Anda di halaman 1dari 6

CORONA DATANG KITA MENANG

Banyak kalangan menilai wabah Pandemi COVID-19, yang melanda negeri ini,
memang cukup “Crusial” sekalipun pemerintah sudah menerapkan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB). Pandangan dari Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia
Fahriah Syam, di Jakarta Rabu (8/4) mengatakan “ Kondisi Rumah Sakit di Jakarta sudah
kritis, daya tampung semakin terbatas.”
Selain dari pendapat tadi, Jakarta sebagai Ibukota Negara yang populasi
penduduknya cukup padat, maka perlu adanya tindakan preventif ekstra ketat. Program
yang dicanangkan pemerintah, memang membutuhkan dukungan sepenuhnya oleh
semua lapisan masyarakat pada umumnya.
Adanya kesadaran mematuhi anjuran pemerintah, Negara tidak menghendaki
wabah Corona ini, semakin menambah penderita dan memakan korban semakin banyak.
Sudah barang tentu kerugian yang dialami oleh semua lembaga meliputi dunia
pendidikan, bisnis, pariwisata, ekonomi, lapangan kerja yang berdampak merugikan.
PSBB, wajib ikut dipatuhi untuk semua Propinsi dan Kabupaten di Seluruh
Indonesia, sehingga penyebaran Virus Covid-19 tidak meluas secara masif. Bagi warga
pendatang di Ibukota yang memaksa mudik dalam rangka lebaran, ketika pulang
kampung harus wajib lapor ke RT, RW, Kelurahan setempat.
Pandemi Virus Corona membuat kita semua masyarakat, masuk dalam lingkup
tidak nyaman. Harus melalui masa isolasi di rumah, sampai batas waktu yang belum bisa
ditentukan, merasa jenuh tinggal di rumah. Hal-hal positif bisa dilakukan, ketika
masyarakat lebih kreatif melakukan sesuatu.
Bagi masyarakat, untuk menghindari kena dampak yang disarankan pemerintah
dengan resep sederhana, tetapi membutuhkan pola kedisiplinan. Meliputi mencuci
tangan dengan sabun, memakai masker, istirahat cukup, makan makanan bergizi,
menjauhi kontak dengan banyak orang, rajin berolahraga.
Fungsi masker ketika di pakai di luar rumah, untuk melindungi percikan ludah. Masker
kain bisa dicuci paling tidak satu hari setelah dipakai, di rendam dengan air panas dan
sabun lalu dicuci.
Menurut dr. Ronald, masyarakat harus menerapkan fisical distancing lebih banyak
di rumah dan menjaga jarak. Masyarakat tidak perlu panik, selalu mengikuti anjuran-
anjuran, hindari kerumunan dan kontak fisik.
Fenomena ditengah merebaknya wabah virus yang cukup mematikan itu,
masyarakat harus tetap tenang dan tidak mudah terhasut oleh isu-isu berita bohong
“Hoax” yang menyesatkan. Hal itu bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab.
Strategi pencegahan perlu adanya “Proaktif” oleh semua kalangan masyarakat,
tanpa kecuali. Saling bahu-membahu dan mentaati standart kepatuhan, menjauhi potensi
mobilitas yang tidak dianjurkan. Keprihatinan bersama bahwa indoneisa memiliki jumlah
prosentase kasus positif paling banyak diantara “Negara Asean” hal ini menjadikan lampu
merah bagi setiap warga.
Publik perlu memberi apresiasi dan penghargaan tinggi kepada tenaga medis,
dokter, perawat, yang menangani para penderita Covid-19 tanpa lelah dan berdampak
memakan korban. Dari tangan-tangan tenaga medis itulah sebagian penderita Covid bisa
disembuhkan. Masyarakat menengah kebawah, yang khusus berdomisili di Ibukota
Negara, harus menerapkan kedisiplinan ekstra. Kebiasaan berbelanja di pasar tradisional,
saling berjubel dan tidak memakai masker masih dilanggar oleh sebagian orang. Hal ini
bisa menimbulkan potensi penyebaran virus.
Memang serba dilema, dalam strata kehidupan masyarakat ada klasifikasi kelas
masyarakat, kelas atas dan menengah kebawah. Yang atas mereka bisa berbelanja di
Mall, Hypermarket, Swalayan yang jauh lebih “terprotektif” dari penyebaran Virus
Corona, sedang masyarakat kelas menengah kebawah yang berbelanja di Pasar
Tradisional, memilih berjubel dan tidak mematuhi anjuran, potensi terkena dampak lebih
besar.
Kita tidak perlu pesimistis, memang tradisi dan sosial ekonomi masyarakat
berbeda-beda. Kewajiban bagi semua aparat negara yang sudah concern melindungu
semua warga negaranya, harus memiliki empati dalam menangani bencana global yang
cukup serius. Menurut Tri Yunus Miko Wahyono ahli Epidemologi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia PSBB dapat menihilkan pertambahan jumlah kasus,
paling tidak berjalan dua bulan.
Memang benar kita bisa melihat grafik jumlah penduduk yang terdampak positif
Covid trenya naik. Hal itu menjadi kewaspadaan kita bersama.

PERAN KERJASAMA
Tak ada yang perlu kita sesali, dan tak ada yang perlu kita takuti dan kita semua
saling berpacu menyingsingkan lengan baju menghentikan bencana yang cukup
fenomenal ini. Kita semua harus berpikir “realistis” dan memandang jangan dari sisi
“diskriminatif” dan tidak mentaati kepatuhan suatu kepercayaan. Masih ada sebagian
warga yang berpandangan, korban meninggal yang terkena Covid, harus disingkirkan dari
pemakaman umum. Bukankah semua bencana yang menimpa di muka bumi ini hanya
kekhilafan manusia dan kehendak sang Pencipta.
Dalam mengatasi wabah, pemerintah tidak berjalan sendirian, Indonesia bekerja
sama dengan negara Cina, mengatasi persoalan Pandemi bersama, dukungan moral dan
bantuan material rakyat Indonesia kepada rakyat Cina terjalin baik. Demikian juga Cina
memberi andil besar bagi rakyat Indonesia dalam hal bantuan peralatan medis dari
Pemerintah Cina.

OPTIMALISASI
Pandemi Covid-19 memang sudah tersebar di semua propinsi di Indonesia dan
pemberlakuan PSBB, masing-masing propinsi sudah punya standar aturan masing-masing
yang intinya sama mencegah terjadinya penyebaran virus.
Kita melihat di tiap-tiap kampung, tiap jalur masuk sudah banyak yang ditutup
memakai portal. Ada penjagaan ketat oleh petugas, setiap individu yang lalu lalang harus
cuci tangan dan wajib menggunakan masker.
Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran untuk pencegahan Pandemi
Triliyunan Rupiah, jumlah yang tidak dibilang sedikit. Anggaran itu digunakan untuk,
memfasilitasi kegiatan medis, juga untuk program paket sembako, bantuan sosial bagi
masyarakat yang membutuhkan kebutuhan makanan. Bantuan bagi masyarakat yang
“termarjinalkan” secara sosial ekonomi. Pemerintah dan seluruh pengusaha cepat
merespon kondisi lapangan yang terjadi.
Kita berharap bantuan itu bisa tersalurkan ke seluruh lapisan masyarakat dan
jangan sampai terjadi penyelewengan anggaran. Tindakan terakhir yang kita hadapi
terhadap situasi pandemi yang sedang terjadi untuk sementara waktu publik
(masyarakat) tetap harus menerapkan “Lockdown” atau karantina wilayah hal ini sangat
penting untuk mencegah penyebaran virus.
Mengisolasi diri didalam rumah, bersama anggota keluarga dan mengurangi
mobilitas antar manusia adalah prinsip yang harus dijalani, sekalipun ketidaknyamanan
dalam situasi terjerat dan tertekan.
Kita bisa mengambil contoh apa yang terjadi kali pertama di Wuhan propinsi Hubei
Cina, pemberlakuan Lockdown sebagai solusi penanggulangan Covid, sampai pada batas
pencabutannya. Sambil menunggu perkembangan berikutnya diketemukanya vaksin anti
Corona.
Kita memasuki bulan Puasa. Bulan yang penuh Rahmat, bagi umat Muslim untuk
menjalankan “Ibadah” dan menyambut datangnya bulan “Ramadhan” sebagai umat yang
beriman, kita yakin Pandemi Corona yang sedang terjadi akan berakhir.
“Corona datang, kita menang,” semoga ujian yang kita hadapi bersama,
menjadikannya hikmah untuk lebih mendekatkan diri pada sang Khaliq.

Penulis adalah pemerhati Pandemi Corona


Kepada
Yth. Kantor Redaksi
Surat Kabar ……………………………………..
Di
………………………………….

Dengan Hormat,
Dengan ini saya Widi Atmanto mengirimkan sebuah artikel opini dengan judul “Corona
Datang Kita Menang”. Mohon pemberitahuannya apabila artikel belum bisa dimuat.
Terima kasih atas perhatiannya, Saya mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya

(WIDI ATMANTO)
BIODATA PENULIS

NAMA : WIDI ATMANTO

ALAMAT : JL. TATA BUMI KAMPUNG MEKARSARI BLOK B NO. 14 RT 05 RW 12

: KELURAHAN JARAKSARI DESA SINGKIR KECAMATAN WONOSOBO

: KABUPATEN WONOSOBO PROPINSI JAWA TENGAH

PENDIDIKAN : D-III MANAJEMEN

PEKERJAAN : SWASTA / PENULIS

NO HP : 082 223 005 680

TGL LAHIR : WONOSOBO, 1 MEI 1962

NO REK. BANK : BANK JATENG, SIMPEDA HIPRADA LENA SUKESI

: MEKARSARI RT 05 RW 12 JARAKSARI

: KTP 330709 610460 0002

NO REK. : 3-023-23640-0

: ATAU LEWAT POS WESEL

Anda mungkin juga menyukai