TINJAUAN TEORITIS
1. Defenisi lansia
merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya mulai dari sejak permulaan
kehidupan, menjadi tua proses alamia, yang berarti seseorang mulai dari tiga
tahap kehidupannya, yanti anak,dewasa, dan tua. Lanjut usia meliputi, usia
pertengahan (middle age) kelompok usia (45-49), lanjut usia (elderly) antara (60-
74), lanjut usia (old) (75-90 tahun), usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
(emmelia, 2016)
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang
merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dicegah dan merupakan hal yang
wajar dialami seseorang yang diberi karunia umur panjang, dimana semua orang
berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa
pension bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih saying (riasmini,
2019)
2. Proses menua
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimula sejak pemulaan kehidupan. Menjadi tua
berbeda ini di mulai baik secara biologis maupun psikologis.memasuki usia tua
aktivitas menjadi lambat, nafsu makan berkurang dan kondisi tubuh yang lain
a) Teori biologi
1. Teori genetic
Teori ini merupakan teori instrinsik yang menjelaskan bawhwa ada jam
bioligis di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengatur gen dan menentukan
proses penuaan. Proses menua ini telah terprogram secara genetikuntuk spesies-
spesies tertentu. Umumnya, di dalam inti sel setiap spesies memiliki suatu jam
genetic/jam biologis sendiri dan setiap dari mereka mempunyai batas usia yang
Teori ini meyakini bahwa penuaan terjadi karena adanya mutasi somatic
akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Bahwa telah terjadi kesalahan dalam
proses trankripsi DNA atau RNA dan dalam proses tranlasi RNA protein/enzim.
organ atau perubahan sel menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel tersebut
kemudian akan mengalami mutasi, seperti mutasi sel kelamin sehingga terjadi
2. Teori nongetik
imun tubuh dalam mengenali dirinya sendiri (self- recognition). Mutasi ysng
Jika tidak mengenalinya, sitem imun akan merusaknya. Hal inilah yang
oksidasi oksigen bahan organic, yang kemudian membuat sel tidak dapat
kerusakan fungsi sel. Adapun radikal bebas yang terdapat di lingkungan antara
lain:
c) Radiasi
c. Teori fisiologis
Teori ini terdiri atas teori aksidasi stress dan dipakai-aus 9wear and tear
theory), dimana terjadinya kelebihan usaha pada stress menyebabkan sel tubuh
lelah terpakai.
penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel dalam tubuh yaitu
dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Menurut (Meredith Wallace, 2016),
beberapa perubahan yang akan terjadi pada lansia diantaranya adalah perubahan
1. Perubahan fisik
a. Sel saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh akan berubah,
perbaikan sel akan terganggu dan proposi protein di otak, otot, ginjal, darah.
menurunnya lapang pandang. Pada indra peraba akan terjadi seperti respon
terhadap nyeri menurun dan kelenjer keringat berkurang. Pada indra pembau
seringnya terjadi konstipasi, menurunnya produksi air liur (saliva) dang era
keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian kaku dan tendon mengerut.
f. Sistem kardiovaskuler, pada lansia jantung akan mengalami pompa darah yang
klinis, denyut jantung menurun, katup jantung pada lansia akan lebih tebal dan
kaku akibat dari akumulasi lipid. Tekanan darah sistolik meningkat pada lansia
karena hilangnya distensibility arteri. Tekanan darah diastolic tetap sama atau
meningkat.
2. Perubahan intelektual
Akibat proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan otak
seperti perubahan intelegenita quantion (IQ) yaitu fungsi otak kanan mengalami
2018).
2) Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
4) Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan melakukan
5) Tipe bingung
1. Lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan produktif.
support)
4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit (kronis atau
akut)
pada lansia, perilaku hidup hidup bersih dan sehat serta manfaat olaraga.
2. Pencegahan penyakit (preventif)
makan 3 kali sehari dengan jarak 6 jam, jumlah porsi makanan tidak terlalu
sholat berjamaah, secara GLO (gerak latih otak) (GLO) dan melakukan terapi
penyakit yang diderita lansia, terutama lansia yang memiliki resiko tinggi terhadap
1. Membimbing orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat.
3. Menghormati hak orang dewasa yang lebih tua dan memastikan yang lain
kegiatan penelitian.
15. Membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli dibidangnya.
16. Memahami keinikan pada aspek fisik, emosi, social dan spiritual.
17. Mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempat bekerja.
19. Mengajarkan untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal
1. Pengertian hipertensi
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan kronis
yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah
arteri. Pembuluh darah dimaksud disini adalah pembuluh darah yang mengangkut
darah dari jantung memompa darah ke seluruh jaringan dan organ-organ tubuh
(Susilo dan Wulandari, 2016). Keadaan tersebut mengakibatkan jantung bekerja
lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Hal ini dapat mengganggu aliran darah, merusak pembuluh darah, bahkan
Menurut WHO tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85
mmHg, sedangkan dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg dan diantara
nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Namun untuk orang Indonesia banyak dokter
Batasan ini berlaku bagi orang dewasa diatas 18 tahun (Adib, 2018).
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
tekanan darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu bila tekanan darah kurang dari
Hipertensi tidak mengenal gender pria atau wanita. Semua orang berpotensi
yang munculnya oleh interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya usia, maka
tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan
mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan
kaku. Tekanan darah sistolik karena kelenturan pembuluh darah besar yang akan
berkurang pada penambahan umur sampai dekade kelima dan keenam kemudian
2.1 Anatomi
gas -gas pernafasan , nutrisi, hormon - hormon dan zat lain ke dari dan
1) Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
meupakan jaringan istimewa karena di lihat dari bentuk dan susunanya sama
dengan otot lintang, tetapi cara kerjanya sama otot polos yaitu di luar kemauan kita
pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan di sebut basis kordis. Di
sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak jantung di dalam
rongga dada sebelah depan ( kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari
kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba
2) Lapisan jantung
dalam sekali yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender yang
rongga jantung. Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari
otot – otot jantung, otot jantung ini membentk bundalan – bundalan otot
yaitu:
a. Bundalan otot atria , yang terdapat di bagian kiri/ kanan dan basis
paru.
c. vena semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sisnistra dengan
3) Pembuluh darah
sinistra di sebut aorta. Arteri mempunyai 3 lapisan yang kuat dan tebal
b. Tunika media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang
b) Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil teraba dari cabang
terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah mikroskop.
selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang lebih
penting :
atas.
2. Vena cava inferor Vena yang mengembalikan darah kotor ke
3. Vena cava jugu laris Vena yang mengembalikan darah kotor dari
otak ke jantung.
antara jalan implus jantung dan atrium ke dalam ventrikel. Hal ini
sumber tenaga utama bagi pergerakan darah melalui sistem vascular.( Medika,
2017).
3. Etiologi
1) Hipertensi Primer
2) Hipertensi Sekunder
seperti ginjal, kelenjar adrenal, kelenjar gondok, efek obat- obatan, kelainan
rendahnya systole dan diastole. Nilai tekanan darah dapat bervariasi karena
sedangkan 10% tergolong hipertensi sekunder. Karena golongan terbesar dari hipertensi
adalah hipertensi esensial maka Penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan pada
4. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi juga banyak diungkapkan oleh para ahli, diantaranya WHO
menetapkan klasifikasi hipertensi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I tekanan darah
meningkat tanpa gejala- gejala dari gangguan atau kerusakan sistem kardiovaskuler.
Tingkat II tekanan darah dengan gejala hipertrofi kardiovaskuler, tetapi tanpa adanya
gejala-gejala kerusakan atau gangguan dari alat atau organ lain. Tingkat III tekanan darah
meningkat dengan gejala-gejala yang jelas dari kerusakan dan gangguan faal dari target
2. Normal < sbp = “sistole” pressure = “ DBP” > =160 dan DBP =100.mmHg)
maglina/ krisis yaitu tekanan darah diastolik lebih dari 120 mmHg yang disertai
gangguan fungsi target organ. Hipertensi sistolik yaitu tekanan darah sistolik
5. Patofisiologi
Tekanan darah sistemik adalah hasil perkalian cardiac output (curah jantung)
dengan total tahanan perifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian
antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantung). Pengaturan tahanan perifer
dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang
berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri,
pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi (Udjianti,
2018).
vasomotor, pada medula di otak. Pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Titik
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf paska
kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2017). Vasokontriksi yang mengakibatkan
vasokontriksi kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan relensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
6. Woc
HT primer HT sekunder
Hilangnya Penurunan Mual, muntah Kurang
Atersklerosis
elastisitas jaringan relaksasi otot polos informasi
ikat PD
Intake inadekuat
Kurang
G6 kebutuhan nutrisi < pengetahuan
Resti penuruan Vasokontraksi PD kebutuhan tubuh
curah jantung
ACE
Angiotensin II
(vasokonstriktor)
Tekanan intra
Realbsorbsi Na dan air sekresi Gangguan
vaskuler meningkat TIO meningkat
K dan II penglihatan
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain
penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
pertolongan medis.
mempengaruhi emosi, pada saat ketegangan emosi terjadi dan aktivitas saraf
menurun sehingga suplei O2 dan nutrisi otot rangka menurun, dan terjadi
lemas.
krontaktilitas jantung
4. alpitasi (berdebar-debar): karena jantung memompa terlalu cepat sehingga
2018).
8. Komplikasi
2) Stroke /CVA
3) Gagal jantung
4) Gagal ginjal
5) Infark miokard
6) Disritmia jantung
pressure (MAP) 120-160 mmHg dan penderita hipertensi new onset dengan MAP
dengan batas tertinggi 125 mmHg sehingga perubahan sedikit saja dari tekanan
darah akan menyebabkan asisdosis otak yang mempercepat timbulnya edema otak.
merupakan faktor risiko terjadinya infark miokard akut yang dapat menyebabkan
gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri dan gagal jantung. Kedua, hipertensi
diketahui dan diduga terkait kelainan bawaan. Pada penderita hipertensi terjadi
tekanan pada dinding pembuluh darah maka aneurisma akan mengalami rupture.
9. Pemeriksaan diagnostic
dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin
tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain, sepertin kirens kretinin, protein, asam
10. Penatalaksanaan
hipertensi
2) Terapi Farmakologis
a. Diuretik
b. Menekan simpatetik
2. Non medis
bagian yang tidak terpisahkan dari terapi pasien dengan hipertensi. Terdapat
lansia, terutama bagi mereka dengan peningkatan tekanan darah yang ringan.
Bukti saat ini menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup cukup efektif dalam
mengurangi intake garam pada makanan, dan melakukan olah raga ringan
secara teratur. Cara lain yang secara independen mengurangi resiko penyakit
arteri terutama adalah berhenti merokok. Pada pasien dengan hipertensi ringan
sampai sedang (tekanan diastolik 90-105 mmHg dan atau sistolik 160-
hipertensi berat, perubahan gaya hidup dan terapi farmakologi harus dijalani
secara bersama-sama. Pola makan makanan tinggi kalium dan kalsium serta
rendah natrium juga merupakan metode terapi non- farmakologis pada lansia
1. Pengkajian
Pengkajian meliputi :
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, alamat, No.
2. Derajat Kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit
3. Pemeriksaan Fisik
kebersihan rambut bersih atau kotor, dan adanya nyeri tekan atau tidak.
b. Mata : mata kanan dan kiri simetris, biasanya mata tampak cekung,
menurun.
c. Hidung : apakah terdapat polip, kebersihan hidung ada secret atau tidak,
d. Telinga : kebersihan telinga bersih atau tidak, ada serumen atau tidak,
atau tidak.
e. Mulut : kebersihan mulut, karies gigi ada atau tidak, apakah terpasang
gigi palsu, peradangan pada gusi, keadaan mukosa bibir lembab atau
tidak.
f. Leher : lihat adanya pembesaran kelenjar tiroid, apakah ada nyeri tekan,
g. Thorax
Paru-paru
Jantung
dan gallop.
Abdomen :
atau tidak.
padat, warna
kekuningan, dan bau
khas.
khas.
3. Aktivitas sehari-hari Waktu istirahat klien Klien mengatakan
biasanya.
1) Psikologis
baik saja.
3) Spiritual
masjid.
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi
miokard tidak
Setelah dilakukan intervensi Tindakan :
efektif berhubungan
keperawatan selama lebih
Observasi
dengan hipertensi
kurang 1x24 jam, maka
1. Identifikasi tanda dan gejala
perfusi miokard meningkat
primer penurunan curah jantung
dengan kriteria hasil :
(meliputi dipsnea, kelelahan,
1. Gambaran EKG aritmia
edema, ortopnea, peningkatan
menurun dengan (skala 1)
CVP)
cairan
6. Arteri apikal membaik
(skala 5)
7. Monitor keluhan nyeri dada
9. Bradikardi membaik
8. Monitor EKG 12 sadapan
dengan (skala 5)
9. Monitor aritmia
10. Denyut nadi radial
10. Monitor nilai laboratorium
membaik dengan (skala 5)
jantung
11. Tekanan darah membaik
11. Monitor fungsi alat pacu
dengan (skala 5)
jantung
12. Fraksi ejeksi membaik
12. Periksa tekanan darah dan
dengan (skala 5)
frekuensi nadi sebelum dan
13. Tekanan baji arteri
sesudah aktivitas
pulmona membaik dengan
13. Periksa tekanan darah dan
(skala 5)
frekuensi nadi sebelum dan
14. Cardiac index (CI)
sesudah pemberian obat
membaik dengan (skala 5)
Terapeutik
sehat
dan spiritual
>94%
Edukasi
sesuai toleransi
secara bertahap
cairan harian
Kolaborasi
antiartmia
rehabilitasi jantung
2. Penurunan curah Curah jantung (L. 02008) Perawatan jantung akut (I. 02076)
jantung
Setelah dilakukan intervensi Tindakan :
berhubungan
keperawatan selama lebih
Observasi
dengan perubahan
kurang 1x24 jam, maka curah
afterload 1. Identifikasi karakteristik nyeri
jantung meningkat dengan
dada
kriteria hasil :
3. Monitor aritmia
2. Ejection fraction (EF)
(skala 5)
5. Bradikardi menurun dengan 7. Identifikasi stratifikasi pada
(skala 5)
8. Pertahankan tirah baring
dengan (skala 5)
17. Jelaskan tindakan yang
dengan (skala 5)
18. Ajarkan teknik menurunkan
dengan (skala 5)
Kolaborasi
dada
3. Resiko perfusi Perfusi perifer (L. 02011) Perawatan sirkulasi (I. 02079)
perifer tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Tindakan :
gangguan sirkulasi
1. Denyut nadi perifer
Terapeutik
3. Nyeri ekstremitas menurun
kolesterol
4. Nyeri akut Tingkat nyeri (L. 08066) Manajemen nyeri (I. 08238)
berhubungan
Setelah dilakukan intervensi
dengan agen keperawatan selama lebih Tindakan :
8. Berikan teknik
8. Perasaan depresi (tertekan)
nonfarmakologis untuk
menurun dengan (skala 5)
9. Anoreksia menurun dengan mengurangi rasa nyeri
(skala 5)
9. Kontrol lingkungan yang
dengan (skala 5)
10. Fasilitasi istirahat dan tidur
(skala 5)
Edukasi
(skala 5)
19. Nafsu makan membaik
dengan (skala 5)
dengan (skala 5)
berhubungan 05047)
Tindakan :
dengan
Setelah dilakukan intervensi
Observasi
ketidakseimbangan
keperawatan selama lebih
antara suplai dan 1. Identifikasi defisit tingkat
kurang 1x24 jam, maka
kebutuhan oksigen aktivitas
toleransi aktivitas meningkat
4. Identifiaksi strategi
3. Kemudahan dalam
peningkatan partisipasi dalam
melakukan ativitas sehari-hari
aktivitas
meningkat dengan (skala 5)
Terapeutik
4. Kecepatan berjalan
rentang aktivitas
7. Kekuatan tubuh bagian
(skala 5) aktivitas
rutinitas sehari-hari
16. EKG iskemia membaik
Edukasi
sehari-hari
fisik
Kolaborasi
perlu
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan keputusan atau pendapat tentang data atau tindakan yang
seberapa baik keberhasilan aktivitas dan apakah hasil yang diharapkan telah
tercapai.
Setelah SOAP yang sering digunakan dalam evaluasi ini memiliki pengertian sebagai
berikut:
masalah
6. Dokumentasi keperawatan
Secara keseluruhan asuhan keperawatan dapat di evaluasi sesuai dengan tujuan
yang diharapkan dan dapat di dokumentasikan secara tepat dan benar, dalam
status klien sebagai bahan pertanggung jawaban atau tindakan yang telah
selanjutnya.