Kompetensi Dasar :
1.1 Menganalisis perkembangan negara tradisional (Hindu-Buddha dan Islam) di Indonesia.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu :
1. Mendiskripsikan Hipotesis Waisya tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha di kepulauan Indonesia.
2. Menguraikan munculnya dan berkembangnya kerajaan kerajaan Kutai.
3. Menerangkan munculnya dan berkembangnya kerajaan Tarumanegara.
4. Menjelaskan munculnya dan berkembangnya kerajaan Mataram Kuno
5. Menerangkan munculnya dan berkembangnya kerajaan kerajaan Kediri.
6. Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya kerajaan kerajaan Singasari.
7. Menguraikan munculnya dan berkembangnya kerajaan Majapahit.
8. Mendeskripsikan munculnya dan berkembangnya kerajaan Sunda.
9. Menerangkan munculnya dan berkembangnya kerajaan Bali.
10. Mendeskripsikan Proses masuk dan perkembangan Islam di Nusantara.
11. Menguraikan muncul dan berkembangnya kerajaan Samudera Pasai.
12. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Aceh.
13. Menguraikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Demak.
14. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Pajang.
15. Menguraikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Mataram.
16. Menerangkan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Banten.
17. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Gowa - Tallo.
18. Menjelaskan muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Ternate - Tidore.
MATERI AJAR :
Hubungan dagang antara Indonesia dengan India berpengaruh terhadap masuknya budaya Hindu -
Budha
ke Indonesia. Agama Budha disebarluaskan ke Indonesia oleh para bhiksu, sedangkan mengenai
pembawa
agama Hindu ke Indonesia terdapat 4 teori sebagai berikut :
1. Teori Ksatria
2. Teori Waisya
3. Teori Brahmana
4. Teori Campuran
Bukti tertua adanya pengaruh India di Indonesia adalah ditemukannya Arca Budha dari perunggu
di Sempaga, Sulawesi Selatan.
B. KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) merupakan kerajaan Hindu yang
berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Kerajaan ini dibangun oleh
Kudungga. Diduga ia belum menganut agama Hindu.
Peninggalan terpenting kerajaan Kutai adalah 7 Prasasti Yupa, dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta, dari abad ke-4 Masehi. Salah satu Yupa mengatakan bahwa "Maharaja Kundunga
mempunyai seorang putra bernama Aswawarman yang disamakan dengan Ansuman (Dewa
Matahari). Aswawarman mempunyai tiga orang putra. yang paling terkemuka adalah
Mulawarman.” Salah satu prasastinya juga menyebut kata Waprakeswara yaitu tempat pemujaan
terhadap Dewa Syiwa.
C. TARUMANEGARA
Kerajaan Tarumanegera di Jawa Barat hampir bersamaan waktunya dengan Kerajaan Kutai.
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang
kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382 – 395). Maharaja Purnawarman adalah
raja Tarumanegara yang ketiga (395 – 434 M). Menurut Prasasti Tugu pada tahun 417 ia
memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11
km).
Dari kerajaan Tarumanegara ditemukan sebanyak 7 buah prasasti. Lima diantaranya ditemukan di
daerah Bogor. Satu ditemukan di desa Tugu, Bekasi dan satu lagi ditemukan di desa Lebah, Banten
Selatan. Prasasti-prasasti yang merupakan sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Prasasti Kebon Kopi,
2. Prasasti Tugu,
3. Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiang,
4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
6. Prasasti Jambu, Bogor
7. Prasasti Pasir Awi, Bogor.
D. KERAJAAN SRIWIJAYA
Keadaan alam Pulau Sumatera dan sekitarnya pada abad ke-7 berbeda dengan keadaan sekarang.
Sebagian besar pantai timur baru terbentuk kemudian. Oleh karena itu Pulau Sumatera lebih sempit
bila dibandingkan dengan sekarang, sebaliknya Selat Malaka lebih lebar dan panjang. Beberapa
faktor yang mendorong perkembangan kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan besar antara lain
sebagai berikut :
1. Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan perdagangan
internasional.
2. Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi selat Malaka, sehingga
membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.
3. Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan kerajaan Kamboja
memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala)
yang selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan.
Berdasarkan berita dari I Tsing ini dapat kita ketahui bahwa selama tahun 690 sampai 692,
Kerajaan Melayu sudah dikuasai oleh Sriwijaya. Sekitar tahun 690 Sriwijaya telah meluaskan
wilayahnya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Hal ini juga diperkuat oleh 5
buah prasasti dari Kerajaan Sriwijaya yang kesemuanya ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa
Melayu Kuno. Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai beikut :
Kerajaan Mataram diketahui dari Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 Masehi yang ditulis
dalam
huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Dalam prasasti itu disebutkan bahwa pada mulanya Jawa
(Yawadwipa) diperintah oleh Raja Sanna. Setelah ia wafat Sanjaya naik tahta sebagai
penggantinya.
Sanjaya adalah putra Sannaha (saudara perempuan Sanna).
Prasasti Mantyasih (Prasasti Kedu) yang di dikeluarkan oleh Raja Balitung pada tahun 907
memuat
daftar raja-raja keturunan Sanjaya, sebagai berikut :
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9. Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung
Prasasti Kelurak, 782 M di desa Kelurak disebutkan bahwa Raja Dharanindra membangun
arcaMajusri (= candi sewu). Pengganti raja Dharanindra, adalah Samaratungga. Samaratungga
digantikan oleh putrinya bernama Pramodawardhani. Dalam Prasasti Sri Kahulunan (= gelar
Pramodawardhani) berangka tahun 842 M di daerah Kedu, dinyatakan bahwa Sri Kahulunan
meresmikan pemberian tanah untuk pemeliharaan candi Borobudur yang sudah dibangun sejak
masa pemerintahan Samaratungga.
Pramodhawardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang beragama Hindu. Adik
Pramodhawardhani, Balaputradewa menentang pernikahan itu. Pada tahun 856 Balaputradewa
berusaha merebut kekuasaan dari Rakai Pikatan, namun usahanya itu gagal. Setelah pemerintahan
Rakai Pikatan, Mataram menunjukkan kemunduran. Sejak pemerintahan Raja Balitung banyak
mengalihkan perhatian ke wilayah Jawa Timur. Raja-raja setelah Balitung adalah :
1. Daksa (910 – 919). Ia telah menjadi rakryan mahamantri I hino (jabatan terttinggi sesudah raja)
pada masa pemerintahan Balitung.
2. Rakai Layang Dyah Tulodong (919 – 924)
3. Wawa yang bergelar Sri Wijayalokanamottungga (924 – 929)
Wawa merupakan raja terakhir kerajaan Mataram. Pusat kerajaan kemudian dipindahkan oleh
seorang mahapatihnya (Mahamantri I hino) bernama Pu Sindok ke Jawa Timur.
Pu Sindok yang menjabat sebagai mahamantri i hino pada masa pemerintahan Raja Wawa
memindahkanpusat pemerintahan ke Jawa Timur tersebut. Pada tahun 929 M, Pu Sindok naik tahta
dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmattunggadewa. la mendirikan
dinasti baru, yaitu Dinasti Isana. Pu Sindok memerintah sampai dengan tahun 947. Pengganti-
penggantinya dapat diketahui dari yang dikeluarkan oleh Airlangga, yaitu Prasasti Calcuta.
Berdasarkan berita Cina diperoleh keterangan bahwa Raja Dharmawangsa pada tahun 990 - 992 M
melakukan serangan terhadap Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1016, Airlangga datang ke Pulau
Jawa untuk meminang putri Dharmawangsa. Namun pada saat upacara pernikahan berlangsung
kerajaan mendapat serangan dari Wurawuri dari Lwaram yang bekerjasama dengan Kerajaan
Sriwijaya. Peristiwa ini disebut peristiwa Pralaya. Selama dalam pengassingan ia menyusun
kekuatan. Setelah berhasil menaklukkan raja Wurawari pada tahun 1032 dan mengalahkan Raja
Wijaya dari Wengker Pada tahun 1035 ia berhasil mengembalikan kekuasaan. Airlangga wafat
pada tahun 1049 dan disemayamkan di Parthirtan Belahan, di lereng gunung Penanggungan.
G. KERAJAAN KADIRI
Pada akhir pemerintahannya Airlangga kesulitan dalam menunjuk penggantinyam, sebab Putri
Mahkotanya bernama Sanggramawijaya menolak menggantikan menjadi raja. la memilih menjadi
seorang pertapa. Maka tahta diserahkan kepada kedua orang anak laki-lakinya, yaitu : Jayengrana
dan Jayawarsa. Untuk menghindari perselisihan di antara keduanya maka kerajaan di bagi dua atas
bantuan Pu Barada
yaitu:
1. Jenggala dengan ibukotanya Kahuripan
2. Panjalu dengan ibukotanya Daha (Kadiri)
Sampai setengah abad lebih sejak Airlangga mengundurkan diri tidak ada yang dapat diketahui dari
kedua kerajaan itu. Kemudian hanya Kadiri yang menunjukkan aktifitas politiknya. Raja pertama
yang muncul dalam pentas sejarah adalah Sri Jayawarsa dengan prasastinya yang berangka tahun
1104 M. Selanjutnya berturut-turut raja-raja yang berkuasa di Kadiri adalah sebagai berikut :
Kameswara (±1115 – 1130), Jayabaya (±1130 – 1160), 1135), Sarweswara (±1160 – 1170),
Aryyeswara (±1170 – 1180), Gandra (1181), Srengga (1190-1200) dan Kertajaya (1200 - 1222).
Pada tahun 1222 terjadilah Perang Ganter antara Ken arok dengan Kertajaya. Ken Arok dengan
bantuan para Brahmana (pendeta) berhasil mengalahkan Kertajaya di Ganter (Pujon, Malang).
H. KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Dalam kitab Pararaton Ken Arok digambarkan
sebagai seorang pencuri dan perampok yang sakti, sehingga menjadi buronan tentara Tumapel.
Setelah mendapatkan bantuan dari seorang Brahmana, Ken Arok dapat mengabdi kepada Akuwu
(bupati) di Tumapel bernama Tunggul Ametung. Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung,
Ken Arok menggantikannya sebagai penguasa Tumapel. Ia juga menjadikan Ken Dedes, istri
Tunggul Ametung, sebagai permaisurinya. Pada waktu itu Tumapel masih berada di bawah
kekuasaan Kerajaan Kadiri.
Setelah merasa memiliki kekuatan yang cukup, Ken Arok berusaha untuk melepaskan diri dari
Kadiri. Pada tahun 1222 Ken Arok berhasil membunuh Kertajaya, raja Kadiri terakhir. Ia kemudian
naik tahta sebagai raja Singasari dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Girinda.
Tidak lama kemudian, Ken Dedes melahirkan seorang putra bernama Anusapati hasil
pernikahannya dengan Tunggul Ametung. Sedangkan dari istri yang lain, yaitu Ken Umang, Ken
Arok mempunyai seorang putra bernama Tohjaya. Pada tahun 1227, Ken Arok dibunuh oleh
Anusapati. Hal ini dilakukan sebagai balas dendam atas kematian ayahnya, Tunggul Ametung.
Anusapati mengantikan berkuasa di Singasari. Ia memerintah selama 21 tahun. Sampai akhirnya ia
dibunuh oleh Tohjaya, juga sebagai balas dendam atas kematian ayahnya.
Tohjaya naik tahta. Ia memerintah dalam waktu sangat singkat. Ia kemudian terbunuh oleh
Ranggawuni(putra Anusapati). Pada tahun 1248 Ranggawuni naik tahta dengan gelar Srijaya
Wisnuwardhana. Pada tahun 1254 Wisnuwardhana mengangkat putranya Kertanegara sebagai
Yuwaraja atau Raja Muda. Wisnuwardana wafat pada tahun 1268 di Mandragiri.
Pada tahun 1268 Kertanegara naik tahta. la merupakan raja terbesar kerajaan Singasari.
Kertanegara merupakan raja pertama yang bercita-cita menyatukan Nusantara. Pada tahun 1275,
Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu ke Sumatera (Jambi) dipimpin oleh Kebo Anabrang.
Ekspedisi ini bertujuan menuntut pengakuan Sriwijaya dan Malayu atas kekuasaan Singasari.
Ekspedisi ini juga untuk mengurangi pengaruh Kubilai Khan dari Cina di Nusantara.
Ekspedisi ini menimbulkan rasa khawatir raja Mongol tersebut. Oleh karena itu pada tahun 1289
Kubilai Khan mengirimkan utusan bernama Meng-chi menuntut Singasari mengakui kekuasaan
Kekaisaran Mongol atas Singasari. Kertanegara menolak tegas, bahkan utusan Cina itu dilukai
mukanya. Perlakukan tersebut dianggap sebagai penghinaan dan tantangan perang.
Untuk menghadapi kemungkinan serangan dari tentara Mongol pasukan Singasari disiagakan dan
dikirim ke berbagai daerah di Laut Jawa dan di Laut Cina Selatan. Sehingga pertahanan di ibukota
lemah. Hal ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak senang terhadap Kertanegara, diantaranya
Jayakatwang penguasa Kadiri dan Arya Wiraraja (bupati Madura). Pasukan Kadiri berhasil
menduduki istana dan membunuh Kertanegara.
I. KERAJAAN MAJAPAHIT
Setelah Kertanegara terbunuh oleh Jayakatwang, 1292. Raden Wijaya menantu Kertanegara
berhasil melarikan diri ke Madura untuk minta bantuan Arya Wiraraja, bupati Sumenep. Atas
nasihat Arya Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada Jayakatwang. Atas jaminan dari
Arya Wiraraja, Raden Wijaya diterima dan diperbolehkan membuka hutan Tarik yang terletak di
dekat Sungai Brantas. Dengan bantuan orang-orang Madura, pembukaan hutan Tarik dibuka dan
diberi nama Majapahit.Kemudian datanglah pasukan Tartar yang dikirim Kaisar Kubilai Khan
untuk menghukum raja Jawa. Walaupun sudah mengetahui Kertanegara sudah meninggal, tentara
Tartar bersikeras mau menghukum raja Jawa. Hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk
membalas dendam kepada Jayakatwang. Jayakatwang berhasil dihancurkan. Pada waktu tentara
Tartar hendak kembali kepelabuhan, Raden Wijaya menghancurkan tentaraTartar, Setelah berhasil
mengusir tentara Tartar, Raden Wijaya dinobatkan sebagai Raja Majapahit dengan gelar Sri
Kertarajasa Jayawardhana pada tahun 1293.Kertarajasa meninggal pada tahun 1309. Satu-satunya
putra yang dapat menggantikannya adalah Kalagamet. la dinobatkan sebagai raja Majapahit dengan
gelar Sri Jayanagara. Ia bukanlah raja yang cakap. Selain itu ia juga mendapatkan banyak pengaruh
dari Mahapati. Akibatnya masa pemerintahannya diwarnai dengan adanya beberapa kali
pemberontakan.
Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti, pada tahun 1319. Kuti berhasil
menduduki ibukota Majapahit, sehingga Jayanagara harus melarikan diri ke desa Bedander yang
dikawal oleh pasukan Bhayangkari dipimpin oleh Gajah Mada. Pemberontakan Kuti ini berhasil
ditumpas oleh
Gajah Mada. Karena jasanya Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan. Pada tahun 1328
Jayanagara
mangkat dibunuh oleh tabib istana, Tanca. Tanca kemudian dibunuh oleh Gajah Mada. Jayanagara
tidak
meninggalkan keturunan.
Karena Jayanagara tidak mempunyai keturunan, maka yang berhak memerintah semestinya adalah
Gayatri atau Rajapatni. Akan tetapi Gayatri telah menjadi bhiksuni. Maka pemerintahan Majapahit
kemudian dipegang oleh putrinya Bhre Kahuripan dengan gelar Tribhuwana Tunggadewi
Jayawisnuwardhani. la menikah dengan Kertawardhana. Dari perkawinan ini lahirlah Hayam
Wuruk.
Pada tahun 1331 terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta. Pemberontakan yang berbahaya ini dapat
ditumpas oleh Gajah Mada. Karena jasanya Gajah Mada diangkat sebagai Patih Mangkubumi
Majapahit.
Pada saat pelantikan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Pada tahun 1350 M, lbu Tribhuwanatunggadewi, Gayatri meninggal. Sehingga Tribhuwana turun
tahta.
Penggantinya adalah putranya yang bernama Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanagara. Di bawah
pemerintahan Hayam Wuruk dengan Gajah Mada sebagai Mahapatihnya, Majapahit mencapai
puncak
kejayaannya. Dengan Sumpah Palapa-nya Gajah Mada berhasil menguasai seluruh kepulauan
Nusantara
ditambah dengan Siam, Martaban (Birma), Ligor, Annom, Campa dan Kamboja.
Pada tahun 1364, Patih Gajah Mada wafat ditempat peristirahatannya, Madakaripura, di lereng
Gunung
Tengger. Setelah Gajah Mada meninggal, Hayam Wuruk menemui kesulitan untuk menunjuk
penggantinya. Akhirnya diputuskan bahwa pengganti Gajah Mada adalah empat orang menteri.
Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389. Ia disemayamkan di Tayung daerah Berbek, Kediri.
Seharusnya
yang menggantikan adalah puterinya yang bernama Kusumawardhani. Namun ia menyerahkan
kekuasaannya kepada suaminya, Wikramawardhana. Sementara itu Hayam Wuruk juga mempunyai
anak
laki-laki dari selir yang bernama Bhre Wirabhumi yang telah mendapatkan wilayah keuasaan di
Kedaton
Wetan (Ujung Jawa Timur). Pada tahun 1401 hubungan Wikramawardhana dengan Wirabhumi
berubah
mejadi perang saudara yang dikenal sebagai Perang Paregreg. Pada tahun 1406 Wirabhumi dapat
dikalahkan di dibunuh. Tentu saja perang saudara ini melemahkan kekuasaan Majapahit. Sehingga
banyak wilayah-wilayah kekuasaannya melepaskan diri.
2. KERAJAAN ACEH
Pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan lbrahim
(1514 - 1528). Sejak tahun 1515 Aceh sudah berani menyerang Portugis di Malaka dan juga
menyerang Kerajaan Aru. Sultan Ali Mughayat Syah digantikan putranya bergelar Sultan
Salahuddin (1528 - 1537). Ia tidak mampu memerintah Aceh dengan baik sehingga Aceh
mengalami kemerosotan. Oleh karena itu ia digantikan saudaranya Sultan Alauddin Riayat Syah
(1537 - 1568). Setelah Sultan Alaudin meninggal Aceh mengalami masa suram. Pemberontakan
dan perebutan kekuasaan sering terjadi. Keadaan ini berlangsung cukup lama sampai dengan Sultan
lskandar Muda naik tahta (1607 - 1636 M).
Di bawah pemerintahan Sultan lskandar Muda, kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya.
lskandar Muda beberapa melakukan penyerangan terhadap Portugis dan Kerajaan Johor di
Semenanjung Malaka. Aceh juga menduduki daerah-daerah seperti Aru, Pahang, Kedah, Perlak dan
Indragiri, sehingga wilayah Aceh sangat luas.
Sultan lskandar Muda digantikan oleh menantunya yang bergelar Sultan lskandar Thani (1636 -
1641). la melanjutkan tradisi kekuasaan Sultan lskandar Muda, tetapi ia tidak lama memerintah
karena wafat tahun 1641 M. Penggantinya, permaisurinya (Putri lskandar Muda), yang bergela Putri
Sri Alam Permaisuri (1641 - 1675). Sejak itu Kerajaan Aceh terus mengalami kemunduran dan
akhimya runtuh karena
dikuasai Belanda.
3. KERAJAAN DEMAK
Pada mulanya Demak dikenal dengan nama Glagah Wangi. Sebagai Kadipaten dari Majapahit,
Demak dikenal juga dengan sebutan Bintoro. Kata Demak merupakan akronim yang berarti gede
makmur atau hadi makmur yang berarti besar dan sejahtera. Faktor-faktor pendorong berdirinya
Kerajaan Islam Demak adalah :
1. Runtuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga para pedagang Islam mencari tempat
persinggahan dan perdagangan baru, diantaranya Demak.
2. Raden Fatah sebagai pendiri Kerajaan Demak masih keturunan raja Majapahit, Brawijaya V,
dalam perkawinannya dengan putri Ceumpa yang beragama Islam.
3. Raden Fatah mendapat dukungan dari para wali, yang sangat dihormati pada waktu itu.
4. Banyak adipati-adipati pesisir yang tidak puas dengan Majapahit dan mendukung Raden Fatah.
5. Mundur dan runtuhnya Majapahit karena Perang Paregreg.
6. Pusaka keraton Majapahit sebagai lambang pemegang kekuasaan diberikan kepada Raden
Fatah. Dengan demikian Kerajaan Islam Demak merupakan kelanjutan dari Kerajaan Majapahit
dalam bentuknya yang baru.
Pada tahun 1500 M, Raden Fatah melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Raden Fatah
mendirikan kesultanan Demak dengan gelar Sultan Alam Akbar al Fatah (1500 -1518 M). Pada
tahun 1518 Raden Fatah wafat. la digantikan putranya bernama Adipati Unus (Muhammad Yunus.
Pati Unus hanya memerintah selama tiga tahun. la meninggal dalam usia muda. Karena Pati Unus
wafat tidak meninggalkan putra, maka ia digantikan oleh salah seorang adiknya bernama Raden
Trenggana (1521 –1546 M).
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggana, Demak mencapai puncak kejayaannya. Pada waktu itu
Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat, bahkan mau mendirikan benteng dan
kantor diSunda Kelapa, dengan persetujuan raja Pajajaran, Samiam. Oleh karena itu pada tahun
1522 Demak mengirimkan pasukan ke Jawa Barat dipimpin oleh Fatahillah. la berhasil menduduki
Banten dan Cirebon serta mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Sejak
itu Sunda Kelapa dirubah namanya menjadi Jayakarta.
Perluasan pengaruh ke Jawa Timur dipimpin langsung oleh Sultan Trenggana. Satu per satu
daerah-daerah di Jawa Timur berhasil dikuasai seperti Madiun, Gresik, Tuban, Singosari dan
Blambangan. Tetapi ketika menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggana gugur.
Setelah Trenggana wafat, terjadi perebutan kekuasaan antara Surawiyata atau Pangeran Sekar Seda
ing Lepen (adik Trenggana) dengan Sunan Prawoto (putra Trenggana). Surawiyata berhasil
dibunuh oleh utusan Sunan Prawoto. Putra Surawiyata bernama Arya Penangsang dari Jipang
menuntut balas dan berhasil membunuh Sunan Prawoto.
Arya Penangsang kemudian menduduki tahta kerajaan Demak. Kekacauan kembali memuncak
ketika Arya Penangsang membunuh adipati Jepara bernama Pangeran Hadiri. Ia adalah suami dari
Ratu Kalinyamat, adik kandung Sunan Prawoto. Pembunuhan itu dilakukan karena Hadiri dianggap
telah ikut campur dalam persoalannya dengan Sunan Prawoto.
Kalinyamat akhirnya mengangkat senjata memberanikan diri untuk melawan Arya Penangsang. Ia
berhasil menggerakkan adipati-adipati dan pejabat lain untuk melawan Arya Penagsang. Akhirnya
Arya berhasil dibunuh oleh Ki Jaka Tingkir yang dibantu oleh Kyai Gede Pamanahan dan putra
angkatnya Bagus Dananjaya serta Ki Penjawi dan Juru Mertani. Kemudian JakaTingkir naik tahta
dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Demak ke Pajang.
4. KERAJAAN BANTEN
Setelah berhasil menduduki Banten, Fatahillah berkuasa didaerah tersebut. Sedangkan daerah
Cirebon diserahkan kepada putranya bernama Pangeran Pasarean. Pada tahun 1522 Pangeran
Pasarean wafat. Sehingga Fatahillah menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin. Sedangkan
Fatahillah memilih memerintah di Cirebon. Ia dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Sultan
Hasanuddin dikenal sebagai Sultan pertama di Banten berhasil memperluas daerah kekuasaannya
ke Lampung. Pada tahun 1570 M, Sultan Hasanuddin wafat dan digantikan putranya bergelar
Panembahan Yusuf.
Pada tahun 1579 M. Panembahan Yusuf berhasil menaklukkan Kerajaan Hindu terakhir di Jawa
Barat, kerajaan Pakuan Pajajaran. Pada tahun 1580 M, Panembahan Yusuf wafat. la digantikan
putranya yang masih berusia 9 tahun, yaitu Maulana Muhammad. Karena usianya terlalu muda,
maka pemerintahan dipegang oleh seorang Mangkubumi sampai ia dewasa. Pada masa
pemerintahan Maulana Muhammad datanglah untuk pertama kalinya orang Belanda di Banten
(Indonesia) dipimpin oleh Cornelis de Houtman tahun 1596. Pada tahun itu pula Maulana
Muhammad memimpin pasukan Banten menyerang Palembang. Serangan ini gagal bahkan
Maulana Muhammad tertembak dan akhimya wafat. la digantikan putranya bernama Abdul
Mufakhir yang baru berumur 5 bulan. Oleh karena itu pemerintahan dipegang oleh seorang
mangkubumi, yaitu Pangeran Ranamenggala, pada tahun 1608.
Pengganti Abdul Mutakhir adalah Abdul Fatah yang bergelar Sultan Ageng Tirtayasa. Ia
merupakan raja terbesar Banten. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil memajukan perdagangan.
Sehingga Bandar Banten berkembang menjadi bandar internasional yang dikunjungi oleh kapal-
kapal Persia, Arab, Cina, Inggris, Perancis dan Denmark. Akan tetapi Sultan AgengTirtayasa
sangat anti VOC yang telah merebut Jayakarta dari Banten. Sehingga Belanda pun selalu berupaya
menjatuhkan Banten.
Ketika terjadi perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya Abdul Kahar yang
dikenal sebagai Sultan Haji, Belanda mengambil kesempatan untuk melancarkan politik adu domba
(devide et impera). Kesempatan itu datang ketika Sultan Haji dalam keadaan terdesak, Ia meminta
bantuan VOC. Akhirnya pada tahun 1682 Sultan Ageng Tirtayasa menyerah, lalu ditawan di
Batavia sampai wafatnya
tahun 1692. Setelah itu, kerajaan Banten terus mengalami kemunduran dan akhirnya dikuasai
sepenuhnya oleh Belanda pada tahun 1775.
5. KERAJAAN MATARAM
Setelah runtuhnya kerajaan Demak, pusat pemerintahan dipindahkan ke Pajang oleh Sultan
Hadiwijaya. Sedangkan Demak hanya sebagai kadipaten dari Kerajaan Pajang yang dipimpin oleh
Arya Pangiri (Putra Prawoto). Kiai Ageng Pemanahan yang berjasa besar dalam membantu
Hadiwijaya mendapat imbalan daerah Mataram. Dalam waktu singkat Mataram berkembang pesat.
Namun pada tahun 1575 Kiai Ageng Pemanahan meninggal. Pemerintahannya diteruskan oleh
putra angkatnya bernama Bagus Dananjaya atau Sutawijaya.
Sementara itu Sultan Hadiwijaya meninggal pada tahun 1582. Pangeran Benowo, Putra
Hadiwijaya, disingkirkan oleh Arya Pangiri. Untuk merebut kembali kekuasaannya, Pangeran
Benowo meminta bantuan, Sutawijaya dari Mataram. Pajang diserang dan akhirnya Arya Pangiri
menyerah. Sedangkan Pangeran Benowo tidak sanggup untuk menghadapi Sutawijaya. Maka sejak
tahun 1586 pusat pemerintahan dipindahkan dari Pajang ke Mataram oleh Sutawijaya.
Sutawijaya naik tahta Kerajaan Mataram dengan gelar Panembahan Senapati ing Alaga Sayyidin
Panatagama (1586-1601). Masa pemerintahan Panembahan Senapati diwarnai dengan perang terus-
menerus dalam rangka untuk menundukkan para bupati yang memberontak maupun untuk
memperluas wilayah kekuasaannya. Sebelum usahanya tersebut selesai, Panembahan Senapati
wafat pada tahun 1601. Ia dimakamkan di Kota gede. Penggantinya adalah putranya yang bernama
Mas Jolang (1601 – 1613) dengan gelar Sultan Anyokrowati.
Pada masa pemerintahan Mas Jolang banyak bupati di Jawa Timur memberontak. Pemberontakan
ini dihadapi dengan susah payah oleh Mas Jolang. Namun sebelum pemberontakan tersebut dapat
diselesaikan pada tahun 1913, Mas Jolang wafat di Krapyak. Ia juga dimakamkan di Kota Gede.
Penggantinya adalah putranya yang bernama Raden Mas Martapura. Tetapi karena sakit-sakitan, ia
turun tahta dan digantikan oleh Raden Mas Rangsang.
Raden Mas Rangsang naik tahta dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma Senapati ing Alaga
Ngabdurahman. Di bawah pemerintahannya Mataram mencapai puncak kejayaannya. Sultan Agung
bercita-cita untuk mempersatukan Pulau Jawa. Akan tetapi, antara Mataram dan Banten terdapat
Batavia, markas VOC, sebagai penghalang. Oleh karena itu pada tahun 1628 dan 1629 Sultan
Agung mengirim pasukan yang dipimpin oleh Baurekso untuk menyerang VOC di Batavia yang
sedang dipimpin oleh J.P. Coen, namun kedua serangan itu gagal.
Sultan Agung wafat pada tahun 1645 . la digantikan putranya yang bergelar Amangkurat I (1645
-1677). Pada masa pemerintahannya, Belanda mulai masuk ke daerah Mataram. Bahkan
Amangkurat I menjalin hubungan baik dengan Belanda. Selain itu sikap Amangkurat I yang
sewenang-wenang menimbulkan pemberontakan-pemberontakan. Pemberontakan yang paling
berbahaya adalah pemberontakan Trunojoyo dari Madura. Dalam pertempuran itu Amangkurat I
terluka dan dilarikan ke Tegalwangi, hingga meninggal. Pada masa pemerintahan Amangkurat II
(1677 – 1903) Kerajaan Mataram semakin sempit. Banyak daerah kekuasaannya yang diambil alih
oleh VOC. Ibu kota kerajaan dipindahkan ke Kartasura. Setelah Amangkurat II meninggal,
Kerajaan Mataram semakin suram. Hal ini disebabkan seringkali terjadi perebutan kekuasaan
diantara kaum bangsawan.
Politik devide et impera Belanda menampakkan hasilnya ketika dilakukan Perjanjian Giyanti pada
tahun
1755. Perjanjian tersebut bertujuan untuk meredam pemberontakan yang dipimpin oleh
Mangkubhumi di
Yogyakarta. Melalui perjanjian tersebut Kerajaan Mataram dipecah menjadi dua, yaitu :
1. Kesuhunan Surakarta, yang dipimpin oleh Susuhanan Paku Buwono III (1749-1788).
2. Kesultanan Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat) dengan Mangkubumi sebagai rajanya,
bergelar Sultan Hamengkubuwono I (1755 - 1792).
Sementara itu pemberontakan yang dilakukan oleh Mas Said (Pangeran Samber Nyawa) terhadap
Surakarta. Untuk meredam perlawanan itu pada tahun 1757 diadakan perjanjian yang hampir sama
dengan Perjanjian Giyanti, yaitu Perjanjian Salatiga. Isinya menobatkan Mas Said sebagai raja di
wilayah Mangkunegaran yang ketika itu menjadi bagian dari Kasuhunan Surakarta, dengan gelar
Pangeran Adipati Arya Mangkunegara. Sejak tahun 1811 willayah jajahan Belanda di Indonesia
jatuh ke tangan Inggris dengan tokohnya Thomas Stamford Raffles. Ia adalah seorang yang liberal
dan tidak menyukai sistem feodalisme. Sehingga timbullah ketegangan antara Raffles dengan
Keraton Yogyakarta. Akhirnya, pada tahun 1813, Raffles menyerahkan sebagian wilayah
Yogyakarta kepada Paku Alam. Maka hingga kini kerajaan Mataram pecah menjadi empat kerajaan
kecil, yaitu :
1. Kesuhunan Surakarta
2. Kesultanan Yogyakarta
3. Magkunegaran
4. Paku Alaman
Kerajaan Gowa dan Tallo (Makasar) menjadi kerajaan Islam karena dakwah dari Datuk Ri Bandang
dan Datuk Sulaiman dari Minangkabau. Setelah masuk Islam, raja Gowa, Daeng Manrabia bergelar
Sultan Alaudin. Dan raja Tallo, Kraeng Mantoaya bergelar Sultan Abdullah,. Kerajaan Gowa-Tallo
terletak pada posisi yang strategis yaitu, diantara jalur pelayaran antara Malaka dan Maluku.Sultan
Alaudin memerintah Makasar pada 1591 - 1639. la juga dikenal sebagai sultan yang sangat
menentang Belanda, hingga wafat pada tahun 1639. la digantikan putranya Sultan Muhammad Said
(1639 - 1653). Muhammad Said mengirimkan pasukan ke Maluku, untuk membantu rakyat Maluku
yang sedang berperang melawan Belanda. Pengganti Muhammad Said adalah putranya bergelar
Sultan Hasanuddin (1653 - 1669).
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Makasar mencapai masa kejayaannya.
Dalam waktu singkat Kerajaan Makasar berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Sulawesi
Selatan. la juga memperluas wilayah kekuasaannya di Nusa Tenggara seperti Sumbawa dan
sebagian Flores. Dengan demikian kegiatan perdagangan melalui Laut Flores harus singgah di
Makasar. Hal ini ditentang oleh
Belanda, karena hubungan Ambon dan Batavia yang telah dikuasai oleh Belanda terhalang oleh
kekuasaan Makasar. Keberanian Hasanuddin memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku
mengakibatkan Belanda semakin terdesak.
Dalam rangka menguasai Makasar, Belanda melakukan politik devide at impera. Kesempatan yang
baik datang ketika pada tahun 1660 Raja Soppeng – Bone bernama Aru Palaka yang sedang
memberontak kepada kerajaan Gowa. Karena merasa terdesak Aru Palaka meminta bantuan VOC.
Sultan Hasanuddin dapat dikalahkan dan harus menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun
1667. Sultan Hasanuddin digantikan putranya Sultan Amir Hamzah. la tidak mampu
mempertahankan Makasar dari serbuan Belanda secara besar-besaran.
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama (2 x 45’)
A. Kegiatan awal (10’)
Mengucapkan salam dengan ramah ketika memasuki ruang kelas
Berdoa sebelum membuka pelajaran
Memeriksa kehadiran siswa
Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya
Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari;
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
Mempersiapkan materi ajar, model, alat peraga.
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai-nilai karakter dan kewirausahaan
Elaborasi
Bersama siswa berdiskusi membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Kutai dan
Tarumanegara melalui studi pustaka, diskusi dan presentasi. eksplorasi internet,
Berdiskusi tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi kerajaan Kutai dan
Tarumanegara melalui studi pustaka.
Konfirmasi
Presentasi dan tanya jawab
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
Elaborasi
Studi pustaka, eksplorasi internet dan diskusi kelompok membahas munculnya dan
berkembangnya kerajaan Bali
Studi pustaka, eksplorasi internet dan diskusi kelompok membahas munculnya dan
berkembangnya kerajaan Sunda
Studi pustaka, eksplorasi internet dan diskusi kelompok membahas tentang perkembangan
kehidupan politik, sosial dan ekonomi kerajaan Sunda dan Bali
Konfirmasi
Presentasi dan tanya jawab
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
Elaborasi
Bersama siswa membahas munculnya dan berkembangnya kerajaan Islam Gowa - Tallo melalui
studi pustaka, dan diskusi.
Berdiskusi tentang upaya-upaya Sultan Hasanuddin mengusir VOC dari Makasar melalui studi
pustaka dan diskusi.
Konfirmasi
Bertanya jawab tentang perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi kerjaan Islam
Gowa - Tallo
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa membuat kliping gambar-gambar peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di
Nusantara
PENILAIAN :
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian proses pada
saat kegiatan berlangsung, tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), dan penugasan.
Kompetensi Dasar :
1.2 Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC,
Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
- Mendeskripsikan perkembangan sistem pemerintahan dan struktur birokrasi di Hindia Belanda pada
masa VOC
- Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi, militer, ekonomi dan sosial pada masa
Pemerintah Herman Willem Daendels
- Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi, ekonomi, sosial dan Ilmu Pengetahuan di Hindia
Belanda pada masa Pemerintah Thomas Stamford Raffles
- Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi dan ekonomi di Hindia Belanda pada masa
Pemerintah Pemerintahan Hindia Belanda (Komisaris Jenderal)
- Mendeskripsikan perkembangan sistem Tanam Paksa di Hindia Belanda pada masa Pemerintah Van
Den Bosch
- Mendeskripsikan penerapan politik ekonomi liberal kolonial
- Mendeskripsikan penerapan politik etis pada bidang pemerintahan, hukum, ekonomi, dan
pendidikan
- Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda.
- Mendiskripsikan Mendiskripsikan kebijakan politik Pemerintah Pendudukan Jepang di Indonesia
- Mendiskripsikan Pembentukan Gerakan 3A, Poetra dan Jawa Hokokai.
- Mendiskripsikan kerjasama Pemerintah Pendudukan Jepang dengan kaum nasionalis Islam
- Mendiskripsikan pengerahan pemuda dan pembentukan organisasi semi militer.
- Mendiskripsikan Pengerahan tenaga rakyat, ekonomi dan bhan pangan pada masa pendudukan
Jepang
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu :
1. Mendeskripsikan perkembangan sistem pemerintahan dan struktur birokrasi di Hindia Belanda
pada masa VOC
2. Mengidentifikasi perkembangan sistem birokrasi, militer, ekonomi dan sosial pada masa
Pemerintah Herman Willem Daendels
3. Menjelaskan perkembangan sistem birokrasi, ekonomi, sosial dan Ilmu Pengetahuan di Hindia
Belanda pada masa Pemerintah Thomas Stamford Raffles
4. Menerangkan perkembangan sistem birokrasi dan ekonomi di Hindia Belanda pada masa
Pemerintah Pemerintahan Hindia Belanda (Komisaris Jenderal)
5. Menjabarkan perkembangan sistem Tanam Paksa di Hindia Belanda pada masa Pemerintah Van
Den Bosch
6. Menerangkan penerapan politik ekonomi liberal kolonial
7. Mendeskripsikan penerapan politik etis pada bidang pemerintahan, hukum, ekonomi, dan
pendidikan
8. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda.
9. Menjelaskan Mendiskripsikan kebijakan politik Pemerintah Pendudukan Jepang di Indonesia
10. Menerangkan Pembentukan Gerakan 3A, Poetra dan Jawa Hokokai.
11. Mendiskripsikan kerjasama Pemerintah Pendudukan Jepang dengan kaum nasionalis Islam
12. Menjabarkan pengerahan pemuda dan pembentukan organisasi semi militer.
13. Mendiskripsikan Pengerahan tenaga rakyat, ekonomi dan bahan pangan pada masa pendudukan
Jepang
Pada tahun 1595 Coenelis de Houtman yang sudah merasa mantap, mengumpulkan modal untuk
membiayai perjalanan ke Timur Jauh. Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan De Keyzer
dengan 4 buah kapal memimpin pelayaran menuju Nusantara. Pada bulan Juni 1596 pelayaran yang
dipimpin oleh De Houtman berhasil berlabuh di Banten.
Untuk mendapatkan keuntungan yang besar VOC menerapkan monopoli perdagangan. Bahkan
pelaksanaan monopoli VOC di Maluku lebih keras dari pada pelaksanaan monopoli bangsa Portugis.
Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain
sebagai berikut :
1. Verplichte Leverantie
2. Contingenten
3. Ekstirpasi
4. Pelayaran Hongi
KEMUNDURAN VOC
Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad ke-18. Hal ini disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut :
1. Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC
2. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya wilayah kekuasaan VOC
3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar
4. Adanya persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang Portugis (Compagnie
des Indies) dan kongsi dagang Inggris (East Indian Company).
5. Hutang VOC yang sangat besar
6. Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran
7. Berkembangnya faham liberalisme, sehingga monopoli perdagangan yang diterapkan VOC tidak
sesuai lagi untuk diteruskan
8. Pendudukan Perancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795, menganggap badan seperti VOC
tidak dapat diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris, sehingga VOC harus dibubarkan.
Pada tahun 1795 dibentuklah panitia pembubaran VOC. Pada tahun itu pula hak octroi dihapus. VOC
dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta gulden.
Selanjutnya semua hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh pemerintah kerajaan Belanda.
B. MASA PEMERINTAHAN KOLONIAL HINDIA BELANDA
Pada tahun 1795, Partai Patriot Belanda yang anti raja, atas bantuan Perancis, berhasil merebut
kekuasaan. Sehingga di Belanda terbentuklah pemerintahan baru yang disebut Republik Bataaf.
Republik ini menjadi boneka Perancis yang sedang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Sedangkan raja
Belanda, Willem V, melarikan diri dan membentuk pemerintah peralihan di Inggris. Pada waktu itu
antara Inggris dan Perancis sedang bermusuhan dengan hebatnya.
Setelah berakhirnya kekuasaan Inggris, yang berkuasa di Indonesia adalah Pemerintahan Hindia
Belanda. Pada mulanya pemerintahan ini merupakan pemerintahan kolektif yang terdiri dari tiga orang,
yaitu : Flout, Buyskess dan Van Der Capellen. Mereka berpangkat komisaris Jendral. Masa peralihan
ini hanya berlangsung dari tahun 1816 – 1819. Pada tahun 1819, kepala pemerintahan mulai dipegang
oleh seorang Gubernur Jendral Van Der Capellen (1816-1824)
Pada kurun waktu 1816-1830, pertentangan antara kaum liberal dan kaum konservatif terus
berlangsung. Sementara itu kondisi di negeri Belanda dan di Indonesia semakin memburuk. Oleh
karena itulah usulan Van Den Bosch untuk melaksanakan Cultuur Stelsel (tanam paksa) diterima
dengan baik, karena dianggap dapat memberikan keuntungan yang besar bagi negeri induk.
Ketentuan ketentuan tersebut memang kelihatan tidak terlampau menekan rakyat. Dalam prakteknya,
sistem tanam paksa seringkali menyimpang, sehingga rakyat banyak dirugikan, misalnya:
1. Perjanjian tersebut seharusnya dilakukan dengan suka rela akan tetapi dalam pelaksanaannya
dilakukan dengan cara-cara paksaan.
2. Luas tanah yang disediakan penduduk lebih dari seperlima tanah mereka. Seringkali tanah tersebut
satu per tiga bahkan semua tanah desa digunakan untuk tanam paksa.
3. Pengerjaan tanaman-tanaman ekspor seringkali jauh melebihi pengerjaan tanaman padi. Sehingga
tanah pertanian mereka sendiri terbengkelai.
4. Pajak tanah masih dikenakan pada tanah yang digunakan untuk proyek tanam paksa.
5. Kelebihan hasil panen setelah diperhitungkan dengan pajak tidak dikembalikan kepada petani.
6. Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani
7. Buruh yang seharusnya dibayar oleh pemerintah dijadikan tenaga paksaan.
1. LATAR BELAKANG
a. Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa yang telah menimbulkan penderitaan rakyat pribumi namun
memberikan keuntungan besar bagi Pemerintah Kerajaan Belanda.
b. Berkembangnya faham liberalisme sebagai akibat dari Revolusi Perancis dan Revolusi Industri
sehingga sistem Tanam Paksa tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
c. Kemenangan Partai Liberal dalam Parlemen Belanda yang mendesak Pemerintah Belanda
menerapkan sistem ekonomi liberal di negeri jajahannya (Indonesia).
d. AdanyaTraktat Sumatera, 1871, yang memberikan kebebasan bagi Belanda untuk meluaskan
wilayahnya ke Aceh. Sebagai imbalannya Inggris meminta Belanda menerapkan sistem ekonomi
liberal di Indonesia, agar pengusaha Inggris dapat menanamkan modalnya di Indonesia.
Pelaksanaan politik ekonomi liberal ini dilandasi dengan beberapa peraturan diantaranya sebagai
berikut :
1. Indische Comptabiliteit Wet, 1867.
2. Suiker Wet
3. Agrarische Wet (Undang-undang Agraria),1870.
4. Agrarische Besluit, 1870.
2.PELAKSANAAN SISTEM POLITIK EKONOMI LIBERAL
Sejak tahun 1870 di Indonesia diterapkan Imperialisme Modern (Modern Imperialism). sejak tahun
tersebut di Indonesia telah diterapkan Opendeur Politiek yaitu politik pintu terbuka terhadap modal-
modal swasta asing. Disamping modal swasta Belanda sendiri, modal swasta asing lain juga masuk ke
Indonesia, seperti modal dari Inggris, Amerika, Jepang dan Belgia. Modal-modal swasta asing tersebut
tertanam pada sektor-sektor pertanian dan pertambangan, seperti karet, teh, kopi, tembakau, tebu,
timah dan minyak. Sehingga perkebunan-perkebunan dibangun secara luas dan meningkat pesat.
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama (2 x 45’)
A. Kegiatan awal (10’)
Mengucapkan salam dengan ramah ketika memasuki ruang kelas
Berdoa sebelum membuka pelajaran
Memeriksa kehadiran siswa
Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya
Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari;
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
Mempersiapkan materi ajar, model, alat peraga.
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai-nilai karakter dan kewirausahaan
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
Elaborasi
Bersama siswa membahas perkembangan sistem birokrasi dan ekonomi di Hindia Belanda pada
masa Pemerintah Pemerintahan Hindia Belanda (Komisaris Jenderal) melalui studi pustaka dan
diskusi.
Mengidentifikasi latar belakang penerapan sistem Tanam Paksa melalui studi pustaka dan diskusi
kelas.
Mendiskripsikan perkembangan sistem Tanam Paksa di Hindia Belanda pada masa Pemerintah
Van Den Bosch melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Presentasi dan Tanya jawab
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
Konfirmasi
Presentasi dan Tanya jawab
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
Elaborasi
Bersama siswa membahas kerjasama Pemerintah Pendudukan Jepang dengan kaum nasionalis
melalui studi pustaka dan diskusi.
Membahas pengerahan pemuda dan pembentukan organisasi semi militer melalui studi pustaka dan
diskusi kelas.
Mendiskripsikan kegiatan oragnisasi-organisasi semi militer pada zaman pendudkan Jepang di
Indonesia melalui studi pustaka dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Presentasi dan Tanya jawab
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
PENILAIAN :
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian proses pada saat
kegiatan berlangsung, tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), dan penugasan.
Mengetahui Prabumulih, Juli 2013
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
SMA/MA. : ………………………...
Program : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/ Semester : XI / 1
Alokasi waktu : 13 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan
kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar :
1.3 Menganalisis proses kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu :
1. Menjelaskan Faktor-faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional Indonesia
2. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya Budi Utomo sebagai pelopor pergerakan
nasioanl Indonesia
3. Menerangkan perkembangan Serikat Islam sebagai organisasi pergerakan nasional dari
golongan Islam
4. Menjabarkan perkembangan Indische Partij sebagai organisasi pergerakan nasional
nasionalis dari golongan Indo-Belanda
5. Menguraikan perkembangan PKI sebagai organisasi pergerakan nasional dari golongan
sosilis-komunis
6. Menjelaskan perkembangan PNI sebagai organisasi pergerakan nasional dari golongan
nasionalis
7. Menidentifikasi muncul dan berkembangnya PPPKI sebagai usaha untuk mempersatukan
kekuatan organisasi pergerakan nasional
8. Mendeskripsikan muncul dan berkembangnya Gerakan Pemuda dan Sumpah Pemuda sebagai
usaha untuk menggalang mempersatukan dan kesatuan nasional
9. Menjelaskan berkembangnya taktik moderat dan kooperatif dalam pergerakan nasional
10. Menerangkan Perjuangan di dalam volksraad dengan Petisi Soetardjo dan GAPI
Budi Utomo
Berdirinya Budi Utomo diawali dari upaya dr. Wahidin Sudirohusodo berkeliling Jawa untuk
membentuk Studie
Fonds (Dana Belajar) untuk memberikan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu, namun berpotensi.
Pada kahir
1907, dr. Wahidin bertemu pemuda Sutomo, pelajar STOVIA di Jakarta. Karena adanya kesamaan
pemikiran
antara kedua tokoh tersebut, maka pada hari Rabu, 20 Mei 1908, di Gedung STOVIA (Gedung
Kebangkitan
Nasional sekarang) dibentuklah organisasi modern pertama yang diberi nama Budi Utomo. Sebagai
ketua
pertamanya terpilih dr. Soetomo.
Pada mulanya tujuan Budi Utomo tertulis secara samar-samar yaitu “Kemajuan bagi Hindia”.
Sedangkan
jangkauan geraknya hanya terbatas pada Jawa dan Madura. Dalam waktu 6 bulan, Mei sampai
dengan
Oktober 1908, cabang Budi Utomo sudah berdiri di Jakarta, Bogor, Bandung, Magelang,
Yogyakarta,
Surabaya, dan Probolinggo.
Pada bulan Oktober 1908, diadakan kongres Budi Utomo yang pertama di Yogyakarta, yang
menghasilkan
kepustusan-keputusan sebagai berikut :
a. Budi Utomo tidak ikut mengadakan kegiatan politik
b. Kegiatan Budi Utomo ditujukan kepada bidang pendidikan dan kebudayaan
c. Ruang gerak terbatas pada daerah Jawa dan Madura.
Kongres tersebut juga memutsukan susunan pengurus besar Budi Utomo. Bu[ati Karanga Anyar,
R.T.
Tirtokusumo, dipilih sebagai ketuanya. Pusat organisasi ditetapkan di Yogyakarta. Dalam
perkembangannya, Budi Utomo kurang diminati oleh golongan muda. Hal ini disebabkan :
a. Budi Utomo lebih memetingkan golongan priyayi.
b. Budi Utomo lebih memperhatikan reaksi pemerintah kolonial daripada reaksi rakyat pribumi.
c. Budi Utomo lebih mengutamakan pemakaian Bahasa Belanda daripada Bahasa Indonesia
d. Budi Utomo tidak berpolitik
Walaupun demikian, sampai akhir tahun 1909, Budi Utomo telah mempunyai 40 cabang dengan
jumlah
anggota kurang lebih 10.000 orang. Pada tahun 1914, saat Perang Dunia I meletus, Budi Utomo
yang
pamornya sudah menurun, mengusulkan perlunya wajib militer bagi penduduk bumi putera (Indie
Weerbaar). Gagasan ini ditolak Belanda, sebagai gantinya parlemen Belanda membentuk
Volksraad (Dewan
Rakyat), Desember 1916.
Serikat Islam
Pada mulanya, pada tahun 1911, Haji Samanhudi mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo,
dengan
tujuan untuk membela kepentingan pedagang-pedagang Indonesia dari ancaman pedagang Cina.
Dengan
masuknya Umar said Cokroaminoto, SDI diubah namanya menjadi Serikat Islam (SI), agar
anggotanya tidak
terbatas pada golongan pedagang saja. Adapun tujuan dari Serikat Islam adalah sebagai berikut :
a. mengembangkan jiwa dagang
b. membantu para anggotanya yang mempunyai kesulitan dalam usahanya
c. memajukan pengajaran
d. memprbaiki pendapat-pendapat yang keliru tentang Islam.
Dalam waktu yang relatif singkat Serikat Islam mendapatkan simpati dan jumlah anggota yang
sangat besar.
Hal ini disebabkan oleh :
a. Serikat Islam terbuka bagi semua golongan
b. Serikat Islam berpolitik untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan
c. Serikat Islam membela kepentingan rakyat pribumi yang menderita karena penjajahan
d. Serikat Islam dipimpin oleh tokoh-tokoh yang dihormati, seperti alim ulama dan kiai-kiai
e. Agama Islam dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia.
Melihat adanya tanda-tanda semangat revolusioner dalam tubuh Serikat Islam, Gubernur Jendral
Idenberg
menaruh sikap waspada. Pada bulan Agustus 1912, untuk sementara waktu kegiatan Serikat Islam
diskors.
Pada kongres Serikat Islam pertama di Surabaya, Januari 1913, ditegaskan bahwa Serikat Islam
bukan partai
politik. Hal ini dimaksudkan untuk tidak melawan pemerintah Hindia Belanda. Pada kongres
tersebut juga
diputuskan bahwa Haji Umar Said Cokroaminoto, sebagai ketua SI dan Surabaya sebagai pusat
kegiatan SI.
Pada tahun 1915 di Surabaya didirikan Central Serikat Islam (CSI) dengan tugas mengatur
kerjasama antar
SI daerah. Sementara itu ISDV (Indische Social Democratische Vereniging) yang berhaluan
komunis yang
didirikan oleh H.J.F.M. Sneevliet meakukan penyusupan (infiltrasi) ke dalam tubuh SI. ISDV
berhasil
mempengaruhi tokoh-tokoh muda SI, seperti : Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin
Prawirodirjo
melalui SI cabang Semarang. Dalam perkembangannya terjadi pertentangan antara kelompok SI
Putih dan
SI Merah yang berhaluan komunis. Oleh karena itu pada konggres SI, Oktober 1921 diputuskan
diberlakukannya disiplin partai. Pada tahun 1924, SI Merah berganti nama menjadi “Sarekat
Rakyat”.
Indische Partij
Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh tiga serangkai, yaitu :
1. E.F.E. Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi.
2. Suwardi Suryaningrat
3. dr. Cipto Mangunkusumo
Tujuan didirikannya Indische Partij ini adalah untuk mempersatukan semua Indiers sebagai
persiapan
menuju kehidupan bangsa yang merdeka. Yang dimaksud dengan Indiers adalah semua orang yang
lahir di
Indonesia dan mengaku bertanah air Indonesia, baik orang Indo-Belanda, Cina, Arab maupun
pribumi asli.
Cita-cita Indische Partij ini disebarluaskan melalui surat kabar “De Express”.
Karena sikap dan programnya yang tegas dan bercita-cita “Hindia Merdeka” untuk
pertamakalinya, maka
surat permohonan untuk mendapatkan pengakuan sebagai badan hukum ditolak pemerintah Hindia
Belanda.
Sikap kritis Indische Partij ini juga tampak dalam artikel yang ditulis oleh Ki Hajar Dewantara
dalam surat
kabar De Express yang berjudul Als ik en Nederlanders Was (Seandainya Aku Seorang Belanda).
Artikel
tersebut berisi sindiran terhadap pemerintah Hidia Belanda yang mengajak bangsa Indonesia untuk
memperingati hari kemerdekaan Belanda yang ke-seratus.
Karena kegiatan-kegiatan IP dianggap merugikan pemerintah, maka pada bulan Agustus 1913,
pemerintah
Belanda menangkap ketiga pemimpin IP tersebut diatas. Merka kemudian mendapatkan hukuman
buang.
Mereka sendiri memilih Belanda sebagai tempat pembuangannya. Dengan dibuangnya ketiga
tokoh IP
tersebut, maka kegiatan IP semakin menurun. Oleh karena itulah IP kemudian berganti nama
menjadi partai
Insulinde. Pada tahun 1919, Insulinde berganti nama lagi menjadi Nasional Indische Partij (NIP).
Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia didirikan pada tahun 1908 di Den Haag, Belanda. Pada mulanya bernama
Indische
Veereniging (IV). Pendirinya adalah orang-orang Indonesia yang berada di Belanda, antara lain
Sultan
Kasayangan dan R.M. Noto Suroto. Pada mulanya organisasi ini hanya berupa organisasi sosial
untuk
mengurus kepentingan bersama orang-orang Indonesia di perantauan. Unsur-unsur politik mulai
tampak
dengan diterbitkannya majalah Hindia Putra pada bulan Maret 1916. Organisasi ini semakin
berkembang
dengan kedatangan tokoh-tokoh tiga serangkai pendiri Indische Partij yang sedang menjalani
hukuman
buang di negeri Belanda.
Setelah Perang Dunia I, semangat nasionalisme semakin kuat, pada tahun 1922 Indische
Veereniging berganti nama menjadi Indonesische Veereniging. Pada tahun 1923 majalah Hindia
Putra berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Pada tahun 1925 Indonesische Veereniging
berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Aktifitas politik PI ini semakin meningkat
sejak bergabungnya Ahmad Subarjo dan Mohammad Hatta ke dalam tubuh PI. Bahkan kemudian
PI menegaskan bahwa tujuan PI adalah Indonesia Merdeka yang akan dicapai melalui aksi
bersama dan serentak oleh masyarakat Indonesia.
Untuk mendapatkan dukungan internasional, maka PI ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi
internasional menentang penjajahan, seperti :
a. Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial
b. Liga Demokrasi Internasional
c. Kongres Wanita Internasional
d. Mengadakan hubungan dengan Komunisme Internasional (Komintern).
Pada tahun 1920-an pengaruh PI di tanah air semakin luas. Beberapa organisasi lahir di tanah air
karena mendapat pengaruh dari PI, seperti : PPPI, PNI, dan Jong Indonesia. Pada tahun 1927
diadakan penggeledahan terhadap pemimpin-pemimpin PI. Empat tokoh PI, yaitu : Moh. Hatta,
Nazir Datuk Pamuncak, Ali Sastroamijoyo, dan Abdul Majid Joyoadiningrat ditangkap pemerintah
kolonial Hindia Belanda. Mereka dituduh akan melakukan pemberontakan dan pemerintah kolonial
menduga ada hubungan antara pemberontakan PKI, 1926 dengan PI.
Partai Nasional Indonesia berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung. Banyak anggota PNI
adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia yang kembali ke tanah air. Ir. Sukarno terpilih
sebagai ketua PNI. Sedangkan tujuan PNI adalah “Indonesia Merdeka”. Tujuan tersebut akan
dicapai dengan azas “percaya pada diri sendiri”, artinya memperbaiki keadaan politik, ekonomi
dan sosial budaya yang rusak karena penjajahan dengan kekuatan sendiri. Idiologi PNI adalah
Marhaenisme yang dicetuskan oleh Ir. Sukarno dengan tujuan untuk menggalang persatuan dari
aliran-aliran politik yang ada di Indonesia, yaitu : Nasionalis, Islam dan Marxis.
Pemimpin-pemimpin PNI seperti : Mr. Sartono, Mr. Suyudi, Mr. Iskaq Cokrohadisuryo, dr.
Syamsi, Mr. Budyarto, Mr. Ali Sastroamijoyo dan khususnya Ir. Sukarno berhasil menggerakkan
rakyat Indonesia sehingga pengaruh PNI semakin luas. Dengan aksi persatuannya, PNI berhasil
membentuk Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada
tanggal 18 Desember 1927 di Bandung. PPPKI beranggotakan PNI, SI, Budi Utomo, Pasundan,
Sumatranen Bond, Kaum Betawi, Indonesische Studie Club dan Algemene Studie Club.
Adanya isu bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan, dijadikan alasan oleh pemerintah
kolonial untuk mengadakan penggeledahan dan penangkapan. Sehingga pada bulan Desember
1929, empat tokoh PNI ditangkap. Mereka adalah Ir. Sukarno, R. Gatot Mangkupraja, Maskun
Sumadireja dan Supriadinata. Dalam pengadilan mereka di Sukamiskin, Bandung, Ir. Sukarno
membacakan pidato pembelaannya berjudul “Indonesia Menggugat”. Tokoh-tokoh PNI tersebut
akhirnya dijatuhi hukuman penjara.
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama (1x 45’)
A. Kegiatan awal
Mengucapkan salam dengan ramah ketika memasuki ruang kelas
Berdoa sebelum membuka pelajaran
Memeriksa kehadiran siswa
Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya
Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari;
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
Mempersiapkan materi ajar, model, alat peraga.
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai-nilai karakter dan kewirausahaan
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menunjukkan gambar tokoh-tokoh Budi Utomo
Menggali pemahaman awal siswa tentang munculnya pergerakan nasional Indonesia
Elaborasi
Bersama siswa membahas faktor-faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional Indonesia
melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Menceritakan usaha-usaha Dr. Wahidin Sudirohusodo dalam membentuk Studie Fond
sebagai awal dari pembentukan Budi Utomo
Mendiskripsikan muncul dan berkembangnya Budi Utomo sebagai pelopor pergerakan
nasional Indonesia melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
Mengidentifikasi gerakan-gerakan Budi Utomo dalam bidang politik setelah Perang Dunia I
melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Presentasi dan tanya jawab
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menunjukkan gambar tokoh-tokoh Sarikat Islam
Menggali pemahaman awal siswa tentang Sarikat Islam
Elaborasi
Menceritakan usaha-usaha H. Samanhudi dalam membentuk Sarikat dagang Islam sebagai
awal dari pembentukan Sarikat Islam
Mendiskripsikan muncul dan berkembangnya Serikat Islam sebagai organisasi pergerakan
nasional dari golongan Islam melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
Mengidentifikasi muncul dan berkembangnya Indische Partij sebagai organisasi pergerakan
nasional nasionalis dari golongan Indo-Belanda melalui studi pustaka, eksplorasi internet,
diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Presentasi dan Tanya jawab
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menunjukkan gambar tokoh-tokoh PKI
Menggali pemahaman awal siswa tentang PKI
Elaborasi
Menceritakan usaha-usaha H.J.F.M Sneevliet dalam membentuk ISDV sebagai awal dari
pembentukan PKI
Mejelaskan usaha-usaha golongan komunis melakukan penyusupan ke dalam tubuh Serikat
Islam melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
Menerangkan keterkaitan PKI dengan Komintern pada masa pergerakan nasional melalui
studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menunjukkan gambar tokoh-tokoh PNI
Menggali pemahaman awal siswa tentang PNI
Elaborasi
Menceritakan perkembangan PNI sebagai organisasi pergerakan nasional dari golongan
nasionalis melalui studi pustaka, dan diskusi
Mejelaskan gerakan-gerakan agitasi yang dilakukan PNI melalui studi pustaka, dan diskusi
kelas.
Menerangkan usaha-usaha PNI dalam pembentukan PPPKI sebagai usaha untuk
mempersatukan kekuatan organisasi pergerakan nasional melalui studi pustaka, eksplorasi
internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menunjukkan gambar tokoh-tokoh pergerakan pemuda
Menggali pemahaman awal siswa tentang pergerakan pemuda pada masa pergerakan
nasional
Elaborasi
Menceritakan peranan Jong Java sebagai pelopor organisais pergerakan dari golongan
pemuda melalui studi pustaka, dan diskusi
Mejelaskan muncul dan berkembangnya organisasi pemuda di berbagai daerah melalui studi
pustaka, dan diskusi kelas.
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menunjukkan gambar Soetardjo Kartohadikusumo dam M.H. Thamrin
Menggali pemahaman awal siswa tentang Petisi Soetardjo perjuangan, Fraksi Nasional dan
GAPI
Elaborasi
Menceritakan perjuangan pergerakan nasional di dalam Volsraad pada masa moderat melalui
studi pustaka, dan diskusi
Mejelaskan muncul Petisi Soetardjo melalui studi pustaka, dan diskusi kelas.
Menerangkan perjuangan Fraksi Nasional di dalam Volksraad melalui studi pustaka,
eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Menerangkan perjuangan GAPI menuntut Indonesia Berparlemen melalui studi pustaka,
eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.
Konfirmasi
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
C. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Meugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
PENILAIAN :
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian proses
pada saat
kegiatan berlangsung, tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), dan penugasan.
SOAL-SOAL EVALUASI
1. Penderitaan rakyat pada masa kolonial 4. Faktor-faktor dari luar negeri yang
Belanda disebabkan oleh adanya politik melatarbelakangi munculnya pergerakan
drainage oleh pemerintah kolonial. Yang nasional Indonesia sebagai berikut,
dimaksud dengan politik drainage adalah .... kecuali ....
A. politik adu domba antara kelompok- A. Masuknya faham-faham baru dari
kelompok pribumi. Eropa
B. politik penghisapan kekayaan untuk B. Kemenangan Jepang atas Rusia pada
kepentingan pemerintah kolonial tahun 1905
C. Politik Etis yang hanya merupakan tipu C. Perang kemerdekaan Amerika
muslihat Belanda D. Bangkitnya nasionalisme India
D. Politik pemanfaatan bangsa Indonesia E. Bangkitnya gerakan Nasionalisme
untuk kepentingan perang Belanda Mesir dan Turki
E. Politik intervensi Belanda terhadap
kerajaan-kerajaan di Indonesia 5. Meluasnya faham-faham baru seperti
demokrasi, liberalisme dan nasionalisme
2. Berikut ini adalah ciri-ciri perjuangan setelah terjadi ....
bangsa Indonesia sebelum tahun 1908, A. Revolusi Industri di Inggris
kecuali .... B. Revolusi Perancis
A. Bersifat kedaerahan C. Revolusi Bolsyewick di Rusia
B. Bersifat sporadis atau musiman D. Revolusi Amerika
C. Memiliki ide nasional yang jelas E. Revolusi Cina
D. Perlawanan fisik bersenjata
E. Dipelopori oleh kaum terpelajar 6. Kemenangan Jepang atas Rusia
mempengaruhi pergerakan nasional
3. Faktor-faktor dari dalam negeri yang sebab ....
mempengaruhi munculnya pergerakan A. Rusia adalah imperalisme di Asia
nasional, sebagai berikut, kecuali .... B. Bangsa Jepang adalah bangsa Asia yang
A. Adanya diskriminasi rasial terkuat
B. Penderitaan rakyat karena penjajahan C. Bangsa Jepang adalah keturunan Dewa
C. Adanya politik etis Matahari
D. Masuknya faham-faham baru D. Dapat mengangkat semagat dan harga
E. Ketidakadilan dalam kehidupan sosial diri bangsa Asia termasuk Indonesia
E. Jepang mempunyai semangat 11. Indische Partij adalah sebuah organisasi
kebangkitan bangsa Asia Timur Raya pergerakan yang bercita-cita untuk ....
A. Memajukan pendidikan kaum pribumi
7. Dampak positif pelaksanaan politik etis B. Menghimpun partai-partai politik di
yang mendorong lahirnya pergerakan Indonesia
nasional adalah bidang .... C. Menyatukan semua golongan yang ada
A. Irigasi D. Transmigrasi di Indonesia
B. Edukasi E. Emansipasi D. Menyatukan kaum pribumi
C. Emigrasi E. Menyatukan golongan Indonesia asli
dengan golongan Indo-Belanda
8. Berdirinya Budi Utomo diawali oleh upaya
dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan 12. Ki Hajar Dewantara mengkritik tajam
“Studie Fond”, yaitu .... pemerintah kolonial Belanda melalui
A. Penghimpunan dana belajar pelajar tulisannya dalam harian De Express yang
Indonesia di negeri Belanda berjudul....
B. Penghimpunan dana belajar bagi anak- A. Max Havelaar
anak Jawa yang kekurangan biaya B. Als ik en Nederlader Was
C. Perhimpunan Pelajar Jawa C. Indonesia Menggugat
D. Perhimpunan Pelajar STOVIA D. Oetoesan Hindia
E. Kelompok pelajar-pelajar Jawa E. Nolimetangere
9. Semangat perjuangan Indische Partij 13. Lahirnya Serikat Dagang Islam (SDI) yang
tampak dalam semboyan mereka, yaitu .... didirikan pada tahun 1911 di Surakarta oleh
A. Als ik en Nederlander Was Haji Samanhudi bertujuan untuk ....
B. Indie Weerbaar A. Memajukan perdagangan di Indonesia
C. Indie Voor Indiers B. Membantu pedagang Islam yang
D. Indische Nationalisme bermodal lemah
E. Indische Veereniging C. Menghimpun para pedagang Islam
dalam rangka menghadapi pedagang Cina
10. Indische Partij didirikan pada tahun 1912 di D. Menjaga agar tidak ada persaingan yang
Bandung oleh Tiga Serangkai, yaitu .... tidak sehat diantara pedagang Islam
A. dr. Wahidin – dr. Sutomo – R.M. E. Memberdayakan ekonomi rakyat
Tirtokusumo Indonesia
B. Douwes Dekker – dr. Cipto
Mangunkusumo – dr. Sutomo 14. Serikat Islam (SI) yang berdiri pada tahun
C. Suwardi Suryaningrat – Multatuli – dr. 1912 dalam waktu relatif singkat
Cipto Mangunkusumo berkembang pesat dan memiliki anggota
D. Ir. Sukarno – Moh. Hatta – Sutan yang sangat banyak. Hal ini disebabkan
Syahrir oleh hal-hal sebagai berikut, kecuali ....
E. Ir. Sukarno – Moh. Hatta – Mr. Sartono A. Mayoritas penduduk Indonesia
beragama Islam
B. Keanggotaan SI bersifat terbuka dan D. Menuntut kenaikan gaji awak kapal
merakyat sehubungan dengan adanya krisis ekonomi
C. SI dipimpin oleh tokoh-tokoh dunia (Malaise)
kharismatik E. Menuntut dihapuskannya deskriminasi di
D. SI berpolitik dan membela rakyat kecil lingkungan Angkatan Laut Hindia Belanda
E. SI mendapat restu dan perlindungan
dari pemerintah Belanda 19. Berikut ini berbagai tujuan PPPKI, 1927 di
Bandung, kecuali ....
15. Tokoh ISDV (komunis) yang menyusup ke A. Mencapai kesamaan arah aksi
dalam tubuh SI dan berhasil menjabat ketua kebangsaan dari berbagai perkumpulan
SI lokal Semarang adalah .... B. Menghindarkan perselisihan antar
A. Snevliet D. Muso anggota
B. Darsono E. Alimin C. Menggalang persatuan diantara
C. Semaun organisasi-organisasi yang ada
D. Melebur organisasi-organisasi yang
16. Kata” Indonesia “ digunakan pertama kali besar dan kuat
sebagai nama organisasi pergerakan E. Memperkokoh dan memperbaiki
nasional oleh .... organisasi
A. Partai Nasional Indonesia
B. Perhimpunan Pelajar –pelajar Indonesia 20. Nama harian milik Sarikat Islam yang besar
C. Partai Indonesia Raya peranannya dalam pergerakan nasional
D. Partai Indonesia adalah ....
E. Perhimpunan Indonesia A. Darmo Kondo
B. Hindia Putra
17. Surat kabar Budi Utomo bernama .... C. De express
A. Darmo Kondo D. Soenting Melayu
B. De express E. Oetoesan Hindia
C. Oetoesan Hindia
D. Hindia Putra
E. Indonesia Merdeka
1. Bagaimanakah pembagian kelas dalam masyarakat Indoensia sebagai wujud dari adanya
diskriminasi rasial pada zaman Kolonial Belanda ?
2. Jelaskan pengaruh Politik Etis terhadap munculnya Pergerakan Nasional !
3. Jelaskan pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia (1905) terhadap Pergerakan Nasional Indonesia!
4. Tuliskan isi pokok artikel Als ik en Nederlander Was karya Ki Hajar Dewantara !
5. Bagaimanakah isi pokok pidato pembelaan Ir. Sukarno yang berjudul “Indonesia Menggugat” !
7. Sebutkan hasil-hasil dan pengaruh Kongres Pemuda Indonesia II, 28 Oktober 1928 !
8. Sebutkan faktor-faktor penyebab organisasi pergerakan nasional bersikap moderat dan kooperatif
terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1930-an !
9. Apa yang dimaksud dengan ordonansi sekolah liar ?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kompetensi Dasar :
1.4 Menganalisis terbentuknya negara Kebangsaan Indonesia.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu :
1. Mendiskripsikan peristiwa-peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2. Mengidenifikasikan proses pembentukan kelengkapan-kelengkapan negara.
3. Mengidenifikasikan Perubahan otoritas KNIP dan pengaruhnya terhadap sistem
pemerintahan di Indonesia
MATERI AJAR (MATERI POKOK) :
Pada akhir 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik sudah sangat terdesak. Pada bulan Juli 1944
Pulau Saipan yang strategis jatuh ke tangan Amerika Serikat. Hal ini merupakan ancaman langsung
terhadap negeri Jepang. Di beberapa kawasan perang tentara Jepang menderita kekalahan. Oleh karena
itu pada tanggal 9 September 1944, Perdana Menteri Koiso memberikan janji "Kemerdekaan di kelak
kemudian hari" kepada rakyat Indonesia. Di kantor-kantor diperbolehkan mengibarkan bendera Merah
Putih, berdampingan dengan dengan bendera Jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945 Panglima Tentara Keenambelas, Jendral Kumakici Harada mengumumkan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritzu Junbi
Cosakai) yang disingkat Badan Penyelidik. BPUPKI bertujuan untuk mempelajari hal-hal penting
mengenai masalah tata pemerintahan Indonesia merdeka. Anggotanya berjumlah 67 orang Indonesia
dan 7 orang Jepang, tanpa hak suara. Ketuanya K.R.T. Rajiman Wedyoningrat, seorang nasionalis tua,
wakil ketuanya R.P. Suroso dan seorang Jepang. Upacara peresmiannya dilakukan pada tanggal 28 Mei
1945, di gedung Cuo Sangi In, jalan Pejambon Jakarta.
Sidang pertama BPUPKI, 29 Mei - 1 Juni 1945 membicarakan rumusan dasar filsafat bagi negara
Indonesia Merdeka. Berturut-turut beberapa tokoh pemimpin bangsa antara lain Mr. Muh. Yamin,
Dr. Mr. Supomo dan lr. Soekarno menyumbangkan pemikirannya. Pada sidang 1 Juni 1945, lr.
Soekarno mengajukan lima pokok atau dasar negara yang disebut Pancasila. Nama tersebut didapatkan
oleh Ir. Sukarno dari seorang temannya ahli bahasa. Setelah sidang pertama BPUPKI memasuki masa
reses selama satu bulan lebih. Sebelum masa reses tersebut, BPUPKI membentuk Panitia Kecil atau
Panitia Sembilan yang dipimpin lr. Sukarno dengan anggotanya Drs.Moh. Hatta, Muh. Yamin, Ahmad
Subarjo, A.A. Maramis, Abdulkahar Muzakkir. K.H. Wachid Hasyim, H. Agus Salim dan Abikusno
Tjokrosuyoso.
Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia ini bersidang dan berhasil merumuskan sebuah dokumen yang
disebut Piagam Jakarta, sebuah nama yang diusulkan Muh. Yamin. Pada sidang kedua BPUPKI mulai
tanggal 10 Juli 1945 dibicarakan perumusan terakhir rancangan hukum dasar oleh panitia perancang
hukum dasar yang dipimpin Ir. Soekarno.
Sidang kedua BPUPKI dilanjutkan tanggal 14 Juli 1945 untuk menerima laporan Panitia Perancang
Hukum Dasar. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya dibentuklah
Panitia Persiapan Kemerdekaan lndonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Pada tanggal 9 Agustus
1945, tiga tokoh yaitu lr. Soekarno, Drs. Mo.Hatta dan dr. Rajiman Wediodiningrat berangkat ke Dalat
(Vietnam Selatan) atas panggilan Marsekal Darat Terauci, Panglima Mandala AsiaTenggara. Dalam
pertemuan itu Terauci menyampaikan Keputusan Pemerintah Kemaharajaan Jepang untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia melalui PPKI.
SEKITAR PROKLAMASI
Pada tanggal 7 Agustus 1945, pemerintah pendudukan Jepang membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai pengganti BPUPKI. PPKI pada mulanya beranggotakan 21
orang, kemudian tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang anggota lagi. lr. Soekarno ditunjuk
sebagai ketuanya, Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua, dan Mr. A. Soebardjo sebagai penasehat.
Satu hari setelah PPKI diresmikan, ketua PPKI lr. Soekarno dan Dr. Moh. Hatta ditambah dr. Rajiman
Wediodiningrat dipanggil oleh Marsekal Terauchi, Panglima Tentara Jepang Kawasan Asia Tenggara,
agar datang ke markasnya di Dalath (Vietnam Selatan). Pada tanggal 9 Agustus 1945 mereka
berangkat didampingi oleh dua pejabat Jepang yaitu : Kolonel Nomura dan Miyoshi. Dalam pertemuan
di Dalath, Marsekal Terauchi menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia sudah dapat diumumkan
apabila persiapan sudah selesai. Wilayah Indonesia meliputi seluruh wilayah bekas jajahan Hindia
Belanda.
Ketika rombongan dalam perjalanan, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hirosima dan
Nagasaki. Sehingga Jepang menyerah kepada sekutu tanggal 14 Agustus 1945. Berita kekalahan
Jepang itu didengar oleh Golongan Muda dari siaran radio BBC London. Keesokan harinya tanggal 15
Agustus 1945, Soekarno - Hatta tiba kembali di tanah air. Kedatangan mereka diterima oleh Sutan
Syahrir. Ia menyarankan agar Ir. Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan atas nama bangsa
Indonesia. Usul tersebut ditolak. Bung Karno berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia
masih akan dibicarakan dalam rapat PPKI, 18 Agustus 1945. Pendapat ini tidak diterima oleh Syahrir
dan para pemuda, sebab mereka masih berpendirian bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang.
Para pemuda kemudian mengadakan rapat pada tanggal 15 Agustus 1945 di ruang Laboratorium
Mikrobiologi di Pegangsaan Timur. Rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh itu menghasilan
“keputusan mendesak agar Soekarno - Hatta memutuskan hubungan dengan Jepang dan mengadakan
musyawarah dengan mereka”. Kemudian Darwis dan Wikana diutus menemui Soekarno – Hatta untuk
menyampaikan keputusan golongan muda tersebut. Soekarno - Hatta menolak kemauan golongan
muda itu, sehingga timbullah ketegangan.
Karena adanya perbedaan pendapat antara dua golongan itu tidak dapat dipecahkan, maka para pemuda
mengadakan rapat dini hari, 16 Agustus 1945 di Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71 Jakarta. Rapat
tersebut memutuskan akan mengajak Soekarno - Hatta ke luar kota untuk menjauhkan mereka dari
pengaruh Jepang. Tugas itu diserahkan kepada Sukarni, Jusuf Kunto dan Shodanco Singgih. Rencana
ini berjalan lancar karena mendapat bantuan perlengkapan Tentara Peta dari Cudanco Latief
Hendraningrat. Dengan iring-iringan mobil pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB. Soekarno
- Hatta dibawa ke Rengasdengklok sebuah kota kewedanan dipantai Utara Kabupaten Karawang
disebuah Cudan (Kompi) tentara PETA.
Dalam suatu pembicaraan berdua dengan Soekarno, Shodanco Singgih beranggapan bahwa Soekarno
sebenarnya bersedia mengadakan proklamasi segera sesudah kembali ke Jakarta. Sehingga pada dini
hari itu Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana proklamasi itu kepada kawan-
kawannya kaum muda. Sementara itu di Jakarta antara Mr. Ahmad Subarjo dan golongan muda
sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta. Berdasarkan kesepakatan
tersebut Jusuf Kunto mengantar Ahmad Subarjo bersama sekretarisnya Sudiro (Mbah) ke
Rengasdengklok. Setelah Ahmad Subarjo menjamin bahwa selambat-lambatnya keesokan harinya
Soekarno - Hatta akan memproklamasikan kemerdekaan, Cudanco Subeno, komandan kompi tentara
Peta Rengasdengklok, mempersilahkan Soekarno - Hatta malam hari itu juga kembali ke Jakarta.
Ahmad Soebarjo membawa rombongan tersebut ke rumah Laksamada Maeda di Jalan Imam Bonjol
no. 1 yang digunakan sebagai tempat rapat untuk membahas proklamasi yang diadakan keesokan
harinya. Sebelum rapat dimulai Soekarno - Hatta telah menemui Somubuco Mayor Jendral Nisyimura
untuk menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Nisyimura
menyatakan bahwa dengan menyerahnya Jepang kepada Sekutu berlaku ketentuan, bahwa Jepang tidak
diperkenankan lagi mengubah Status Quo. Dengan demikian Soekarno – Hatta semakin yakin bahwa
proklamasi harus dilaksanakan lepas dari rencana Jepang.
Soekarno - Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda untuk mengadakan persiapan proklamasi
bersama anggota PPKI dan pimpinan golongan muda. Di ruang makan rumah itu dirumuskanlah
naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Maeda sebagai tuan rumah mengundurkan diri ke kamar
tidurnya di lantai dua. Miyoshi, orang kepercayaan Nisyimura bersama tiga tokoh muda yaitu Sukarni,
Sudiro dan B.M. Diah menyaksikan peristiwa itu. Sedangkan tokoh-tokoh lain menunggu di serambi
muka. Soekarno menulis konsep teks proklamasi pada secarik kertas, sedangkan Moh. Hatta dan
Ahmad Subarjo menyumbangkan pikiran secara lisan. Kalimat pertama teks proklamasi merupakan
saran dari Ahmad Subarjo. Sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran dari Moh. Hatta.
Pada pukul 04.00 WIB, dini hari, 17 - 8 - 1945 perumusan konsep naskah proklamasi selesai. Soekarno
membacakan konsep tersebut di depan hadirin di ruang depan. Mereka menyetujui isinya, tetapi
memperdebatkan siapa yang akan menandatanganinya. Sukarni mengusulkan agar Soekarno - Hatta
menandatangani teks tersebut atas nama bangsa Indonesia. Usul tersebut diterima dengan baik.
Kemudian konsep itu diketik oleh Sayuti Melik, dan ditanda tangani oleh Soekarno – Hatta atas nama
bangsa Indonesia. Mereka sepakat bahwa naskah proklamasi akan dibacakan di kediaman lr. Soekarno,
Jl. Pagangsaan Timur 56 pada pukul 10.00 waktu Jawa.
Tepat pukul 10.00, tanggal 17 Agustus 1945, disaksikan kurang lebih 1000 hadirin, lr. Soekarno
didampingi Moh. Hatta membacakan teks proklamasi yang didahului oleh pidato singkat. Dilanjutkan
dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh pemuda Suhud dan mantan Cudanco Latief
Hendraningrat. Tanpa dipandu, secara spontan para hadirin mengiringinya dengan menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Walikota Jakarta Suwiryo.
Sehari sesudah Proklamasi, 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya.
Sebelum sidang, Soekarno - Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wakhid Hasyim, Mr.
Kasman Singodimejo dan Mr. Teuku Moh. Hassan membicarakan rumusan Piagam Jakarta. Rumusan
tersebut dijadikan Rancangan Pembukaan Undang-undangan Dasar. Hal itu dilakukan karena adanya
keberatan dari pemeluk agama lain atas rumusan "Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Tokoh-tokoh tersebut menyetujui rumusan tersebut untuk merubah
menjadi “Ketuhan Yang Maha Esa”. Sidang PPKI, 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan, sebagai
berikut :
1. Mengesahkankan Undang-undang Dasar (UUD 1945)
2. Memilih lr. Soekarno dan Moh. Hatta, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
3. Membentuk Komite Nasional untuk membantu Presiden, sebelum MPR dan DPR belum terbentuk
Pada hari berikutnya, 19 Agustus 1945, Presiden memanggil kembali anggota PPKI dan tokoh-tokoh
pemuda. Dalam pertemuan diputuskan :
1. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
2. Merancang pembentukan 12 departemen dan menunjuk para menterinya
3. Menetapkan pembagian wilayah RI menjadi 8 Propinsi
Selanjutnya pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden mengumumkan dibentuknya tiga badan baru,
yaitu :
1. Komite Nasional Indonesia (KNI)
2. Partai Nasional Indonesia (PNI)
3. Badan Keamanan Rakyat (BKR)
KNI disusun dari tingkat pusat sampai ke daerah. Pada tingkat Pusat disebut Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) dan pada tingkat daerah yang disusun sampai tingkat kewedanan disebut
Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID). KNIP bersidang untuk pertama kalinya pada tanggal 29
Agustus 1945, yang dipimpin oleh Kasman Singodimejo sebagai ketuanya. Pada bulan Oktober 1945
kelompok sosialis di bawah pimpinan Sutan Syahrir berhasil menyusun kekuatan dalam KNIP
sehingga berhasil meloloskan idenya untuk membentuk Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia
Pusat (BPKNIP). Badan ini dalam perkembangannya banyak dikuasai golongan sosialis yang dipimpin
oleh Syahrir dan Amir Syarifudin. Melalui BPKNIP inilah banyak dihasilkan maklumat-maklumat
yang ditanda tangani Wakil Presiden yang pada kenyataannya menyimpang dari UUD 1945 seperti :
1. Maklumat no. X, 16 Oktober 1945, tentang pemberian kekuasaan Legislatif kepada BPKNIP
2. Maklumat 3 Nopember 1945, tentang pembentukan partai-partai politik
3. Maklumat 14 Nopember 1945, tentang perubahan sistem pemerintahan presidentil menjadi
parlementer.
BKR Pusat pada mulanya dipimpin oleh Mr. Kasman Singodimejo, mantan Daidanco Jakarta. Setelah
Kasman kemudian diangkat pemerintah sebagai ketua KNIP, kedudukannya sebagai ketua BKR
digantikan oleh Kaprawi, mantan Daidanco Sukabumi. BKR berfungsi sebagai penjaga keamanan dan
keselamatan rakyat serta merawat korban perang. BKR di daerah-daerah di bawah koordinasi KNI
Daerah. Sehingga BKR bukanlah Tentara Nasional. Pemerintah sengaja tidak membentuk Tentara
Nasional dengan alasan pembentukan tentara nasional akan mengundang pukulan atau serangan
gabungan tentara Sekutu dan Jepang, sedangkan kekuatan nasional belum mampu menghadapinya.
Kebijakan pemerintah ini tidak memuaskan golongan pemuda. Mereka mengharapkan pembentukan
Tentara nasional sebagai tulang punggung pertahanan – keamanan negara baru. Setelah usulan mereka
ditolak oleh Presiden, mereka membentuk laskar-laskar bersenjata yang bernaung dibawah Komite
Van Aksi, yang bermarkas di Jalan Menteng 31 dan dipimpin oleh Adam Malik, Sukarni, Chaerul
Saleh, Maruto Nitintiharjo dan sebagainya. Badan-badan perjuangan tersebut, seperti : Angkatan
Pemuda Indonesia (API), Barisan Rakyat Indonesia (BARA), Barisan Buruh Indonesia (BBI), Barisan
Banteng, Tentara Pelajar (TP), Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) dan lain-lain.
Sementara itu pada tanggal 15 September 1945, pasukan sekutu, AFNEI yang diboncengi oleh NICA
mulai mendarat di Tanjung Priok, Jakarta. Oleh karena itu pemerintah memandang perlu segera
dibentuk Tentara Nasional. Tugas ini diberikan kepada pensiunan Mayor KNIL Urip Sumoharjo.
Selanjutnya pada tanggal 5 Oktber 1945 dikeluarkan Maklumat Pemerintah yang menyatakan
berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dengan maklumat pemerintah tersebut dibentuk markas
Tertinggi TKR oleh Urip Sumoharjo di Yogyakarta. Sedangkan tokoh yang ditunjuk sebagai TKR
adalah Supriyadi. Akan tetapi Supriyadi yang telah ditunjuk sebagai pemimpin tertinggi TKR ternyata
tidak pernah menduduki posnya. Sehingga pada bulan Nopember 1945 diadakan pemilihan pemimpin
TKR baru. Tokoh yang terpilih adalah Kolonel Sudirman, Komandan Divisi V/ Banyumas. Pada
tanggal 18 Desember 1945 Soedirman dilantik sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jendral.
Sedangkan Urip Sumoharjo tetap sebagai Kepala Staf Umum TKR dengan pangkat Letnan Jendral.
Pada tanggal 7 Januari 1946, atas usul Panglima Sudirman, nama Tentara Keamanan Rakyat diganti
menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Pada tanggal 25 Januari 1946 diubah lagi namanya menjadi
Tentara Republik Indonesia (TRI). Kemudian dalam rangka mempersatukan antara TRI dan laskar-
laskar perjuangan yang telah ada sebelumnya, pada tanggal 3 Juni 1947 pemerintah mengesahkan
berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan
Strategi Pembelajaran
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
I. Pertemuan Pertama dan Kedua (2x 45’)
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
C. Penutup (20’)
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi pelajaran
2. Menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan
ALAT/BAHAN DAN SUMBER :
PENILAIAN :
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian penilaian proses
pada saat
kegiatan berlangsung, tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), dan penugasan.
SOAL-SOAL EVALUASI
1. Mengapa Perdana Menteri Koiso pada tahun 1941 memberikan janji kemerdekaan Indonesia di kelak
kemudian hari ?
2. Jelaskan perbedaan pendapat golongan muda dan golongan tua menjelang proklamasi kemerdekaan!
3. Apa tujuan golongan muda melakukan penculikan Rengasdengklok ?
4. Mengapa perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Maeda?
5. Melalui apa sajakah berita proklamasi di sebar luaskan ?
6. Apa alasan pemerintah tidak segera membentuk Tentara Nasional pada awal kemerdekaan ?
7. Sebutkan 5 laskar pemuda yang di bentuk sebagai reaksi atas pembentukan BKR !
8. Jelaskan latar belakang terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) 5 Oktober 1945 !
9. Sebutkan 8 partai politik yang dibentuk setelah dikeluarkan maklumat Wakil Presiden 3 Nopember
1945!
10. Mengapa Maklumat 14 Nopember 1945 bertentangan dengan UUD 1945 ?