NAMA :
MAY SEPRIANA SITUMORANG
NIM :
P07524119025
KELAS :
D3-2A
DOSEN PENGAMPU :
MAIDA PARDOSI, SKM, M.Kes
A. IDENTITAS
Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja
Sub pokok bahasan : Pendidikan Seks Dini (Sex Education)
Waktu : 30 Menit
Tempat : Rumah
Sasaran : Para remaja putri
Penyuluh :-
Hari dan tanggal : Rabu, 06 Oktober 2020
B. MATERI
Pendidikan Seks Dini (Sex Education)
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang remaja dan pendidikan seks pra nikah pada
remaja selama 30 menit, diharapkan remaja di SMP dapat mengetahui dan memahami
tentang bahaya seks pra nikah.
2. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hubungan seks dini di harapkan audiens dapat
memahami
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
b. Peserta dapat menjelaskan ciri-ciri remaja
c. Peserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
d. Peserta dapat menjelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
e. Peserta dapat menjelaskan akibat hubungan seksual dini
f. Peserta dapat menjelaskan macam-macam penyalahgunaan seks
D. METODE DAN MEDIA
1. Metode
Ceramah, tanya jawab dan diskusi
2. Media
Laptop, Lcd
E. KEGIATAN PENYULUHAN
7. Memberikan
kesempatan kepada Ceramah
peserta untuk
bertanya seputar Bertanya
materi yang
disampaikan
8. Memberi Mendengarkan Ceramah
kesempatan kepada dan
peserta lain untuk memperhatikan
menjawab Ceramah
pertanyaan
9. Menjelaskan dan
menjawab
pertanyaan
Evaluasi Memberikan
(5 menit) pertanyaan kepada Menjawab Lisan Tanya Jawab
peserta seputar pertanyaan
materi yang telah
diberikan
Penutup 1. Menyimpulkan Mendengarkan Lisan Ceramah
(5 menit) Materi Mendengarkan Ceramah
2. Menutup dan menjawab
pertemuan & salam
mengucapkan salam
penutup
E. EVALUASI
Soal :
1. Jelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
2. Jelaskan ciri-ciri remaja
3. Jelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
4. Jelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
5. Jelaskan akibat hubungan seksual dini
6. Jelaskan macam-macam penyalahgunaan seks
Jawaban :
1. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun.
Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen
Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu,
menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia
remaja adalah usia 10-21 tahun.
2. Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya,
masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk, 2009).
3. Factor yang mendorng hubungan seksual dini adalah Factor hubungan, gaya hidup,
factor fisik dan factor harga diri
F. URAIAN MATERI
1. Pengertian Remaja dan Hubungan Seksual Dini
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun.
Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen
Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu,
menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia
remaja adalah usia 10-21 tahun.
Remaja, yang bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa latin adolescere, yang
artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Bangsa primitif dan orang-
orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode
lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu
mengadakan reproduksi (Ali dan Asrori, 2009).
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan
psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun yang merupakan suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja
adalah masa periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. (Widyastuti dkk,2009)
Hubungan seksual dini adalah hubungan seksual yang di lakukan di usia dini untuk
menyalurkan dorongan seksual. Oleh karena itu, remaja perlu mendapatkan pendidikan
seks.Pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan
mengubah anggapan negatif tentang seks.Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu
remaja bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang,
selain itu remaja juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual berisiko
sehingga mereka dapat menghindarinya.
2. Ciri-ciri remaja
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya,
masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
a. Faktor Fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik.Aktivitas seksual
dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.Bahkan hanya membayangkan bahwa
seks dapat menyakitkan sudah menurunkan keinginan seks.Penyakit minor dan keletihan
adalah alasan seseorang untuk tidak merasakan seksual.Citra tubuh yang buruk, terutama
jika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh,
dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.
b. Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan
seks. Setelah kemesraan hubungan telah mundur, pasangan mungkin mendapati bahwa
mereka dihadapkan pada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau gaya hidup
mereka. Keterampilan seperti ini memainkan peran yang sangat penting ketika
menghadapi keinginan seksual dalam berhubungan.Penurunan minat dalam aktifitas
seksual dapat mengakibatkan ansietas hanya karena harus mengatakan kepada pasangan
perilaku seksual apa-apa yang diterima atau menyenangkan.
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah sebagai
berikut:
1) Mampu menerima keadaan fisiknya.
2) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4) Mencapai kemandirian emosional.
5) Mencapai kemandirian ekonomi.
6) Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk
melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
7) Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
8) Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa.
9) Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10)Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
6. Penyalahgunaan Seks
Selain terdapat kegunaan seks dapat pula kita temukan penyalahgunaan seks yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:
a. Seks sebagai alat pencari kepuasan
Sebagian besar orang mengalami gabungan antara kegembiraan, kesukaan dan ketakutan
dalam pengalaman seksual awalnya yang menimbulkan rasa kewaspadaan. Mereka lapar
akan pengalaman seksual dan menggunakan seks sebagai cara untuk mencapai tujuan
melalui hubungan seks di luar perkawinan, seks terlarang seperti pedhofilia, atau antar
anggota keluarga yang merusak kepercayaan serta nilai-nilai moral dalam keluarga. Bila
seks terlepas dari kontrol sosial konvensional, seks menjadi pemuas, yang bagi beberapa
orang menimbulkan kesenangan sedang bagi orang lain menimbulkan ketakutan.
b. Seks digunakan sebagai ekspresi kemarahan
Sering kita dengar tindak pemerkosaan yang merupakan tindak kekerasan dan
mencerminkan tindak kemarahan terhadap wanita.Wanita juga dapat mengekspresikan
kemarahannya dalam tingkah laku seksual dengan menggunakan teknik yang lebih
tersamar. Mereka dapat menolak pasangannya dengan cara yang lebih tersamar, tidak
memberiakn respon, ataupun mencela gaya hubungan seksual yang dilakukan.
c. Seks sebagai kekuatan
Seks dapat dilakukan salah satu bentuk kekuatan dalam hubungan yang tidak sehat.
Beberapa orang dapat mengeksploitasi pasangannya dalam cara yang manipulatif seperti
pada wanita yang cacat, wanita lemah bahkan seks dapat dipakai hadiah untuk tingkah
laku pasangan ynag menyenangkan.
d. Eksploitasi komersial
Masyarakat masih terus dibanjiri dengan iklan-iklan untuk mengubah pemahaman biologi
tentang seks dan daya tarik seksual dalam berbagai media massa.
DAFTAR PUSTAKA