Anda di halaman 1dari 27

.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN DAN METODE PELAKSANAAN

A. KETENTUAN TEKNIS UMUM


1. Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil dipakai peraturan umum yang lazim disebut A.V./SU.41 (Syarat- syarat untuk
pelaksanaan bangunan umum yang dilelangkan);
2. Peraturan bangunan yang dipakai adalah peraturan dinyatakan berlaku dan mengikat kecuali dinyatakan lain dalam
rencana kerja dan syarat-syarat kerja ini ;
peraturan tersebut adalah :
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03.
b. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995
c. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI)NI 5 tahun 1961
d. SII 0458 tahun 1981
e. SKI tahun 1987
f. ASTM D 245
g. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
h. PUBI 1982 ( Peraturan umum untuk Bangunan di Indonesia )
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 22/PRT/M/2018 tanggal
15 Oktober 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
j. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan arsitektur dan sipil.

B. STANDAR RUJUKAN
1. Uraian Umum
• Peraturan Peraturan dan standar yang di jadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan menetapkan persyaratan
kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus diselenggarakan beserta cara-cara yang digunakan dalam
spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi.
• Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan kerja yang diperlukan untuk
memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus atau standar-standar yang dinyatakan demikian dalam
spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi Teknik.

2. Jaminan Kualitas
• Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan yang diperlukan dalam
pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah
ditentukan.

• Selama Pelaksanaan
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan, barang-barang dan pekerjaan-pekerjaan
yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan tanpa kompensasi bagi Kontraktor.
• Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai bahan-bahan, kecakapan
kerja atau kedua duanya sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam Dokumen
Kontrak yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar standar yang diminta. Bukti bukti tersebut

1
harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil hasil
pengujian yang resmi.

3. Penyiapan Lapangan
Pengujian pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium kabupaten atau provinsi yang sesuai dengan pengaturan
oleh Direksi Teknik, Pengujian khusus di laboratorium pusat harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh
Direksi Teknik.

C. KETENTUAN BAHAN
1. A i r
Air yang dipergunakan dalam pekerjaan ini baik untuk mencampur ataupun untuk membuat basah luluh
(perekat) atas adonan, harus air tawar dan bersih.
Dalam hal ini air sungai yang tidak mengandung bahan-bahan yang cepat mengendap dapat dipakai. Air yang
mengandung lumpur tidak dipakai dalam pekerjaan ini.
Air tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lainyang
merusak beton dan/atau baja talangan. Air harus bersih dan jernih sesuai dalam NI-2.
2. Semen Portland
Semen yang dipakai untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PUBB dan
memenuhi mutu persyaratan Standard Industri Indonesia (SII) dan NI-8 tidak diperkenankan semen (semen bekas
atau yang sejenis) atau semen yang sudah lewat masa berlakunya, Penyimpanan harus dalam tempat kedap air
dengan lantai terangkat dan ditumpuk dalam urutan pengiriman , apabila sudah mulai akan membatu/rusak harus
dikeluarkan dari lapangan.
Semua material yang dipakai dalam campuran beton disyaratkan sebagai berikut :
- Semen - memenuhi ketentuan dan syarat yang ditentukan dalam SNI.
- Semen yang digunakan merk Gresik.
3. Agregat Kasar dan Agregat Halus
a. Agregat Halus (Pasir)
Pasir yang digunakan untuk mengecor adalah pasir terdiri partikel yang tajam dan keras, untuk membuat perekat
serta adonan/plesteran, pasangan harus berkualitas baik (tidak mengandung lumpur) dan tanah liat serta bahan-
bahan organis lainnya.
Pasir laut, pasir urug tidak boleh dipergunakan untuk membuat adonan plesteran, pasangan dan mengecor.
1) Pasir untuk lantai kerja harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat. Gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah karang, alkali, bahan-bahan organik dari tanah liat, plastik dan bahan-bahan lain dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan. Jumlah prosentase dari segala macam substansi yang
merugikan beratnya tidak boleh dari 5% terhadap berat kering.
2) Pasir yang dipakai untuk produksi beton dengan spesifikasi ini harus pasir alam dan bila terpaksa dikehendaki
harus campuran dari proporsi (perbandingan) yang tepat dari pasir buatan dan pasir alam. Pasir harus
mempunyai ”modulus kehalusan butir” antara 2 sampai 32 atau jika diselidiki dengan saringan standard
sesuai dangan standard Indonesia.

2
Untuk beton menggunakan P.B.I. 1971, atau dengan ketentuan sebagai berikut :
PRESENTASE SATUAN TIMBANGAN TERTINGGI DARI
SARINGAN
SARINGAN

4 0 – 15
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7

Jika presentase satuan tertinggi dalam saringan no. 16 adalah 20% atau kurang, batas maksimum untuk
presentase satuan dalam saringan no. 8 dapat naik sampai 20%. Pasir untuk spesi / mortel yang pergunakan
untuk lapisan batu dan plesteran batu harus pasir alam bila diselidiki dengan saringan standard harus sesuai
dangan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
PRESENTASE TIMBANGAN MELALUI SARINGAN
SARINGAN
(%)
8 100
100 (maksimum)
Dalam batas tersebut diatas, pasir akan bermutu baik, layak dipergunakan untuk pasangan batu.

b. Agregat Kasar (Kerikil)


1) Semua pemakaian koral (kerikil) batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI 3 –1958)
- Peraturan Beton Indonesia (NI 2 –1971)
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous
- Bebas dari tanah / tanah liat (tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran-kotoran lainnya.
2) Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dan harus memenuhi syarat :
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24 %
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22 %
3) Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm, untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan Pengawas.
4) Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik,
padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan
dipakai.
5) Pengawas dapat meminta kepada Kontrkator untuk mengadakah test kwalitas dari agregat-agregat tersebut
dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Pengawas, setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya
kontraktor.
6) Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka kontraktor diwajibkan
unatuk memberitahukan kepada Pengawas.
7) Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi
pencampuran satu sama lain dan terkotori.
8) Agregat halus (pasir) harus berupa butiran halus yang tajam dan keras serta tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca. Agregat halus tesebut tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering) dan bahan-bahan organis.

3
9) Agregat kasar (kerikil dan batu pecah) harus berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
dengan ukuran tidak lebih besar dari 20 mm. Agregat kasar ini harus bersifat keras dan tidak berpori serta
tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
4. Kayu
Bahan kayu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut sebagai bahan acuannya :
- SNI 03-2445-1991, Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan rumah dan gedung.
- Pd T-05-2004-C, Tata cara pemilahan kayu secara maksinal.
- Rancangan SNI T-02-2003, Tata cara perencanaan konstruksi kayu Indonesia.
- Ukuran kayu gergajian yang dipilah harus telah memenuhi ketentuan dalam SNI tentang spesifikasi ukuran kayu.
- Pemilahan kayu secara maksinal harus dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan dalam SK-SNI tentang Tata cara
Pemilahan Kayu Secara Maksimal

Tabel Spesifikasi kelas kekuatan tanpa pengenalan jenis kayu

Tegangan Ijin Kuat Acuan


Kelas MOE (GPa)
(MPa) (MPa)
E 255 25.5 37.3 94.8
E 240 24.0 34.1 86.7
E 225 22.5 32.2 81.8
E 210 21.0 30.0 76.2
E 195 19.5 27.4 69.6
E 180 18.0 25.2 64.1
E 165 16.5 22.8 57.9
E 150 15.0 20.3 51.7
E 135 13.5 17.9 45.5
E 120 12.0 15.5 39.3
E 105 10.5 13.0 33.1
E 90 9.0 10.6 26.9
E 75 7.5 8.2 20.7
E 60 6.0 5.7 14.5

D. KETENTUAN – KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN LAPANGAN


Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas SMPN Satu Atap 1 Kahayan Kuala ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor/
Pemborong meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis ini.
Pekerjaan tersebut meliputi :
A. BANGUNAN RUMAH DINAS
I. KELENGKAPAN K3
II. PENDAHULUAN
III. KERJAAN RANGKA BAWAH
IV. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
V. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
VI. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
VII. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
VIII. PEKERJAAN WC DAN CAT CATAN

4
E. URAIAN PEKERJAAN YANG TERMASUK DALAM SPESIFIKASI
1. Umum
 Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail tertera pada gambar Bestek dan Detail Kontraktor hendaknya
meneliti kembali ukuran-ukuran tersebut. jika ada perbedaan dan ketidakcocokan.
 Ukuran yang tertera pada gambar kerja harus disesuaikan dengan ukuran jadi.
 Tahapan untuk mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan lantai yang tertera dalam gambar.
2. SYARAT- SYARAT KHUSUS
Segala pekerjaan pengukuran persiapan (Uitzet) adalah tanggung jawab Kontraktor.
Sebagai dasar peraturan tinggi lantai dasar 0,00 (titik duga) dipakai tinggi pada denah bangunan yang akan
dilaksanakan. Selanjutnya titik ditentukan secara Permanen dan oleh Kontraktor diberi tanda jelas dengan noit beton
yang kokoh dan baru boleh dibongkar setelah pekerjaan selesai untuk penyerahan pertama. Ukuran–ukuran tinggi
ini diambil diatas ketinggian sumbu jalan dimuka bangunan. Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua dari pekerjaan.
3. RINGKASAN PEKERJAAN
 Mengikuti Petunjuk-petunjuk dan keterangan yang diberikan Direksi pada pada waktu pelaksanaan.
 Mengikuti Perubahan-perubahan dan penambahan yang tercantum dalam Berita Acara Aanwijzing.
F. PERATURAN TEKNIS KHUSUS DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan harus diselesaikan sesuai Peraturan dan Syarat-syarat yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
ini.
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
 Lingkup pekerjaan :
- Pekerjaan persiapan
- Pekerjaan pembersihan awal dan akhir
- Pengukuran dan Pasang Bouwplank
- Perlengkapan K3 (APD)
 Tenaga dan alat yang dibutuhkan
a. Tenaga Pekerja :
- Pelaksana Lapangan
- Petugas K3
- Mandor
- Laden tukang
b. Alat yang digunakan :
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety
- Rompi
- Alat tukang kayu
- Alat tukang batu
 Persyaratan Bahan
- Baner terbuat dari hasil printing digital, dimana ukuran menyesuaikan kebutuhan
- Alat pelindung diri (K3) mengikuti standar peralatan pabrikasi yang ada
- Fasilas K3 menyesuaikan kebutuhan
- Kayu Balok lurus dan tidak lapuk
- Kayu Papan lurus dan tidak lapuk
- Paku Kayu

5
 Pedoman Pelaksanaan
- Fasilitas dan kelengkapan K3 wajib disiapkan oleh kontraktor dan wajib digunakan pekerja maupun tim teknis
apabila berada di lokasi pekerjaan
 Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :
1) Pekerjaan pembuatan pagar sementara harus memperhatikan kondisi disekitar mengingat kawasan khusus
dengan menganalisa kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
2) Pekerjaan Pembongkaran Eksisting.
a. Setiap pembersihan harus dilakukan sedemikian rupa dan memperhatikan keselamatan kerja (K3)
sehingga siap untuk dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
e. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih berfungsi harus dipindah,
maka Kontraktor / Pemborong harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan
Pengawas.
- Lokasi kegiatan terlebih dahulu harus dibersihkan dari batu-batu, tanaman , dan lain-lain
- Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih segala macam sampah
harus dikeluarkan dari tapak proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek
meskipun untuk sementara.
3) Pekerjaan Pembersihan lokasi Awal dan Akhir.
a. Pekerjaan pembersihan mencakup pembersihan / pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak / site
terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi tidak akan
digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya :
- Pembersihan sebagian bangunan lama.
- Pembersihan material yang ada di lokasi.
b. Setiap pembersihan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat dilaksanakan
pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
c. Barang hasil pembersihan harus dikeluarkan dari tapak / site konstruksi dan dikumpulkan di tempat/
lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Pada dasarnya, barang- barang pembersihan
tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan
Pengawas.

5) Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Papan Bouplank


a. Pengukuran Papan Bouplank
- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi bangunan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas tanah
dengan alat yang sudah ditera kebenarannya.
- Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan harus segera dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas dan PPTK untuk mendapat penjelasan.
- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolith
yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
- Kontraktor harus menyediakan teodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai.
- Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Segitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil.
- Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan dilapangan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6
b. Bouplank (Papan Dasar Pelaksanaan)
- Sebelum Pemasangan Bouwplank, kontraktor wajib melapor ke PPTK pengawas internal dan Konsultan
Pengawas. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau, tertancap di tanah sehingga
tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2m satu sama lain.
- Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu papan dengan ukuran tebal 3 cm. dan lebar 20 cm.,
lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
- Papan bangunan dipasang pada kayu balok 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah 1,50 m. tertancap
di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
- Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan
setempat.
- Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya atau rata waterpass,
kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
- Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
- Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
- Pemasangan Bouwplank dihadiri oleh PPTK pengawas internal dan Konsultan Pengawas. Setelah
selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk memulai pekerjaan.
- Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan Bouwplank termasuk tanggungan Kontraktor.
c. Bahan / Material Bouplank
Untuk pemasangan Bouwplank menggunakan bahan :
- Kayu Balok 5 / 7
- Kayu Papan 3 / 20
- Paku Kayu 2” – 5”

 Metode Pelaksanaan
Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan.
- Pembersihan lahan dari batu, rumput, akar dan sampah lainnya yang berada dilokasi kegiatan sedalam 0,5 m
di bawah tanah dasar permukaan.
- Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap urugan yang baru.
Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan
dikemudian hari.
- Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwlank) dibuat dari kayu jenis meranti atau setaraf
dengan tiang dari kaso atau dolken dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan
permukaan atasnya rata dan sipat datar (waterpass).
- Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan dilapangan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
- Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman.
- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali pada lokasi kegiatan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah
ditera kebenarannya oleh Konsultan Pengawas.
- Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan harus segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas dan PPTK untuk mendapat kejelasan.
- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/teodolith.
- Kontraktor harus menyediakan tedolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya.

7
- Pengukur sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan
untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan PPTK.
- Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda yang menyatakan as-as dan atau level/peil-
peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air/hujan.

 Waktu Pelaksanaan
Durasi waktu pelaksanaan untuk pekerjaan Pendahuluan dilaksanakan selama 1 minggu yaitu 7 hari kalender.

II. BANGUNAN RUMAH DINAS GURU


A. PEKERJAAN GALIAN TANAH
 Lingkup pekerjaan :
- Mobilisasi alat pekerja
- Pek. galian tanah pondasi
 Tenaga dan alat yang dibutuhkan
a. Tenaga Pekerja :
- Pelaksana Lapangan
- Petugas K3
- Mandor
- Laden tukang
b. Alat yang digunakan :
- Alat tukang yang sesuai
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety
- Rompi
- Rambu-rambu peringatan
 Persyaratan Bahan
Tidak ada material bahan yang dipersyaratkan
 Pedoman Pelaksanaan
- Fasilitas dan kelengkapan K3 wajib disiapkan oleh kontraktor dan wajib digunakan pekerja maupun tim
teknis apabila berada di lokasi pekerjaan
- Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang diperlukan
untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan kegiatan. Ini juga akan mencakup
demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
- Mobilisasi peralatan-peralatan dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada waktu
lalu lintas sepi,dan truk-truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal.
- Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 14 hari setelah penandatanganan kontrak, terkecuali
dinyatakan lain secara tertulis oleh Pemimpin Kegiatan
 Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :
1) Pekerjaan pengalian pondasi menggunakan tenaga manusia/pekerja.
2) Setiap besaran dan luasan galian harus dilakukan sedemikian rupa dan memperhatikan keselamatan kerja
(K3) sehingga siap untuk dapat dilaksanakan pemasangan pondasi sesuai dengan Gambar Kerja.

8
3) Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur dan luasan galian tidak dapat dilaksanakan sesuai
gambar rencana, maka Kontraktor / Pemborong harus melakukan koordinasi kepada konsultan pengawas
sebelum melanjutkan pekerjaan ini.
4) Pekerjaan galian tanah pondasi
a. Pekerjaan galian untuk semua lubang, baru boleh dilaksanakan setelah papan patok (bouwplank)
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
b. Dalamnya galian untuk lubang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja dan bersih dari tanah urug
bekas serta sisa bahan bangunan.
c. Penggalian harus mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan
gangguan pada lingkungan tapak/site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih
dari 24 jam
d. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja dan bersih dari segala
kotoran.
e. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar/rata sesuai dengan Gambar Kerja dan harus
dibersihkan dari segala macam kotoran.
f. Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti tercantum dalam
Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 10 derajad ke arah luar
pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui
Konsultan dan Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis.
g. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak/site konstruksi. Area antara papan Patok
Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
h. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor/runtuh, maka apabila dianggap perlu
oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor/Pemborong harus memasang konstruksi penahan (casing)
sementara dari bahan seng gelombang atau setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat
dengan kayu-kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin
kestabilan lereng galian.
i. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor/Pemborong harus menyediakan
pompa air secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh
permukaan galian terutama lantai galian, harus kering.
j. Semua galian harus mencapai kedalaman yang disyaratkan dalam gambar rencana, dan galian
menggunakan alat manual kecuali ditentukan lain oleh Konsultan dan Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis sehubungan dengan keadaan lapangan dan peil tanah.
k. Kontraktor harus merawat tebing galian dan menghindarkan dari kelongsoran. Untuk itu Kontraktor
harus membuat peyangga/ penahan tanah yang diperlukan selama masa penggalian, karena stabilitas
dari permukaan tanah selama penggalian merupakan tanggung jawab Kontraktor.
l. Semua akar-akar, batang-batang pohon yang terpendam maupun beton atau tembok/pondasi, pipa-
pipa yang tidak terpakai atau halangan-halangan lain yang dijumpai pada saat penggalian harus
dikeluarkan dan dibuang.
m. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang masih berfungsi
diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat. Apabila hal tersebut terjadi, maka
Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Konsultan dan Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis untuk mendapat instruksi lebih lanjut.
n. Apabila terjadi kerusakan-kerusakan pada barang-barang tersebut di atas, maka Kontraktor harus
segera memberitahukan kepada Konsultan dan Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis dan
pihak yang berwenang dan segera mengganti semua kerusakan-kerusakan tersebut atas biaya sendiri.

9
o. Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan dan Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis sebelum pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Kontraktor harus mendapat
ijin/persetujuan tertulis dari Konsultan dan Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis.

 Metode Pelaksanaan
- Pengamanan lokasi kerja serta menjamin keselamatan pekerja dan penduduk sekitar selama proses
aktivitas berlangsung.
- Menyediakan pengawas keamanan dan perlengkapan P3K sepanjang waktu dilokasi pekerjaan galian.
- Memasang rambu peringatan dan penghalang (barikade) untuk mencegah orang terjatuh kedalam galian
terbuka.
- Rambu lalu lintas dipasang pada malam hari berupa drum yang dicat putih atau sejenisnya, serta lampu
lalu lintas (merah atau kuning) untuk menjamin keselamatan para pengguna jalan.
- Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan patok batas galian, baik terhadap elevasi maupun
kedalaman galian.
- Tanah yang digali secara manual dikumpulkan ke tepi galian dan selanjutnya dimuat ke dalam Dump Truck
dan mobil pick up, dan diangkut keluar lokasi proyek atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan. 
- Galian dimulai dari bagian atas, dilakukan bertahap dengan ketinggian sesuai drawing.
- Setelah satu sisi tebing selesai, maka dilanjutkan dengan sisi lain dengan perubahan letak jalan.
- Untuk menjaga kestabilan lereng, dibuat penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai agar
mampu menahan aktivitas pekerjaan, struktur dan alat berat disekitarnya.
- Galian tanah yang lebih dari 5 meter dibuat bertangga/trap dengan lebar teras 1 meter.
- Membuat cofferdam atau dinding penahan rembesan (Cut Wall) sebagai pengalih air genangan yang
cukup kuat bilamana terjadi keruntuhan mendadak.
- Menyediakan pompa air untuk mengeringkan air (alkon) bilamana terdapat air genangan dalam galian
atau membuat drainase sementara dan dinding penahan rembaesan, sehingga air dapat diatasi.
- Memeriksa daerah galian yang terdapat utilitas umum dan koordinasi kepada instansi terkait untuk segera
dilakukan relokasi.
- Pekerjaan Akhir yaitu setelah selesai pekerjaan, maka dilakukan pembersihan atau pengembalian kondisi
semula. Mengajukan proses opname kepada konsultan untuk hasil galian bersama-sama dapat di periksa
dan disetujui, kemudian membuat berita acara opname pekerjaan. Kemudian alat berat dikembalikan lagi
atau di demobilisasi.
 Waktu Pelaksanaan
Durasi waktu pelaksanaan untuk perkerjaan Pendahuluan dilaksanakan selama 1 minggu, 7 hari kalender.

C. BANGUNAN RUANG GURU


 Tenaga dan alat yang dibutuhkan
a. Tenaga Pekerja :
- Pelaksana Lapangan
- Petugas K3
- Mandor
- Kepala Tukang
- Tukang
- Laden tukang
b. Alat yang digunakan :
- Alat tukang kayu
- Alat tukang batu

10
- Mesin Pompa
- Lampu Penerang
- Meteran
- Waterpas
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety
- Rompi
- Rambu-rambu peringatan

 Persyaratan Bahan
- Sesuai dengan uraian diatas point V. Spesifikasi teknis pekerjaan dan metode pelaksanaan Sub C.
Ketentuan Bahan
- Fasilas K3 menyesuaikan kebutuhan

 Pedoman Pelaksanaan
Spesifikasi dan Metode Teknis Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan “PEMBANGUNAN RUMAH DINAS SMPN SATU ATAP 1 KAHAYAN KUALA”
seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini, tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

1) PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN TANAH KEMBALI


 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
- Galian tanah menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat manual
- Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan :
 Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
 Pengukuran dan papan bowplank terpasang

 Pelaksanaan dan Pengendalian pekerjaan


- Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dapat dipakai kembali akan ditimbun ditempat
yang ditunjuk untuk digunakan dalam pekerjaan landscaping.
- Kontraktor wajib meneliti ukuran-ukuran dilapangan dan melaporkan segala sesuatu kepada
Direksi.
- Kontraktor melapor / membicarakan dengan Direksi dan Pimpinan Kegiatan. Kontraktor harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Konstruksi Pondasi.
- Ketidak cocokan yang mungkin ada dilapangan antara gambar dan kenyataan harus segera
dilaporkan kepada Direksi.
- Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan dalam
gambar-gambar, penggalian harus dilanjutkan / diperbesar atau diubah sampai disetujui oleh
Direksi / Direksi Teknik.
- Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit / galian pondasi harus digali dan ditimbun
kembali dengan material yang disetujui oleh Direksi / Direksi Teknik, disiram air dan dipadatkan.

11
- Jika terdapat air menggenang dalam parit / galian pondasi harus dipompa keluar, sehingga pada
waktu pemasangan pondasi parit / galian pondasi dalam keadaan kering.
- Jika dalam pelaksanaan pekerjaan galian dijumpai akar-akar / bahan-bahan yang bisa lapuk pada
kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar, maka akar-akar / bahan-bahan tersebut harus
diangkat dan diurug dengan material yang disetujui oleh Direksi / Direksi Teknik sampai padat.
- Gambar-gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor pada waktu pekerjaan berlangsung dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi / Pimpinan Kegiatan.
- Gambar–gambar bestek , Detail dan Instalasi.
- Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok.

 Metode Pelaksanaan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul, belincong, pengki,
benang, selang air, dll.
- Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi yaitu : Penggalian tanah untuk pondasi setempat dan
menerus dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman
pondasi.
- Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang
kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat
juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
- Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya
dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2
- Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah
harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih
dari 0.5 kg/cm2.
- Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang
lebih leluasa bekerjanya.
- Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak
mengganggu pekerjaan.
- Pekerjaan Urugan
a. Bahan urugan atau timbunan yang akan digunakan sesuai dengan spesifikasi bahan yang
diminta baik berupa tanah maupun pasir urug.
b. Bahan urugan harus bebas dari bongkahan-bongkahan batu, sampah maupun akar-akar.
c. Ketinggian urugan yang disetujui adalah setelah pemadatan dan bukan bahan (tanah/pasir)
lepas.
d. Setelah dilakukan pengurugan, ditunggu sampai tanah atau pasir yang diurug benar-benar
padat dan kering sebelum dilakukan pekerjaan lain diatasnya untuk menghindari terjadinya
penurunan permukaan lantai ataupun konstruksi diatasnya yang didukung oleh urugan
tersebut.

2. PEKERJAAN TONGKAT, SUNDUK DAN KALANG


 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
- Pemasangan Sunduk dan Kalang menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan alat manual

12
- Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan :
 Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
 Pengukuran dan papan bowplank terpasang

 Bahan dan Pengendalian pekerjaan


- Tongkat Sunduk dan Kalang
- Sunduk dan Kalang tidak patah saat penumbukan
- Ukuran sunduk dan kalang sesuai dengan disyaratkan dan di pasang sesuai dengan gambar

 Metode Pelaksanaan
Persiapan :
- Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
- Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi Pekerjaan.
- Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
- Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
- Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
- Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
- Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.Staking-out dimensi, bentuk dan lokasi sesuai
gambar rencana
- Pasang patok-patok ukur untuk menentukan lebar dan jarak tongkat.
- Lakukan penyiapan tanah dasar sesuai dengan gambar rencana dan lhal-hal sebagai berikut:
- Bersihkan tanah dasar yang dapat mengganggu pelaksanaan.
- Ratakan lahan dengan cara Penyiapan lahan Tanpa Bakar (PLTB).
- Bila muka air mencapai permukaan tanah, maka timbun tanah dasar sehingga muka tanah
timbunan di atas muka air.
- Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang ulin yang akan dipancang dan diberi tanda dengan
menggunakan patok-patok
- Pelaksanaan sunduk dan kalang kayu ulin harus sesuai dengan pedoman yang diuraikan dalam
“Tata Cara Perencanaan Pondasi di Atas Tanah Lembek, Organik dan Tanah Gambut”

Pelaksanaan :
- Pemasangan sunduk dan kalang kayu ulin dapat menggunakan tenaga manusia, atau dengan Back
Hoe
- Membuat galian pada titik yang sudah di tentukan.
- Rebahkan Kalang Kayu Ulin atau galam pada galian yang telah dibuat .
- Masukkan Sunduk ke dalam Lubang Tongkat Kayu Ulin sedangkan kalang berada di bawah sunduk
di samping tongkat.

13
3. PEKERJAAN LANTAI
 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
- Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan :
 Dasar ukuran dimensi balok maupun papan dan ukuran-ukuran pokok yang dipersyaratkan
 Pengukuran dan pengecekan jarak tiang, tongkat
 Ketebalan Plesteran dinding Kawat Harmonika

 Bahan dan Pengendalian pekerjaan


Tongkat, Sloof, Gelagar
- Pekerjaan ini Meliputi penyedian secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan pemasangan untuk bangunan kayu yang dilaksanakan tahap
prakonstruksi termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
- Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan peralatan keselamatan dan keamanan
kerja.
- Kontraktor harus menyortir dan mengecek kualitas bahan yang dipakai terhadap dimensi yang
ditunjukkan dalam gambar rencana, apakah memenuhi ketentuan struktur dan ketahanan, dimana
semua detail harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan gambar kerja
- Kontraktor wajib membuat shop drawing yang menggambarkan detail hubungan-hubungan dengan
sambungan-sambungan penguatan, penyambungan dan pemasangan semua komponen lengkap
dengan ukuran-ukuran digambar kerja yaitu Jarak Tongkat minimal 1 Meter
- Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis

 Persyaratan Pelaksanaan
Pemotongan, perakitan dan pemasangan semua bagian bangunan kayu dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan yang
sesuai dengan standar perhitungan yang mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
1. Kayu yang di pakai harus lurus, tidak pecah, dan memiliki kualitas yang baik.
2. Alat pemotong bahan bisa menggunakan alat mesin simso atau menggunakan gergaji
3. Semua detail harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air
(waterpas level) untuk dudukan sementara sesuai dengan desain sistem rangka.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai. Berkenaan
dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-
reaksi perletakan (bila ada).
6. Kontraktor harus memberikan jaminan kepada direksi teknis bahwa rangka sudah terpasang
dengan rapi, kuat dan sudah sesuai dengan gambar kerja.
7. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian pekerja, kerusakan bahan dan peralatan dan resiko
lainnya menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya
 Pengujian dan pemeriksaan
- Konsultan supervisi maupun direksi berhak sewaktu-waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan
rangka, apabila hasil pemeriksaan tersebut kurang baik maka harus diperbaiki ataupun diganti.
- Direksi atau konsultan supervisi berhak meminta pengujian bahan yang dicurigai, atas beban biaya

14
kontraktor
 Metode Pelaksanaan
- Pekerjaan kayu perlu dilakukan marking.
- Marking sendiri adalah pengukuran as atau posisi tongkat dimana pekerjaan tidak boleh melenceng
dari gambar rencana atau shop drawing.
- Pekerjaan pembesian ini akan berpengaruh besar terhadap kualitas kekuatan dan daya tahan pada
bangunan yang akan dibuat.

Ada beberapa tahapan dalam melakukan pekerjaan kayu, antara lain :


1. Pengadaan Material Kayu Ulin 5/10, 5/7, 5/5, 10/10
- Material yang digunakan untuk pekerjaan Material Kayu Ulin 5/10, 5/7, 5/5, 10/10 aterial
berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek. Material yang telah sampai ke lokasi proyek
akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan.
- Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika
tidak sesuai, maka material akan dikembalikan ke supplier.
-

Contoh Kayu Ulin

4. PEKERJAAN PEMASANGAN PLESTERAN DINDING KAWAT HARMONIKA


 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan mencakup tetapi tidak terbatas pada :

- Pemasangan Plesteran Dinding Kawat Harmonika menggunakan tenaga manusia dengan


menggunakan alat manual
- Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan :
 Dasar ukuran dimensi tebal adonan dan ukuran-ukuran campuran pokok pemasangan plesteran
kawat harmonika yang dipersyaratkan
 Pengukuran dan pengecekan kesiapan tempat pemasangan Plesteran

 Bahan dan Pengendalian pekerjaan


- Bahan yang digunakan dalam plesteran ini adalah adukan antara pasir dengan semen sehingga
sering disebut dengan plesteran semen. Perbandingan campuran pasir dengan semen pada jenis ini
yang sering dipakai adalah : 
 1 semen : 3 pasir 
 1 semen : 4 pasir 
 1 semen : 5 pasir 
- Terlebih dahulu campuran adukan dibuat dengan mencampur pasir dan semen sesuai komposisi,
dicampur secara merata. Kemudian, diaduk dengan air sesuai dengan kekenyalan yang dibutuhkan.

15
Volume air yang dicampurkan ke dalam adonan tidak boleh terlalu banyak karena dapat
menyebabkan adonan plesteran menjadi cair sehingga sulit ditempelkan ke dinding. Sebaliknya,
jika volume air yang dicampurkan terlalu sedikit, plesteran akan terlihat kering dan sangat sukar
untuk menempel ke dinding. 
- Waktu maksimum pemakaian dari plesteran jenis ini yang baik adalah maksimal 30 menit setelah
pengadukan campuran
- Untuk memberikan hasil yang optimal serta penggunaan bahan yang efisien, maka diperlukan
langkah-langkah pemasangan kawat harmonika secara tepat dan benar. Dengan langkah dan
jumlah material yang tepat, membuat konstruksi dinding yang lebih kuat, rapi, awet, serta tidak
boros bahan.
- Setelah menyelesaikan pemasangan kawat harmonika, berikutnya diberikan plester. Fungsi dari
plester adalah untuk menutup kawat harmonika tadi. Dengan diplester, dinding akan menjadi rata
dan lebih kokoh
- Apabila dinding terpapar matahari, gunakan pelindung atau terpal untuk melindungi dinding dari
sinar matahari agar tidak mengering terlalu cepat.
- Gunakan plesteran setebal 30 mm . Pastikan plesteran terpasang dengan rapi dan rata. Gunakan
waterpass untuk memastikan kerataan plesteran.
- Langkah finishing terakhir setelah membiarkan bata selama 24 jam agar mengering sempurna
sebelum siap untuk diaci.

Acian Dinding Plesteran Kawat Harmonika


- Setelah diplester, dinding perlu diberikan lapisan acian. Acian berfungsi untuk menutupi pori-pori
pada dinding dan membuat dinding terlihat lebih halus. Acian juga melindungi dinding dari lembab
karena terbukanya pori-pori pada dinding.
- Pasta untuk acian dibuat dengan campuran semen instan dan air dengan rasio 13,5-14,5 liter air
untuk 40 kg semen instan. Ketebalan yang disarankan adalah 1–3 mm. Namun, apabila Anda ingin
membuat acian dengan ketebalan 3 mm, pengacian perlu dilakukan dalam dua tahap. Pertama,
dibuat acian dengan ketebalan sekitar 1-1,5 mm, kemudian dibiarkan mengering. Setelah itu, diberi
lapisan acian lagi hingga mencapai ketebalan 3 mm.

 Metode Pelaksanaan
Berikut ini adalah cara atau metode pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding yang dipersyaratkan :

1. Metode pertama 
- Memasang Kawat Harmonika dan Lampit, agar kedudukan plesteran itu ada. Diamkan minimal
selama 1 hari 
- Membuat adukan plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan 
- Menentukan tebal plesteran pada permukaan dinding tersebut. 
- Kaitkan benang pada paku ke paku untuk menentukan horizontal dan vertikalnya bidang yang
akan diplester dengan melihat permukaan. 
- Menggunakan sendok spesi dan ruskam saat pemlesteran dinding.

16
- Langkah terakhir, cek kerataanya secara vertikal dan horizontal dengan menggunakan alat jidar.  Lakukan perawatan
dengan menyiramkan air selama kurang lebih 7 hari agar dinding tidak mengalami retak-retak dan kusam.

- Waktu Pelaksanaan
Durasi waktu pelaksanaan untuk pekerjaan dinding 30 hari kalender.

5. PEKERJAAN PENGECATAN
 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
- Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
- Semua permukaan dinding yang tampak (exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

 Bahan dan Pengendalian pekerjaan


- Pengecatan dinding pagar exsterior menggunakan cat merk Setara Matex
- Semua pengecatan harus mendapat garansi tertulis (kartu garansi) dari pabrikan. Cat yang
digunakan adalah merk Setara Matex. Warna ditentukan kemudian  Semua pekerjaan pengecatan
harus mendapat garansi dari pabrik. Untuk cat eksterior bergaransi 5 tahun
- Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan spesifikasi
dari pabrik cat yang bersangkutan.
- Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh bahan yang masih dalam
kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x 40 cm dengan
teknik duco lengkap PVC edging di sudut – sudut sisi, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.

 Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Umum
1. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta
ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

17
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti harus disetujui oleh
Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
3. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca lembab dan hujan
atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan dalam keadaan
terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
4. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai
persyaratan pabrik cat dan bahan yang bersangkutan. Permukaan yang akan dicat harus benar-
benar kering, bersih dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.
5. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat persetujuan dari
Pengawas. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib melakukan percobaan untuk disetujui
Pengawas.
6. Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
7. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Pengawas .
8. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pemberi Tugas.
9. Dan atau sesuai teknis pelaksanaan dari pabrik Jotun.

Teknis
1. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan prosedur dan teknik pengecatan .
Dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan
tebal lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas - bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan atau
semprotan dan roller.
2. Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan pada evaluasi pabrik cat yang dipilih atau
ditunjuk.
3. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas. Penyemprotan hanya diijinkan dilakukan
bila disetujui Pengawas .
4. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi, atau lepas.
Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus
mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
5. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan termasuk penggunaan ongkos,
pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain kering.
6. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan menggangu pekerjaan finishing lain,
atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki
atas tanggungan Kontraktor.

Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan percobaan atas semua pekerjaan
yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang tidak disetujui Pengawas harus
diulangi/diganti, atas biaya Kontraktor.

18
2. Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Kontraktor harus memberi jaminan selama minimal 2
tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca warna dan
kerusakan cat lainnya.
3. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat yang telah diberikan baik oleh
pabrik maupun atas petunjuk Pengawas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
4. Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.
5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka biaya
pengujian/pengulangan pengujian merupakan tanggung jawab Kontraktor.

Pengamanan Pekerjaan
1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain, maupun kegiatan lain
dan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai cat tersebut kering.
2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat dengan pekerjaan ini seperti
fitting-fitting, kusen-kusen dan sebagainya dengan cara menutup/melindungi bagian tersebut
selama pekerjaan pengecatan berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki atau
mengganti bahan yang rusak akibat pekerjaan pengecatan tersebut.

- Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana penggunaan alat-alat
tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya dengan mutu yang baik.
- Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-sentuhan
selama 1 sampai 1.5 jam. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2
(dua) jam kemudian.

 Waktu Pelaksanaan
Durasi waktu pelaksanaan untuk pekerjaan Cat catan yaitu 7 hari kalender.

6. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP


 Lingkup Pekerjaan
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
- Pekerjaan rangka dan penutup atap meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
detail gambar.
- Kontraktor harus membuat shopdrawing dan menghitung kekuatan rangka dan penutup terhadap
terpaan angin.
- Bila ada kegagalan kebocoran, kontraktor harus bertanggung jawab penuh.
 Bahan dan Alat untuk memasang Rangka Atap kayu dan Penutup Atap
Sebelumnya kita siapkan bahan-bahan yang akan dipakai yaitu
- Balok 5/10, 5/7, reng 3/5.
- Paku Balok, Papan
- Mur baut
- Atap Metal
- Besi beugel
Setelah bahan bangunan sudah tersedia maka bisa kita lanjutkan dengan menyiapkan peralatan
pemasangan yaitu

19
- Gergaji Kayu.
- Palu
- Gunting seng

 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Atap Metal


Pelaksanaan pemasangan atap metal mengacu pada tatacara pelaksanaan yang dikeluarkan oleh
pabrik atap tersebut.
- Dalam melaksanakan pekerjaan rangka kayu, Kontraktor harus membuat semua lubang, lidah dan
sebagainya yang dibutuhkan untuk tercapainya penyambungan yang baik. Kontraktor juga harus
menyediakan semua alat-alat penyambungan yang mungkin dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan secara baik.
- Sebagai ketentuan umum, semua bagian konstruksi harus dibuat dalam satu batang.
Penyambungan pada arah longitudinal harus sejauh mungkin dihindarkan, kecuali bilamana bagian
konstruksi tersebut panjangnya tidak ada dipasaran, atau direncanakan demikian, sebagaimana
tertera dalam gambar.
- Sambungan baja harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian dengan memperhatikan peraturan
yang diisyaratkan dalam SK-SNI.
- Konstruksi sambungan kuda-kuda harus dilengkapi dengan baut dan besi strip/plat disesuaikan
dengan jumlah kuda-kuda (gambar detail).
- Rangka atap dilaksanakan dengan baja ringan. Dipasang dengan ukuran yang ditetapkan dalam
gambar. Hasil akhir pasangan harus bagus dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Listplank dibuat dari papan kalsibord tbl. 6 mm ukuran 2/20 dan 2/10 cm kualitas terbaik dengan
lebar sesuai gamba. Pemasangannya dipakukan/sekrup langsung pada gording. Pemasangan harus
rapi dan lurus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban Kontraktor.
- Atap bangunan yang menggunakan bahan atap metal dgn ketebalan 0.3 mm dipasang sesuai
dengan petunjuk dan dipakukan pada reng baja ringan.
- Reng harus dipasang dengan jarak yang sesuai dengan jarak yang disyaratkan oleh pabrik pembuat
gentengnya/ atap.
- Genteng Metal harus dipasang sedemikian rupa sehingga terancang dengan baik pada semua
jurusan untuk menjamin bahwa semua atap terikat dengan baik satu dengan yang lain. Tidak ada
genteng yang boleh dipotong dibagian pinggir atau ujungnya sebagai usaha untuk mencocokkan
dimensinya dengan atap dan jarak antara seng harus dirancang agar lebar atap sesuai dengan
ukuran dari multi sirap.
- Genteng hanya boleh dipotong pada bagian jurai namun harus diusahakan sedemikian rupa agar
kait gentengnya tidak terbuang.
- Pemasangan harus rapi dan mematuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus
dibongkar dan dipasang baru.
- Bubungan harus terpasang rapi dan lurus.

 Waktu Pelaksanaan
Durasi waktu pelaksanaan untuk pekerjaan atap yaitu 14 hari kalender.

7. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


 Lingkup Pekerjaan

20
Pekerjaan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
- Seluruh pekerjaan instalasi harus mengikuti standar dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) 2000 atau standar-standar internasional yang tidak bertentangan dengan PUIL2000.
- Di samping standar dan peraturan-peraturan tersebut diatas, harus diikuti pula peraturan dan
hukum setempat yang ada hubunganya dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas
- Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu
mekanikal dan elektrikal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
- Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
 Pekerjaan Intalasi Titik lampu
 Pekerjaan Pemasangan Kap Lampu 5”
 Pemasangan Lampu LED 12 Watt
 Pemasangan Saklar Ganda dan Stop Kontak
 Kabel SR 2 x 16 mm

 Bahan dan Pengendalian pekerjaan


- Lampu merupakan lampu jenis yang khusus dipasang diluar rumah yang biasa diterapkan
dihalaman rumah atau dipagar  yang di desain anti air dengan keunikan yang berpariasi ada jenis
kaca bulat dan ada juga jenis kaca petak,tergantung memilihnya. Tetapi jika kemampuan kita
terbatas cari lampu yang agak murah intinya aman dari kedap air.
- Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail, “Shop
Drawing” kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan
tersebut tidak berarti membebaskan Kontraktor dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari
tanggung jawab atas pemenuhan kontrak. As-built Drawing ini harus benar-benar menunjukkan
secara detail seluruh instalasi M & E yang ada termasuk dimensi perletakan dan lokasi peralatan,
gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
- Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual harus cetakan asli (original) berikut
terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan dilengkapi dengan
daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4
- Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor lainnya, agar pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
- Dalam memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Kontraktor diharuskan
menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat yang
didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan keterangan-keterangan
lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan Konsultan Perencana antara
lain :

 Manufacturer  Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas cukup detail
sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
 Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi
informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya
dengan unit tersebut.

21
 Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas dari unit
berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di beberapa lokasi
dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.

- Kabel-Kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi : kabel tegangan rendah,
kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk
melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistim dan peralatan.
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah. Kabel tegangan rendah yang digunakan harus
memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi
dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh
pabrik pembuatnya. Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2,
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistim remote control yang panjangnya kurang dari
110 meter bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2. Semua kabel instalasi di dalam
bangunan harus di-klem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus
diadakan secara lengkap. Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%.
Kabel merk Eterna
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah. Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang
ditanam langsung di dalam tanah. Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah
(direct burial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air
dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah. Apabila diperlukan penyambungan
kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan
rendah jenis epoxyresin-cold pour system. Penyambungan kabel di dalam tanah harus
dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan
mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh hasil
penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan stop kontak. Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop
kontak untuk ekstension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dar sambungan
panel daya ke saklar dan titik lampu serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam
gambar. Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari
jenis NYM dan diletakan di dalam PVC high impact heavy gauge. Luas penampang kabel NYM
yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali tercatat lain.
d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan - sambungan di dalam
pipa konduit. Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau
kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak. Sambungan pada kabel
harus dibuat secara mekanis dan harus kuat secara elektris dengan solderless connector jenis
tekan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung
dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

22
e. Kabel kontrol. Di tempat – tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan - peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis
standed annealed copper yang fleksibel. Isolasi harus dari PVC. Ukuran konduktor harus sesuai
dengan yang diperlukan.
f. Bahan Isolasi. Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic, splice case, composition dan lain-lain harus dari
tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan
harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau
pabrik pembuatnya.

 Metode Pelaksanaan Pemasangan


- Dalam melakukan pekerjaan kita persiapkan beberapa langkah langkah berikut  :
Alat  : obeng plus dan min, tang kombinasi, tang lancip, tang potong, pisau carter,
multitester, palu, dan Cangkul
Bahan : Kabel SR 2 x 16 mm, kabel NYY2x2.5mm, isolasi, kotak"T', pipa pvc, cleim pipa, Lem
lilin, kap lampu downlight 5” dan Lampu LED 12 Watt

- Melakukan pekerjaan :
1. Periksa lokasi dengan membuat denah / gambar
2. Lakukan penggalian tanah dengan cangkul dan masukan kabel dalam pipa untuk di benamkan
dalam tanah yang disediakan.
3. Lakukan pemasangan pipa yang berisi kabel pada tiang yang akan dicor.dengan kedua ujung
lampu dan ujung sambungan kabel pada  kotak T dari  setiap tiang pagar.
4. Setelah semua terpasang pada tiap tiap tiang baik dari jaringan maupun dari tiang lampu
lakukan penyambungan kabel di dalam box T. setelah semua tersambung isolasikan dengan
baik serta dicor dengan bahan anti air dengan menggunakan lem lilin, setelah itu tutup kembali
box tersebut dengan rapat diposisi bawah tiang agar tidak tergenang air dan aman.
5. Lakukan pengecoran pada tiang dan penimbuanan tanah setelah coran kering lakukan
pemasangan kap lampu dengan baut.
6. Sambungkan instalasi lampu pagar pada panel yang disiapkan untuk di aliri arus listrik.
7. Pasanglah bola bola lampu pada kap lampu pagar.

- Periksa kembali / cek ulang.


Setelah semua beres rapikan serta cek ulang dengan menggunakan multitester agar
penyambungan arus listrik tidak mengalami konsleting.
Untuk lebih baiknya siapkan panel lampu pagar lengkap dengan timer konduktornya agar dalam
perawatan mudah di cek dan aman.

- Pemasangan saklar dan stop kontak


 Marking jalur conduit pada pasangan dinding batam jangan lupa gunakan cutter.
 Pasang conduit dan inbow pas.
 Sambungkan saklar, stip kontak dengan sumber daya aslinya.
 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass untuk meratakan elevasinya.

- Finishing

23
 Test ketahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama kurang
lebih 1x24 jam
 Setelah test dilakukan dan teruji instalasi listrik dalam keadaan bauk, lanjutkan pekerjaan
 Bersihkan area kerja dari sisa sisa bahan material yang akan menganggu proses pekerjaan
selanjutnya.

 Resiko K3 dan Rencana Penanganan


- Jenis bahaya yang teridentifikasi mungkin terjadi selama berlangsungnya Pekerjaan antara lain :
 Tangan para pekerja terkena mesin pemotong.
 Tersengat arus listrik.
 Gangguan paru-paru akibat debu semen.
 Terjatuh pada saat pemasangan bekisting.
 Terjatuh dari ketinggian/bongkar pasang scaffolding/kayu perancah.

- Hal yang dapat ditempuh sebagai langkah pencegahan dan pengurangan resiko kecelakaan kerja
tersebut antara lain :
 Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar(APD).
 Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan.
 Menyediakan penerangan apabila harus bekerja pada malam hari.
 Memasang jaring Pengaman (untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada lantai 2 dst).

VI. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO K3


 Segenap jajaran PT/CV/Penyedia jasa bertekad untuk menjalankan, menciptakan dan memeliharan lingkungan kerja
yang sehat guna memenuhi keselamatan kerja dengan cara menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja [K-3] dalam melaksanakan kegiatan konstruksi
 Membangun manajemen perusahaan yang mengacu pada sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja [K-3]
dengan berpedoman pada Peraturan Menteri PU nomor 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja [SMK-3] Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
 Melaksanakan pembangunan yang sesuai dengan rencana dan waktu yang telah ditentukan.
 Membuat perencanaan K-3 yang meliputi : Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko Bahaya, Pemenuhan Perundang-
undangan dan Persyaratan Lain, Penetapan Sasaran K-3 dan Program K-3, serta Menyediakan Petugas K-3.
 Mensosialisasikan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja dan Sekitar Lokasi Pekerjaan.
 Sasaran K-3
- Perencanaan K-3 meliputi petunjuk/gambaran pelaksanaan K-3 di areal proyek (safety plant) dengan menyediakan
sumber daya K-3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk, Poster, Pagar Pengaman, Jaring Pengaman, dsb) secara konsisten.
- Target yaitu tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa [zero fatal accident].
- Safety Induction melalui pendekatan dan pengarahan tentang K-3, house keeping dan ketertiban proyek
kepada pekerja baru dan pekerja sebelum melaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya tinggi.
- Safety Talk melalui pengarahan singkat tentang K-3 dan kondisi proyek kepada seluruh pekerja sebelum pekerjaan
dimulai, maka dilakukan pengarahan setiap hari.
- Safety Patrol (inspeksi K-3) dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan K-3 dan untuk menjaga konsistensi
penerapan K-3 dilokasi proyek. Inspeksi K-3 dilakukan setiap hari pada jam kerja dengan tujuan untuk memantau
kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

24
- Safety Patrol (inspeksi K-3) dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan K-3 dan untuk menjaga konsistensi
penerapan K-3 dilokasi proyek. Inspeksi K-3 dilakukan setiap hari pada jam kerja dengan tujuan untuk memantau
kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
- Safety Meeting (rapat K-3) dilaksanakan setiap hari untuk membahas masalah kemungkinan terjadinya bahaya dan
melakukan pencegahan, penanggulangan dan perbaikan yang terjadi.
- Training K-3 kepada segenap karyawan yang bekerja di lokasi pekerjaan.
- Tingkat penerapan elemen SMK-3 minimal 80%.
- Semua pekerja memakai APD yang sesuai dengan risiko pekerjaanya masing-masing.
- Sosialisasi kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam pelaksanaan kegiatan.
- Audit pelaksanaan dan penerapan K-3 supaya memastikan semua pekerja harus mematuhi seluruh peraturan yang
telah ditetapkan.

 Program K-3
- Melaksanakan Rencana K-3 dengan menyediakan sumber daya K-3 secara konsisten, seperti : Rambu-rambu,
Spanduk, Poster, Pagar pengaman, Jaring Pengaman, dan Alat Pelindung Diri [APD] yaitu Helm pengaman, Sepatu
boot, Sarung tangan kerja, Sabuk pengaman, Masker pelindung debu, Kacamata pelindung debu, Ear plug, dan lain-
lain.
- Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi dan indikasi risiko K-3.
- Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.
- Kesiapan sarana & prasarana tanggap darurat jika terjadi kecelakaan kerja.

 MANAJEMEN K-3 [identifikasi bahaya dan pengendalian risiko bahaya]

N JENIS / TYPE
IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3
O PEKERJAAN
1. Pekerjaan Pendahuluan - Terluka terkena palu

2. Pekerjaan Rangka Bawah - Terkena alat kerja yang bisa menyebabkan luka ringan
bahkan berat contohnya terkena mata cangkul saat
menggali untuk pondasi.

Pekerjaan Lantai dan Dinding - Kecelakaan saat Pelaksanaan pekerjaan seperti tertusuk
3. paku

Pekerjaan Atap dan Plafond - Terjatuh,korsleting listrik, pada saat pelaksanaan


4. diketinggian

Pekerjaan Pintu dan Jendela - Terjepit, kejatuhan benda beart pada saat memasang
5. pintu jendela

Pekerjaan Instalasi Listrik - Tersengat Listrik pada saat melaksanakan pekerjaan


6.
Pekerjaan WC dan Cat-catan - Terpelset, Terjatuh pada saat Pelaksaan kegiatan
7.

VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

25
a. Tabel berikut ini adalah jadwal tahapan tender PEMBANGUNAN RUMAH DINAS SMPN SATU ATAP 1 KAHAYAN
KUALA, yang di mulai dari pengumuman tender sampai dengan kontrak.
b. Kontraktor di wajibkan untuk mengikuti jadwal ini.
c. Perubahan jadwal
d. Tender akan di sampaikan oleh POKJA …………………………

No. Activity Schedule

1 Pengumuman -

2 -

3 -

4 -

5 -

6 -

e) Jangka waktu pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi yaitu 140 (Seratus Lima Puluh) hari kalender , terhitung
dan untuk masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender terhitung sejak
Serah Terima Pertama.

TIME SCHEDULLE ( JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN )

JUMLAH HARI KERJA ……….. ( …………………..PULUH ) HARI KALENDER


N URAIAN PEKERJAAN MINGGU KE KET,
O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 .. Masa
BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV BULAN …
1 2 5 6 7 9 10

JUMLAH NILAI PEKERJAAN


1 Rencana Prestasi Pekerjaan Per-
Minggu Masa
2 Rencana Kumulatif Prestasi Pekerjaan Pemeliharaan

26
VIII. Penutup
Perhitungan penalty dilakukan jika terjadi keterlambatan jangka waktu pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan
melampaui 10 hari kalender sejak kontrak/PO/SPK diterima kontraktor. Perhitungan penalty adalah sebesar 1/1000 dari
nilai kontrak per hari dan batas penalty maks sebesar 5%.

Pulang Pisau, 2021


Mengetahui/Menyetujui : Dibuat Oleh :
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pejabat Pembuat Komitmen
Kabupaten Pulang Pisau (PPK)
Selaku Pengguna Anggaran Kepala Bidang Cipta Kirya
(PA) DPUPR Kabupaten Pulang Pisau

USIS I. SANGKAI, S.Hut, M,Si TITIEN MARIA, ST


NIP. 19750118 199903 1 006 NIP. 19701031 200501 2 005

27

Anda mungkin juga menyukai