Askep Hernia SDKI
Askep Hernia SDKI
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2. Epidemiologi
Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Hernia
yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya
procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar.
Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga
perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut.
Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang
notabene yang penuh dengan aktivitas maupun kesibukan dimana aktivitas
tersebut membutuhkan stamin yang tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus
dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera menghinggapinya. 70% dari
seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal (lipat paha). Yang lainnya dapat
terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut lainnya. Hernia inguinalis dibagi
menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan hernia inguinalis lateralis. Jika
kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum (buah zakar), hernia disebut
hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih sering dari hernia
inguinalis medialis dengan perbandingan 2:1, dan diantara itu ternyata pria lebih
sering 7 kali lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin bertambahnya
7
usia kita, kemungkinan terjadinya hernia semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh
kekuatan otototot perut yang sudah mulai melemah (Azhari,2013)
2.3.Etilogi
Etiologi Hernia Inguinalis menurut Hidayat (2006) adalah :
a. Batuk
b. Adanya presesus vaginalis yang terbuka
c. Tekanan intra abdomen yang meningkat secara kronis seperti batuk kronik,
hipertrofi prostat, konstipasi dan asites.
d. Kelemahan dinding otot perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut
e. Kehamilan multi para dam obesitas
2.4.Patofisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut
akan menarik peritonium kedaerah skrotum sehingga terjadi penonjolan
peritonium yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonel.Terjadinya hernia
disebabkan oleh dua factor utama, yang pertama adalah faktor kongenital yaitu
kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan Pada bayi yang
sudah lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi. Namun dalam
beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup, karena testis kiri turun terlebih
dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri
terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan normal. Kanalis
yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila proses terbuka terus
(karena tidak mengalami obliterasi) akantimbul hernia inguinalis lateralis
kongenital.
Faktor yang kedua adalah faktor yang didapat seperti hamil, batuk kronis,
pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia. Riwayat pembedahan
abdomen, kegemukan, meruapakan factor lain yang dapat menyebabkan
terjadinya hernia. Masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup
parah maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis eksternus. Apabila hernia
8
ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum.Hernia ada yang dapat kembali
secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan
ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding
kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
Peningkatan isi abdomen, memasuki kantung hernia. Jika terjadi penekanan
terhadap cincin hernia maka isi hernia kantong hernia tidak dapat kembali ke
posisi awal dan terjepit sehingga menimbulkan nyeri dan kerusakan organ
sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala ileus yaitu
gejala obstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang
akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik
dan terjadi kerusakan jaringan, penumpukan jaringan menjadi mati sehingga
timbul respon inflamasi hingga timbul masalah risiko infeksi. Kalau kantong
hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan
abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi
usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa
menyebabkan konstipasi, kembung, mual-muntah, intake menurun, sehingga
klien berisiko mengalami penurunan beratbadan dan akhirnya timbul masalah
ketidakseimbangan nutrisi. Apa bila tidak dilakukan pembedahan maka isi perut
akan lepas didalam rongga dan terdapat nekrosis sampai ganggren karena
peredaran darah terganggu.(Grace, 2007).
9
2.5.Patway
Sumber : (Grace,2007)
2.6. Klasifikasi
Klasifikasi hernia, antara lain :
a. Macam-macam hernia menurut letaknya
1) Hernia Epigastrik Terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk,
digaris tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan
jaringan yang berisi usus. Terbentuk dibagian dinding perut yang relative
lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat didorong
kembali ke dalam perut, ketika pertama kali ditemukan.
10
2) Hernia Umbilikal Hernia umbilikalis ini sering dijumpai pada bayi dan pada
orang dewasa lebih umum pada wanita, karena peningkatan tekanan
abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk atau yang melahirkan
berkali-kali. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang
telah sembuh secara tidak adekuat karena Risiko Infeksi Konstipasi Nyeri
Akut Ketidakseimban gan nutrisi kurang dari kebutuhan masalah pascaoperasi
seperti infeksi, Nutrisi tidak adekuat, distensi ekstrem atau kegemukan. Pada
bayi hernia umbilikalis menutup secara spontan. Pembedahan dapat dilakukan
jika hernia tersebut bertahan 4-5 tahun.
3) Hernia Inguinalis Adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul
sebagai tonjolan. Hernia ini terjadi ketika dinding abdomen berkembbang,
sehingga usus menerobos kebawah melalui celah. Tanda dan gejala dari hernia
ini adalah ada benjolan di bawah perut yang lembut, kecil, nyeri, dan bengkak.
Hernia ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Hernia
inguinal ini dibagi lagi menjadi :
a. Hernia Inguinalis Indirek / lateralis Hernia Inguinalis Indirek / lateralis
menyebabkan penonjolan organ visera abdomen melalui anulus inguinalis
dan mengikuti funikulus spermatikus (pada laki-laki) dan ligamentum
teres uteri (pada wanita)
b. Hernia Inguinalis Direk / medialis Hernia Inguinalis Direk / medialis
terjadi karena kelemahan pada dasar kanalis inguinalis yang berupa fasia.
4) Hernia Femoralis Muncul sebagai tonjolan dipangkal paha. Tipe ini lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Ini mulai sebagai
penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap
menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk
kedalam kantung. Hernia femuralis akan terlihat sebagai massa atau benjolan
pada tempat terabanya denyut arteri fulmonalis.
5) Hernia Incisional Dapat terjadi melalui luka pasca oprasi perut. Hernia ini
muncul sebagai tonjolan disekitar pusar, yang terjadi ketika otot sekitar pusar
tidak menutup sepenuhnya. Hernia ini dapat disebabkan oleh kelemahan
dinding abdomen yang ekstrem atau obesitas.
11
memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda
sarung tangan sutera, tetapi umumnya tandi ini sukar ditentukan. Kantong
hernia mungkin berisi organ, tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba
usus, omentum ( seperti karet ), atau ovarium, dengan jari telunjuk atau jari
kelingking, pada anak, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan
kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi
hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada
waktu jari masih berada adalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan.
Apabila ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis, dan
apabila bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia inguinalis medialis
c. Perkusi : akan terdengar suara hipertimpani Auskultasi : penurunan bising
usus atau tidak ada bising usus menandakan gejala obstruksi intestinal.
2.10 Therapy
Menurut Mansjoer, A (2000) Therapy pada hernia adalah :
a. Istirahat total pada tempat tidur yang datar (papan atau tripleks tebal tanpa
kasur).
b. Kompres hangat atau dingin pada daerah nyeri.
c. Pemasangan cervical collar atau traksi servikal.
d. Terapi farmakologi
● Obat anti inflamasi seperti ibuprofen atau prednisolon.
● Relaksasi otot seperti diazepam atau cyclobenzapine.
● Obat analgesik atau narkotik merupakan obat pilihan selama fase akut.
e. Chemonudeolysis
f. Untuk herniasi lumbal.
g. Injeksi chymopapain ke dalam diskus agar menghilangkan air dan
proteoglikan dari diskus, mengurangi ukuran diskus, dan tekanan
subsekuen pada akar saraf.
14
2.11 Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer, A, (2000) Penatalaksanaan hernia dibagi menjadi dua
yaitu konservatif dan operatif antara lain :
a. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan pengembalian posisi (dengan
cara mendorong masuk tonjolan yang ada secara manual) dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi. Pengurangan hernia secara non-operatif dapat segera dilakukan
dengan berbaring, posisi pinggang ditinggikan, lalu diberikan analgetik
(penghilang rasa sakit) dan sedatif (penenang) yang cukup untuk memberikan
relaksasi otot. Perbaikan hernia terjadi jika benjolan berkurang dan tidak
terdapat tanda-tanda klinis strangulasi. Penggunaan bantalan penyangga hanya
bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah
menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Hal ini biasanya dipilih
jika kita menolak dilakukan perbaikan secara operasi atau terdapat
kontraindikasi terhadap operasi. Cara ini tidak dianjurkan karena
menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding
perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada
anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofi (pengecilan) testis karena
tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah testis.
Penggunaan penyangga tidak menyembuhkan hernia.
b. Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis, terutama jenis
yang strangulasi. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.
Banyak pasien hernia inguinal yang memiliki gejala minimal. Menurut sebuah
penelitian pada pasien ini observasi dapat menjadi pilihan yang baik, karena
pasien dengan gejala minimal jarang menyebabkan komplikasi akut.
Penundaan operasi hingga gejala memberat dinyatakan aman. Operasi hernia
dapat dilakukan secara laparoskopi (semi tertutup). Menurut beberapa
penelitian dinyatakan metode ini memiliki hasil yang lebih baik daripada
operasi anterior konvensional (terbuka). Penelitian menyatakan bahwa
perbaikan hernia inguinal secara laparoskopi lebih nyaman (pasien mengalami
nyeri pre dan post operatif yang lebih rendah) dibandingkan operasi terbuka
15
dan pemulihan pasien lebih cepat. Selain itu angka rekurensi pada metode
laparoskopi lebih rendah daripada pasien yang menjalani operasi anterior
konvensional. Namun kekurangannya ialah waktu operasi yang sedikit lebih
panjang, penggunaan anestesi umum, dan biaya yang lebih mahal.Setiap
penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan
pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosis ditegakkan.
Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah sebagai berikut:
1. Herniotomi : membuang kantong hernia. Hal ini terutama pada anak-anak
karena dasarnya adalah kongenital tanpa adanya kelemahan dinding perut.
2. Hernioplasti.
3. Herniorafi : membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastic
untuk memperkuat dinding perut bagian bawah dibelakang kanalis
inguinalis. Indikasi pembedahan pada hernia inguinalis, meliputi hal-hal
berikut :
2.12 Konsep asuhan keperawatan
2.12.1 Pengkajian
Menurut Dermawan & Rahayuningsih (2010), hal yang perlu di kaji pada
penderita hernia inguinalis adalah memiliki riwayat pekerjaan mengangkat beban
berat, duduk yang terlalu lama, terdapat benjolan pada bagian yang sakit, nyeri
tekan, klien merasa tidak nyaman karena nyeri pada perut.
a. Identitas pasien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama
penanggung jawab, pekerjaan dll. Biasanya hernia Ditemukan 80 % pada pria
dan prosentase yang lebih besar pada pekerja berat.
b. Keluhan utama
keluhan yang menonjol pada pasien hernia untuk datang ke rumah sakit
adalahbiasanya pasien datang dengan benjolan di tempat hernia, adanya rasa
nyeri pada daerah benjolan
c. Riwayat penyakit sekarang
16
8) Neurosensori
Ada tidaknya gangguan sensorik nyeri yang meningkat bila digunakan
beraktivitas. Biasanya nyeri seperti tertusuk yang akan semakin memburuk
dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat, defekasi,
mengangkat kaki. Keterbatasan untuk mobilisasi atau membungkuk
kedepan (Soeparman, 2011).
h. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik focus hernia yaitu pemeriksaan abdomen meliputi :
a) Inspeksi
Mengkaji tingkat kesadaran, perhatikan ada tidaknya benjolan, awasi tanda
infeksi( merah, bengkak,panas,nyeri, berubah bentuk).
b) Auskultasi
Bising usus jumlahnya melebihi batas normal >12 karena ada mual dan
pasien tidak nafsu makan, bunyi nafas vesikuler, bunyi jantung sonor.
c) Perkusi
Kembung pada daerah perut, terjadi distensi abdomen
d) Palpasi
Turgor kulit elastis, palpasi daerah benjolan biasanya terdapat nyeri
Post Operasi
1. Riwayat penyakit sekarang
Menurut Rumiati (2013) dan Hartini Tri Palupi (2013) klien dengan post
operasi hernia mempunyai keluhan utama nyeri yang disebabkan insisi
pembedahan.
2. Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol dan
kebiasaan olahraga (lama frekuensinya), bagaimana status ekonomi keluargkeb
iasaan merokok dalam mempengaruhi lamanya penyembuhan luka operasi.
b. Pola Tidur dan Istirahat
19
Ds :
2 Do : Cemas Prosedur
pembedahan
1. Klien Nampak tegang
2. Klien Nampak cemas
Ds :
Do :
Ds :
Kurang Kurang terpapar
1. Klien menanyakan kapan pengetahuan informasi
dilakukan operasi dan
bagaimana prosedurnya
21
Intra operasi
No Data Masalah Penyebab
3. mobilitas terbatas
Ds :
Pasca operasi
No Data Masalah Penyebab
Ds :
Ds :-
2.12.3.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang lazim muuncul pada pasien dengan Hernia menurut SDKI DAN
SIKI (2018) yaitu sebagai berikut :
22
2. selangkangan 4. lingkungan
terasa kemeng tenang dapat
pada bagian mengurangi factor-
faktor
23
9. suasana yang
tenang dapat
mengurangi
stimulus pembuat
cemas
5. Identifikasi 4. Tingkat
kecemasan kecemasan klien
klien untuk
Ds :
1. Klien mengatakan
perut terasa sebah
2. Selangkangan terasa 13 Januari 2010
kemeng pada bagian
benjolannya Pukul 08.55
3. Klien mengatakan
S : klien
agak pusing
mengatakan nyeri
4. Klien mengatakan
berkurang
takut untuk miring ke 13 Januari 2010
kiri O : wajah klien tenang
Pukul 08.50
P : lanjutkan intervensi
Intra operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Resiko
2 perdarahan Setelah 1. Lindungi sekitar kulit dan 1. Cegah kerusakan
berhubungan dilakukan anatomi yang sesuai seperti integritas kulit
dengan proses tindakan penggunaan kassa untuk 2. Kemungkinan
pembedahan perawatan menghentikan perdarahan terjadinya kekurangann
ditandai dengan selama ± 45 2. Pantau pemasukan dan cairan, yang
menit resiko pengeluaran cairan selama mempengaruhikeselam
Do : perdarahan prosedur operasi dilakukan atan pemakai obat
dapat dicegah 3. Pastikan keamanan anestesi,fungsi
1. Klien dengan kriteria elektrikal dan alat-alat yang organ dan kondisi
menjalani digunakan selama prosedur pasien
pembedahan operasi. Misalnya kabel
pada coter pada keadaan utuh. 3. Kegagalan fungsi
inguinalis alatDapat terjadi
lateralis selamaprosedur operasi
2. Klien dalam
keadaan
tidak sadar
karena
pengaruh
anastesi
Ds : -
28
Pasca operasi
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o
Nyeri
1 akut Setelah 1. Kaji tingkat 1. membantu
berhubungan dilakukan nyeri, durasi, menentukan
dengan agen tindakan lokasi dan pilihan
injuri fisik keperawatan intensitas intervensi da
ditandai dengan selama 10 2. Observasi n
menit nyeri ketidaknyamanan memberikan
Do : klien non verbal dasar untuk
berkurang 3. Gunakan strategi perbandinga
1. Klien
dengan komunikasi n
tampak
terapetik dan evaluasi
menyeringai kriteria
4. Gunakan teknik terhadap
menahan 1. klien distraksi terapi
sakit nampak 5. Ciptakan suasana 2. perilaku non
tenang lingkungan yang verbal
Ds :
2.klien tenang menunjukkan
1. Klien mengatakan ketidaknyaman
mengatakan an klien terha
nyeri berkurang 6. kolaborasi
sedikit nyeri dap nyeri
pada bekas dengan dokter 3. komunikasi
operasi untuk pemberian terapetik dap
analgetik at
menenangka
n klien
4. memfokuska
n
perhatian kli
en
membantu
menurunkan
tegangan
otot
5. lingkungan
tenang dapat
mengurangi
factor-faktor
stress selama
nyeri
6. analgetik dap
at
mengurangi r
asa
nyeri yang
29
dirasakan
klien
Resiko
2 infeksi Setelah 1. Bersihkan 1. lingkungan
berhubungan dilakukan lingkungan yang
dengan tindakan sekitar klien bersih akan
prosedur keperawatan 2. Cuci tangan terhindar dar
invasive selama 5 sebelum dan i penyebab
ditandai dengan menit infeksi sesudah infeksi
dapat melakukan 2. mencuci tang
Do : dikontrol perawatan an
dengan pasien lain sebelum dan
1. Klien
kriteria 3. Jelaskan pada sesudah
terpasang
klien tentang tindakan
infuse RL 1. Tidak tanda-tanda dapat
2. Terdapat ada infeksi. meminimalk
luka insisi tanda- an kotoran-
bedah tanda kotoran
ineksi penyebab
Ds : -
2. Vital infeksi
sign 3. penjelasan
dalam tentang tanda
batas -
normal tanda infeksi
akan
menambah
pengetahuan
klien
Sumber : SDKI DAN SIKI (2018)