Injeksi Natrium Thiosulfat
Injeksi Natrium Thiosulfat
TANGGAL PRAKTIKUM
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk
dalam atau melalui kulit atau selaput lendir. Pembuatan sediaan yang akan
dan bahan asing. Cara pembuatan obat yang baik (CPOB) mensyaratkan pula tiap
wadah akhir injeksi harus diamati satu per satu secara fisik. Dalam pembuatan
obat suntik, syarat utamanya ialah obat harus steril, tidak terkontaminasi bahan
Sediaan steril injeksi dapat berupa ampul, ataupun berupa vial. Injeksi vial
adalah salah satu bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis
ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5 mL – 100 mL. Injeksi vial pun
dapat berupa takaran tunggal atau ganda dimana digunakan untuk mewadahi
serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau pun
ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi
injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang
perenteral, suntikan dengan cara menembus, atau merobek jaringan kedalam atau
a. Obat larutan, atau emulsi yang digunakan untuk injeksi ditandai dengan
b. Sediaan padat kering atau cairan pekat yang tidak mengandung dapar,
pengencer atau bahan tambahan lain dan larutan yang diperoleh setelah
Sodium steril.
c. Sediaan seperti tertera pada no b, tetapi mengandung satu atau lebih dapar,
pengencer atau bahan tambahan lain dan dapat dibedakan dari nama
injeksi.
d. Sediaan berupa susupensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak
Suspensi steril.
untuk suspensi.
IV. SPESIFIKASI
kering.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam alkohol.
B. Dosis
Dosis Maks :-
C. Daftar Obat
Obat keras : Sediaan injeksi (semua obat suntik termasuk obat keras)
D. Sediaan Obat
pH : 8 - 9,5
V. FORMULA LENGKAP
5. Vial
VII. PENIMBANGAN BAHAN
10 ml 70 ml
W = - 2,449 % (hipertonis)
IX. PROSEDUR
X. EVALUASI
Brosur Tersedia
Kemasan Tersedia
Etiket Tersedia
XI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan sediaan larutan injeksi natrium
sediaan ini, dibuat dengan metode pembuatan injeksi yang pelarutnya adalah air.
natrium thiosulfat merupakan garam yang dapat diberikan secara empiris pada
orang yang keracunan sianida, zat ini pun stabil dalam larutan pembawa air.
tiap thiosulfat mengandung dosis 100 mg dengan penambahan zat tambahan yang
cocok secukupnya lalu di add dengan aqua pro injeksi 1 ml. Masa penyimpanan
dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda, terlindung dari cahaya.
Sediaan injeksi ini mempunyai stabilitas pH antara 8-9,5 menurut USP dan
dikarenakan dapar harus mempunyai rentang tipis yang berupa penyangga agar
tidak terjadi lingkungannya terlalu asam, sebab dapar mempunyai sifat yang agak
sedikit basa yang sedikit basa yang fungsinya untuk menstabilkan pH thiosulfat
yakni 8 – 9,5.
Metode sterilisasi yang digunakan untuk membuat injeksi ini pun dibuat
dengan metode aseptis. Metode ini didasarkan pada kestabilan bahan pada
dilakukan dengan metode aseptis. Metode aseptis ini bertujuan untuk menjaga
pembuatan. Dalam pembuatan injeksi ini terlebih dahulu alat-alat yang akan
digunakan disterilkan terkecuali bahan karena dalam hal ini tidak tahan
pemanasan dan zat aktif bisa dianggap steril. Pada pembuatan injeksi metode
dalam keadaan tertentu. Perlunya sediaan injeksi ini dibuat isotonis ataupun
hipertonis agar pada saat penyuntikan tidak meninmbulkan rasa sakit. Untuk
membuat injeksi yang isotonis dapat menggunakan NaCl dalam jumlah tertentu
penampilan sediaan injeksi yang dihasilkan yaitu larutan bening, hal ini
dikarenakan natrium thiosulfat ini tidak terjadi reaksi dan stabil pada saat
dilakukan dengan membalikannya, jika ada yang menetes maka vial tersebut
bocor.
XII. KESIMPULAN