Anda di halaman 1dari 6

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No.

01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KALIUM IODAT DALAM GARAM


DAPUR YANG BEREDAR DI PASAR KOTA BITUNG DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Anggelia Nelisa Kapantow, Fatimawali, Adithya Yudistira
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Iodine deficiency disorder can be prevented by consumption of salt which contains iodine in
to the body. Based on Indonesian National Standard (SNI), concentration of Potassium iodide
(KIO3) were 30-80 ppm. The objectives of this research were to identify and determine
concentration of potassium iodide in salt which marketed in Bitung region. Samples were 9
branded salts and 1 sample unbranded. Identification was done by Potassium cation test and
Iodide anion test. Determination of Potassium iodide were done using spectrophotometer
UV-Vis. The results shows that 9 samples contains Potassium iodide (Branded salts), and 1
sample did not contains Potassium iodide (Unbranded salt). Based on spectrophotometer
analysis, there were 5 samples comply SNI of KIO3 (31,6-77,6 ppm), 5 samples did not
comply SNI of KIO3 (2,1-28 ppm).

Keywords : Potassium iodide, iodine salt, Spectrophotometry UV-vis, Bitung

ABSTRAK

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) dapat dicegah dengan mengkonsumsi garam
dapur yang mengandung iodium ke dalam tubuh. Garam harus memenuhi persyaratan
Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan kadar kalium iodat (KIO3) 30-80 ppm. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar kalium iodat dalam garam
dapur yang beredar di pasar Kota Bitung. Sampel yaitu semua garam bermerek (9 sampel)
dan garam tidak bermerek (1 sampel). Identifikasi dilakukan dengan uji kation kalium dan uji
anion iodat. Penetapan kadar kalium iodat dilakukan dengan metode Spektrofotometri UV-
Vis. Hasil identifikasi menunjukan dalam 9 sampel (garam bermerek) mengandung kalium
iodat, sedangkan 1 sampel garam tidak bermerek tidak mengandung kalium iodat. Hasil
penetapan kadar dengan Spektrofotometri UV-Vis terdapat 5 sampel garam yang memenuhi
persyaratan SNI dengan kadar KIO3 (77,6-31,6 ppm), 5 sampel garam yang lain tidak
memenuhi persyaratan SNI dengan kadar KIO3 (28-2,1 ppm).

Kata Kunci : Kalium iodat, garam beriodium, spektrofotometri UV-Vis, Bitung.

90
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN sendiri, sehingga harus diperoleh dari luar


Iodium merupakan mineral yang (Gunung, 2004).
diperlukan oleh tubuh dalam jumlah relatif Data Riskesdas tahun 2007
kecil, tetapi mempunyai peranan yang menunjukan konsumsi garam beriodium di
sangat penting untuk pembentukan Sulawesi Utara mencapai 89%, berarti
hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini dibawah target 100%, yang terdiri atas
sangat berperan dalam metabolisme di Kota Tomohon (99%), Minahasa Selatan
dalam tubuh. Kekurangan iodium dapat (98%), Kepulauan Sangihe Talaud (97%),
berakibat buruk bagi manusia, akibat yang Minahasa Utara (96%), Kepulauan Talaud
dapat ditimbulkan antara lain (93%), Bolaang Mongondow (92%), Kota
berkurangnya tingkat kecerdasan, Manado (92%), Minahasa (85%), dan yang
pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, terendah Kota Bitung (50%). Berdasarkan
kretin endemik (cebol), berkurangnya SNI Nomor 01-3556-2000 garam harus
kemampuan mental dan psikologi, mengandung iodium dihitung sebagai
meningkatnya angka kematian prenatal, kalium iodat yang bekisar antara 30-80
serta keterlambatan perkembangan fisik ppm.
anak (lambat dalam mengangkat kepala,
tengkurap dan berjalan) (Hendrawan, METODOLOGI
2000). Iodium yang berlebihan dapat Penelitian ini telah dilakukan pada
menimbulkan kejadian kelainan autoimun. bulan November 2012 – Januari 2013 di
Kelebihan iodium juga dapat Laboratorium Analisis Farmasi FMIPA
meningkatkan kejadian iodine-induced Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT)
hyperthyroidism (IIH), penyakit autoimun Manado dan Balai Teknik Kesehatan
tiroid dan kanker tiroid (Gunung, 2004). Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit
Menurut keputusan Presiden No. Menular (BTKL-PPM) Kelas I Manado.
69 tahun 1994, semua garam yang beredar Penelitian ini adalah penelitian
di Indonesia harus mengandung iodium deskriptif laboratorium yang bertujuan
yaitu garam yang telah diperkaya dengan untuk menggambarkan sifat dari suatu
kalium iodat (KIO3). Hampir seluruh keadaan secara sistematis yaitu
makanan menggunakan garam sebagai menggambarkan kadar kalium iodat dalam
penyedap rasa, serta banyak digunakan garam-garam dapur beriodium yang
untuk bahan tambahan dalam industri beredar di Kota Bitung dengan metode
pangan, selain itu, karena harga garam Spektrofotometri UV-Vis.
dapur relatif murah dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat maka Alat dan Bahan Penelitian
pemerintah memilih garam dapur menjadi Alat-alat yang digunakan :
garam konsumsi sebagai media Spektrofotometer UV-Vis (UV Mini 1240
penyampaian iodium ke dalam tubuh Shimadzu), alat-alat gelas (pyrex), pipet
(Purnawati, 2006). volume, pipet tetes, neraca analitik, oven.
Garam beriodium mempunyai Bahan-bahan yang digunakan:
bentuk, rasa dan bau sama seperti garam Kalium Iodat (KIO3), asam perklorat 75%
yang tidak ditambahkan kalium iodat, (HClO4), asam fosfat (H3PO4) 85%,
sehingga sulit untuk memastikan akuabides, kertas saring whatman no. 41,
kecukupan kalium iodat dalam garam kertas kanji, kalium tiosianat (KSCN) 0,1
(Almatsier, 2003). Penambahan suatu M, pati, sampel garam dapur bermerek
senyawa iodium berupa kalium iodat dan sampel garam dapur produksi
dalam garam dimaksudkan untuk rumahan.
mencukupi kebutuhan tubuh manusia,
karena tubuh tidak dapat memproduksi

91
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

Sampel Analisis Kuantitatif Kalium Iodat


Sampel garam dapur beriodium dengan Metode Spektrofotometri UV-
diambil di pusat pasar kota Bitung Vis
sebanyak 10 sampel dimana yang a. Pembuatan Larutan Baku Kalium
digunakan sebagai sampel adalah semua Iodat (KIO3)
garam dapur bermerek yang dikemas dan Timbang kurang lebih 1 g kalium
sampel garam dapur produksi rumahan asli iodat yang telah dikeringkan pada suhu
kota Bitung. 110º hingga bobot tetap, kemudian
larutkan dengan akuabides dalam labu
Pembuatan Larutan Pereaksi tentukur 100 ml sampai tanda tera dan
Pereaksi yang akan dibuat adalah homogenkan.
KSCN 0,1 M dan kertas kanji. Kalium b. Pembuatan Kurva Kalibrasi
tiosianat (KSCN) 0,1 M dibuat dengan Dari pembuatan larutan baku
melarutkan 972 mg kalium tiosianat dalam diperoleh larutan dengan konsentrasi
akuabides dan diencerkan sampai menjadi 10000 ppm. Dari larutan ini dipipet 5 ml
100 ml dalam labu tentukur (Vogel, 1985). masukan kedalam labu ukur 100 ml,
Kertas kanji dibuat dengan cara 500 mg encerkan dengan aquabides sampai garis
pati diaduk dengan 5 ml air dan tambahkan tanda sehingga diperoleh konsentrasi 500
dengan 100 ml air mendidih sambil terus ppm.Pipet larutan baku (500 ppm) 1 ml; 2
diaduk, didihkan selama 3 menit dan ml; 4 ml; 6 ml; 8 ml, masing-masing
didinginkan, kemudian celupkan kertas dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml,
saring kedalam larutan kanji (Ditjen POM, tambahkan aquabides sampai batas tanda
1979). dan homogenkan. Diperoleh larutan
dengan konsentrasi 10 ppm; 20 ppm; 40
Analisis Kualitatif Kalium Iodat dengan ppm; 60 ppm; 80 ppm dan diukur
Kation Kalium dan Anion iodat pada serapannya pada panjang gelombang
Sampel maksimum 352 nm dan sebagai blanko
Uji kation kalium dilakukan digunakan akuabides.
dengan cara: Timbang 0,1 g sampel garam c. Penentuan Kadar Sampel
dapur, tambahkan 10 mL akuabides dan Sebanyak 10 sampel yang akan di
dihomogenkan, tambahkan 1 mL larutan teliti, masing-masing ditimbang 0,1 g
asam perklorat kemudian dikocok pelan kemudian masukkan ke dalam tabung
akan terbentuk endapan kristal putih reaksi dan tambahkan akuabides 10 ml,
kemudian catat hasil yang di dapat dan kocok dan homogenkan. Kemudian ukur
ulangi proses yang sama untuk semua serapannya pada panjang gelombang 352
sampel (Vogel, 1985). mn.
Uji anion iodat dilakukan dengan
cara: Masukkan kertas kanji yang telah PEMBAHASAN
diolah kedalam tabung reaksi, tambahkan Pada penelitian ini sebelum
1 ml kalium tiosianat 0,1 M, tambahkan 1 dilakukan analisis kuantitatif terhadap
ml larutan sampel yang telah ditambahkan kalium iodat yang terdapat dalam sampel,
1-3 tetes asam fosfat 85 % akan terjadi perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan
warna biru kemudian catat hasil yang di secara kualitatif walaupun dalam sampel
dapat dan ulangi proses yang sama untuk garam dapur beriodium bermerk pada
semua sampel (Vogel, 1985). kemasannya telah dicantumkan
mengandung kalium iodat. Adapun hasil
pemeriksaan kualitatif kalium iodat dalam
sampel dapat dilihat pada Lampiran 1 dan
Lampiran 2 berikut.

92
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

Dari data dilihat bahwa 10 sampel masih sangat jauh dari kualitas yang
yang di uji semuanya positif terbentuk seharusnya, hal ini dapat terjadi karena
endapan kristal putih. Pada uji kualitatif produksi pembuatan garam di Indonesia
kation kalium terjadi endapan kristal putih yang masih tradisional, sistem pengawasan
karena adanya reaksi ikatan kompleks yang belum efektif serta belum
antara kalium dan perklorat. diberlakukannya sanksi secara tegas,
Dari data dilihat bahwa 10 sampel karena ± 90 % produsennya adalah
yang diperiksa hanya 9 sampel positif termasuk pengusaha kecil (BRKP, 2001).
mengandung kalium iodat yaitu semua Menurut DepKes RI Perusahaan yang
garam dapur beriodium bermerk belum menerapkan SNI pada umumnya
sedangkan 1 sampel garam dapur tidak adalah industri kecil yang berada di sentra
bermerk negatif mengandung kalium iodat. produksi yang perlu dibina sistem
Pada uji kualitatif anion iodat terjadi manajemen mutu, pelatihan teknik
warna biru karena adanya reaksi antara produksi dan bantuan peralatan mesin
iodat dan tiosianat dalam suasana asam yang iodisasi garam dimana peralatan iodisasi
akan membebaskan I2 dan bereaksi dengan yang digunakan produsen masih
kertas kanji (Vogel, 1985). sederhana, sehingga kadar iodium dalam
garam tidak homogen.
Pemeriksaan Kuantitatif Kalium Iodat Adapun 5 sampel lainnya yang
metode Spektrofotometri UV-Vis diperiksa mengandung kalium iodat
Analisis sampel dengan metode dengan kadar sesuai dengan persyaratan
spekrofotometri UV-Vis diawali dengan SNI yaitu garam dapur beriodium sampel
pengukuran larutan baku kalium iodat A (48,85 ppm), sampel B (77,6 ppm),
yang dibuat dengan konsentrasi 10, 20, 40, sampel C (31,6 ppm), sampel D (56,7
60, 80 ppm. Kurva baku kalium iodat pada ppm), sampel F (40,2 ppm).
konsentrasi 10-80 ppm memberikan Berdasarkan penelitian ini dapat
persamaan garis y = 0,01x + 0.0107 digambarkan bahwa dari beberapa sampel,
dengan nilai koefisien korelasi sebesar mutu dan kualitas garam dapur sebagai
0,9976. Hasil pengukuran larutan baku garam konsumsi masih harus lebih
kalium iodat dapat dilihat pada lampiran 3. ditingkatkan dan peredaran garam dapur
Dari lampiran 4 dapat dilihat dipasaran harus lebih diawasi untuk
bahwa semua sampel garam dapur mencapai kecukupan gizi iodium bagi
mengandung kalium iodat dengan kadar masyarakat.
yang berbeda-beda, kadar tertinggi dalam Angka kecukupan iodium setiap
sampel B yaitu 76,63 ppm dan yang paling harinya sangat kecil, yaitu antara 90 µg-
rendah 1,05 ppm dalam sampel tidak 200 µg/hari tergantung dari umur dan
bermerek asli pembuatan asal kota Bitung. kondisi fisiologi. Apabila iodium dalam
Berdasarkan persyaratan SNI bahan makanan rendah, konsumsi garam
Nomor 01-3556.2-1994/Rev 2000 garam beriodium 30 ppm sebanyak 10 gram per
konsumsi beriodium harus mengandung hari dapat mencukupi kebutuhan iodium.
iodium yang dihitung sebagai kalium iodat Akibat defesiensi iodium saat ini diketahui
berkisar antara 30 - 80 ppm. Hasil tidak hanya pembesaran kelenjar tiroid,
penelitian dari 10 sampel ada 5 garam tetapi jauh lebih luas yaitu keguguran,
dapur yang tidak memenuhi dan 5 sampel lahir mati, cacat bawaan, kretin, dan
memenuhi persyaratan SNI. Garam dapur hipotiroid (DGKM, 2007).
yang tidak memenuhi persyaratan yaitu Untuk menghindari kerugian bagi
sampel E (11 ppm), sampel G (12,5 ppm), konsumen akibat salah memilih garam
sampel H (20,3 ppm), sampel I (28 ppm) dapur untuk dikonsumsi, sebaiknya
dan sampel J (2,1 ppm) yang paling masyarakat memilih garam dapur yang
terendah, artinya mutu dalam garam ini dijual bebas di pasaran memiliki

93
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

kesesuaian dengan Peraturan Menteri sampel garam dapur yang lain kadar
Perindustrian R.I NO.42/M- kalium iodatnya tidak memenuhi
IND/PER/11/2005 mengenai persyaratan persyaratan SNI yaitu garam dapur sampel
pengemasan dan pelabelan garam E (11 ppm), sampel G (12,5 ppm), sampel
beriodium yaitu garam yang akan H (20,3 ppm), sampel I (28 ppm) dan
dipasarkan, wajib dikemas dalam wadah sampel J (2,1 ppm).
yang ditutup rapat sehingga aman selama
pengangkutan dan penyimpanan, untuk DAFTAR PUSTAKA
menjamin ketepatan berat bersih garam, Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu
maka pengisian dan penimbangan Gizi. Gramedia: Jakarta.
dilakukan secara mekanis dan manual. DGKM. (2007). Gizi Dan Kesehatan
Berat bersih isi garam konsumsi yang Masyarakat. FKM Universitas
diperdagangkan adalah 50 kg, 25 kg, 5 kg, Indonesia: Jakarta
1 kg, 500 g, 250 g, dan 100 g. Pada Ditjen POM. 1979. Farmakope
kemasan garam konsumsi harus ditulis Indonesia. Edisi III. Departemen
dengan jelas keterangan berupa tulisan Kesehatan Republik Indonesia:
“Garam Beriodium”, kandungan kalium Jakarta. Hal: 694.
iodat (KIO3) minimal 30 ppm, berat Gunung, I, K. 2004. Perhitungan Kadar
bersih, tanda / logo SNI, nomor Iodium dalam Yodisasi Garam
pendaftaran dari BPOM, komposisi isi untuk Penanggulangan GAKI di
garam konsumsi, merk dagang, nama dan Daerah Endemik. Majalah
alamat perusahaan. Kedokteran Udayana.
Purnawati, W. 2006. Pengaruh Teknik
KESIMPULAN Iodisasi dan Lama Penyimpanan
Dari 10 sampel garam dapur yang Terhadap Kadar Kalium iodat
di teliti, terdapat 5 sampel yang memenuhi [skripsi]. Fakultas MIPA UNS.
persyaratan SNI yaitu garam dapur sampel Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif
A (48,85 ppm), sampel B (77,6 ppm), Makro dan Semimikro.
sampel C (31,6 ppm), sampel D (56,7 Penterjemah: Setiono, L
ppm), sampel F (40,2 ppm), sedangkan 5

LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Kation Kalium dalam garam dapur
Reaksi dengan Asam
No. Sampel
Perklorat
1. A Endapan kristal putih
2. B Endapan kristal putih
3. C Endapan kristal putih
4. D Endapan kristal putih
5. E Endapan kristal putih
6. F Endapan kristal putih
7. G Endapan kristal putih
8. H Endapan kristal putih
9. I Endapan kristal putih
10. J Endapan kristal putih

94
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493

Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Anion Iodat dalam garam dapur

Pereaksi denganKertas
No. Sampel Kanji, Kalium Tiosianat,
dan Asam Fosfat 85%

1. A Biru keunguan
2. B Ungu
3. C Biru keunguan
4. D Biru keunguan
5. E Biru
6. F Ungu
7. G Biru
8. H Biru
9. I Biru
10. J Tidak terjadi warna

Lampiran 3. Kurva baku kalium iodat

Absorbansi
1
0,8 y = 0.01x + 0.0107
Absorban

0,6 r² = 0.9976
Absorbansi
0,4
0,2
Linear
0 (Absorbansi)
0 50 100

Konsentrasi (ppm)

Lampiran 4. Hasil Analisis Kuantitatif metode Spektrofotometri UV-Vis

Konsetrasi
Sampel Absorbansi
(ppm)
A 0,016 0,4885
B 0,018 0,776
C 0,014 0,316
D 0,016 0,567
E 0,012 0,110
F 0,015 0,402
G 0,012 0,125
H 0,013 0,203
I 0,013 0,280
J 0,011 0,021

95

Anda mungkin juga menyukai