PENDAHULUAN
2.2 Urin
A. Pengertian Urin dan Urinalisis
Urin, air seni, atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan
urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui
ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. (Wikipedia).
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis
infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal,
memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi
(hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.
Ginjal mempunyai kemampuan memilih dan menahan zat-zat esensial pada saat
mengekskresikan produk akhir metabolisme dan kelebihan zat dari makanan. Maka untuk
mengetahui fungsi ginjal diantaranya dapat dilkakukan dengan cara skrining pada urin
dengan metode urinalisis.
Pada urinalisis, banyak metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat yang
terkandung di dalam urin. Analisis urin sebagai uji pendahuluan meliputi analisis fisik,
analisis kimiawi dan analisis secara mikroskopik.
b. Warna
Pemeriksaan warna urine dilakukan dengan tabung reaksi atau urinometer. Warna urine
tergantung dari jumlah urine yang dikeluarkan : urine yang berwarna encer berwarna pucat,
urine yang pekat berwarna lebih tua..
c. Kejernihan/kekeruhan
Nyatakan urine dalam pemeriksaan urine yang jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh.
d. Bau
Urine yang masih baru baunya tidak keras.
BAB III
METODE
2. Menurut hasil praktikum, didapatkan data seperti table 1. Kemudian faktor yang
mempengaruhi kadar leukosit, nitrogen, protein, glukosa, keton, urobilinogen, bilirubin,
eritrosit, Hb, berat jenis, pH, dan status hidrasi dalam urin seseorang yakni asupan
makanan, banyaknya cairan tubuh, pola makan, aktivitas fisik, dan jenis obat-obatan
tertentu yang dikonsumsi.
3. Yang dapat disimpulkan dari pengamatan urin yakni pentingnya mengetahui
kondisi kesehatan tubuh seseorang berdasarkan warna, bau serta komposisi urin
tersebut.
4.2 Pembahasan
Reagent strip merupakan strip plastik kecil yang memiliki beberapa kotak berwarna
yang melekat padanya. Pada masing-masing kotak merupakan komponen dari uji yang
digunakan untuk menafsirkan urinalisis berdasarkan nilai referensi urin.
Sampel urin yang digunakan untuk uji merupakan sampel dari satu responden dan
haruslah dalam keadaan segar. Artinya, reagent strip langsung dicelupkan ke dalam urin
yang baru keluar dari tubuh. Alasannya karena ada kemungkinan urin mengalami perubahan
jika tidak segera dilakukan pengujian. Dimana perubahan ini akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan. Pemeriksaan urin dengan menggunakan reagent strip mempunyai beberapa
keuntungan yaitu mudah dilakukan, cepat dan biaya relatif murah. Akan tetapi, reagent strip
tidak dapat dijadikan informasi yang akurat tentang adanya kelainan karena analisis urin
reagent strip ini merupakan tes secara kualitatif.
Cara analisis urin yaitu strip dicelupkan ke dalam sampel urin setelah itu dilihat
perubahan warna pada kotak-kotak kecil tersebut. Setiap perubahan pada kotak kecil tersebut
harus selalu diperhatikan dengan cermat dan dicatat karena warna pada reagent strip mudah
berubah. Perubahan warna ini terjadi setelah beberapa detik hingga beberapa menit dari
mencelupkan strip. Pembacaan tidak boleh terlalu cepat atau terlalu lama agar didapat hasil
yang akurat. Setiap perubahan warna pada kotak tertentu mungkin menunjukkan kelainan
tertentu dalam sampel urin yang disebabkan oleh reaksi kimia tertentu. Acuan perubahan
warna terdapat pada wadah botol plastik strip tes urine, sehingga perubahan warna-warna
tersebut dapat diinterpretasikan.
Ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan saat pengujian menggunakan reagent
strip dalam pengujian spesimen urin. Sampel urin harus diuji setelah 2 jam, kecuali untuk
pengujian bilirubin dan urobilinogen harus segera dilakukan pengujian. Jika tidak, maka hasil
pengujian bisa eror. Penyimpanan sampel urin dalam lemari pendingin dapat meningkatkan
specific gravity dan mengganggu proses pengujian dengan reagent strip. Sebaiknya sampel
urin yang digunakan adalah sampel yang disimpan pada suhu ruangan.
5.1 Kesimpulan
Urinalisis perlu untuk mengetahui kondisi klinis melalui sifat fisik, visual,dan zat yang
terkandung dalam urin. Sampel urin yang telah dianalisis termasuk dalam urine normal,
dengan didukung oleh data hasil uji fisik dan uji kualitatif. Hasil uji kualitatif menunjukkan
bahwa sampel urine tidak mengandung protein dan glukosa, akan tetapi mengandung keton
yang ditunjukkan dengan hasil positif yang ditujukkan oleh reagent strip. Uji fisik urine
sampel juga masih dalam kisaran urine normal, sehingga menunjukkan bahwa probandus
tidak menderita kelainan atau penyakit (terutama pada ginjal).
DAFTAR PUSTAKA
Reinir, Salvico. 2014. Makalah Eliminasi Urine. Universitas Indonesia.
Blanck, H. M., Bowman, B. A., Cooper, G. R., Myers, L. & Miller, D. T. Biomarkers of
Nutritional Exposure and Nutritional Status Laboratory Issues : Use of Nutritional
Biomarkers 1. Environ. Heal. 888–894 (2003). doi:10.1091/mbc.E05
Lee, Robert D., Nieman, David C. 2013. Nutritional Assessment, 6th Edition. New York:
McGraw-Hill.
Supariasa, I Dewa N., Bakri, Bachyar., Fajar, Ibnu. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
EGC.