Anda di halaman 1dari 14

Makalah Mengenal Taat Hukum, Tuhan, dan Fungsi Propetik Agama

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Agama

Dosen Mata Kuliah

Disusun oleh:

KELOMPOK :

(NAMA ANGGOTA KELOMPOK)

PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Mengenal Taat Hukum, Tuhan,
dan Fungsi Propetik Agama ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata
Kuliah Agama. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada (NAMA DOSEN)

selaku Dosen Mata Kuliah Agama yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 02 September 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
2.1 Mengenal Taat Hukum Tuhan ................................................................................................ 5
A. Pengertian Hukum................................................................................................................... 5
B. Pembahasan Taat..................................................................................................................... 5
C. Pembahasan Hukum................................................................................................................ 8
2.2 Fungsi Profetik Agama dalam Hukum.................................................................................. 10
A. Pengertian Profetik Agama Dalam Taat Hukum .................................................................. 10
B. Fungsi Profetik Agama ......................................................................................................... 10
C. Tujuan Profetik Agama Dalam Taat Hukum ........................................................................ 11
BAB III ................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apabila berbicara tentang hukum, para ahli hukum hampir sependapat bahwa tidak ada
kemungkinan memberikan definisi hukum. Tetapi mereka juga sepakat bahwa hukum itu
hanya ada dalam masyarakat umat Manusia yang perlu kita ketahui serta pahami bahwa setiap
masyarakat yang ada di dalamnya akan terjadi tata tertib yang diatur oleh hukum, Tentunya
hukum yang dimaksud adalah hukum yang ada dalam masyarakat itu sendiri.
Pada dasarnya manusia meskipun berbeda jenis, suku bangsa dan ras, di hadapan Allah
dan hakim semuanya akan sama. Sebagai orang Islam yang taat, kita tidak hanya menerapkan
syariat agama pada kehidupan sehari-hari kita, tetapi kita juga harus mengetahui, mencermati,
dan menerapkan agama di dalam lingkup hukum.
Salah satu aspek penting dalam pengenalan kepada Allah SWT sebenarnya adalah
memahami kehendak-Nya. secara umum kita bisa berkata bahwa semua kejadian dan pernak-
perniknya yang disebut kehidupan adalah Kehendak Allah SWT yang di mana kehendak Allah
SWT itu merupakan aktualitas dari setiap hasrat ilahiyah yang menjadi peristiwa yang
kemudian bisa dirasakan baik dengan panca inderawi maupun dengan kehalusan citarasa. Dan
karena itu pula, pengungkapan suatu kejadian sebagai Kehendak Allah harus disertai dengan
pemahaman dan ilmu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu taat hukum tuhan ?
2. Apa fungsi profetik agama dalam hukum?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Mengetahui mengenai Taat hukum tuhan
2. Mempelajari cara agama mengajarkan keadilan dan fungsi profetik agama
dalam hukum.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Mengenal Taat Hukum Tuhan
Taat menurut bahasa Arab merupakan kalimat masdar dari Tha’a, Yathi’u, Tho’atan
dengan arti kata tunduk atau patuh. Taat secara Bahasa artinya senantiasa tunduk dan patuh.
Secara istilah taat adalah tunduk dan patuh, baik terhadap perintah Allah Swt, Rasul-Nya,
maupun ulil amri (pemimpin).

A. Pengertian Hukum
Hukum adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia dan bertujuan untuk membatasi
tingkah laku manusia supaya tidak ada yang sewenang-wenang dan dapat terkontrol. Hukum
mempunyai peranan yang sangat penting yaitu menjamin adanya kepastian hukum dalam
masyarakat, oleh karena itu semua masyarakat berhak mendapat pembelaan di depan hukum.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hukum adalah sistem yang berisi aturan-aturan baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis dalam kehidupan bermasyarakat dan menyediakan sanksi
bagi siapapun yang melanggarnya.

B. Pembahasan Taat
Taat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

1. Taat kepada Allah Swt Taat kepada Allah Swt

Berarti bahwa setiap mukmin harus melaksanakan segala perintah- Nya sebagaimana yang
terdapat didalam Al-quran dan menjauhi larangan-Nya. Karena apapun yang diperintahkan
Allah Swt itu mengandung maslahat (kebaikan) dan apa yang dilarang oleh-Nya mengandung
mudarat (keburukan). Firman Allah Swt:

‫ب ْل ِْكف ِْرْين‬
‫ْي ْ الو فْ ِْا نتْ لوْْ او ْ ِْ ا‬ ْ‫قُْ لا‬
‫فْ ِْانْو لْ ْلل ح‬ ْ ‫ُعوا ط ْلل‬
‫ْل‬ ‫ْر‬

Artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling,
ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” ( Q.S Al-Imran 32 )”

Taat kepada allah juga disebutkan dalam surat Al-nisa ayat 59 yang artinya : “ Hai orang-
orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulullah.”
Orang yang memiliki iman di hati diperintahkan untuk mentaati Allah dan Nabi Muhammad
Saw. Ketaatan ini mutlak dilakukan tak bisa ditawar. Orang yang taat kepada Rasulullah pada
hakikatnya taat kepada Allah. Sebab tidak ada satupun perintah Rasulullah yang bertentangan
dengan perintah Allah. Ibnu Katsir menjelaskan taat kepada Allah adalah mengikuti ajaran Al
Quran. Sedangkan taat kepada Rasulullah adalah dengan mengamalkan sunnahnya. Sayyid
Qutub dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran menjelaskan Allah wajib ditaati. Di antara hak prerogratif
uluhiyah adalah membuat syariat. Orang yang beriman wajib taat kepada Allah dan taat pula
kepada Rasulullah.

2. Taat kepada Rasul-Nya Taat kepada Rasul-Nya

Berarti setiap mukmin harus melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadist
Nabi Muhammad Saw. Sebagai rasul Allah Swt, beliau mempunyai tugas menyampaikan
amanah kepada umat-Nya. Oleh karena itu, bagi setiap muslim yang taat kepada Allah Swt jug
taat kepada Allah Swt juga harus taat kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad saw) Firman Allah
Swt :

‫ْلى ر و ِْلنْا ا ْل بْل ُغا ْل ُْ ِمبْين‬


‫ُعوا ال ْتنْ لوْْ ْيتُْ ع‬ ‫ْي ْ او‬ ‫وا‬
‫ُعوا ط ْلل ْ ْْرطْي ْمفْ ِْانْْ ْ ام‬
‫ْو ْ ْلفْ ِْا‬

Artinya : “Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling maka
sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanah Allah) dengan terang.
( Q.S At-Tagabun 12 )”

Taat kepada rosul juga diterangkan dalam tafsir kedua surat Al-nisa ayat 59 :

Tafsir kedua surat an Nisa ayat 59 adalah perintah untuk taat kepada pemimpin di antara
manusia. Redaksi perintah firman Allah ini tidak mengulang kata ahtii’uu sebagaimana
perintah saat pada Allah dan Rasulullah. Artinya ketaatan kepada para pemimpin hanya ketika
perintahnya tidak bertentangan dengan ketaatan kepada Allah dan Rasulullah.

Menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Atha’, Hasan Al Basri, dan Abdul Aliyah, ulil amri adalah para
ulama. Menurut Ibnu Katsir ulil amri itu bersifat umum baik pemerintah maupun ulama.
Sedangkan menurut Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Munir, ulil amri adalah pemimpin
dan para ulama.
Ketaatan kepada ulil amri harus dibingkai dengan ketaatan kepada Allah dan Nabi Saw. Tidak
boleh dalam maksiat dan kemungkaran. “ Sesungguhnya ketaatan itu hanyalah dalam masalah
kebaikan.” (HR Bukhari dan Muslim).

3. Taat kepada Ulil Amri (Pemimpin)

Taat kepada ulil amri berarti setiap mukmin harus taat kepada peraturan-
peraturan pemimpinnya selama tidak menyimpang dari ajaran islam . Bahkan tidak hanya
terhadap pemimpin, tetapi juga orang-orang mempunyai yang kuasa atau kedudukan lebih
tinggi, seperti anak kepada orang tua, murid kepada guru, istri kepada suami, dan masyarakat
kepada pemimpin setempat. Allah Berfirman :

ُْ‫اِ نك‬ ‫شي ٍء ْوهُْ ِْ الو‬ ‫ي‬ ‫ِْلى ُنك‬


ْ‫ْْ ْ تنْ ت ُع‬ ‫ُعوا ال ْو‬ ‫ْ اه الْْ ا ْن ُمْاو ن ْي ْ او‬
‫ْوْل‬ ‫م‬
ِ ْ ُْ ‫ت‬
‫ن‬ ْ ْ ْ
‫لل‬ ‫د‬
‫ر‬ُْ ‫ى‬ ْ‫ل‬ِ ‫ا‬ ‫ْْرطْي ل ا ْلْ ِم ُراوو ْْ ْان ْز م‬ ْ ‫ا ُعوا ط ْلل‬ ْْْ
‫ِْذْي يُاي‬
‫ْر‬ ‫ِْا‬ ‫ْ مم‬
‫ن تْ أْ ِْوْي ْل‬
‫ْيٌ اوْ س‬ ‫خ ِْر ذ‬ ِ ‫ِْل‬ ْ‫ُتْ ْؤ ِْل‬
‫رخ ح‬ ‫او ل يِوم ا ِْل‬ ‫ِْنمُْ و ن ه‬
‫ك‬ ‫ا‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad),
dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.”

Contoh Prilaku Taat :

Diantara contoh perilaku taat, baik kepada Allah Swt, Rasulullah Saw, maupun ulil
amri,sesama adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt, malaikat, rasul, kitab,
qada dan qadar dan hari akhir.

b. Melaksanakan rukun Islam, yaitu membaca kedua syahadat, salat, puasa, zakat,
dan haji.
c. Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan pihak-pihak tertentu yang
memiliki kuasa, seperti tidak melanggar peraturan lalu lintas, tidak berbuat
kekerasan, dan turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial.

d. Anak taat kepada orang tuanya, murid taat kepada gurunya,mahasiswa taat
kepada dosennya,dll.

C. Pembahasan Hukum
Asas-asas Hukum, Pengertian Asas Hukum:

Asas hukum menurut Paul Scholten adalah “tendensi-tendensi yang disyaratkan kepada hukum
oleh paham kesusilaan kita”. Dipahami asas-asas hukum itu sebagai pikiram-pikiran dasar yang
terdapat di dalam dan di belakang sistem hukum.

Asas Hukum Secara Islam :

a. Asas Keadilan

Asas keadilan merupakan asas yang sangat penting dalam hukum Islam, demikian pentingnya
hingga kata ini disebut dalam Al-Qur’an lebih dari 1000 kali, terbanyak setelah Allah dan ilmu
pengetahuan. Dalam suratas-Shad (38): 26

ُْ‫ضْم النْْا ا ِحق تْ ت ْوى فْ ُيا لضْ ْ ْيْ ِْا الْْ ِْذ ل‬
‫ضْو عن‬ ْ‫ِفى ا ْْل‬ ‫ْْنك‬
‫ْود ُْ ل‬
‫ن‬ ‫ْل ْه ْ ن ِلس ِْ ِ ْللْ ْي نن‬ ‫ْ ْ ِب‬ ْ ‫ْن‬
‫ِس ي‬ ‫فْا ُحك‬ ‫ْر ِخْل‬ ‫جع‬ ‫اِنْْايدْا‬
‫ك ع ِْب‬ ‫وْل‬ ‫ل‬ ْ‫ْيفْة‬
‫ْ ْوْما اسب‬ ‫ْب ْامش‬ ِ ‫ِبسْي ِل ِْ ُْه ذعْ ا‬
‫وا ْل ِْح‬ ٌْ ‫للْ م ب ِْدْيد‬

Artinya :Allah berfirman, “Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah
(penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan
janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah.
Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena
mereka melupakan hari perhitungan.”

Allah memerintahkan penguasa dan penegak hukum sebagai khalifah di bumi


menyelenggarakan hukum sebaik-baiknya, berlaku adil terhadap semua manusia tanpa
maemandang kedudukan, asal-usul, dan keyakinan.

b. Asas Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum disebutkan dalam surat al-Ma’idah (5): 95


‫ْب ِْل غ‬ ‫ْن ُْ ِمٖبه ذ وا ٍل‬ ْ‫امت‬ ‫تمِْع مدا ْزٌاء‬ ‫تْ تقُْ لُْ ْي اوْ ْو م ن ْه‬ ُْ‫ْ اه الْْ ْ نم‬
ْ‫كحُْ عد ْنك دهْ ي ا‬ ‫ع‬ ْ ْ‫ل الن‬ ‫جْ ثم‬ ْ ْ
‫ٌُحرم ت لْ نك‬ ‫وا ال ْل د ْنت‬ ْ‫ْْْ اون ا‬ ‫ِْذْي ُياي‬
ُْ ‫ِْمم‬ ْ ‫ُْ مم‬ ُْ ْ
‫ْم م‬ ‫ل‬ ‫ص ْم‬
‫ْ لس ْو م اعد ْتنْ للْ ْو ْلل ِْزْي ٌْ ز‬ ‫ل ِْر ٖه وبا ل فع ْلل‬ ‫ايص‬ ‫ِْكْي ن دعْ ذ‬ ‫طع ُام‬ ‫كعب ِْةاْ فكْْا‬
‫ِْق ُْ منه ُْ ُْ ذُْ و ع‬ ْ ‫ْم ْ ن ف‬ ُْ ْ ‫اْْم‬ ُْ ‫اْ ْوم ْس ل ِْل ْام ْيذ‬ ‫ر ٌة‬ ْ‫ْ او ل‬
‫ُْ مْي‬ ‫اع‬ ‫ا‬ ‫وق‬ ‫ك‬
‫ا ْنِتقْا‬
‫ٍْم‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu membunuh hewan buruan,
ketika kamu sedang ihram (haji atau umrah). Barangsiapa di antara kamu membunuhnya
dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan hewan ternak yang sepadan dengan
buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai hadyu
yang dibawa ke Ka‘bah, atau kafarat (membayar tebusan dengan) memberi makan kepada
orang-orang miskin, atau berpuasa, seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, agar dia
merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan
barangsiapa kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Dan Allah
Mahaperkasa, memiliki (kekuasaan untuk) menyiksa”.

Terdapat penegasan Allah yang menyatakan bahwa Allah memaafkan apa yang terjadi di masa
lalu. Dapat disimpulkan asas kepastian hukum yang menyatakan bahwa tidak ada satu
perbuatanpun dapat dihukum kecuali atas ketentuan hukum atau peraturan perundang-
undangan yang ada dan berlaku untuk perbuatan itu.

c. Asas Kemanfaatan

Asas kemanfaatan adalah asas yang mengiringi asas keadilan dan kepastian hukum. Dalam
melakukan asas keadilan dan kepastian harus mempertimbangkan asas kemanfaatan. Misalnya
penajtuhan hukuman mati pada pelaku pembunuhan, harus dipertimbangkan apa manfaat
penjatuhan hukuman mati itu pada pelaku sendiri dan bagi masyarakat. Asas ini ditarik pada
surat Al-Baqarah (2):178.

‫شي ٌء‬ ْ‫ْنْثى ْنْث فْْم ن ُع ْهي ْان‬ ‫ُْْي ْ اه ْنم ُْ ِْت ْيك ُْ ُْ م ا ا ْلقْتْ ى ُْ ا ِْ ْبد ُْ ِبا ْل ع‬
‫ِْخْي‬ ْ‫ِْفى ل‬ ْ ْ ْ‫ْل ِقصا لعْ ْل صْفى ا‬ ‫الْْ ِْذ او ا ب‬
ُ ‫واُْْل ا‬
‫ْل‬ ‫رح ْب ِْداو ْل‬ ِ
‫ِْهم‬ ‫ْل رح ل‬ ْْْ‫ْينيا‬
‫ْع‬
‫ْْ ذع ا‬
‫بْ ِْل ْي ٌْ م‬ ‫ْ ِْبا ْل ْم ع ْْا ٌءفْي ِْا ْ ذ تْ ِخف فم ن كُ م ور ْفْ م ِنا تع‬
‫ْْدى ْ ذ ف ل‬
ْ ‫عد ِْ ْهك‬ ‫حْ ٌمة‬ ‫ر ِْب‬ ‫اود ِْه ح اس ٍْن ِْ ْيك‬ ‫ُْ روفْا ِت با‬
ْ‫ْ ٌع‬
‫ا‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ْ‫ل‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qisas
berkenaan dengan orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba
sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan perempuan. Tetapi barangsiapa
memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia mengikutinya dengan baik, dan membayar
diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula). Yang demikian itu adalah keringanan dan
rahmat dari Tuhanmu. Barangsiapa melampaui batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab
yang sangat pedih.”

d. Asas Kejujuran dan Kesukarelaan

Q.S Al-Mudatsir ayat 38

ٌْ‫ْف ٍسكُْ ل ْ ْبت ر ِهْينْة‬


‫كس‬ ‫نْ ما‬

Artinya : “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya”.

2.2 Fungsi Profetik Agama dalam Hukum


fungsi profetik agama adalah bahwa agama sebagai sarana menuju kebahagiaan juga
memuat peraturan-peraturan yang mengondisikan terbentuknya batin manusia yang baik,
yang berkualitas, yaitu manusia yang bermoral (agama sebagai sumber moral)

kearifan yg menjiwi langkah hukum dengan memberikan sanksi hukum secara bertahap
sehingga membuat orang bisa memperbaiki kesalahan (bertaubat kepada Tuhan)

A. Pengertian Profetik Agama Dalam Taat Hukum


- Hal-hal yang digambarkan, dan dinyatakan oleh Agama memalui yang
dicontohkan Nabi Muhammad saw.
- Agama yang diajarkan atau dicontohkan oleh para Nabi/ Rasulullah
- Contoh atau tauladan yang telah digariskan / dicontohkan Rasulullah saw

B. Fungsi Profetik Agama

a. Dalam Mengatasi Krisis Kebudayaan dan Kemanusiaan

Intinya :

- Dalam berpolitik, seperti : Enthnocenterisme = Pemerintahan ditangan satu


orang
- Dalam Materalisme Ekonomi kapitalisme
- Dalam Ekologi, seperti : Materialisme, Sekularisme (pemisahan antara
pendidikan umum dan pendidikan moral, memisahkan pemerintahan
negara dengan Agama). Agama terasing dari persoalan kehidupan manusia
- Dalam Reduksionisme, seperti : Penurunan nilai, akhlak, kebenaran,
kwalitas ilmu pengetahuan
- Dalam Kultural atau Budaya, seperti : Hedonisme (hanya memburu dan
mengejar kesenangan dunia)
b. Dalam Mengatasi / Merevitalisasi Keberagaman Dalam Menjalankan
Agama Dengan Back to Qur’an and Sunnah
- Menjadikan Al-Quran dan Sunnah : Sebagai sumber rujukan dalam
menyelesaikan dan memutuskan suatu hukum -> QS.Al-Maidah : 48 – 49
QS. An-Nisa’ ; 59 dsb
- Permasalahan yang ada bila tidak didapatkan dalam QS boleh melakukan
Istimbat hukum dengan tetap merujuk kepada QS. QS.Isra’ : 15 dan Taqrir
yang dikeluarkan Rasulullah saw.
- Tidak menjadikan paham, mazhab, aliran sebagai keputusan final yang
Undervartable. Paham, aliran, mazhab tidak termasuk Tasyri’ hanya bayan
liat-tasyri’
- Memperbolehkan Ikhtilaf, namun hanya pada masalah Ijtihadiyah
- Tidak memandang hal-hal yang bersifat keduniaan yang tidak ditentukan
oleh QS, namun tetap mengacu pada sifat Basyariah Rasulullah sebagai
syari’at -> “antum a’lamubi umuri dunyakum”
- Suatu hukum dari Ijtihad bersifat debatable (yang dapat dibantah, debat)
bukan merupakan keputusan final

C. Tujuan Profetik Agama Dalam Taat Hukum


- Mendorong seseorang (manusia) berperilaku dan berbuat sesuai dengan
aturan hukum dan perundang-undangan yang sah serta sesuai QS, sehingga
tercipta suatu kondisi masyarakat yang sadar dan taat hukum
- Mendorong seseorang berperilaku yang baik dengan mentauladani pribadi
Rasulullah, agar manusia selamat dan bahagia dunia dan akhirat (antara
manusia dengan manusia, antara manusia dengan Allah serta dengan alam
lingkungan).
- Mengeluarkan manusia dari miopik (cara pandang yang sempit) dan
Primordial dan Formalisme sempit yang akan melahirkan berbagai konflik
sosial, politik bahkan menjurus kepada perpecahan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Apabila berbicara tentang hukum, para ahli hukum hampir sependapat bahwa tidak ada
kemungkinan memberikan definisi hukum. Pada dasarnya manusia meskipun berbeda
jenis, suku bangsa dan ras, di hadapan Allah dan hakim semuanya akan sama. Salah satu aspek
penting dalam pengenalan kepada Allah SWT sebenarnya adalah memahami kehendak-
Nya. secara umum kita bisa berkata bahwa semua kejadian dan pernak-perniknya yang disebut
kehidupan adalah Kehendak Allah SWT yang di mana kehendak Allah SWT itu merupakan
aktualitas dari setiap hasrat ilahiyah yang menjadi peristiwa yang kemudian bisa dirasakan baik
dengan panca inderawi maupun dengan kehalusan citarasa.

Mengenai taat, Taat kepada allah juga disebutkan dalam surat An-nisa ayat 59 yang
artinya“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulullah”. Orang yang
memiliki iman di hati diperintahkan untuk mentaati Allah dan Nabi Muhammad Saw. Orang
yang taat kepada Rasulullah pada hakikatnya taat kepada Allah. Sebab tidak ada satupun
perintah Rasulullah yang bertentangan dengan perintah Allah. Orang yang beriman wajib taat
kepada Allah dan taat pula kepada Rasulullah. Berarti setiap mukmin harus melaksanakan
ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad Saw.

Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Islam mentaati hukum yang dibuat oleh
pencipta manusia harus bersumber dari Al-qur’an itulah yang menghantarkan masyarakat
untuk menikmati kesejahteraan, ketenteraman kedamaian dan sejumlah istilah lainnya yang
semuanya berintikan keadilan. Dan upaya yang harus dilakukan untuk menegakkan hukum
Islam dalam praktek masyarakat dan bernegara harus melalui proses, yaitu proses dakwah dan
proses kultural. Apabila Islam memasyarakat, maka sebagai konsekuensinya hukum harus
ditegakkan.Sementara,fungsi profetik agama adalah menghilangkan klasifikasi sosial tertentu
yang mengakibatkan kebal terhadap hukum, membebaskan manusia dari berbagai sistem dan
struktur yang melestarikan ketidak adilan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7257516/KETAATAN_KEPADA_HUKUM_TUHAN_DAN_FU
NGSI_PROFETIK_AGAMA_PENDIDIKAN_TEKNIK_SIPIL_BANGUNAN_UNIVERSI
TAS_NEGERI_SEBELAS_MARET_SURAKARTA
http://rizkaindrianis.blogspot.com/2014/12/taat-hukum-tuhan-dan-fungsi-profetik.html
https://www.academia.edu/7910043/Makalah_Pendidikan_Agama_Islam
https://www.slideshare.net/mushif/fungsi-profetik-agama-dalam-hukum-islam
https://penaungu.com/hadits-tentang-pemimpin-ulil-amri/
https://www.aifis-digilib.com/uploads/1/3/4/6/13465004/3-3_nanang.pdf
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/kertawicaksana/article/view/721
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/5563/KELIK%20WARDIONO%20
BAB%20II.pdf?sequence=3&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai