Anda di halaman 1dari 2

APRILIA GHAISANI SABRINA

7111418027/ EP A 18
RESUME SPE

1. PEMIKIRAN EKONOMI PRA KLASIK


Pemikiran ekonomi masa pra-klasik yang memiliki 5 sub bagian, yaitu pemikiran ekonomi zaman
Yunani kuno, pemikiran zaman romawi dan awal kristen, pemikiran kaum skolastik, era merkantilisme,
dan mazhab fisiokratis.
Istilah economics berasal dari Yunani yang merupakan istilah untuk (rumah tangga). Oleh
Xenophone istilah ini berasal dari kata Oikonomikes yang berarti manajemen rumah tangga. Pada
zaman Yunani kuno yang pemikiran tentang ekonomi mulai berkembang pada sekitar 400 tahun
sebelum masehi. Pemikiran ekonomi pada masa itu masih melekat pada pandangan bahwa persoalan
ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat, khususnya filsafat moral, yang menyangkut tentang
keadilan, kepatutan dan kelayakan. Pada masa Yunani kuno sudah dikenal teori tentang bunga uang,
jasa tenaga kerja, perbudakan, dan perdagangan. Pemikiran dasar Xenophon tentang pengelolaan rumah
tangga, militer, perusahaan dan negara. Pemikiran Plato mengenai teori pertukaran dan distribusi
(Theory of Exchange and Distribution), pengenalan konsep spesialisasi dan pembagian kerja
(Specialization and Division of Labor) untuk sebagai dasar mencapai efisiensi dan produktivitas.
Zaman Romawi (sampai Abad ke 5), merupakan kelanjutan dari Zaman Yunani Kuno dalam
perkembangan pemikiran ekonomi, termasuk didalamnya adalah masalah perdagangan, keuangan,
peperangan, penjajahan dan perbudakan. Struktur sosial masyarakat pada zaman Romawi adalah
budak, petani, pekerja industri, pedagang terakhir kaum bangsawan sipil atau militer.
Pemikiran aliran Skolastik yang populer adalah tentang “harga yang adil dan pantas” atau “just
price”, yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk
menciptakan suatu komoditi. Masalah etika dan keadilan merupakan ciri utama pemikiran ekonomi
aliran skolastik. Metode pemikiran dari skolastik adalah dengan mempertanyakan sesuatu, kemudian
melakukan interptretasi, melakukan proses deduktif dan logika dari pengalaman manusia dengan
didasari kejujuran dan kewenangan.
Pemikiran merkantilisme yang terkenal adalah bahwa suatu negara dapat menjadi kaya hanya
dengan cara mengorbankan negara lain dan menghendaki surplus ekspor dan melakukan proteksi
industri. Negara yang memiliki neraca perdagangan yang surplus menunjukkan negara tersebut kaya
karena terdapat aliran logam mulia ke dalam negeri. Uang identik dengan kekayaan yang berfungsi
sebagai alat tukar dan kesatuan alat hitung. Serta menganjurkan agar pemerintah melakukan intervensi
dalam kehidupan ekonomi guna untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pemikiran Fisiokratis berasal dari dua kata yaitu physic dan cratos/cratain yang berarti alam dan
kekuasaan. Kaum fisiokrat menganggap sumber kekayaan terdapat pada sumber daya alam, bukan
perdagangan internasional. Kaum fisiokrat percaya bahwa Tuhan telah menciptakan alam dengan
sebaik-baiknya. Sehingga diperlukan keselarasan dan keharmonisan antara alam dan perilaku manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus ada campur tangan dari pemerintah.

2. PEMIKIRAN EKONOMI KLASIK


Pada dasarnya pemikiran ekonomi aliran klasik menganjurkan kebebasan alamiah (freedom) atau
liberalisme, kepentingan diri (self-interest), dan persaingan (competition)
Penjelasan aliran klasik terkait anjuran atau karakteristik pemikirannya : Kebebasan (Freedom) yaitu
hak untuk memproduksi dan menukar (memperdagangkan) produk, tenaga kerja, dan kapital;
Kepentingan diri (self-interest) yaitu hak seseorang untuk melakukan usaha sendiri dan membantu
kepentingan diri orang lain dan Persaingan (competition) yaitu hak untuk bersaing dalam produksi dan
perdagangan barang dan jasa. Asas pengaturan kehidupan perekonomian didasarkan pada mekanisme
pasar.
Secara ringkas pada era klasik Adam Smith menekankan pada pengembangan masalah ekonomi,
yang bertumpu pada 2 sisi pemikiran yaitu menyoroti merkantilisme yang dianggap membuat ekonomi
rapuh dan menata perkembangan ekonomi pada masa mendatang sedangkan Ricardo memfokuskan
pada masalah distribusi pendapatan, dan J.S. mill mencoba untuk memadukan dan memperbaiki
pemikiran ekonomi. Pada masa ini juga muncul pemikiran alternatif yaitu utilitariaisme yang dimotori
oleh Bentham yang menolak thema “natural harmony” dan mencari “artificial harmony” yaitu tentang
seberapa jauh intervensi regulasi. Malthus mengembangkan teori populasi dan pemikirannya
terintegrasi dengan Ricardo. Meski dengan pandangan yang berbeda-beda pemikir masa klasik ini
namun disatukan oleh keyakinan yang sama yaitu natural liberty (laissez-faire) dan pentingnya
pertumbuhan ekonomi.
Beberapa pandangan yang melandasi asumsi-asumsi ekonomi klasik di antara lain (1) nilai dan
harga barang, tingkat upah, sewa tanah, tingkat laba, diserahkan pada mekanisme pasar. (2) Peran
pemerintah terbatas pada penyediaan prasarana umum, hukum, pertahanan, pendidikan dan jasa publik
lainnya. (3) Kebutuhan manusia akan terpenuhi dengan baik jika sumber daya alam dan sumberdaya
manusia dapat dikelola secara efektif dan efisien. (4) Sarana paling efektif dalam hal alokasi sumber
daya ekonomi yang efisien adalah melalui mekanisme pasar. (5) Setiap individu memiliki kebebasan
dalam memaksimumkan kepuasannya atas dasar preferensi individualnya. (6) Setiap individu berhak
dan bebas menentukan jenis barang dan jasa yang akan diproduksi dan dikonsumsinya sesuai
kepentingannya sendiri. (7) Hasil akhir dari seluruh kegiatan perekonomian atas dasar kebebasan
individu dan mekanisme pasar adalah keserasian dan kesejahteraan umum dalam kehidupan ekonomi.

3. PEMIKIRAN EKONOMI SOSIALISME


Sosialisme muncul sejak awal abad ke-19 sebagai protes terhadap kapitalisme. Sosialisme berasal
dari kata “societas” dalam bahasa Yunani yang berarti “Masyarakat”. Sosialisme adalah paham yang
lebih mengutamakan kepentingan masyarakat, namun bukan berarti altruisme ataupun kolektifisme,
sosialisme dalam arti gerakan dan paham adalah meliputi segala aspek kehidupan. Istilah “sosialisme”
ini juga sering disandingkan dengan istilah “komunisme”. Namun sosialisme dan komunisme adalah
dua tahapan yang berbeda dari ideologi yang sama.
Pada sosialisme barang-barang didistribusikan menurut produktivitas tiap orang atau “according
ability” , sedangkan pada komunisme barang yang sama disitribusikan berdasarkan kebutuhan atau
“according to need”, yaitu dengan pemerataan yang lebih baik. Dalam perkembangannya,
bermunculanlah berbagai varian pemikiran dari ideologi sosialisme ini antara lain : Sosialisme Utopia,
Sosialisme Demokrat, Komunisme, Anarkhisme, Sindikalisme, Sosialisme Marxis, dan Sosialisme
Ilmiah.
Pemikiran utopia, terdapat jumlah barang yang berlimpah, dan tiap orang dapat memanfaatkannya,
bekerja menjadi suatu kewajiban tetapi cukup menyenangkan untuk menghasilkan motivasi dan insentif
dari hal tersebut. Sedangkan pemikiran sosialis demokrat mengajarkan untuk menghapus semua
perlakukan khusus dan ketidaksamaan hubungan manusia, menghapuskan perusahaan swasta yang
tidak memperhatikan kepentingan orang banyak atau kesejahteraan manusia.
Pemikiran Sosialisme Guild juga disebut dengan Sindikalisme. Pemikiran ini menekankan hak-hak
dari produsen mengingatkan bahwa monopoli yang dikontrol oleh negara akan mengakibatkan “servile
state” (merendahkan martabat bangsa) dan “craftsmen’s challenge” (tentangan para ahli). Mereka tidak
mempedulikan industri milik negara, pribadi atau kota namun yang penting manajemen industri bebas
dari campur tangan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai