Pemikiran ekonomi masa pra-klasik yang memiliki 5 sub bagian, yaitu pemikiran ekonomi zaman Yunani kuno, pemikiran zaman romawi dan awal kristen, pemikiran kaum skolastik, era merkantilisme, dan mazhab fisiokratis. Istilah economics berasal dari Yunani yang merupakan istilah untuk (rumah tangga). Oleh Xenophone istilah ini berasal dari kata Oikonomikes yang berarti manajemen rumah tangga. Pada zaman Yunani kuno yang pemikiran tentang ekonomi mulai berkembang pada sekitar 400 tahun sebelum masehi. Pemikiran ekonomi pada masa itu masih melekat pada pandangan bahwa persoalan ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat, khususnya filsafat moral, yang menyangkut tentang keadilan, kepatutan dan kelayakan. Pada masa Yunani kuno sudah dikenal teori tentang bunga uang, jasa tenaga kerja, perbudakan, dan perdagangan. Pemikiran dasar Xenophon tentang pengelolaan rumah tangga, militer, perusahaan dan negara. Pemikiran Plato mengenai teori pertukaran dan distribusi (Theory of Exchange and Distribution), pengenalan konsep spesialisasi dan pembagian kerja (Specialization and Division of Labor) untuk sebagai dasar mencapai efisiensi dan produktivitas. Zaman Romawi (sampai Abad ke 5), merupakan kelanjutan dari Zaman Yunani Kuno dalam perkembangan pemikiran ekonomi, termasuk didalamnya adalah masalah perdagangan, keuangan, peperangan, penjajahan dan perbudakan. Struktur sosial masyarakat pada zaman Romawi adalah budak, petani, pekerja industri, pedagang terakhir kaum bangsawan sipil atau militer. Pemikiran aliran Skolastik yang populer adalah tentang “harga yang adil dan pantas” atau “just price”, yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan suatu komoditi. Masalah etika dan keadilan merupakan ciri utama pemikiran ekonomi aliran skolastik. Metode pemikiran dari skolastik adalah dengan mempertanyakan sesuatu, kemudian melakukan interptretasi, melakukan proses deduktif dan logika dari pengalaman manusia dengan didasari kejujuran dan kewenangan. Pemikiran merkantilisme yang terkenal adalah bahwa suatu negara dapat menjadi kaya hanya dengan cara mengorbankan negara lain dan menghendaki surplus ekspor dan melakukan proteksi industri. Negara yang memiliki neraca perdagangan yang surplus menunjukkan negara tersebut kaya karena terdapat aliran logam mulia ke dalam negeri. Uang identik dengan kekayaan yang berfungsi sebagai alat tukar dan kesatuan alat hitung. Serta menganjurkan agar pemerintah melakukan intervensi dalam kehidupan ekonomi guna untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pemikiran Fisiokratis berasal dari dua kata yaitu physic dan cratos/cratain yang berarti alam dan kekuasaan. Kaum fisiokrat menganggap sumber kekayaan terdapat pada sumber daya alam, bukan perdagangan internasional. Kaum fisiokrat percaya bahwa Tuhan telah menciptakan alam dengan sebaik-baiknya. Sehingga diperlukan keselarasan dan keharmonisan antara alam dan perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus ada campur tangan dari pemerintah.
2. PEMIKIRAN EKONOMI KLASIK
Pada dasarnya pemikiran ekonomi aliran klasik menganjurkan kebebasan alamiah (freedom) atau liberalisme, kepentingan diri (self-interest), dan persaingan (competition) Penjelasan aliran klasik terkait anjuran atau karakteristik pemikirannya : Kebebasan (Freedom) yaitu hak untuk memproduksi dan menukar (memperdagangkan) produk, tenaga kerja, dan kapital; Kepentingan diri (self-interest) yaitu hak seseorang untuk melakukan usaha sendiri dan membantu kepentingan diri orang lain dan Persaingan (competition) yaitu hak untuk bersaing dalam produksi dan perdagangan barang dan jasa. Asas pengaturan kehidupan perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar. Secara ringkas pada era klasik Adam Smith menekankan pada pengembangan masalah ekonomi, yang bertumpu pada 2 sisi pemikiran yaitu menyoroti merkantilisme yang dianggap membuat ekonomi rapuh dan menata perkembangan ekonomi pada masa mendatang sedangkan Ricardo memfokuskan pada masalah distribusi pendapatan, dan J.S. mill mencoba untuk memadukan dan memperbaiki pemikiran ekonomi. Pada masa ini juga muncul pemikiran alternatif yaitu utilitariaisme yang dimotori oleh Bentham yang menolak thema “natural harmony” dan mencari “artificial harmony” yaitu tentang seberapa jauh intervensi regulasi. Malthus mengembangkan teori populasi dan pemikirannya terintegrasi dengan Ricardo. Meski dengan pandangan yang berbeda-beda pemikir masa klasik ini namun disatukan oleh keyakinan yang sama yaitu natural liberty (laissez-faire) dan pentingnya pertumbuhan ekonomi. Beberapa pandangan yang melandasi asumsi-asumsi ekonomi klasik di antara lain (1) nilai dan harga barang, tingkat upah, sewa tanah, tingkat laba, diserahkan pada mekanisme pasar. (2) Peran pemerintah terbatas pada penyediaan prasarana umum, hukum, pertahanan, pendidikan dan jasa publik lainnya. (3) Kebutuhan manusia akan terpenuhi dengan baik jika sumber daya alam dan sumberdaya manusia dapat dikelola secara efektif dan efisien. (4) Sarana paling efektif dalam hal alokasi sumber daya ekonomi yang efisien adalah melalui mekanisme pasar. (5) Setiap individu memiliki kebebasan dalam memaksimumkan kepuasannya atas dasar preferensi individualnya. (6) Setiap individu berhak dan bebas menentukan jenis barang dan jasa yang akan diproduksi dan dikonsumsinya sesuai kepentingannya sendiri. (7) Hasil akhir dari seluruh kegiatan perekonomian atas dasar kebebasan individu dan mekanisme pasar adalah keserasian dan kesejahteraan umum dalam kehidupan ekonomi.
3. PEMIKIRAN EKONOMI SOSIALISME
Sosialisme muncul sejak awal abad ke-19 sebagai protes terhadap kapitalisme. Sosialisme berasal dari kata “societas” dalam bahasa Yunani yang berarti “Masyarakat”. Sosialisme adalah paham yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat, namun bukan berarti altruisme ataupun kolektifisme, sosialisme dalam arti gerakan dan paham adalah meliputi segala aspek kehidupan. Istilah “sosialisme” ini juga sering disandingkan dengan istilah “komunisme”. Namun sosialisme dan komunisme adalah dua tahapan yang berbeda dari ideologi yang sama. Pada sosialisme barang-barang didistribusikan menurut produktivitas tiap orang atau “according ability” , sedangkan pada komunisme barang yang sama disitribusikan berdasarkan kebutuhan atau “according to need”, yaitu dengan pemerataan yang lebih baik. Dalam perkembangannya, bermunculanlah berbagai varian pemikiran dari ideologi sosialisme ini antara lain : Sosialisme Utopia, Sosialisme Demokrat, Komunisme, Anarkhisme, Sindikalisme, Sosialisme Marxis, dan Sosialisme Ilmiah. Pemikiran utopia, terdapat jumlah barang yang berlimpah, dan tiap orang dapat memanfaatkannya, bekerja menjadi suatu kewajiban tetapi cukup menyenangkan untuk menghasilkan motivasi dan insentif dari hal tersebut. Sedangkan pemikiran sosialis demokrat mengajarkan untuk menghapus semua perlakukan khusus dan ketidaksamaan hubungan manusia, menghapuskan perusahaan swasta yang tidak memperhatikan kepentingan orang banyak atau kesejahteraan manusia. Pemikiran Sosialisme Guild juga disebut dengan Sindikalisme. Pemikiran ini menekankan hak-hak dari produsen mengingatkan bahwa monopoli yang dikontrol oleh negara akan mengakibatkan “servile state” (merendahkan martabat bangsa) dan “craftsmen’s challenge” (tentangan para ahli). Mereka tidak mempedulikan industri milik negara, pribadi atau kota namun yang penting manajemen industri bebas dari campur tangan pemerintah.