Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhamad Hasan

Muhammad Iman
Nazil Furqoni
Tri Sutrisno
Semester/kelas : 1B Tarbiyah

USHUL FIQH

Masalah Yang Ketiga “ Di Dalam Pembahasan Pembolehan Ijtihad ”

Yaitu seorang yang ahli menguasai sebagian syarat ijtihad beserta dalilnya. Kata Al-
Muhoqqiq Ibn Doqiq Al-‘Id: “ Pendapat terpilih yaitu bolehnya Ijtihad karena mungkinnya
beroleh pertolongan dalam bab fiqh sehingga mampu menghasilkan pengetahuan tentang hukum-
hukumnya, maka itu memungkinkan atas pengambilan Ijtihad.

Maka kebanyakan dari Mujahidin telah ditanyai tentang masalah fiqh, maka mereka tidak
menjawab, dan kebanyakan dari mereka ditanyai, maka mereka menjawab hanya sebagiannya,
mereka adalah para mujtahid dengan tanpa khilaf ( perselisihan ). Oleh karena itu, sesuatu yang
telah diriwayatkan bahwa sesungguhnya Al-Imam Malik bin Anas ditanyai mengenai 40 masalah
fiqh, maka beliau hanya menjawab 4 saja semestara masalah lainnya dijawab dengan saya tidak
tahu.

Masalah Yang Keempat “ Berkenaan Dengan Mujtahid “

Wajib atasnya ( Mujtahid ) yang pertama agar dia melihat di beberapa Nash Al-Qur’an
dan As-Sunnah dan sesuatu yang bias diambil faidah dengan pemahaman keduanya, maka
sesungguhnya apabila tidak menemukan perilaku Nabi Muhammad SAW. Kemudian di
taqrirnya untuk sebagian umatnya, kemudian di Qiyas dan jika melampaui batasnya semua maka
tertahan dengan penyelesaian yang secara alami dan atasnya. Ketika berlawanan antara dalil-dalil
maka dahulukan cara Ijma atas Khoul ( pendapat ) yang diterima, maka apabila melampaui hal
tersebut maka kembalikan kepada Tarjih dan Marjuh
Masalah Yang Kelima “ Apakah Seorang Mujtahid Benar”

Kata Jumhur Ulama: “ Tidak semua Mujtahid semua benar dan sesungguhnya yang benar
dari mereka hanya satu dan mereka berdalil dengan hadits yang telah ditetapkan kitab shohih,
Nabi bersabda: “ Seorang hakim apabila berijtihad kemudian benar maka dia dapat dua
pahala.dan jika dia berijtihad kemudian salah, maka dia dapat satu pahala. Maka hadits ini
menunjukkan bahwa yang benar hanya satu dan sesungguhnya sebagian ulama mujtahid sepakat
maka bias dikatakan dan dapat dua pahala dan sebagian mujtahid menyelishinya, maka dapat
dikatakan kepadanya itu salah dan mendapat satu pahala tidak wajib adanya sebab dan yang
namanya salah terhadapnya, tidak wajib tidak adanya pahala , karena sesungguhnya pahala itu
pada ijtihadnya bukan pada salahnya

Masalah Yang Keenam “ Di Dalam Ittiba’”

Adalah menerima ucapan seseorang dan anda mengetahui dalilnya. Dan itu dianjurkan.
Allah ta’ala Berfirman ”Maka tanyalah pada ahli Dzikir apabila anda tidak tahu” (An-nahl 42)
Maka Bertanyalah pada ilmu mereka dari kitab dan sunnah bukan pendapat mereka tentang
pembahasannya karena sesungguhnya perintah bertanya itu disebut ahli zikir dan dzikir disini
maksud disini Kitab Allah dan Sunnah Rasulnya bukan selainnya karena sesungguhnya syariat
ini adalah suci baik dari salah Al’alim, Al Hakim yang boisa disebut dengan Al Quran Al karim
atau dari Rasulullah maka maksud dari ahli dzikir disini ahli Quran dan Sunnah

Masalah Yang Ketujuh”Di Dalam Taqlid”

(Taqlid secara bahasa) Diambil dari asal kata Al Qoladah yang mana meniru pada selainnya.
(Secara Istilah) Menerima Ucapan Seseorang dan anda tidak tahu dalilnya

Taklid itu tercela. Firman Allah dalam mencela orang yang taklid : Dan apabila dikatakan
kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab,”(Tidak!) kami
mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami(melakukannya).” Padahal, nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tdak mendapat petunjuk. (Al Baqarah : 170).
Dan Berfirman lagi : “mereka menjadikan ulama mereka dan pendeta mereka sebagai kekasih
selain Allah” AT taubah :32. Dan sesungguhnya Rasulullah Sallalllahu’alaihi wassalam telah
menafsirkan ayat ini atas apa yang telah di riwayatkan oleh ibn Abi hatim telah dikatakan kepada
nabi Sallallahu’alaihi wasalam apakah mereka menyembah berhala? Maka Nabi bersabda ”
Tidak! Mereka nenghalalkan perkara yang Haram maka mereka menyetujui halalnya, dan
mereka mengharamkan sesuatu yang halal maka mereka menyetujui pengharamannya maka
mereka telah mejadikan sesuatu itu sebagai kekasih.

Anda mungkin juga menyukai