Darmawati
Abstrak
Sampah menjadi suatu poblematika di Kota Maupun di Desa, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Bab 1 Pasal 1 ayat 1 dan 2 mengatakan bahwa Sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Serta sampah spesifik adalah
sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Olehnya itu
penelitian ini mengunakan deskriptif kualitatif dengan informan yaitu Pegawai Badan Lingkungan Hidup
Kota Palopo, kebijakan pengelolaan persampahan menjadi tuntutan untuk dilaksanakan, berupa program
dikembangkan, sehingga mampu menyelesaikan persolaan pengelolaan sampah. Sarana persampahan di Kota
Palopo sudah memadai, namun kesadaran masyarakat yang masih diperlukan untuk mendukung terciptana
pengelolaan persampahan yang efektif dan efisien.
PENDAHULUAN
53
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019
54
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019
55
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019
diatas dapat disimpulkan bahwa informasi yang memiliki hasrat kuat dan komitmen yang tinggi
disebarkan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota agar mampu mencapai tujuan kebijakan yang
Palopo berjalan dengan baik. diharapkan. Ada tiga unsur utama yang
memengaruhi kemampuan dan kemauan aparat
B. Sumber Daya Dalam pelaksana untuk melaksanakan kebijakan.
Mengimplementasikan Kebijakan Program Berdasarkan hasil wawancara dengan, Bidang
Pengelolaan persampahan Oleh Badan Pengelolaan Sampah Dan Limbah Bahan
Lingkungan Hidup Kota Palopo Berbahaya dan Beracun Badan Lingkungan Hidup
Sumber daya Kota Palopo memiliki Kota Palopo memaparkan sebagai berikut :
potensi yang baik bagi kehidupan masyarakat “Komitmen yang kami lakukan
Kota palopo maupun wisatawan. sumber daya berdasarkan keinginan kami dalam mencapai
yang optimal memungkinkan peningkatan target dan tupoksi pelayanan penanganan sampah
penduduk di Kota Palopo. Seiring dengan di Kota Palopo yang berpedoman kepada
peningkatan penduduk maka timbulah berbagai peraturan - peraturan” (Wawancara, 2019)
aktivitas, seperti perkembangan pembangunan
terutama Kota, maupun aspek-aspek industri. Hal Hasil wawancara diatas adalah
ini mengakibatkan terjadinya peningkatan volume komitmen yang telah dilakukan oleh Badan
sampah. Sampah apabila tidak dikelola dengan Lingkungan Hidup Kota Palopo telah
baik akan menimbulkan berbagai permasalahan, dilaksanakan sesuai dengan tujuan, pokok dan
diantaranya sampah yang menumpuk di setiap fungsi Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo
TPS. dalam pelaksanaan implementasi kebijakan
peraturan Daerah Kota Palopo nomor 01 tahun
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota 2014 tentang pengelolaan sampah dikota palopo.
Palopo menjelaskan sumberdaya yang ada di Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Palopo
Badan Lingkungan Hidup Kota Palapo. dalam proses pengelolaan sampah yang dilakukan
“Kalau dari segi sumber daya yang kami oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo
(Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo) miliki, berpedoman kepada peraturan-peraturan yang
dari segi kendaraan yang dimiliki memang masih telah dtetapkan oleh pemerintah. Pelaksaan
terbatas, dan para petugas lapanganpun masih implementasi kebijakan Peraturan Daerah tahun
kurang untuk menangani permasalahan sampah di 2014 Tentang Pengelolaan Sampah di Kota
Kota Palopo” (Wawancara, 2019) Palopo dilakukan oleh aparatur yang telah
mempunyai kemampuan dalam masingmasing
Uraian pemaparan diatas menjelaskan tugasnya, yang menjadikan pelaksanaan
bahwa kurang petugas hingga fasilitas yang implementasi kebijakan pengelolaan sampah
diberikan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota dapat berjalan dengan baik.
Palopo merupakan salah satu kendala terhadap
persampahan Kota Palopo. Peningkatan sampah D. Struktur Birokrasi Dalam Implementasi
di Kota Palopo adalah persoalan yang Kebijakan publik
membutuhkan antisipasi terhadap dampak Struktur organisasi bertugas
kerusakan lingkungan. Pertumbuhan jumlah melaksanakan kebijakan memiliki pengaruh besar
penduduk sangat mempengaruhi meningkatnya terhadap pelaksanaan kebijakan, di dalam sturktur
jumlah sampah yang semakin tahun semakin birokrasi terdapat dua hal penting yang dapat
meningkat. Penduduk Kota Palopo 176.907 jiwa mempengaruhinya salah satunya yaitu aspek
berdasarkan data statistik. Dengan demikian struktur birokrasi yang penting dari setiap
Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo diharuskan organisasi adalah adanya prosedur operasi standar
memiliki sarana dan prasarana dalam mendukung (Standard operating procedurs) atau SOP. SOP ini
pengelolaan sampah yang lebih baik dan merupakan pedoman untuk para pelaksana
mengurangi dampak terhadap lingkungan. kebijakan dalam bertindak atau menjalankan
C. Disposisi Dalam Implementasi Kebijakan tugasnya. Selain SOP yang mempengaruhi
publik struktur birokrasi adalah fragmentasi yang berasal
dari luar organisasi.
Disposisi adalah sikap dan komitmen
dari pelaksana terhadap kebijakan atau program Wawancara dengan Kepala Badan
yang harus dilaksanakan karena setiap kebijakan Lingkungan Hidup Kota Palopo sebagai berikut :
membutuhkan pelaksana-pelaksana yang
56
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019
57
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019
Baadan Lingkungan Hidup Kota Palopo, lebih persampahan mempuyai komitmen bersama-sama
melihat pada aspek ketersediaan pelaksana mengawal dan mengontrol setiap kegiatan yang
program yaitu tenaga administrasi dan para dilakukan hal ini karena dilandasai dengan rasa
tenaga buruh pengangkut sampah. Dari hasil kemauan dan keleluasaan yang besar untuk
pengamatan dari beberapa informan melaksanakan kebijakan. Hal ini menjalankan
menunjukan ketersediaan sumber daya pelaksanaan program mengacu kepada tugas pokok
manusia, hal ini memungkinkan terjadinya dan fungsi mereka sebagai pelayan publik.
pelayanan pengangkutan sampah
dimasyarakat yang dilakukan oleh petugas Disposisi merupakan sikap dari aparatur
pengangkut sampah. Sumber daya manusia Badan Lingkungan Hidup, dalam mengelola sampah
menjadi modal utama untuk mendorong di Kota Palopo, sikap aparatur disini perlu di
terwujudnya pelayanan kebersihan secara perhatikan karena mempunyai hubungan yang
maksimal serta sebagai tolak ukur kekuatan sangat penting terhadap implementasi kebijakan
untuk meningkatkan mutu pelayanan. Sumber pengelolaan persampahan
daya utama dalam implementasi kebijakan 1. Effect of disposition (tingkat kepatuhan
pengelolaan persampahan adalah staf dan pelaksana) adalah pelaksana yang
tenaga buruh pengangkut sampah. Menurut menimbulkan hambatan-hambatan
Agustino (2012) mengungkapkan bahwa yang nyata terhadapimplementasi
keberadaan staf ialah sumber daya utama kebijakan tentang pengelolaan sampah
untuk mengimplementasikan kebijakan, di Kota Palopo.
kegagalan suatu implementasi karena 2. Incentives (insentif) adalah
disebabkan staf yang tidak memadai, dan tidak kecenderungan-kecenderungan yang
mempunyai keahlian. Satu hal yang perlu ada pada pelaksana melalui manipulasi
diingat bahwa jumlah staf/pegawai. selalu insentif oleh pembuat kebijakan
mempunyai dampak yang positif bagi melalui keuntungan-keuntungan atau
implementasi sebuah kebijakan ataupun biaya-biaya yang akan membuat
program. Pernyataan ini menandakan bahwa pelaksana melaksanakan dengan baik
staf yang banyak tidak secara otomatis dalam implementasi kebijakan tentang
mendorong lahirnya implementasi yang baik. pengelolaan sampah di Kota Palopo.
Berdasarkan hasil penelitian sumber Disposisi atau sikap pelaksana dalam
daya manusia masih kurang melaksanakan program pengembangan kinerja pengelolaan
peraturan daerah terkait pengelolaan sampah persampahan merupakan suatu faktor penting
di Kota Palopo. Sumber daya tersebut meliputi dalam pelaksanaan kebijakan. Sikap para
aparatur, sarana maupun prasarana seperti, pelaksana dalam program ini apabila mempunyai
truk sampah, tempat pembuangan sementara kemauan dan keinginan untuk melaksanakan
(TPS), tempat pembuangan akhir (TPA) dan program, maka sudah tentu pelaksanaan program
bak motor sampah yang memadai dalam akan efektif. Hal ini menandakan adanya
mendukung penellan persampahan. Seiring dukungan yang kuat dan keinginan yang besar
dengan peningkatan penduduk mengakibatkan untuk melaksanakan kebijakan sesuai apa yang
terjadinya peningkatan volume sampah. menjadi keputusan awal. Jika pandangan dan
Sampah apabila tidak maka timbulah berbagai sikap para pelaksana berbeda dengan tujuan yang
aktivitas, seperti perkembangan pembangunan akan dicapai maka proses pelaksanaan akan
terutama Kota, maupun aspek-aspek industri. semakin jauh dari harapan untuk
Hal ini dikelola dengan baik akan mensukseskannya. Kurangnya dalam intensitas
menimbulkan berbagai permasalahan, disposisi ini, akan mengkibatkan gagalnya
diantaranya sampah yang menumpuk di setiap pelaksanaan kebijakan. Guna melihat disposisi
TPS. atau kecenderungan ini dapat dilihat melalui
C. Disposisi Dalam Implementasi Kebijakan dampak dari suatu kecenderungan, pengangkatan
publik Program Pengelolaan persampahan birokrat dan insentif pada organisasi. Edward III
Oleh Badan Lingkungan Hidup Kota yang dikutip Widodo (2012:104) jika
Palopo implementasi kebijakan ingin berhasil secara
efektif dan efisien, para pelaksana tidak hanya
Mengacu pada penelitian ini berdasarkan mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan
beberapa informan menunjukan bahwa sikap para mempunyai kemampuan untuk melakukan
pelaksana program pengembangan pengelolaan kebijakan itu, tetapi mereka juga harus
58
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019
D. Struktur Birokrasi Dalam terhadap hasil yang dicapai yang dilakukan oleh
Implementasi Kebijakan publik pelaku kebijakan. Mengacu pada penjelasan diatas
Program Pengelolaan persampahan bahwa dalam pelaksanaan program
Oleh Badan Lingkungan Hidup Kota pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Palopo Kota Baubau sesuai dengan hasil penelitian dan
wawancara beberapa informan menggungkapkan
Pengelolaan sampah merupakan bahwa sejauh ini dalm pelaksanaan program
pembagian kerja bagi para aparatur di Badan belum mempunyai ketetapan Standart Operasi
Lingkungan Hidup Kota Palopo ke dalam subsub Prosedur (SOP), selama ini yang dilakukan oleh
bidang yang sebelumnya telah ditentukan dengan dinas terkait dalam pelaksanan program
kemampuan dari para aparatur itu sendiri, yang melakukan pendekatan persuasif yang sifatnya
bertujuan agar pengelolaan sampah dapat berjalan instruksi-instruksi untuk melaksanakan pekerjaan,
secara maksimal. hal ini akan mengakibatkan dan menjadi kesulitan
Struktur birokrasi di Dinas Kebersihan dalam menentukan keberhasilan suatu program.
dan Pertamanan Kota Palopo dalam pengelolaan KESIMPULAN
sampah merupakan pembagian kerja bagi para
aparatur di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Berdasarkan dari uraian yang telah
Kota Palopo kedalam sub-sub bidang yang dijelaskan sebelumnya, tentunya dapat
sebelumnya telah ditentukan dengan kemampuan disimpulkan, Dalam Impelementasi Kebijakan
dari para aparatur itu sendiri, yang bertujuan agar Pengelolaan Persampahan tertuang dalam Perda
pengelolaan samapah dapat berjalan secara Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
maksimal. Struktur birokrasi terkait dengan Persampahan yang dijabarkan sebagai sebuah
rentang dan kendali manajemen dan proses Program pengembangan kinerja pengelolaan
pelaksanaan kegiatan dalam sebuah organisasi persampahan oleh Dinas Kebersihan P3K Kota
yang dapat menentukan keberhasilan dan Baubau melalui bidang kebersihan sebagai
pencapaian tujuan organisasi. pelaksana program ialah sebuah program yang
lahir untuk menjawab persolaan persampahan dan
Struktur yang besar dengan jenjang mengoptimalkan pelayanan kebersihan dan
hirarkis menjadi salah satu sebab lambatnya meningkatkan kebersihan kota dari pemukiman
proses pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkup hingga pada ruang publik di Kota Baubau. Dalam
organisasi karena banyak proses yang harus penjelasan implementasi kebijakan dalam
dilewati. Sebaliknya apabila dengan struktur yang program pengembangan kinerja pengelolaan
sederhana akan memungkinkan percepatan persampahan untuk komuniksasi yang di bangun
terhadap suatu pekerjaan. Menurut Dennis H. oleh pihak dinas terkait khususnya para pelaksana
Wrong yang dikutip Santosa (2009:10) program di Dinas Kebersihan belum terlaksana
mengungkapkan bahwa setiap orgnisasi birokratik secara optimal, adapun ketersediaan sumberdaya
mempunyai ciri struktural utama sebagai berikut : yakni sumber daya manusia sejauh ini masih
Pertama, pembagian tugas, kedua, hierarki otorita, terbatas yang menjadi kendala dalam pencapaian
ketiga, peraturan dan ketentuan terperinci, pelaksanaan program yang berpengaruh pada
keempat, hubungan impersonal di antara pekerja. tercapainya program. Hanya saja untuk sarana dan
Ketepatan dalam menentukan sumber prasarana persampahan mendukung terlaksananya
yang diperlukan bagi para pelaku kebijakan, program yang dijalankan. Terkait komitmen dan
niscaya akan memberi peluang berhasilnya kemauan para pelaksana program khususnya di
pelaksanaan kebijakan. Demikian sebaliknya, dinas kebersihan Kota Baubau bersama-sama
kekurangan sumber yang tidak tersedia dan di mengawal untuk mensukseskan pelaksanaan
butuhkan oleh pelaku kebijakan, niscaya akan program. Untuk pengelolaan persampahan.
menyebabkan terjadinya kegagalan terhadap SARAN
pelaksanaan kebijakan. Standart Operasi Prosedur
(SOP) akan mempengaruhi tingkat disposis Perlunya peningkatan komunikasi yang
kebijakan, semakin jelas standart operasi prosedur intens dan penyebaran informasi serta
(SOP) pelaksanaan kebijakan, semakin pengawasan antara implementor program
memudahkan para pelaku kebijakan untuk pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
mengetahui, memahami, dan mendalami substansi agar wewenang pekerjaan yang dilakukan dapat
59
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019
terlaksana dengan baik. Perlunya penambahan Neolaka, Amos. 2008. Kesadaran Lingkungan.
jumlah petugas sampah (pasukan kuning) karena Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta
sejauh ini minim jumlahnya, mengingat kawasan
Santosa, Pandji. 2009. Administrasi Publik, Teori
yang dilakukan kedepannya akan semakin luas
dan Aplikasi Good Governance.
dalam pelayanan pengangkutan persampahan di
Penerbit PT. Refika Aditama.
Kota Baubau.Perlu meningkatkan biaya
Bandung.
operasional dan pengadaan sarana yakni armada
pengangkut sampah yang saat ini masih kategori Subarsono, AG. 2013. Analisis Kebijakan Publik,
minim dan belum menjangkau semua wilayah Konsep Teori dan Aplikasi. Penerbit
kecamatan dan kelurahan dalam pelayanan Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
persampahan di Kota Baubau.Segera menyusun
Suwerda, Bambang. 2012. Bank Sampah : (Kajian
SOP (Standart Operasional Prosedur) mengenai
Teori dan Penerapan). Penerbit Pustaka
kegiatan yang dikerjakan terkait program
Rihama. Yogyakarta.
pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
agar wewenang dan tanggung jawab dalam Widodo, Joko. 2012. Analisi Kebijakan Publik,
melaksanakan tugas secara rinci. Konsep dan Aplikasi Analisi Proses
Kebijakan Publik. Bayumedia
REERENSI
Publishing. Malang
Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori,
Publik. Bandung. Alfabeta
Proses, dan Studi Kasus). C A P S
Edward III, George. 1980. Implementing Public Yogyakarta Peraturan Daerah Kota
Policy. First Edition. CQ Press USA. Baubau Nomor 6 Tahun 2009 tenang
Pengelolaan Persampahan
60