LP Aritmia
LP Aritmia
1.1.1. Definisi
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering
terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada
frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal
atau otomatis (Doenges, 1999; 203).
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium.
Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial
aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994; 123).
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut
jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi,
1996; 56).
1
2
pencetus rangsangan bagi jantung. Pada tiap siklus jantung terjadi sistole dan
diastole secara berurutan dan teratur dengan adanya katup jantung yang terbuka
dan tertutup. Pada saat itu jantung dapat bekerja sebagai suatu pompa sehingga
darah dapat beredar keseluruh tubuh.
Selama satu siklus kerja jantung terjadi perubahan tekanan di dalam
rongga jantung sehingga terdapat perbedaan tekanan. Perbedaan ini menyebabkan
darah mengalir dari rongga yang tekanannya lebih tinggi ketekanan yang lebih
rendah.
1.1.2.2. Fisiologi Jantung
Fungsi atrium sebagai pompa, dalam keadaan normal darah mengalir
terus dari vena-vena besar kedalam atrium. Kira-kira 70% aliran ini langsung
mengalir dari atrium ke ventrikel walaupun atrium belum berkontraksi. Kemudian
kontraksi atrium mengadakan pengisian tambahan 30% karena atrium berfungsi
hanya sebagai primer yang meningkatkan ke efektifan ventrikel. Jantung terus
dapat bekerja dengan sangat memuaskan dalam keadaan istirahat normal.
Fungsi ventrikel sebagai pompa
1. Pengisian ventrikel
Selama sistol ventrikel, sejumlah darah tertimbun dalam atrium karena katup
atrium ke ventrikel tertutup. Tepat setelah sistoloik berakhir tekanan ventrikel
turun kembali sampai ke tekanan diastolik yang rendah. Tekanan pada atrium
yang tinggi dengan segera mendorong katup antara antrium dan ventrikel
membuka dan memungkinkan darah mengalir dengan cepat ke dalam
ventrikel. Ini dinamakan periode pengisian cepat ventrikel.
Periode pengisian berlangsung kira-kira 1/3 pertama diastolik. Selama 1/3
tengah diastolik darah sedikit mengalir ke ventrikel, ini adalah darah yang
terus masuk ke dalam atrium dari vena-vena dabn berjalan melalui atrium
langsung ke ventrikel.
2. Pengosongan ventrikel selama sistole
Bila kontraksi ventrikel mulai, tekanan ventrikel meningkat dengan cepat
yang menyebabkan katup atrium dan ventrikel menutup. Di perlukan
penambahan oksigen – 0,03 dertik bagi ventrikel untuk meningkatkan
tekanan yang cukup untuk mendorong katup semilunaris (aorta dan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Irdiamsyah,S.Kep
Profesi Ners 21707031
Angkt.VII
3
Volume akhir diastole dan sistole, selama diastole, pengisian ventrikel dalam
keadaan normal meningkatkan volume setiap ventrikel sekitar 120-130 ml.
Volume ini dinamakan volume akhir diastolik. Pada waktu ventrikel kosong
selama sistole, volume berkurang kira-kira 70 ml, dinamakna isi kuncup. Volume
yang tersisa dalam tiap-tiap ventrikel sekitar 50-60 ml, dinamakan volume akhir
sistolik. (A. Firmansyah, 2015; 3)
1.1.4. Etiologi
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat
anti aritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi
kerja dan irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem
konduksi jantung).
D. 1.1.5. Patofisiologi
Peradangan jantung Gangguan sirkulasi Intoksikasi Gangguan elektrolit Gangguan metabolik Gangguan endokrin
Aritmia
B1 B2 (Blood) B6 (Bone)
B3 (Brain)
(Breathing)
Suplai O2
Curah jantung Gangguan Hipertensi dan Curah jantung Suplai O2 Jaringan
menurun Ventrikel kiri Hipotensi menurun atau Jaringan
meningkat
Gangguan
Perubahan irama Sinkop O2 jantung metabolisme
Edema paru Kerja jantung
dan bunyi nafas meningkat Suplai O2
Jaringan Lemah dan letih
Disorientasi Iskemia
Sesak nafas Sesak nafas
Sianosis Palpitasi Nyeri ringan Intoleransi
sampai berat aktivitas
Intoleransi Penurunan/penigkatan
aktivitas
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatancurah jantung
Makassar Ansietas
Irdiamsyah,S.Kep
Profesi Ners 21707031
Angkt.VII
7
Intervensi Keperawatan
1) Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan,
amplitudo dan simetris.
2) Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut
jantung ekstra, penurunan nadi.
3) Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.
4) Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia
atrial; disritmia ventrikel; blok jantung
5) Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas
selama fase akut.
6) Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal
relaksasi nafas dalam, bimbingan imajinasi
7) Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor
penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah
mengkerut, menangis, perubahan TD
8) Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi
9) Kolaborasi :
1) Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit
2) Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
3) Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi
4) Siapkan untuk bantu kardioversi elektif
5) Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung
6) Masukkan/pertahankan masukan IV
7) Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif
8) Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator
Intervensi Keperawatan
1) Catat frekuensi jantung, irama, serta perubahan tekanan darah selama dan
sesudah aktivitas.
2) Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang
tidak berat
3) Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen, misalnya mengejan
saat defekasi
4) Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas.
contoh: bangun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama
1 jam setelah makan
5) Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis
6) Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut
7) Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi
8) Berikan waktu untuk istirahat dan beraktivitas.
9) Pertahankan penambahan O2 sesuai pesanan
10) Selama aktivitas, kaji EKG, dispnea, sianosis, kerja dan frekuensi nafas serta
keluhan subyektif.
3. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan
dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.
Kriteria hasil :
1) Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan
2) Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping
obat
Intervensi Keperawatan
1) Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal
2) Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada
pasien/keluarga
3) Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh
kelemahan, perubahan mental, vertigo.
1.2.4 Implementasi
1.2.5 Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dari proses perawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
DAFTAR PUSTAKA