Anda di halaman 1dari 3

Nama : Johnathan Lisanthoni

Fakultas : Kedokteran
Gugus / Absen : 17/069

Penantian Hasil Kerja Keras

Indonesia merupakan negara agraris yang dimana sebagian besar profesi


penduduknya adalah bertani / bercocok tanam . Jika kita menengok sedikit pertanian
Indonesia, pasti terkesan memprihatinkan dengan swasembada pangan yang pernah
diraih negara Indonesia.Banyaknya profesi itu didukung oleh letak dari negara Indonesia
tersebut, dimana Indonesia terletak pada garis Khatulistiwa , sehingga memiliki 2 musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau , kondisi tersebut bisa dibilang ideal bagi
penduduknya untuk menekuni profesi bertani .
Tidak sedikit orang masih beranggapan bahwa pekerjaan ini masih kurang atau belum
bisa memberikan keuntungan yang sangat besar dan berpikiran bahwa hanya petani
merupakan orang desa / tidak terdidik. Sebenarnya profesi ini juga mampu memberikan
keuntungan yang cukup memuaskan hanya bagi yang siap , mau menekuni profesi ini dan
mau mengambil segala resiko yang nantinya akan datang , banyak kisah seorang petani yang
telah sukses menjadi bergelimang harta karena profesi ini . Tapi tidak dikit juga yang gagal
Namun apa sih masalah yang sebenarnya terdapat di profesi ini . Jika kita lihat banyak
sekali permasalahan dan ijin – ijin untuk mampu melaksanakan profesi ini , apalagi di zaman
sekarang ini tidak sedikit halangan ataupun tantangan yang muncul , mulai dari lahan
pertanian yang diambil alih menjadi lahan perindustrian lalu melakukan pencemaran
lingkungan, gagal panen ,lalu ilmu yang dibutuhkan dan lain sebagainya . Tapi dibalik
kendala itu terdapat peran penting yaitu tanpa adanya petani kebutuhan kita tidak akan
terpenuhi
Pada hari minggu pagi tanggal 28 Juli 2019 , saya mendatangi sebuah daerah di sawah
banjar pitik , pedungan , Denpasar selatan . Saat saya mengelilingi daerah tersebut saya
melihat seorang petani yang sedang menanam bibit tanaman di bawah terik matahari . Nama
petani tersebut ialah Ketut Kacung . Beliau merupakan seorang bapak berumur 50 tahun yang
mencari nafkah dengan Bertani , ia berkata kepada saya bahwa pekerjaan yang sudah beliau
tekuni merupakan suatu kesenangan sendiri untuk melakukannya , selain demi keluarga yang
beliau nafkahi beliau juga melakukannya dengan kerelaan hatinya . Saat saya datang suasana
disana cukup panas dan juga medannya yang juga becek . Tetapi beliau tetap semangat
melanjutkan pekerjaan tersebut tanpa Lelah maupun lesu . Beliau juga bercerita “setiap pagi
saya datang , merawat dan menanti akan datangnya hari panen , karena itu menunjukkan
suatu keberhasilan suatu kerja keras yang telah saya berikan.”
Pengorbanan yang telah pak Ketut berikan merupakan pengorbanan yang tentunya
sangat berharga dan jarang orang mengetahuinya. Tanpa adanya pak Ketut dan para petani
lainnya kebutuhan pangan di Indonesia pasti berkurang . contohnya saja saat kita makan
nasi , nasi merupakan olahan beras , dan beras dihasilkan dari padi yang ditanam oleh
petani .selain itu masih banyak lagi produk yang bisa dihasilkan dari kegiatan Bertani
tersebut untuk memenuhi kebutuhan kita yang lainnya
Dari percakapan singkat kami saat itu . Saya sadar bahwa peran penting bisa datang
dimana saja dan siapa saja , saya dulu beranggapan bahwa saya nantinya yang kelak akan
menjadi dokter sudah merasa senang , karena pandangan masyarakat yang menganggap
pekerjaan dokter adalah bagus . Tapi sebenanrnya pengorbanan yang sesungguhnya
merupakan suatu yang dilakukan dengan kerelaan hati dan tidak perlu dipandang orang lain .
Dan juga saya mensyukuri dengan apa yang sudah saya miliki merupakan sebuah karunia dan
tidak boleh saya lewatkan kesempatan tersebut .
Kita sebagai penerus bangsa tidak boleh memandang sebelah mata sebuah profesi
yang ada , sebaliknya kita harus menyadari akan diri kita sendiri , apakah saya sudah
melakukan hal baik dan bermanfaat bagi orang lain .

“Yang kamu butuhkan untuk meraih cita-cita adalah keinginan kuat yang akan membawamu
menjadi pekerja keras “
-unknown-

Anda mungkin juga menyukai