Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fathia Dheanisa

NPM : 2006599392

Patofisiologi
Gangguan Sistem Kardiovaskular

1. Anatomi Sistem Kardiovaskular

2. Gejala dan Tanda Penyakit Jantung

Angina (Nyeri Dada), akibat kekurangan oksigen atau iskemia miokardium. Rasa nyeri ini bisa
berlangsung selama beberapa hari ataupun minggu. Namun, tingkat keparahan nyeri bisa berbeda-
beda tergantung seberapa banyak plak yang menumpuk di arteri koroner jantung.
Dispnea (Kesulitan Bernapas), akibat meningkatnya usaha bernapas yang terjadi akibat
kongesti pembuluh darah paru dan perubahan kemampuan pengembangan paru. Pada pasien gagal
jantung, gejalanya akan sering muncul saat sedang berbaring. Penderitanya juga bisa bangun tiba-
tiba di malam hari akibat sesak napas. Dalam istilah medis kondisi ini disebut dengan paroxysmal
nocturnal dyspnea.
Palpitasi, terjadi perubahan kecepatan, keteraturan serta kekuatan kotraksi jantung. Banyak orang
yang mengalami palpitasi merasakan bahwa detak jantungnya berhenti sebentar, tapi kemudian
dilanjutkan kembali dengan irama yang kencang. Sebagian besar orang yang mengalami palpitasi
jantung memiliki aritmia atau detak jantung yang tidak normal. Ini tergantung dari jenis aritmia
yang diderita.
Edema Perifer, penimbunan cairan diruang interstitial.
Sinkop, kehilangan kesadaran sesaat akibat aliran darah ke otak yang tidak adekuat.
Kelemahan dan Kelelahan, curah jantung yang rendah dan perfusi aliran darah perifer yang
berkurang. Sleep apnea, restless leg syndrome, dan insomnia bisa menjadi beberapa faktor risiko
dan gangguan umum yang mengarah pada penyakit jantung. Sama seperti pusing, kelelahan yang
terjadi dalam waktu lama butuh pemeriksaan medis untuk segera diketahui penyebabnya.
Pusing, kondisi yang dirasakan seseorang ketika diserang sensasi seperti akan pingsan, kepala terasa
berat (atau justru melayang), badan lemas, dan penglihatan yang semakin kabur.

3. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan
miokardium atas oksigen dengan penyediaan yang diberikan oleh pembuluh darah koroner (Nazpi,
2010).
Penyakit jantung koroner diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah
koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang
sering ditandai dengan rasa nyeri (Yenrina, Krisnatuti, 1999).

Etiologi Penyakit Jantung Koroner

❖ Denyut jantung yang meningkat, kekuatan berkontraksi yang meninggi, tegangan ventrikel yang
meningkat, merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan dari otot-otot
jantung. Sedangkan faktor yang mengganggu penyediaan oksigen antara lain, tekanan darah
koroner meningkat, yang salah satunya disebabkan oleh artheroskerosis yang mempersempit
saluran sehingga meningkatkan tekanan, kemudian gangguan pada otot regulasi jantung dan lain
sebagainya.
❖ Arterosklerosis → Risk Factor → Endhotelial Dysfunction → Artherogenesis → Flague
❖ Arterosklerosis → Stenosis arteri coroner → Rendahnya aliran darah di coroner → Suplai
oksigen rendah → Ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhannya → Myocardial ischemia
→ Manifestasi klinik
❖ Faktor resiko
Dapat diubah → kadar lipid serum, hipertensi, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, obesitas
Tidak dapat diubah → usia, jenis kelamin, genetic

Patologi
Penyempitan → Aliran darah terganggu → Nyeri dada

Patofisiologi
Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang mengandung lipoprotein,
kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau permukaan bagian dalam
pembuluh darah. Plak ini membuat intima menjadi kasar, jaringan akan berkurang oksigen dan
zat gizi sehingga menimbulkan infark, penyakit jantung koroner menunjukkan gejala gizi terjadi
infark miokard atau bila terjadi iskemia miokard seperti angina pectori. Kolesterol serum dibawa
oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan menurut densitasnya. Lipoprotein dalam urutan
densitas yang meningkat adalah kilomikron. VLDL (Very Low Density Lopoprotein), LDL (low
Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) membawa hampir seluruh kolesterol
dan merupakan yang paling aterogenik.

Manifestasi Klinis
Nyeri dada, kelelahan, palpitasi, pusing, dan pingsan

Klasifikasi
1) Asimtomatik
• Tidak ada keluhan nyeri dada
• Pem. fisik dan vital sign normal
• EKG: Depresi segmen ST
2) Angina Pectoris Stabil (STEMI)
• Nyeri dada setelah beraktivitas 1-5 mnt
• Nyeri hilang saat istirahat
• EKG: Depresi segmen ST
3) Angina Pectoris Non-stabil (NSTEMI)
• Keluhan sama pada angina pectoris stabil , tp nyeri progresi dan peningkatan frekuensi
meskipun saat istirahat
• EKG: Deviasi segmen ST
4) Infark Miokard Akut (IMA)
• Nyeri berlangusng >30 mnt hingga berjam-jam.
• EKG: Elevasi segmen ST

Komplikasi
• Gagal Jantung Kongestif
• Syok Kardiogenik
• Defek septum ventrikel
• Ruptur jantung
• Aneurisme ventrikel
• Thromboembolisme
• Perikarditis
• Disritmia

4. Penyakit Katup Jantung

Penyakit katup jantung adalah penyakit yang muncul akibat adanya kelainan atau gangguan pada
salah satu atau lebih dari keempat katup jantung, sehingga darah sulit mengalir ke ruangan atau
pembuluh darah selanjutnya, atau sebagian justru berbalik.
Katup jantung atau klep jantung merupakan organ yang memiliki mekanisme seperti gerbang atau
pintu satu arah yang terdapat pada jantung. Katup jantung berfungsi menjaga aliran darah yang
berasal dari jantung dapat mengalir dengan benar, baik antar ruangan jantung atau dari jantung
keluar ke pembuluh darah dan untuk memastikan darah bergerak dalam satu arah ketika melewati
jantung.
Regurgitasi, Insufisiensi katup (regurgitasi): katup mengalami kekakuan akibat scar dan retraksi
sehingga tidak dapat menutup dengan sempurna. Umumnya dikenal dengan istilah katup jantung
bocor, adalah kondisi katup jantung yang tidak dapat menutup dengan baik atau tidak kembali ke
posisi semula. Kondisi ini membuat darah mengalir kembali ke ruangan jantung sebelumnya,
sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah darah yang dialirkan ke seluruh tubuh. Keadaan ini
juga dapat terjadi pada keempat katup jantung seperti halnya pada gangguan stenosis katup jantung
yang dapat memicu kerusakan otot jantung.
Stenosis, Stenosis katup: katup menyempit, Katup menjadi lebih tebal sehingga menurunkan
fleksibilitas katup. Gangguan ini terjadi ketika katup jantung tidak dapat terbuka dengan baik
akibat katup yang menjadi kaku, menebal, atau saling menempel. Kondisi ini membuat darah
tidak dapat mengalir ke ruangan selanjutnya atau seluruh tubuh, yang kemudian memicu otot
jantung untuk bekerja lebih keras untuk memompa darah, sehingga dapat timbul gagal jantung
pada penderitanya.
Penyakit Katup Jantung Kongenital, Penyakit katup jantung dengan bentuk kongenital
biasanya menyerang katup aorta atau pulmonal. Katup dapat berukuran tidak normal, mengalami
malformasi, atau lembar katup yang tidak menempel secara tepat.
Penyakit katup akuisita, Ini termasuk masalah yang berkembang dengan katup yang dulunya
normal. Hal tersebut mungkin terkait dengan adanya perubahan struktur atau katup jantung
karena beragam penyakit atau infeksi. Contohnya, endokarditis atau demam rematik.

Etiologi
1) Demam rematik, sekuele faringitis akibat streptokokus β hemolitikus grup A, timbul jika
terjadi respon antibodi atau imunologis yang bermakna terhadap infeksi streptokokus
sebelumnya
2) Proses degenerative, kalsifikasi dan sklerosis jaringan katup
3) Destruksi katup oleh endokarditis bakterialis
4) Defek jaringan penyambung sejak lahir
5) Disfungsi atau rupture otot papilaris karena aterosklerosis koroner
6) Malformasi congenital

Patogenesis
Respon hiperimun yang bersifat autoimun maupun alergi,
Efek langsung organisme streptokokus atau toksinnya.

Reaksi Autoimun terhadap Infeksi Streptokokus


❖ Streptokokus grup A menyebabkan infeksi faring
❖ Antigen streptokokus menyebabkan pembentukan antibody pada pejamu yang hiperimun.
❖ Antibodi akan bereaksi dengan antigen streptokokus, dan dengan jaringan pejamu yang
secara antigenik sama seperti streptokokus (antibody tidak dapat membedakan antara antigen
streptokokus dengan antigen jaringan jantung),
❖ Autoantibody tersebut bereaksi dengan jaringan pejamu mengakibatkan kerusakan jaringan

Manifestasi Klinis
❖ Demam
❖ Arthritis yang berpindah pindah
❖ Artralgia
❖ Ruam kulit
❖ Takikardi

Insidensi
❖ Insiden tertinggi penyakit katup – katup mitralis – katup aorta
❖ Penyakit trikuspidalis relative rendah.
❖ Penyakit katup pulmonalis jarang terjadi

Stenosis Mitral Insufisiensi Mitral

Patofisiologi : Abnormalitas katup, fibrosis, Patofisiologi : IM → aliran darah dr ventrikel


kalsifikasi Mitral → Penyempitan katup mitral kiri kembali lagi ke atrium kiri selama
→ obstruksi aliran darah dari atrium kiri ke sistole→ atrium kiri membesar → ventrikel
ventrikel kiri → volume & tekanan atrium kiri kiri berdilatasi
meningkat → dilatasi atrium. Penyebab : Kardiomiopati hipertropi, gagal
Penyebab : reumatic fever ventrikel kiri, prolap katup mitral, reumatic
Manifestasi klinis : dispnea pd saat exercise, fever.
fatigue, orthopnea, palpitasi, edema perifer, Manifestasi klinik : angina, dispnea, fatigue,
kelemahan tubuh. orthopnea, edema perifer.

Urutan kejadian yang diperkirakan akan terjadi pada paru-paru dan jantung kanan yang terkena
adalah: (1) kongesti vena pulmonal; (2) edema interstisial; (3) hipertensi arteri pulmonalis; (4
)hipertrofi ventrikal kanan

Stenosis Aorta Insufisiensi Aorta

Patofisiologi : Penutupan katup aorta tdk


Stenosis aorta → menghalangi aliran darah dari sempurna → aliran darah kembali ke ventrikel
ventrikel kiri ke aorta(waktu sistolik ventrikel) kiri selama diastol → overload caira di
→ beban tekanan ventrikel kiri meningkat → ventrikel kiri → overload cairan di atrium kiri
ventrikel kiri menjadi hipertrofi → edema pulmonal.
Trias gejala khas Penyebab : endokarditis, hipertensi,
(1) angina idiopatik, reumatic fever
(2) sinkop, Manifestasi klinik : angina, batuk, dispnea,
(3) kegagalan ventrikel kiri. fatigue, palpitasi, kongesti vena pulmonal,
nadi cepat & lemah.
Penyakit Katup

Trikuspidalis Insufisiensi Aorta


Patofisilologi : Menghambat aliran darah dari
atrium kanan ke ventrikel kanan selama
diastolic →meningkatkan beban kerja atrium
Etilogi : congenital
kanan →memaksa pembentukan tekanan yang
Stenosis katup pulmonalis meningkatkan
lebih besar → Kemampuan kompensasi
beban kerja ventrikel kanan → menyebabkan
atrium kanan terbatas → atrium akan hipertrofi ventrikel kanan.
mengalami dilatasi dengan cepat Gejala-gejala baru timbul bila terjadi
Gejala klinik :Peregangan vena dengan kegagalan ventrikel kanan yang menimbulkan
gelombang a yang besar , Edema perifer, pelebaran vena sistemik dan segala sekuele
Asites, Pembesaran hati, Nausea dan anoreksia
akibat bendungan darah pada saluran
pencernaan.

5. Penyakit Jantung Cogenital (Bawaan)

CHD / PJB (Penyakit Jantung Bawaan) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur
jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan atau
kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin.

Gejala
1) Cacat jantung kongenital atau bawaan yang serius biasanya dapat segera diketahui setelah bayi
lahir. Gejala cacat jantung pada anak-anak termasuk:Kulit tampak abu-abu pucat atau kebiruan
(sianosis)
❖ Pembengkakan di kaki, perut atau area di sekitar mata
❖ Sesak nafas saat bayi menyusui, sehingga berat badan bayi sulit naik
2) Cacat jantung bawaan yang tidak begitu serius seringkali tidak terdiagnosis hingga anak tersebut
memasuki usia balita atau bahkan dewasa. Gejala dan tanda cacat jantung bawaan yang biasanya
tidak kritis meliputi:Mudah kehabisan napas saat berolahraga atau beraktivitas
❖ Mudah lelah saat berolahraga dan beraktivitas
❖ Pembengkakan di tangan, pergelangan kaki atau kaki

Klasifikasi
1) Acyanotic Congenital Heart Defects → kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa
lahir yang tidak ditandai dengan sianosis
➔ PDA, ASD, VSD, AVSD, Aortic Stenosis, Pulmonary Stenosis
❖ PDA (Patent Ductus Arteriosus), Duktus arteriosus yg tetap membuka setelah bayi
lahir
❖ ASD, Kelainan akibat adanya lubang pada septum intersisial yg memisahkan atrium kiri
dan kanan
❖ VSD, Kelainan jantung yang ditandai dengan adanya celah atau lubang di antara kedua bilik
jantung
❖ AVSD (Atrioventricular septal defect), kelainan berupa defek pada septum
atrioventrikular (AV) di atas atau bawah katup AV, disertai kelainan katup AV; terjadi
akibat pertumbuhan yang abnormal dari endokardial cushion pada masa janin
❖ Aortic Stenosis, katup aorta hanya memilki dua daun yang seharusnya tiga, atau memiliki
bentuk abnormal seperti corong.
❖ Pulmonary Stenosis, adanya obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan atau a.
pulmonalis dan cabang-cabangnya.

2) Cyanotic Heart Defects → Penyakit jantung bawaan sianotik merupakan kelainan struktur
dan fungsi jantung sehingga mengakibatkan seluruh darah balik vena sistemik yang mengandung
darah rendah oksigen kembali eredar ke sirkulasi sistemik dan menimbulkan gejala sianosis.
➔ Tetralogy of Fallot TGA and DORV Hypoplastic Left Heart Syndrome
❖ Tetralogy of Fallot, Kelainan yg terjadi pd septum infundibular, defek berupa stenosis
pulmonal, ventricular septal defect (VSD), overriding aorta, hipertrofi ventrikel kanan
❖ TGA (Transposition of the Great Arteries), Kelainan dimana kedua pembuluh darah
arteri besar tertukar letaknya yaitu aorta keluar dari ventrike kanan, dan arteri pulmonalis
dari ventrikel kiri

Manifestasi Klinis
❖ Edema
❖ Kelelahan
❖ Takhipnea
❖ Takhikardi
❖ Wheezing
❖ Oliguria

Anda mungkin juga menyukai