HALUSINASI
Rentang respon :
5. Tahapan halusinasi
a. Sleep disorder (fase awal seseorang sebelum muncul halusinasi)
Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut diketahui
orang lain bahwa dirinya banyak masalah. Masalah makin terasa sulit karena berbagai
stressor terakumulasi, misalnya kekasih hamil, terlibat narkoba, dihianati kekasih,
masalah kampus, dan sebagainya. Masalah terasa menekan karena terakumulasi
sedangkan support sistem kurang dan presepsi terhadap masalah sangat buruk. Suli
tidur berlangsung terus menerus sehingga terbiasa menghayal. Klien menganggap
lamunan-lamunan awal tersebut sebagai pemecahan masalah.
b. Comforting (halusinasi secara umum ia terima sebagai sesuatu yang alami)
Klien mengalami emosi yang berlanjut seperti adanya cemas, kesepian, perasaan
berdosa, dan mencoba memusatakan pemikiran pada timbulnya kecemasan. Ia
beranggapan bahwa pengalaman pikiran dan sensorinya dapat ia kontrol bila
kecemasanya diatur, dalam tahap ini ada kecendrungan klien merasa nyaman dengan
halusinasinya.
c. Condemning (secara umum halusinasi sering mendatangi klien)
Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias. Klien melai
merasa tidak dapat lagi mengontrolnya dan mulai berupaya menjaga jarak antara
dirinya dengan obyek yang dipersepsikan klien mulai menarik diri dari orang lain
dengan intensitas waktu yang lama
d. Controling Severe Level of Anxiety (fungsi sensori menjadi tidak relevan dengan
kenyataan)
Klien mencoba melawan suara-suara atu sensori yang abnormal yang datang.
Klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir. Dari sinilah dimulai
gangguan psikotik.
e. Conquering Panic level of Anxiety (klien mengalami gangguan dalam menilai
lingkungannya)
Pengalaman sensorinya terganggu. Klien mulai merasa terancam dengan
datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau perintah
yang ia dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat berlangsung selama minimal
empat jam atau seharian bila klien tidak mendapatkan komunikasi terapiutik. Tarjadi
gangguan psikotik berat.
6. Tanda dan gejala
a. Bicara, tersenyum bahkan ketawa sendiri
b. Menggerakkan bibir tanpa suara
c. Pergerakan mata yang cepat
d. Respon verbal yang lambat
e. Bersikap seperti mendengar dan melihat sesuatu
f. Merasa ada sesuatu pada kulitnya.
g. Merasakan mencium bau-bauan yang tidak wajar
h. Disorientasi waktu, tempat bahkan orang
i. Menarik diri dari orang lain
j. Bertindak merusak diri, orang lain dan bahkan lingkungan.
k. Tidak dapat mengurus diri
C. Pengkajian
Format pengkajian pada klien dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi ( Keliat &
Akemat, 2009)
Persepsi :
1. Jenis Halusinasi : pendengaran
2. Isi halusinasi : Klien mengatakan mendengar suara-suara yang berisi “ngapain kamu
disini? Pulang saja percuma hidupmu sudah hancur” dan juga mendengar suara-suara
yang mengajaknya bersetubuh.
3. Waktu halusinasi : menurut klien suara itu muncul saat menjelang tidur dan saat klien
menyendiri selain itu juga ketika klien berada dikamar mandi.
4. Frekuensi halusinasi : sehari bisa 5 – 10 kali
5. Situasi halusinasi : saat klien menyendiri
6. Respon klien : menuup telinga saat suara-suara itu muncul
D. Pohon masalah
Effect Resiko perilaku kekerasan
E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
2. Isolasi sosial
3. Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal)
F. Intervensi