Kelas : B
NIM : F0219033
4. Menurut analisis saya sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi Sarjana
Ekonomi.
Setelah membaca beberapa artikel, beberapa hal yang dapat saya simpulkan
adalah kebanyakan membahas mengenai draf revisi Undang-Undang (UU) Ketentuan
Umum Perpajakan (KUP) yang dinilai memberatkan Wajib Pajak, dapat dilihat dari
beberapa pasal-pasal yang menuai respon negatif meskipun memang berorientasi pada
agenda reformasi pajak. Sementara para pengusaha menyoroti fokus pemerintah yang
harusnya berfokus pada reformasi pajak diluar UU, yang meliputi pembenahan SDM,
organisasi, serta Sistem Informasi dan Teknologi, serta tak lupa proses bisnis yang ada.
Namun, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Ditjen Pajak berjanji akan
melakukan pembahasan lebih dalam jika nantinya ada penilaian beleid mengenai pasal
pasal dalam RUU KUP. Contoh dari timbulnya keberatan terhadap draf RUU KUP
adalah adanya ketentuan yang memungkinkan fiskus untuk mengadakan pemeriksaan
berulang di tahun pajak yang sama yang dinilai tidak kompatibel dengan self
assestment di Indonesia, sehingga dinilai kepastian hukum tidak ada. Hukuman
terhadap pembayar pajak juga dinilai terlalu berat baik denda ataupun pidana, juga
diiringi dengan kewajiban bayar pajak yang tidak bisa ditunda. Selain itu, RUU KUP
dinilai berorientasi pada government-centered karena terkesan keras dibanding UU KUP
yang ada saat ini.
Dilain sisi, reformasi pajak juga telah memberikan hasil yang telah dicapai yang
dinilai bermanfaat bagi wajib pajak yaitu pelayanan oleh petugas account representative
yang terkandung dalam konsep one stop servis, selain itu pemanfaatan teknologi seperti
e-filing, e-SPT, e-registration, dan pembentukan call center juga tidak kalah bermanfaat.
Adanya Sunset Policy juga mampu mewujudkan implementasi ekstensifikasi dari
perpajakan.