Anda di halaman 1dari 8

Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal

Volume 2, No. 2, Oktober 2019

KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KOTA PALOPO


(STUDI BADAN LINGKUNGAN HIDUP)

Darmawati

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Unviersitas Andi Djemma Palopo
Email: darmawati_thamrin@yahoo.com

Abstrak

Sampah menjadi suatu poblematika di Kota Maupun di Desa, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Bab 1 Pasal 1 ayat 1 dan 2 mengatakan bahwa Sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Serta sampah spesifik adalah
sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Olehnya itu
penelitian ini mengunakan deskriptif kualitatif dengan informan yaitu Pegawai Badan Lingkungan Hidup
Kota Palopo, kebijakan pengelolaan persampahan menjadi tuntutan untuk dilaksanakan, berupa program
dikembangkan, sehingga mampu menyelesaikan persolaan pengelolaan sampah. Sarana persampahan di Kota
Palopo sudah memadai, namun kesadaran masyarakat yang masih diperlukan untuk mendukung terciptana
pengelolaan persampahan yang efektif dan efisien.

Kata kunci: Kebijakan, Pengelolaan, Persampahan Kota Palopo.

PENDAHULUAN

Persoalan sampah tidak henti-hentinya Kota Palopo merupakan Kota yang


menjadi pembahasan karena berkaitan dengan mempunyai jumlah penduduk Produksi sampah di
lingkungan dan pola hidup serta budaya Kota Palopo tiap hari terus meningkat hingga
masyrakat itu sendiri. Masalah yang kompleks di mencapai 80 ton per harinya. Hal ini
mana lingkungan lebih banyak bergantung pada menyebabkan masih adanya sampah yang tersisa
tingkah laku manusia yang semakin lama semakin yang belum dapat diselesaikan armada sampah
menurun, baik dalam kualitas maupun dalam disebabkan daya angkut yang belum
menunjang kehidupan.Oleh karena itu perlu memungkinkan.
adanya penanganan yang serius oleh pemerintah
serta solusi agar kebersihan lingkungan tetap Masalah yang berkaitan dengan
terjaga. Penanganan sampah diasumsikan bahwa pengelolaan sampah pada masyarakat saat ini
laju produksi sampah tidak sebanding dengan sangat rumit/kompleks, karena kuantitas yang
proses penanganannya. Hal ini dibutuhkan makin meningkat ragam jenis komposisi yang
kebijakan pemerintah daerah untuk melakukan makin bervariasi, keterbatasan sumber dana bagi
penanganan dengan tepat. pelayanan umum di kota-kota besar, dampak
perkembangan teknologi dan keterbatasan yang
Undang-Undang Republik Indonesia timbul dalam hal energi dan bahan baku. Sebagai
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan konsekuensinya jika pengelolaan sampah
Sampah Bab 1 Pasal 1 ayat 1 dan 2 mengatakan diharapkan dengan efisiensi yang tinggi dan tertib,
bahwa: “sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari aspek-aspek mendasar dan saling berhubungan
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk antar aspek hams dikenali dan dipahami dengan
padat. Serta sampah spesifik adalah sampah baik (Madelan, 2003).
yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus”. Teori Edwards III yang menyatakan ada
Peraturan Daerah tahun 2014 tentang “ empat faktor kritis dalam impelementasi
Penggelolaan sampah sehingga terwujud dengan kebijakan publik, yaitu :
baik”. Hal ini jika tidak terkendali dengan baik A. Komunikasi
akan berdampak pada kesehatan manusia di
lingkungan sekitarnya.

53
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019

Komunikasi oleh pihak pengelolah 1. Kognisi, yaitu seberapa jauh


persampahan khusunya Badan Lingkunan Hidup pemahaman pelaksana terhadap
sebagai pihak legal formal sangat dibutuhkan agar kebijakan. Pemahaman terhadap
kebelanjutan kota Palopo berdasarkan Visi Badan tujuan kebijakan sangat penting
Linkunagan Badan lingkungan hidup sehingga bagi aparat pelaksana.
dapat terwujud yakni, mewujudkan terciptanya 2. Arahan dan tanggapan pelaksanaan.
keserasian antara pembangunan dan lingkungan Hal ini meliputi penerimaan,
secara dinamis, lestari dan ramah lingkungan. ketidakberpihakan ataupun
penolakan pelaksana dalam
B. Sumber Daya menyikapi kebijaksanaan.
Sumber daya manusia sejauh ini masih 3. Intensitas respon atau tanggapan
terbatas yang menjadi kendala dalam pencapaian pelaksana
pelaksanaan program yang berpengaruh pada D. Struktur Birokrasi
tercapainya program. Sumber daya yang
diperlukan dalam implementasi menurut Edwards, Struktur birokrasi Edwards adalah
yaitu sebagai berikut: mekanisme kerja yang dibentuk untuk mengelolah
pelaksanaan sebuah kebijakan. Ia menekankan
1. Staf, yang jumlah dan kemampuannya perlu adanya Standard Operating Procedure (SOP)
sesuai dengan yang dibutuhkan. yang mengatur tata aliran pekerjaan dianatara para
2. Informasi, yaitu berkaitan dengan cara pelaksana, terlebih jika pelaksanaan program
melaksanakan kebijakan dan data yang melibatkan lebih dari satu institusi. Ia juga
berkaitan dengan kebijakan yang akan mengingatkan bahwa adakalanya fragmentasi
dilaksanakan. diperlukan ketika implementasi kebijakan
3. Kewenangan, artinya kewenangan yang memerlukan banyak program dan melibatkan
dibutuhkan bagi implementor sangat banyak institusi untuk mencapai tujuannya.
bervariasi bergantung pada kebijakan yang
harus dilaksanakan. Kewenangan dapat METODE PENELITIAN
berwujud membawa kasus ke meja hijau,
menyediakan barang dan jasa, kewenangan Jenis penelitian ini bertujuan untuk
untuk memperoleh dan menggunakan mengembangkan konsep ataupun teori sesuai
dana, kewenangan untuk meminta kerja realita yang didapatkan di lapangan yang
sama dengan badan pemerintah yang lain, disesuaikan persoalan rumusan masalah yang
dan lain-lain. diteliti bertujuan untuk dapat menemukan solusi
4. Fasilitas. Fasilitas fisik termasuk hal berupa jawaban dan gambaran yang ada, serta
penting bagi keberhasilan implementasi mengungkapkan persoalan yang sifatnya tidak
kebijakan oleh para implementor. Fasilitas terekspos secara realita dalam hal upaya apa saja
fisik sebagai sarana dan prasarana yang dilakukan pemerintah Kota Baubau terhadap
pendukung diperlukan untuk pengelolaan persampahan, Menurut Bogdan dan
memperlancar proses komunikasi Taylor yang dikutip Moleong (2004:4)
kebijakan. Tanpa fasilitas fisik yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai
memadai, imlementasi juga tidak akan prosedur penelitian yang menghasilkan data
efektif. Fasilitas fisik ini beragam deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
bergantung pada kebutuh kebijakan. orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Dengan mendapatkan suatu obyek yang di teliti
C. Disposisi kemudian menentukan hal tersebut untuk
dilakukan sebuah analisis data deskriptif kualitatif
Disposisi adalah sikap dan komitmen sebagai pembanding terhadap fenomena yang
dari pelaksana terhadap kebijakan atau program terjadi dilapangan yang mengarah pada tujuan
yang harus dilaksanakan karena setiap kebijakan terhadap sasaran penelitian. Jenis data, yaitu
membutuhkan pelaksana-pelaksana yang Primer dan Sekunder. Teknik Pengumpulan data:
memiliki hasrat kuat dan komitmen yang tinggi Wawancara, dokumentasi, dan Observasi. Teknik
agar mampu mencapai tujuan kebijakan yang Analisis Data; 1.Data Collection, 2. Data
diharapkan. Ada tiga unsur utama yang Condensation, 3. Data Display (Penyajian Data) ,
memengaruhi kemampuan dan kemauan aparat 4.Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan
pelaksana untuk melaksanakan kebijakan, antara dan Verifikasi).
lain sebagai berikut:

54
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019

menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan


sekitar rumah warga masing- masing. Selain itu
HASIL PENELITIAN masyarakat dihimbau untuk memelihara
A. Komunikasi Aparatur Kepada Masyarakat lingkungan dengan cara memisahkan sampah
Dalam Menyampaikan Pengelolaan organik dan nonorganik, karna tempat sampah
Sampah di Kota Palopo. sudah disediakan oleh pemerintah” (Wawancara,
2019).
Komunikasi impelementasi Kebijakan
Pengelolaan Persampahan yang dijabarkan Penyampaiyan yang dilakukan oleh
sebagai sebuah program pengembangan kinerja Badan Lingkungan Hidup kepada masyarakat
pengelolaan persampahan oleh Badan merupakan salah satu bentuk untuk memberikan
Lingkungan Hidup Kota Palopo pada Bidang informasi mengenai dampak sampah terhadap
Pengelolaan Sampah Dan Limbah Bahan keberlanjutan lingkungan yang sehat. Hasil
Berbahaya dan Beracun, terdiri dari: penelitian yang telah dilakukan terhadap Badan
Lingkungan Hidup Kota Palopo terkait masalah
a. Seksi Pengelolan Persampahan dan penyampaian pengelolaan sampah agar mudah di
Kebersihan. pahami oleh masyarakat seperti yang telah di
b. Seksi Pengelolaan Limbah Bahan utarakan oleh Bidang Pengelolaan Sampah Dan
Berbahaya dan Beracun. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Badan
c. Seksi Sarana dan Prasarana Lingkungan Hidup Kota Palopo.
Persampahan.
“Kami (Badan Lingkungan Hidup Kota
Kepala bidang Badan Lingkungan Hidup Palopo) selalu memberikan peringatan-peringatan
Kota Palopo mengambarkan komunikasi program kepada masyarakat untuk bekerja sama dengan
persampahan kepada publik. pihak Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo dan
memberi tahu akan dampak dari membuang
“Metode yang kami (Badan Lingkungan
sampah sembarangan, akan merugikan banyak
Hidup Kota Palopo) lakukan ada yang
pihak dan generasi selanjutnya” (Wawancara,
menggunakan persentasi, memasang baliho-
2019)
baliho di tempat strategis yang banyak di lalui oleh
masyarakat” (Wawancara, 2019). Uraian diatas dapat dijelaskan bahwa
Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo telah
Proses komunikasi Badan Lingkungan
memberikan informasi dengan jelas dan
Hidup sekurang–kurangnya melaksanakan fungsi,
mengingatkan kepada masyarakat agar mengerti
Pelayanan, Pengolahan persampahan melalui
dan memahami masalah sampah. Informasi yang
penyampaian lewat informasi presentasi, dan
diberikan kepada masyarakat diharapkan dapat
sosialisasi melalui pemsananggan baliho di tempat
diterima juga dapat bekerja sama dengan Badan
strategis.
Lingkungan Hidup Kota Palopo untuk
Permasalahan persampahan menjadi mengurangi permasalahan sampah. Dengan
suatu hal yang menjadi masalah yang akan adanya peringatan yang seringkali diutarakan oleh
berdampak negatif pada keberlanjutan lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo terhadap
yang sehat, dan menjadikan kota yang kumuh, masyarakat berharap dapat berjalan dengan baik,
pertambahan penduduk akan mengakibattnan sehingga tercipta lingkungan yang bersih, sehat
jumlah sampah meningkat. Kota Palopo yang dan terhindar dari penyakit. Karena apabila
secara demoografi wilayah terdiri dari menyadari dampak dari permasalahan sampah
pengunungan, Kota, dan Lautan. Kesadaran warga maka akan merugikan banyak pihak dan generasi
masyarakat akan sampah masih tergolong kurang. selanjutnya.
Komunikasi dengan semua pihak sebaiknya
Masyarakat telah mengerti dan
dilakukan dengan optimal.
memahami mengenai permasalahan sampah dan
Masyarakat Kota Palopo menurut hasil dampak dari sampah tersebut. Antusias
wawancara, menyatakan bahwa: masyarakat dalam melaksanakan kebersihan
lingkungan sangatlah tinggi, ini dapat dilihat dari
“Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo beberapa masyarakat yang telah menjalankan
menyampaikan Informasi dengan sangat jelas informasi yang diberikan oleh Badan Lingkungan
melalui penyuluhan mengenai permasalahan dan Hidup Kota Palopo terhadap masyarakat, terkait
dampak sampah kepada masyarakat, untuk dampak dari permasalahan sampah. Keterangan

55
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019

diatas dapat disimpulkan bahwa informasi yang memiliki hasrat kuat dan komitmen yang tinggi
disebarkan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota agar mampu mencapai tujuan kebijakan yang
Palopo berjalan dengan baik. diharapkan. Ada tiga unsur utama yang
memengaruhi kemampuan dan kemauan aparat
B. Sumber Daya Dalam pelaksana untuk melaksanakan kebijakan.
Mengimplementasikan Kebijakan Program Berdasarkan hasil wawancara dengan, Bidang
Pengelolaan persampahan Oleh Badan Pengelolaan Sampah Dan Limbah Bahan
Lingkungan Hidup Kota Palopo Berbahaya dan Beracun Badan Lingkungan Hidup
Sumber daya Kota Palopo memiliki Kota Palopo memaparkan sebagai berikut :
potensi yang baik bagi kehidupan masyarakat “Komitmen yang kami lakukan
Kota palopo maupun wisatawan. sumber daya berdasarkan keinginan kami dalam mencapai
yang optimal memungkinkan peningkatan target dan tupoksi pelayanan penanganan sampah
penduduk di Kota Palopo. Seiring dengan di Kota Palopo yang berpedoman kepada
peningkatan penduduk maka timbulah berbagai peraturan - peraturan” (Wawancara, 2019)
aktivitas, seperti perkembangan pembangunan
terutama Kota, maupun aspek-aspek industri. Hal Hasil wawancara diatas adalah
ini mengakibatkan terjadinya peningkatan volume komitmen yang telah dilakukan oleh Badan
sampah. Sampah apabila tidak dikelola dengan Lingkungan Hidup Kota Palopo telah
baik akan menimbulkan berbagai permasalahan, dilaksanakan sesuai dengan tujuan, pokok dan
diantaranya sampah yang menumpuk di setiap fungsi Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo
TPS. dalam pelaksanaan implementasi kebijakan
peraturan Daerah Kota Palopo nomor 01 tahun
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota 2014 tentang pengelolaan sampah dikota palopo.
Palopo menjelaskan sumberdaya yang ada di Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Palopo
Badan Lingkungan Hidup Kota Palapo. dalam proses pengelolaan sampah yang dilakukan
“Kalau dari segi sumber daya yang kami oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo
(Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo) miliki, berpedoman kepada peraturan-peraturan yang
dari segi kendaraan yang dimiliki memang masih telah dtetapkan oleh pemerintah. Pelaksaan
terbatas, dan para petugas lapanganpun masih implementasi kebijakan Peraturan Daerah tahun
kurang untuk menangani permasalahan sampah di 2014 Tentang Pengelolaan Sampah di Kota
Kota Palopo” (Wawancara, 2019) Palopo dilakukan oleh aparatur yang telah
mempunyai kemampuan dalam masingmasing
Uraian pemaparan diatas menjelaskan tugasnya, yang menjadikan pelaksanaan
bahwa kurang petugas hingga fasilitas yang implementasi kebijakan pengelolaan sampah
diberikan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota dapat berjalan dengan baik.
Palopo merupakan salah satu kendala terhadap
persampahan Kota Palopo. Peningkatan sampah D. Struktur Birokrasi Dalam Implementasi
di Kota Palopo adalah persoalan yang Kebijakan publik
membutuhkan antisipasi terhadap dampak Struktur organisasi bertugas
kerusakan lingkungan. Pertumbuhan jumlah melaksanakan kebijakan memiliki pengaruh besar
penduduk sangat mempengaruhi meningkatnya terhadap pelaksanaan kebijakan, di dalam sturktur
jumlah sampah yang semakin tahun semakin birokrasi terdapat dua hal penting yang dapat
meningkat. Penduduk Kota Palopo 176.907 jiwa mempengaruhinya salah satunya yaitu aspek
berdasarkan data statistik. Dengan demikian struktur birokrasi yang penting dari setiap
Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo diharuskan organisasi adalah adanya prosedur operasi standar
memiliki sarana dan prasarana dalam mendukung (Standard operating procedurs) atau SOP. SOP ini
pengelolaan sampah yang lebih baik dan merupakan pedoman untuk para pelaksana
mengurangi dampak terhadap lingkungan. kebijakan dalam bertindak atau menjalankan
C. Disposisi Dalam Implementasi Kebijakan tugasnya. Selain SOP yang mempengaruhi
publik struktur birokrasi adalah fragmentasi yang berasal
dari luar organisasi.
Disposisi adalah sikap dan komitmen
dari pelaksana terhadap kebijakan atau program Wawancara dengan Kepala Badan
yang harus dilaksanakan karena setiap kebijakan Lingkungan Hidup Kota Palopo sebagai berikut :
membutuhkan pelaksana-pelaksana yang

56
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019

“Struktur birokrasi di Badan Lingkungan dilapangan masih terlihat belu maksimal.


Hidup Kota Palopo dilaksanakan dengan baik dan Kemampuan dalam melakukan komunikasi yang
benar sesuai dengan SOP dan tanggung jawab diharapkan informasi tersampaikan sesuai dengan
pelaksana” (Wawancara, 2019). tujuan dan tepat sasaran. Komunikasi memiliki
peran/fungsi yang cukup penting untuk
Pemaparan hasil wawancara dapat menentukan keberhasilan kebijakan publik dalam
dijelaskan bahwa struktur birokrasi yang ada di implementasinya, khususnya dalam pengelolaan
Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo sudah persampahan Kota Palopo.
dilaksanakan dengan baik, para aparatur dari
Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo sudah Komitmen komunikasi dilakukan untuk
menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan yang mensinergikan antara upaya sosialisasi dengan
berlaku sesuai dengan pembagian tugasnya pelaksanaan maka Badan Lingkungan Hidup
masing-masing, sehingga aparatur tidak selaku penanggung jawab dalam pelaksanaan
dibenarkan melaksanakan tugas yang bukan keebijakan prgra pengellaan persampahan Kota
bagian dari kewenangannya. Palopo memberikan peringatan kepada
masyarakat agar tidak membuang sampah yang
Struktur birokrasi yang baik akan bukan pada tempatnya, peringatan ini bertujuan
memberikan dorongan kepada keberhasilan memberikan pandangan terhadap dampak
pelaksanaan implementasi kebijakan Peraturan kerusakan lingkunan yang akan berakibat pada
Daerah Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah generasi dimasa selanjutnya.
di Kota Palopo telah ditetapkan serta struktur
organisasi telah dibentuk, sehingga hal yang perlu 1. Penyampaian informasi adalah
diperhatikan adalah bagaimana organisasi tersebut penyampaian informasi yang
melakukan kegiatan atau menjalankan tugas dan disampaikan oleh Badan Lingkungan
fungsinya dengan baik dan benar, karena struktur Hidup dalam implementasi pengelolaan
birokrasi memberikan andil yang besar dalam sampah di Kota Palopo.
keberhasilan pelaksanaan kebijakan program 2. Kejelasan) adalah suatu kejelasan
perencenaan pengelolaan sampah yang
pengelolaan persampahan di Kota Palopo.
dilaksanakan oleh Badan Lingkungan
PEMBAHASAN Hidup dan dalam pelaksanaannya tidak
menyimpang serta harus jelas dan
A. Komunikasi Aparatur Kepada Masyarakat konsisten.
Dalam Menyampaikan Pengelolaan 3. Konsistensi, adalah pelaksanaan kegiatan
Sampah di Kota Palopo. yang dilakukan oleh Badan Lingkungan
Hidup dalam mengelola sampah secara
Pengelolaan persampahan Kota Palopo berkesinambungan sesuai dengan
dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup, sampah peraturan yang berlaku
merupakan berkaitan dengan kegiatan manusia.
Penanggulangan sampah tidak hanya menjadi B. Sumber Daya Dalam
urusan pemerintah Kota khususnya Badan Mengimplementasikan Kebijakan Program
Lingkungan Hidup, akan tetapi dibutuhkan Pengelolaan persampahan Oleh Badan
partisipasi masyarakat secara luas. Komunikasi Lingkungan Hidup Kota Palopo
persampahan Kota Palopo dilakukan dengan
Secara geografis luas wilayah Kota
beberapa metode yang terlihat di lapangan yaitu;
Palopo lebih 247.52 KM2, wilayah Kota
presentasi, lomba-lomba kebersihan di setiap
Palopo sebagian besar merupakan daratan
Kelurahan, memasang baliho ditempat yang
rendah dengan ketinggian 0 – 100 m sebagian
dianggap strategis. Penyuluhan mengenai
besar 63 selebihnya merupakan daerah
kebersihan, kesehatan, dan cara memisahkan
pegunungan. Wilayah Kota Palopo sebagian
sampah organik dan non organik.
besar merupakan dataran terendah yaitu
Intensitas dalam mengkomunikasikan sekitar 63,97% dari total luas wilayah Kota
persampahan dengan berbagai model komunikasi Palopo, jumlah penduduk 180.678 jiwa,
baik secara langsung oleh peerintah kota, maupun penglolaan sampah berdasarrkan Sumber daya
lewat media, berupa baliho, pengumuman, dan harus dimaksialkan, sehingga tercipta
lain-lainnya. Dengan adanya komunikasi yang lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.
intens diharrapkan pengellaan persampahan kata
Sumber daya dalam penelitian ini yaitu
palopo dilaksanakan secara efektif dan efisien.
sumber daya manusia. Sumber daya manusia
Namun berdasarkan pengamatan langsung

57
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019

Baadan Lingkungan Hidup Kota Palopo, lebih persampahan mempuyai komitmen bersama-sama
melihat pada aspek ketersediaan pelaksana mengawal dan mengontrol setiap kegiatan yang
program yaitu tenaga administrasi dan para dilakukan hal ini karena dilandasai dengan rasa
tenaga buruh pengangkut sampah. Dari hasil kemauan dan keleluasaan yang besar untuk
pengamatan dari beberapa informan melaksanakan kebijakan. Hal ini menjalankan
menunjukan ketersediaan sumber daya pelaksanaan program mengacu kepada tugas pokok
manusia, hal ini memungkinkan terjadinya dan fungsi mereka sebagai pelayan publik.
pelayanan pengangkutan sampah
dimasyarakat yang dilakukan oleh petugas Disposisi merupakan sikap dari aparatur
pengangkut sampah. Sumber daya manusia Badan Lingkungan Hidup, dalam mengelola sampah
menjadi modal utama untuk mendorong di Kota Palopo, sikap aparatur disini perlu di
terwujudnya pelayanan kebersihan secara perhatikan karena mempunyai hubungan yang
maksimal serta sebagai tolak ukur kekuatan sangat penting terhadap implementasi kebijakan
untuk meningkatkan mutu pelayanan. Sumber pengelolaan persampahan
daya utama dalam implementasi kebijakan 1. Effect of disposition (tingkat kepatuhan
pengelolaan persampahan adalah staf dan pelaksana) adalah pelaksana yang
tenaga buruh pengangkut sampah. Menurut menimbulkan hambatan-hambatan
Agustino (2012) mengungkapkan bahwa yang nyata terhadapimplementasi
keberadaan staf ialah sumber daya utama kebijakan tentang pengelolaan sampah
untuk mengimplementasikan kebijakan, di Kota Palopo.
kegagalan suatu implementasi karena 2. Incentives (insentif) adalah
disebabkan staf yang tidak memadai, dan tidak kecenderungan-kecenderungan yang
mempunyai keahlian. Satu hal yang perlu ada pada pelaksana melalui manipulasi
diingat bahwa jumlah staf/pegawai. selalu insentif oleh pembuat kebijakan
mempunyai dampak yang positif bagi melalui keuntungan-keuntungan atau
implementasi sebuah kebijakan ataupun biaya-biaya yang akan membuat
program. Pernyataan ini menandakan bahwa pelaksana melaksanakan dengan baik
staf yang banyak tidak secara otomatis dalam implementasi kebijakan tentang
mendorong lahirnya implementasi yang baik. pengelolaan sampah di Kota Palopo.
Berdasarkan hasil penelitian sumber Disposisi atau sikap pelaksana dalam
daya manusia masih kurang melaksanakan program pengembangan kinerja pengelolaan
peraturan daerah terkait pengelolaan sampah persampahan merupakan suatu faktor penting
di Kota Palopo. Sumber daya tersebut meliputi dalam pelaksanaan kebijakan. Sikap para
aparatur, sarana maupun prasarana seperti, pelaksana dalam program ini apabila mempunyai
truk sampah, tempat pembuangan sementara kemauan dan keinginan untuk melaksanakan
(TPS), tempat pembuangan akhir (TPA) dan program, maka sudah tentu pelaksanaan program
bak motor sampah yang memadai dalam akan efektif. Hal ini menandakan adanya
mendukung penellan persampahan. Seiring dukungan yang kuat dan keinginan yang besar
dengan peningkatan penduduk mengakibatkan untuk melaksanakan kebijakan sesuai apa yang
terjadinya peningkatan volume sampah. menjadi keputusan awal. Jika pandangan dan
Sampah apabila tidak maka timbulah berbagai sikap para pelaksana berbeda dengan tujuan yang
aktivitas, seperti perkembangan pembangunan akan dicapai maka proses pelaksanaan akan
terutama Kota, maupun aspek-aspek industri. semakin jauh dari harapan untuk
Hal ini dikelola dengan baik akan mensukseskannya. Kurangnya dalam intensitas
menimbulkan berbagai permasalahan, disposisi ini, akan mengkibatkan gagalnya
diantaranya sampah yang menumpuk di setiap pelaksanaan kebijakan. Guna melihat disposisi
TPS. atau kecenderungan ini dapat dilihat melalui
C. Disposisi Dalam Implementasi Kebijakan dampak dari suatu kecenderungan, pengangkatan
publik Program Pengelolaan persampahan birokrat dan insentif pada organisasi. Edward III
Oleh Badan Lingkungan Hidup Kota yang dikutip Widodo (2012:104) jika
Palopo implementasi kebijakan ingin berhasil secara
efektif dan efisien, para pelaksana tidak hanya
Mengacu pada penelitian ini berdasarkan mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan
beberapa informan menunjukan bahwa sikap para mempunyai kemampuan untuk melakukan
pelaksana program pengembangan pengelolaan kebijakan itu, tetapi mereka juga harus

58
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019

mempunyai kemauan untuk melaksanakan


kebijakan tersebut.

D. Struktur Birokrasi Dalam terhadap hasil yang dicapai yang dilakukan oleh
Implementasi Kebijakan publik pelaku kebijakan. Mengacu pada penjelasan diatas
Program Pengelolaan persampahan bahwa dalam pelaksanaan program
Oleh Badan Lingkungan Hidup Kota pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Palopo Kota Baubau sesuai dengan hasil penelitian dan
wawancara beberapa informan menggungkapkan
Pengelolaan sampah merupakan bahwa sejauh ini dalm pelaksanaan program
pembagian kerja bagi para aparatur di Badan belum mempunyai ketetapan Standart Operasi
Lingkungan Hidup Kota Palopo ke dalam subsub Prosedur (SOP), selama ini yang dilakukan oleh
bidang yang sebelumnya telah ditentukan dengan dinas terkait dalam pelaksanan program
kemampuan dari para aparatur itu sendiri, yang melakukan pendekatan persuasif yang sifatnya
bertujuan agar pengelolaan sampah dapat berjalan instruksi-instruksi untuk melaksanakan pekerjaan,
secara maksimal. hal ini akan mengakibatkan dan menjadi kesulitan
Struktur birokrasi di Dinas Kebersihan dalam menentukan keberhasilan suatu program.
dan Pertamanan Kota Palopo dalam pengelolaan KESIMPULAN
sampah merupakan pembagian kerja bagi para
aparatur di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Berdasarkan dari uraian yang telah
Kota Palopo kedalam sub-sub bidang yang dijelaskan sebelumnya, tentunya dapat
sebelumnya telah ditentukan dengan kemampuan disimpulkan, Dalam Impelementasi Kebijakan
dari para aparatur itu sendiri, yang bertujuan agar Pengelolaan Persampahan tertuang dalam Perda
pengelolaan samapah dapat berjalan secara Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
maksimal. Struktur birokrasi terkait dengan Persampahan yang dijabarkan sebagai sebuah
rentang dan kendali manajemen dan proses Program pengembangan kinerja pengelolaan
pelaksanaan kegiatan dalam sebuah organisasi persampahan oleh Dinas Kebersihan P3K Kota
yang dapat menentukan keberhasilan dan Baubau melalui bidang kebersihan sebagai
pencapaian tujuan organisasi. pelaksana program ialah sebuah program yang
lahir untuk menjawab persolaan persampahan dan
Struktur yang besar dengan jenjang mengoptimalkan pelayanan kebersihan dan
hirarkis menjadi salah satu sebab lambatnya meningkatkan kebersihan kota dari pemukiman
proses pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkup hingga pada ruang publik di Kota Baubau. Dalam
organisasi karena banyak proses yang harus penjelasan implementasi kebijakan dalam
dilewati. Sebaliknya apabila dengan struktur yang program pengembangan kinerja pengelolaan
sederhana akan memungkinkan percepatan persampahan untuk komuniksasi yang di bangun
terhadap suatu pekerjaan. Menurut Dennis H. oleh pihak dinas terkait khususnya para pelaksana
Wrong yang dikutip Santosa (2009:10) program di Dinas Kebersihan belum terlaksana
mengungkapkan bahwa setiap orgnisasi birokratik secara optimal, adapun ketersediaan sumberdaya
mempunyai ciri struktural utama sebagai berikut : yakni sumber daya manusia sejauh ini masih
Pertama, pembagian tugas, kedua, hierarki otorita, terbatas yang menjadi kendala dalam pencapaian
ketiga, peraturan dan ketentuan terperinci, pelaksanaan program yang berpengaruh pada
keempat, hubungan impersonal di antara pekerja. tercapainya program. Hanya saja untuk sarana dan
Ketepatan dalam menentukan sumber prasarana persampahan mendukung terlaksananya
yang diperlukan bagi para pelaku kebijakan, program yang dijalankan. Terkait komitmen dan
niscaya akan memberi peluang berhasilnya kemauan para pelaksana program khususnya di
pelaksanaan kebijakan. Demikian sebaliknya, dinas kebersihan Kota Baubau bersama-sama
kekurangan sumber yang tidak tersedia dan di mengawal untuk mensukseskan pelaksanaan
butuhkan oleh pelaku kebijakan, niscaya akan program. Untuk pengelolaan persampahan.
menyebabkan terjadinya kegagalan terhadap SARAN
pelaksanaan kebijakan. Standart Operasi Prosedur
(SOP) akan mempengaruhi tingkat disposis Perlunya peningkatan komunikasi yang
kebijakan, semakin jelas standart operasi prosedur intens dan penyebaran informasi serta
(SOP) pelaksanaan kebijakan, semakin pengawasan antara implementor program
memudahkan para pelaku kebijakan untuk pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
mengetahui, memahami, dan mendalami substansi agar wewenang pekerjaan yang dilakukan dapat

59
Jurnal I La Galigo | Public Administration Journal
Volume 2, No. 2, Oktober 2019

terlaksana dengan baik. Perlunya penambahan Neolaka, Amos. 2008. Kesadaran Lingkungan.
jumlah petugas sampah (pasukan kuning) karena Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta
sejauh ini minim jumlahnya, mengingat kawasan
Santosa, Pandji. 2009. Administrasi Publik, Teori
yang dilakukan kedepannya akan semakin luas
dan Aplikasi Good Governance.
dalam pelayanan pengangkutan persampahan di
Penerbit PT. Refika Aditama.
Kota Baubau.Perlu meningkatkan biaya
Bandung.
operasional dan pengadaan sarana yakni armada
pengangkut sampah yang saat ini masih kategori Subarsono, AG. 2013. Analisis Kebijakan Publik,
minim dan belum menjangkau semua wilayah Konsep Teori dan Aplikasi. Penerbit
kecamatan dan kelurahan dalam pelayanan Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
persampahan di Kota Baubau.Segera menyusun
Suwerda, Bambang. 2012. Bank Sampah : (Kajian
SOP (Standart Operasional Prosedur) mengenai
Teori dan Penerapan). Penerbit Pustaka
kegiatan yang dikerjakan terkait program
Rihama. Yogyakarta.
pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
agar wewenang dan tanggung jawab dalam Widodo, Joko. 2012. Analisi Kebijakan Publik,
melaksanakan tugas secara rinci. Konsep dan Aplikasi Analisi Proses
Kebijakan Publik. Bayumedia
REERENSI
Publishing. Malang
Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori,
Publik. Bandung. Alfabeta
Proses, dan Studi Kasus). C A P S
Edward III, George. 1980. Implementing Public Yogyakarta Peraturan Daerah Kota
Policy. First Edition. CQ Press USA. Baubau Nomor 6 Tahun 2009 tenang
Pengelolaan Persampahan

60

Anda mungkin juga menyukai