.

a. Ovarium

 Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone
estrogen dan hormone progesterone.
 Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH
 Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder
pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus.
 Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH
 Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang
sudah dibuahi.

Gambar : Regulasi hormon di ovarium


14
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah

a) FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus


untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
b) LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
c) PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam
kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis
untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin
3. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi
pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
4. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron
dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim
siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).

Gambar Regulasi Hormon Wanita TESTIS


15
2.3.0. Testis
 Testis pada mammalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel – sel benih (sel germinal),
tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.
 Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang pematangan
sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya
pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
 Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian
anterior.
 Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan
LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor)
yang berasal dari hipotalamus

Gambar : regulasi hormon jantan

2.4. Karakteristik Sistem Endokrin


Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun
semua hormon mempunyai karakteristik berikut.
Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
1. Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah
contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan menurun pada malam
hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti
bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus
menstruasi.

16
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat
lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular.
Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang
mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu
kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di
reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.

17
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini yaitu

- Sistem endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain.
- Fungsi system endokrin sebagai Penghasil Hormon, Mengontrol Aktivitas,
Merangsang Aktivitas, Pertumbuhan Jaringan, Mengatur Metabolisme, Metabolisme
Zat
- Macam –macam kelenjar endokrin bagi tubuh manusia yaitu Kelenjar Hipotalamus ,
Kelenjar Tiroid dan Paratiroid, Kelenjar Adrenal, Kelenjar Pankreas, Kelenjar
Kelamin, Kelenjar Pinealis, Kelenjar Timus, Kelenjar Hipofisis, Ovarium, dan testis
- Karakteristik system endokrin salah satunya yaitu Sekresi diurnal adalah pola yang naik
dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol
meningkat pada pagi hari dan menurun pada malam hari.

3.2. Saran
Berbagai kelainan dan kelainan yang disebabkan oleh faktor bawaan atau eksternal (seperti
virus atau kesalahan pola makan) telah ditemukan pada sistem endokrin. Untuk itu, harap
perhatikan kesehatan anda agar selalu dapat menjaga kondisi olahraga dengan baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arifin and Putri, H. (2013) ‘Makalah Anatomi Fisiologi Manusia Panca Indera’, (24111006), pp. 1–25.

Chang (2010) ‘Kelenjar Endokrin’, Αγαη, 8(5), p. 55.

Fadhilah, F., Huzaifah, S. and Slamet, A. (2020) ‘Pengembangan soal berbasis problem solving untuk
sekolah menengah atas materi sistem endokrin’. Available at:
https://repository.unsri.ac.id/32354/.

Gitleman, L. (2014) Karakteristik Sitem Endokrin, Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents.

Heckman, J. J., Pinto, R. and Savelyev, P. A. (1967) ‘Sistem Endokrin’, Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952.

Nugroho, S. A., Fisiologi, A. and Endokrin, S. (2013) ‘Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin’, pp. 1–41.

19

Anda mungkin juga menyukai