Anda di halaman 1dari 3

5. Bagaimana pengawasan kualitas udara dan pengelolaan sampah di wisata pantai?

Pengawasan kualitas udara di sarana transportasi sebagai upaya untuk mewujudkan kualitas udara
yang sehat, baik fisik, kimia maupun mikrobiologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajad kesehatan yang mampu setinggi- tingginya. Sebagaimana tercantum dalam Pasal
162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan
kesehatan lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas
lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan
dari faktor risiko kesehatan lingkungan di tempat kerja, transportasi, pariwisata, matra dan fasilitas
umum lainnya.

Parameter Kualitas udara yang perlu diukur atau diamati dalam kegiatan pengawasan kualitas udara di
trasnportasi, pariwisata dan matra adalah :

Parameter fisik yang meliputi

Suhu udara

Kelembaban udara

Keadaan cuaca

Kebisingan

Parameter kimia contoh :

Partikel atau debu

Karbon monoksida

Amonia (NH3)

Oksida (ozon)

CO2

SOx

Nox
Parameter Biologi

Kuman udara

Parameter manusia, angka kesakitan penyakit saluran pernafasan

sedangkan Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai pengetahuan tentang pengendalian


bagaimana sampah dapat dikendalikan dari mana sumber sampah dihasilkan, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan sampah dengan menggunakan suatu
cara yang sesuai dengan prinsip prinsip kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik pelestarian
lingkungan, keindahan, dan dengan mengindahkan tanggungjawab dan sikap masyarakat. Dalam hal
ini termasuk administrasi, keuangan, peraturan perundangan, perencanaan, dan teknik
pembuangannya. Sampah merupakan suatu kegiatan yang dimulai dari sumber penghasil sampah.
Sampah dikumpulkan untuk diangkut ke Tempat Pembuangan untuk dimusnahkan atau
sebelumnya dilakukan suatu proses pengolahan untuk menurunkan volume dan berat sampah.
Adapun proses lengkap tahapan pengelolaan sampah dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Adapun Metode meminimalisir sampah di pariwisata dapat dilakukan dengan cara mengurangi,
menggunakan kembali, mendaur ulang dan mengganti barang-barang yang berpotensi menimbulkan
sampah.
1. Reduce (Mengurangi)

Penghasilan sampah bisa dikurangi dengan mengurangi pemakaian material yang dapat
menghasilkan sampah sehingga produksi sampah bisa berkurang. Misalnya makan di tempat wisata
menggunakan piring, tidak menggunakan boks nasi, hal ini akan mengurangi jumlah sampah.

2. Reuse (Digunakan kembali)

Memanfatkan kembali barang-barang yang dapat diolah kembali, penggunaan bahan- bahan
yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan kantong plastik. Misalnya membawa tas belanja
dari rumah sewaktu bepergian, saat membeli oleh-oleh tas dari rumah yang dipakai untuk tempat
belanja. Biasakan membawa tas sendiri dari rumah sewaktu bepergian, wisata, belanja dengan
membawa tas dari rumah untuk belanja dapat mengurangi 1 5 tas kresek.

3. Recycle (daur ulang)

Daur ulang adalah pemanfaatan kembali sampah-sampah, melalui proses tertentu guna
merubah sampah menjadi barng-barang bermanfaat. Contoh : pembuatan kerajinan tas. Dompet,
bunga dari bungkus kopi

4. Replace (Mengganti)

Yang kita gunakan selama ini apakah ada barng-barang yang sekali pakai kemudian
dibuang? Kalau ada marilah kita ganti dengan barang-barang yang dipakai berkali- kali
sehingga tidak banyak sampah yang dihasilkan. Misalnya bepergian dengan membawa bekal
makan, sebaiknya menggunakan tempat makan yang dapat dicuci kemudian bisa dipakai kembali
tidak menggunakan boks apalagi Styrofoam, karena bahan ini tidak bisa terdegradasi secara
alamiah.

Anda mungkin juga menyukai