Pembimbing/Coach, Mentor,
Penguji/Narasumber,
ii
Kata Pengantar
iii
sehingga penulis memiliki kekuatan dalam menyelesaikan semua
kewajiban penulis pada masa prajabatan.
9. Teman-teman CPNS Angkatan 23 yang luar biasa.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………………… i
Halaman Pengesahan ……………………………………………………….. ii
Kata Pengantar .……………………………………………………………… iii
Daftar Isi ………………………………………………………………………. v
Daftar Tabel ………………………………………………………………….. vi
Bab I. Pendahuluan ………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
B. Tujuan Aktualisasi ………………………………………..………... 3
Bab II. Pelaksanaan Aktualisasi ………………………………………….. 4
A. Analisis Dampak Isu Jika Tidak Diselesaiakan .………………….. 4
B. Pelaksanaan Aktualisasi …………………………………………. 5
C. Pelaksanaan Kegiatan …………………………………………. 25
D. Kendala dan Strategi Mengatasi ………………………………….. 28
Bab III. Penutup …………………………………………………………. 29
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 29
B. Saran …………………………………………………………. 29
Daftar Pustaka …………………………………………………………. 31
Lampiran …………………………………………………………. 32
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang memenuhi syarat tertentu diangkat secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Pengangkatan PNS dari Calon PNS (CPNS) telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 11 tahun 2017 yang disempurnakan oleh Peraturan
Pemerintah No. 17 tahun 2020. CPNS yang diangkat menjadi PNS harus
memenuhi persyaratan lulus pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Pendidikan dan Pelatihan dilakukan pada masa percobaan atau
disebut masa prajabatan. Dalam kondisi tertentu sehingga Pendidikan dan
Pelatihan tidak dapat dilaksanakan pada masa percobaan, maka CPNS akan
diangkat menjadi PNS setelah mengikuti dan lulus pelatihan prajabatan.
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan prajabatan diatur dalam
Peraturan Lembaga Administrasi Negara No. 12 tahun 2018. Pelatihan Dasar
CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS. Kompetensi
sebagaimana yang dimaksud diukur berdasarkan kemampuan sebagi berikut
:
1. menunjukkan sikap perilaku bela negara;
2. mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
3. mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
4. menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai
dengan bidang tugas
Struktur Kurikulum pembentukan karakter PNS terdiri atas agenda sikap
perilaku bela negara; agenda nilai–nilai dasar PNS; agenda kedudukan dan
peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan agenda
habituasi.
1
Peserta Latsar dituntut untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan jabatan di unit
kerjanya masing-masing. Untuk itu peserta difasilitasi dengan agenda
habituasi yaitu proses pembiasaan diri melalui pembelajaran aktualisasi di
lingkungan kerjanya. Tugas, fungsi dan peran ASN telah dijelaskan dalam
Undang – Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pada pasal
10-12. ASN memiliki tugas dan fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Adapun Peran
ASN adalah perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan pembangunan nasional. Untuk menjalankan tugas,
fungsi dan perannya, kode etik yang perlu diperhatikan dan dipatuhi oleh ASN
untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN (pasal 5). Selain kode etik, ada
prinsip nilai dasar ASN yang harus dijalankan antara lain :
1. memegang teguh ideologi Pancasila;
2. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
3. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
4. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
5. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
7. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
9. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
10. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
11. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
13. mengutamakan pencapaian hasil dan mendoronng kinerja pegawai;
14. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
15. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karier.
2
Untuk menentukan kelulusan peserta latsar dilakukan melalui evaluasi
penilaian. Evaluasi penilaian peserta Latsar terdiri dari 3 komponen yaitu
evaluasi sikap dan perilaku (bobot 10%), evaluasi akademik (bobot 20%),
evaluasi aktualisasi yang terdiri dari rancangan aktualisasi (bobot 20%) dan
laporan aktualisasi (bobot 30%) serta evaluasi Penguatan Kompetensi Teknis
Bidang Tugas (PKTBT) (bobot 20%). Ditinjau dari komponen evaluasi
penilaian, aktualisasi merupakan komponen penilaian dengan bobot terbesar.
Oleh sebab itu, aktualisasi memiliki peran penting dalam menentukan
kelulusan peserta. Melalui aktualisasi diharapkan agar nilai-nilai dasar yang
telah ditanamkan pada ASN dapat dihayati dan diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari dan menjadi jiwa serta semangat ASN dalam
menjalankan tugas, fungsi dan perannya.
Isu aktualisasi yang diangkat oleh penulis adalah tentang pelaksanaan
praktikum daring sebagai imbas adanya pandemic covid 19. Di Masa
pandemic covid 19, banyak sektor kehidupan yang berubah. Salah satu sector
yang terpengaruh adalah sector Pendidikan. Kebijakan Pembelajaran Jarak
Jauh ditetapkan oleh Kemdikbud dalam rangka mengurangi interaksi social
sebagai langkah pencegahan penularan covid 19. Transformasi sistem
pembelajaran dari tatap muka langsung (luring) menjadi jarak jauh (daring)
menuntut adanya perubahan dari metode dan instrument pendukung agar
tujuan pembelajaran tetap dapat tercapai. Oleh karena itu, Penulis melakukan
beberapa kegiatan untuk mendukung pelaksanaan Praktikum secara daring.
B. Tujuan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi ini merupakan upaya untuk pembiasaan diri bagi
CPNS dalam mengimplementasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Tujuan
aktualisasi adalah memecahkan isu dengan solusi yang sistematis.
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi diharapkan dapat menguatkan nilai-nilai
organisasi sehingga dapat mendukung tercapainya visi dan misi organisasi.
3
BAB II. PELAKSANAAN AKTUALISASI
4
B. Tahapan Pelaksanaan Aktualisasi
1. Unit Kerja : Universitas Sebelas Maret
2. Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelaksanaan praktikum pelayanan farmasi secara daring
3. Gagasan Pemecahan Isu : Sinkronisasi instrumen pada model pelaksanaan praktikum Pelayanan Farmasi secara
daring di Program Studi S1 Farmasi Universitas Sebelas Maret
Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Aktualisasi dan Analisis Dampak jika nilai dasar PNS tidak diterapkan
No. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan substansi Kontribusi Penguatan Nilai Analisis Dampak Jika
Tanggal materi pelatihan terhadap visi-misi Organisasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Pelaksanaan agenda II dan organisasi tidak Diterapkan
agenda III
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Merevisi Tahapan 1 Output : RPS hasil Agenda II Kegiatan Aktualisasi nilai Jika nilai sopan santun
Rencana Melakukan koordinasi revisi Akuntabilitas : memperbaiki RPS ANEKA tidak diterapkan maka
Pembelajaran dengan team teaching transparan, tanggung Praktikum khususnya komunikasi dalam
Semester Proses : jawab, kejelasan Pelayanan indikator sopan team teaching tidak
(RPS) 1. Penulis target Farmasi dengan santun, akan terjalin
Praktikum menghubungi rekan Bukti fisik : Nasionalisme : aktualisasi nilai tanggung jawab, komunikasi yang baik.
Pelayanan dosen team Dokumentasi menghargai ANEKA saling
Farmasi teaching dan percakapan di pendapat, jujur memberikan menghargai,
semester VII. meminta kesediaan WhatssApp Etika Publik : sopan kontribusi untuk jujur, transparan
Tanggal waktu untuk diskusi Bahan diskusi santun pencapaian visi dan perbaikan Jika nilai tanggung
pelaksanaan dengan sopan. Hal dengan team Komitmen Mutu : Prodi Farmasi berkelanjutan. jawab tidak dilakukan
17-20 Agustus ini sebagai teaching orientasi mutu yaitu menjadi oleh penulis maka
2020 perwujudan nilai Notulensi Diskusi Anti korupsi : jujur, program studi Menguatkan nilai diskusi tidak akan
sopan santun. tanggung jawab bereputasi organisasi kami berjalan dengan
(bukti Lampiran 1a) Internasional, yaitu lancer.
2. Penulis menyiapkan Agenda III : menghasilkan Achievement
terkait bahan diskusi Pelayanan Publik : sarjana yang orientation,
sebagai bentuk cermat dan teliti kompeten di Teamwork dan Jika tidak terjalin
tanggung jawab bidang sains- Integrity kerjasama yang baik
sebagai koordinator teknologi dan dalam tim, maka
5
parktikum. (bukti Whole of klinik-komunitas penyusunan RP tidak
Lampiran 1b) Government (WOG) dilandasi nilai luhur akan selesai tepat
3. Penulis melakukan : kerja sama budaya nasional, waktu sesuai dengan
diskusi secara serta mendukung target. Hal ini
langsung dengan pelaksanaan misi menunjukan
rekan tim teaching yaitu ketidakprofesionalan
terkait penyesuaian menyelenggarakan dalam bekerja.
metode dan pokok pendidikan yang
bahasan dengan berkualitas untuk
capaian menghasilkan
pembelajaran sarjana farmasi
sebagai bentuk yang kompeten
bekerja sama dalam bidang
dalam tim. (bukti sains-teknologi
Lampiran 1c) dan klinik-
komunitas.
Tahapan 2. Bukti fisik : Jika Penulis tidak
Berkonsultasi dengan Dokumentasi menerapkan nilai
ketua Kelompok percakapan transparansi, maka
Keilmuan (KK) terkait WhatssApp Ketua KK akan
perubahan RPS. kesulitan memahami
Proses : perubahan RPS yang
1. Penulis direvisi.
menghubungi ketua
KK dan
menyampaikan Jika nilai kejujuran
tentang perubahan tidak diterapkan
RPS yang secara maka,dapat
transparan. (bukti menimbulkan
lampiran 1d) kesalahfahaman.
2. Penulis Jika nilai menghargai
menyampaikan pendapat ketua KK
terkait tidak diterapkan maka
pertimbangan tidak akan terjalin
ilmiah dan alasan komunikasi yang baik.
6
perubahan RPS Hal ini tidak
secara jujur. (bukti mencerminkan
lampiran 1d) pelaksanaan WoG
3. Penulis meminta yang baik.
masukan dan
menghargai
pendapat Ketua
KK. (bukti
lampiran 1d)
Tahapan 3. Bukti fisik : Jika nilai cermat, dan
Menyusun RPS RPS hasil revisi teliti serta upaya
berdasarkan hasil perbaikan berkelajuta
diskusi. n dan orientasi mutu
4. Penulis menulis tidak diterapkan maka
revisi RPS dengan kualitas pembelajaran
cermat dan teliti tidak akan optimal. Hal
sebagai upaya ini menunjukan
perbaikan ketidakprofesionalan
berkelanjutan dari dosen.
pelaksanaan
Praktikum
Pelayanan Farmasi.
Hal ini merupakan
bentuk orientasi
mutu. (bukti
lampiran 1e)
Tahapan 4. Bukti fisik : Jika nilai transparan
Berkonsultasi dengan Dokumentasi dan sopan santun tidak
mentor (Kaprodi) percakapan diterapkan maka dapat
tentang hasil revisi WhatssApp memicu
RPS. kesalahfahaman dan
komunikasi berjalan
5. Penulis tidak lancer. Hal ini
menyampaikan tidak mencerminkan
kepada Kaprodi
7
tentang segala pelaksanaan WoG
perubahan dalam yang baik.
RPS secara
transparan (bukti
lampiran 1f)
6. Penulis meminta
pendapat dan
masukan dari
Kaprodi dengan
sopan
8
Tanggal bentuk tanggung Etika Publik : kontribusi untuk komunikasi,
pelaksanaan jawab koordinator menghargai pencapaian visi komitmen pada
19-24 Agustus praktikum (Bukti komunikasi Prodi Farmasi kepuasan
2020 Lampiran 2a) Komitmen Mutu : yaitu menjadi pelanggan,
berorientasi mutu program studi disiplin, peduli
Anti korupsi : bereputasi dan adil.
Tahapan 2. Bukti fisik : disiplin, peduli, adil Internasional, Jika disiplin tidak
Melakukan koordinasi Dokumentasi menghasilkan Menguatkan nilai diterapkan maka
dengan team teaching. percakapan Agenda III : sarjana yang organisasi kami pekerjaan tidak akan
WhatsApp Whole of kompeten di yaitu Teamwork selesai sesuai target.
Proses : Notulensi diskusi Government (WOG) bidang sains- dan Integrity
1. Penulis bertemu : koordinasi teknologi dan
dengan team teaching klinik-komunitas Jika menghargai
sesuai dengan waktu dilandasi nilai luhur komunikasi tidak
yang telah disepakati budaya nasional, diterapkan maka tidak
sebagai bentuk serta mendukung terbina hubungan yang
disiplin.(Bukti pelaksanaan misi baik dalam tim. Hal ini
lampiran 2b) yaitu tidak mencerminkan
2. Penulis menyelenggarakan pelaksanaan WoG
menyampaikan pendidikan yang yang baik.
rancangan rubrik berkualitas untuk
penilaian dan meminta menghasilkan
masukan kepada tim sarjana farmasi
sebagai bentuk yang kompeten Jika nilai keadilan dan
menghargai dalam bidang kepuasan mahasiswa
komunikasi (bukti sains-teknologi tidak diterapkan maka
lampiran 2c) dan klinik- akan menimbulkan
3. Penulis dan tim komunitas. ketidakpuasan
menetapkan kriteria mahasiswa sebagai
penilaian agar dapat pelanggan. Hal ini
memberikan keadilan tidka mencerminkan
dan kepuasan Pelayanan Publik yang
mahasiswa (Bukti baik.
lampiran 2c)
9
Tahapan 3. Menyusun Bukti fisik : Jika nilai kejelasan
rubrik penilaian Rubrik penilaian target tidak diterapkan
maka rubrik penilaian
Proses : tidak akan selesai
Penulis menyelesaikan dengan baik dan tepat
penulisan rubrik waktu. Hal ini
penilaian tepat waktu mencerminkan
sebagai bentuk ketidakprofesionalan
kejelasan target dalam bekerja
(bukti lampiran 2d)
Tahapan 4. Bukti fisik : Jika nilai transparansi
Mengupload rubrik Screenshoot bukti tidak diterapkan maka
penilaian di portal upload Rubrik dapat menimbulkan
pembelajaran daring penilaian kesalahfahaman.
spada.
Proses :
Penulis mengupload
rubrik penilaian di
portal spada sebagai
bentuk transaparansi
(bukti lampiran 2e)
3. Membuat Tahapan 1. Modul praktikum Agenda II Kegiatan membuat Aktualisasi nilai Jika nilai religious tidak
modul Melakukan studi Pelayanan Farmasi Akuntabilitas : draft modul ANEKA diterapkan pada
Praktikum literatur transparan Pelayanan khususnya pekerjaan maka tidak
Pelayanan Nasionalisme : Farmasi dengan indikator: akan ada tanggung
Farmasi Proses : Bukti fisik : Religious, tanggung aktualisasi nilai transparan, jawab moral terhadap
semester VII. 1. Penulis memulai Dokumentasi jawab, humanis ANEKA religius,tanggung Tuhan.
Tanggal aktivitas studi kegiatan, Etika Publik : sopan, memberikan jawab humanis,
pelaksanaan literatur dengan Ringkasan materi menghargai kontribusi untuk sopan,
24 Agustus – berdoa, komunikasi pencapaian visi menghargai Jika nilai sederhana
07 September menunjukan sikap Prodi Farmasi komunikasi dan mudah tidak
2020 yaitu menjadi mudah, diterapkan maka
10
religius. (bukti Komitmen Mutu : program studi berorientasi Pelayanan Publik tidak
lampiran 3a) Mudah, berorientasi bereputasi mutu, jujur, berjalan efektif dan
2. Penulis membaca mutu Internasional, sederhana efisien.
literatur dan Anti korupsi : jujur, menghasilkan
membuat ringkasan sederhana sarjana yang Menguatkan nilai
dengan bahasa kompeten di organisasi kami
yang sederhana Agenda III : bidang sains- yaitu Integrity,
dan mudah Pelayanan Publik : teknologi dan Visionary dan
difahami. (bukti Efektif dan Efisien klinik-komunitas Customer
lampiran 3b) Cermat dan Teliti dilandasi nilai luhur Satisfaction
budaya nasional, (fokus pada
Whole of serta mendukung kebutuhan)
Government (WOG) pelaksanaan misi
Tahapan 2. Bukti fisik : : kerjasama yaitu Jika nilai cermat efektif
mengelompokan dan Screenshoot menyelenggarakan dan efisien tidak
mengelola literatur. reference manager pendidikan yang diterapkan maka
berkualitas untuk pekerjaan tidak akan
Proses : menghasilkan selesai sesuai target.
1. Penulis sarjana farmasi Hal ini menunjukan
mendownload yang kompeten ketidakprofesionalan
literatur online dalam bidang serta kurangnya
dengan cermat. sains-teknologi kreativitas dalam
(bukti lampiran 3c dan klinik- pekerjaan.
2. Penulis komunitas.
menggunakan
reference manager
untuk mengelola
literatur yang
digunakan dalam
menulis modul agar
lebih efektif dan
efisien. (bukti
lampiran 3c)
11
Tahapan 3. Bukti fisik : Jika nilai humanis,
Berdiskusi dengan Dokumentasi diskusi menghargai
team teaching Notulensi Diskusi komunikasi dan
Kerjasama tidak
Proses : diterapkan maka
1. Penulis bertemu komunikasi tidak
dengan tim teaching berjalan lancar dan
secara langsung di dapat menunda
tempat kerjanya selesainya pekerjaan.
sebagai bentuk Hal ini tidak
sikap humanis. mencerminkan
(Bukti Lampiran 3d) pelaksanaan WoG
2. Penulis yang baik.
menyampaikan
rencana
penyusunan modul
dan meminta
masukan sebagai
bentuk menghargai
komunikasi. (Bukti
lampiran 3d)
3. Penulis membuat
pembagian tugas
dalam penyusunan
modul sebagai
bentuk Kerjasama.
(Bukti lampiran 3e)
12
1. Penulis
mengembangkan Jika nilai tanggung
kerangka bagian jawab dan orientasi
dari modul dengan mutu tidak diterapkan
teliti. maka tidak
2. memasukan mencerminkan
referensi yang Pelayanan Publik yang
sesuai pokok baik.
bahasan. Hal ini
menunjukan
cermat dan teliti.
3. Penulis
mencantumkan
semua referensi
yang digunakan
dalam daftar
pustaka. Hal ini
mencerminkan nilai
jujur dan
transparan.
4. Penulis
menyampaikan
modul final untuk
diverifikasi dan
divalidasi oleh team
teaching sebagai
bentuk orientasi
mutu. ( Bukti
Lampiran 3f)
5. Penulis melakukan
upload modul di
laman spada
sebagai bentuk
tanggung jawab
koordinator
13
praktikum. (Bukti
Lampiran 3f)
4. Melakukan 1. Konsultasi dengan Output : Notulensi Agenda II Kegiatan Aktualisasi nilai Jika nilai sopan dan
brainstorming Ketua Ikatan hasil diskusi Akuntabilitas : melakukan ANEKA humanis tidak
dengan Apoteker Indonesia transparan,Partisipatif brainstorming khususnya diterapkan maka tidak
praktisi (IAI) PC Surakarta kejelasan target dengan Praktisi indikator: terjalin komunikasi
pelayanan Nasionalisme : Pelayanan transparan, yang baik dengan
kefarmasian Proses : Humanis, Farmasi di apotek partisipatif, organisasi profesi. Hal
di apotek dan 1. Penulis religious,etos kerja, dan rumah sakit kejelasan target, ini tidka mencerminkan
rumah sakit. menghubungi tanggung jawab, tidak dengan aktualisasi tanggung jawab, WoG yang baik.
Tanggal Ketua dan bidang Bukti fisik : diskriminatif/adil nilai ANEKA humanis, sopan,
pelaksanaan ilmiah PC IAI Dokumentasi Etika Publik : sopan, memberikan religius, tidak
04-12 Surakarta dengan percakapan hormat, taat kontribusi untuk diskriminatif,
September sopan dan WhatssApp Komitmen Mutu : pencapaian visi orientasi mutu Jika nilai orientasi
2020 humanis. (Bukti orientasi mutu Prodi Farmasi dan disiplin mutu tidak diterapkan
Lampiran 4a) Anti korupsi : yaitu menjadi maka luaran kegiatan
2. menyampaikan disiplin program studi Menguatkan nilai tidak akan dapat
rencana kegiatan bereputasi organisasi kami mendukung
brainstorming dan Agenda III : Internasional, yaitu Teamwork kompetensi
meminta masukan Whole of menghasilkan dan Customer mahasiswa. Hal ini
terkait topik materi Government (WOG) sarjana yang Satisfaction tidak mencerminkan
yang sesuai : koordinasi antar kompeten di (focus pada Pelayanan Publik yang
dengan kebutuhan lembaga bidang sains- kebutuhan) baik.
dunia kerja sebagai teknologi dan
bentuk orientasi klinik-komunitas
mutu. dilandasi nilai luhur
Tahapan 2. Bukti fisik : budaya nasional, Jika nilai cermat dan
Membuat Term of Term of Reference serta mendukung kejelasan target tidak
Reference (TOR) untuk (TOR) (Lampiran pelaksanaan misi diterapkan, maka
narasumber yaitu kegiatan tidak akan
Proses : menyelenggarakan berjalan lancar.
pendidikan yang
1. Penulis berkualitas untuk
menganalisis menghasilkan
14
masukan dari ketua sarjana farmasi
PC dan learning yang kompeten
outcome dari dalam bidang
pembelajaran sains-teknologi
praktikum secara dan klinik-
cermat. komunitas.
2. Penulis menulis
TOR yang berisi
tujuan, sasaran,
luaran yang
diharapkan, ruang
lingkup topik diskusi
dan waktu
pelaksanaan
kegiatan sebagai
bentuk kejelasan
target kegiatan.
(Bukti Lampiran 4b)
Tahapan 3. Koordinasi Bukti fisik : Jika nilai humanis,
dengan narasumber Dokumentasi transparan dan hormat
percakapan tidak diterapkan maka
Proses : WhatsApp, komunikasi tidak akan
1. Penulis Surat permohonan berjalan lancar. Hal ini
menghubungi narasumber tidak mencerminkan
narasumber pelaksanaan WoG
dengan humanis. yang baik.
(Bukti lampiran 4c)
2. Penulis
menyampaikan
rencana kegiatan,
sasaran dan waktu
secara jelas dan
transparan.
3. Penulis
menyampaikan
15
surat permohonan
sebagai
narasumber. Hal ini
mencerminkan
sikap hormat.
(Bukti lampiran
4d)
16
1. Penulis
menyampaikan
rencana kegiatan
kepada asisten
praktikum untuk
mengajarkan
partisipatif asisten.
2. Penulis meminta
bantuan asisten
praktikum untuk
membuat publikasi
kegiatan. Sebagai
bentuk Kerjasama
dengan tim teknis
praktikum.
3. Penulis
mempublikasikan
poster kegiatan
kepada mahasiswa
sebagai bentuk
tanggung jawab.
(Bukti Lampiran 4f)
Tahapan 6. Bukti fisik : Jika nilai etos kerja,
Melakukan diskusi Video kegiatan disiplin, adil, dan
virtual melalui zoom Notulensi diskusi orientasi mutu tidak
dan livestreaming diterapkan maka
Youtube. kegiatan tidak akan
berjalan lancar
Proses : sehingga nilai
1. Penulis organisasi costumer
mempersiapkan satisfaction tidak akan
acara dan tercapai.
mengambil peran
sebagai moderator
dalam diskusi
17
sebagai bentuk
etos kerja.
2. Penulis memulai
kegiatan diskusi
tepat waktu sesuai
dengan jadwal yang
direncanakan
sebagai bentuk
disiplin.
3. Penulis membuka
diskusi dengan
berdoa, sebagai
wujud nilai religius.
4. Penulis
memberikan
kesempatan yang
sama kepada
semua narasumber
untuk
menyampaikan
pengalaman praktis
pelayanan
kefarmasian di
ranah kerjanya
masing-masing. Hal
ini mencerminkan
tidak diskriminatif
5. Penulis
memberikan
kesempatan yang
sama pada seluruh
peserta
memberikan
feedback materi
yang disampaikan
18
narasumber
sebagai bentuk
sikap adil. (Bukti
lampiran 4g)
6. Penulis merangkum
hasil diskusi
sebagai masukan
dalam penyusunan
modul praktikum
sebagai bentuk
orientasi mutu.
(Bukti Lampiran 4h)
5. Membuat Tahapan 1 Video pembelajaran Agenda II Kegiatan membuat Aktualisasi nilai Jika nilai tanggung
video Berkoordinasi dengan Akuntabilitas : video ANEKA jawab, menghargai
pembelajaran team teaching terkait tanggung jawab, pembelajaran khususnya pednapat/komunikasi
tentang skenario dan alur cerita kejelasan target tentang Standar indikator: tidak diterapkan maka
Standar video Nasionalisme : Operasional tanggung proses pembuatan
Operasional Humanis, Prosedur dalam jawab,kejelasan video tidak akan
Prosedur Proses : menghargai pendapat Pelayanan target, humanis, berjalan lancar.
dalam 1. Sebelum berdiskusi Bukti fisik: Etika Publik : Farmasi dengan menghargai
Pelayanan dengan team Standar Operasional Menghargai aktualisasi nilai pendapat, Jika nilai sederhana,
Farmasi. teaching, Penulis Prosedur komunikasi ANEKA menghargai efektif dan efisien tidak
Tanggal membuat Standar Skenario Alur Cerita Komitmen Mutu : memberikan komunikasi, diterapkan maka
pelaksanaan Operasional orientasi mutu, efektif kontribusi untuk orientasi mutu, materi dalam video
8 – 23 pelayanan resep dan efisien pencapaian visi dan sederhana tidak akan mudah
September dan non resep Anti korupsi : Prodi Farmasi diterima oleh
2020 secara tertulis sederhana yaitu menjadi Menguatkan nilai mahasiswa.
sebagai bahan program studi organisasi kami
membuat skenario. Agenda III : bereputasi yaitu
Hal ini menunjukan Pelayanan Publik : Internasional, Achievement
sikap tanggung Aksesibel menghasilkan Orientation,
jawab (Bukti WoG : Koordinasi sarjana yang Teamwork dan
lampiran 5a) dan Kerjasama kompeten di Integrity
2. Penulis memberi bidang sains-
kesempatan pada teknologi dan
19
tim teaching untuk Whole of klinik-komunitas
memberikan Government (WOG) dilandasi nilai luhur
pendapat terhadap : kerja sama budaya nasional,
SOP yang telah serta mendukung
dibuat. Hal ini pelaksanaan misi
menunjukan nilai yaitu
menghargai menyelenggarakan
komunikasi dan pendidikan yang
pendapat berkualitas untuk
3. Penulis dan tim menghasilkan
membuat alur cerita sarjana farmasi
yang sederhana yang kompeten
tetapi efektif dan dalam bidang
efisien untuk sains-teknologi
menyampaikan dan klinik-
ilmu. (Bukti komunitas.
lampiran 5b)
Tahapan 2. Bukti fisik : Jika nilai humanis tidak
Berkoordinasi dengan Dokumentasi diterapkan maka
pihak-pihak yang percakapan komunikasi tidak akan
membantu pembuatan WhatsApp tercipta hubungan baik
video yang melandasi
Kerjasama. Hal ini
Proses : tidak mencerminkan
1. Penulis Pelayanan Publik yang
menghubungi pihak baik.
ketiga yang
membantu proses
perekaman video
dengan sikap Jika nilai kejelasan
humanis. (Bukti target tidak diterapkan
lampiran 5c) maka proses
2. Penulis pembuatan video tidak
menyampaikan akan berjalan lancar.
tujuan dan jadwal
20
pembuatan video
kepada pihak-pihak
yang membantu
perekaman video
sebagai bentuk
kejelasan target.
21
aksesibel (Bukti
lampiran 5f)
6 Kegiatan Tahapan 1. Output Agenda II Kegiatan membuat Aktualisasi nilai Jika nilai ANEKA tidak
tambahan Berkoordinasi dengan Video dan publikasi Akuntabilitas : video ANEKA diterapkan maka tim
Melaksanakan seluruh anggota tim pelaksanaan kegiatan tanggung jawab, pembelajaran khususnya tidak akan kompak
kegiatan pengabdian kejelasan target tentang Standar indikator: dalam menjalankan
Pengabdian Transparansi Operasional tanggung kegiatan pengabdian.
Masyarakat di Proses : Bukti fisik : partisipatif Prosedur dalam jawab,kejelasan
Taman 1. Menyampaikan Notulensi rapat Nasionalisme : Pelayanan target,
Cerdas rencana kegiatan Dokumentasi religius Farmasi dengan transparansi,
Soekarno pengabdian komunikasi menghargai pendapat aktualisasi nilai partisipatif,
Hatta Jebres kepada ketua WhatsApp kekeluargaan ANEKA religious,
19 Agst – 14 riset grup Etika Publik : memberikan menghargai
Sept sebagai bentuk Sopan kontribusi untuk pendapat,
partisipatif Menghargai pencapaian visi menghargai
dalam riset grup. komunikasi Prodi Farmasi komunikasi, taat
2. Mengagendakan Taat pada aturan yaitu menjadi pada aturan,
rapat dan Komitmen Mutu : program studi efektif, efisien
mengundang efektif dan efisien bereputasi dan disiplin
seluruh anggota Anti korupsi : Internasional,
riset grup disiplin menghasilkan Menguatkan nilai
sebagai bentuk sarjana yang organisasi kami
sikap saling Agenda III : kompeten di yaitu Teamwork
menghormati Pelayanan Publik : bidang sains- dan Integrity
dan Aksesibel teknologi dan
kekeluargaan. Whole of klinik-komunitas
3. Membuka rapat Government (WOG) dilandasi nilai luhur
dengan berdoa : koordinasi dan kerja budaya nasional,
sebagai bentuk sama serta mendukung
sikap religious. pelaksanaan misi
4. Melaksanakan yaitu
rapat dengan menyelenggarakan
saling pendidikan yang
menghargai berkualitas untuk
pendapat. menghasilkan
22
(Bukti Lampiran sarjana farmasi
6a ) yang kompeten
Tahapan 2 dalam bidang Jika nilai ANEKA tidak
Pembuatan media sains-teknologi diterapkan maka
edukasi Bukti fisik : dan klinik- media edukasi yang
Materi poster komunitas. dihasilkan tidak akan
Proses : berkualitas dan sesuai
1. Membagi tugas dengan kebutuhan
dalam penyusunan masyarakat. Hal ini
materi edukasi menunjukan
sebagai bentuk ketidakprofesionalan
Kerjasama tim. tim.
2. Menyusun materi
edukasi sesuai
dengan pembagian
tugas sebagai
bentuk tanggung
jawab
3. Mencetak materi
edukasi dengan
mempertimbangakn
efektif dan efisien
dari sisi waktu dan
anggaran.
(Bukti lampiran 6b)
Tahapan 3. Jika nilai ANEKA tidak
Berkoordinasi dengan diterapkan maka tim
mitra pengabdian. Bukti fisik : tidak akan terbina
Proses Dokumentasi hubungan baik oleh
1. Menghubungi komunikasi mitra. Hal ini dapat
pengelola WhatsApp memberikan citra
Taman Cerdas buruk institusi.
dengan sopan
santun.
23
2. Menyampaikan
rencana dan
tujuan kegiatan
sebagai bentuk
transparansi
3. Menetapkan
waktu
pelaksanaan
kegiatan
sebagai bentuk
kejelasan
target
(Bukti lampiran 6c)
Tahapan 4. Jika nilai ANEKA tidak
Melaksanakan diterapkan maka
sosialisasi materi kegiatan tidak akan
edukasi berjalan lancar dan
kurang memberikan
Proses : Bukti fisik : manfaat pada
1. Datang ke Surat tugas masyarakat.
lokasi mitra Dokumentasi
sesuai dengan kegiatan
waktu yang Publikasi kegiatan
direncanakan
sebagai bentuk
disiplin.
2. Bertemu
dengan
pengelola
dengan
protocol
Kesehatan
yang sudah
ditetapkan
sebagi bentuk
24
taat pada
aturan
3. Menyerahkan
materi edukasi
kepada
pengelola
untuk
ditempatkan
pada lokasi
yang dapat
dijangkau oleh
seluruh
pengunjuk
sebagai bentuk
aksesibel.
(Bukti lampiran 6d)
25
2. Berkonsultasi dengan ketua Kelompok Keilmuan (KK)
terkait perubahan RPS
3. Menyusun RPS berdasarkan hasil diskusi
4. Berkonsultasi dengan mentor (Kaprodi) tentang hasil revisi
RPS
5. Mengupload file RPS hasil revisi ke portal ocw.uns.ac.id
IV Melakukan brainstorming dengan praktisi pelayanan kefarmasian di apotek dan rumah sakit
26
2 Membuat Term of Reference (TOR) untuk narasumber
VI Kegiatan tambahan
Melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Taman Cerdas Soekarno Hatta Jebres
1. Berkoordinasi dengan seluruh anggota tim pengabdian
27
D. Kendala dan Strategi Mengatasi
Tabel 3. Kendala dan Strategi pengatasan
No Kendala Strategi Mengatasinya
1 Modul yang direncanakan outputnya berupa draft harus Mengelola waktu dengan efektif dan efisien dalam penyusunan
diselsaikan dalam waktu cukup singkat agar dapat modul serta berkoordinasi dengan team teaching untuk pembagian
digunakan oleh mahasiswas sebelum praktikum dimulai tugas.
2 Kegiatan brainstorming melibatkan narasumber praktisi Mengkomunikasikan rencana kegiatan dengan humanis dan
dari luar Prodi sehingga waktu pelaksanaan tidak bisa penuh tenggang rasa sehingga tidak mengganggu pekerjaan
disesuaikan dengan jadwal praktikum narasumber serta meminta pengorbanan mahasiswa agar jadwal
dapat diselenggarakan akhir pekan.
3 Dalam pelaksanaan brainstorming yang direncanakan Berkomunikasi dengan rekan dosen yang memiliki langganan
menggunakan platform zoom dari Prodi ternyata masa zoom meeting premium untuk meminjam dalam pelaksanaan acara
berlangganan zoom meeting Prodi habis. brainstorming.
4 Adanya kendala sinyal membuat tidak semua mahasiswa Berkomunikasi dengan pengelola akun Youtube prodi untuk
bisa mengikuti kegiatan brainstorming secara utuh dari membuatkan link streaming di youtube sehingga terekam dan
awal hingga akhir sehingga memungkinkan informasi terdokumentasi dengan baik untuk dapat dilihat kembali oleh
yang diterima berbeda. mahasiswa.
5 Tidak adanya fasilitas dalam pembuatan video dan Bekerjasama dengan alumni mahasiswa yang memiliki keahlian
kurangnya kemampuan penulis dalam video editing dalam video editing.
28
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai ANEKA pada masa habituasi ini telah dapat
diselesaikan oleh Penulis lebih awal dari waktu yang telah direncanakan. Hal ini
disesuikan dengan kondisi dan kebutuhan dari Pelaksananaan Praktikum Pelayanan
Farmasi itu sendiri. Untuk itu Penulis melakukan berbagai upaya agar dapat
menyelesaikan semua kegiatan dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA sehingga
luaran kegiatan dapat tercapai dan bermanfaat. Hasil kegiatan aktualisasi dengan
judul “Sinkronisasi Instrumen Pada Model Pelaksanaan Praktikum Pelayanan
Farmasi Secara Daring Program Studi S1 Farmasi Universitas Sebelas Maret” ini
diharapkan dapat mendukung kegiatan pembelajaran praktikum secara daring bagi
mahasiswa khususnya dan menjadi contoh model instrument bagi pelaksanaan
praktikum di matakuliah lain.
Di dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini Penulis menemuai beberapa
kendala. Adapun kendala yang dihadapi oleh Penulis telah dapat diatasi dengan
melakukan implementasi nilai-nilai ANEKA seperti Kerjasama, komunikasi, serta
menerapkan prinsip efektif dan efisien dalam mengelola waktu.
B. Saran
1. Saran untuk Institusi
a. Prodi sebaiknya mengajukan pengadaan fasilitas peralatan pendukung untuk
membuat video pembelajaran untuk meningkatkan peran Laboratorium dalam
mendukung pelaksanaan praktikum secara daring.
b. Prodi sebaiknya mengadakan kegiatan rutin yang melibatkan alumni yang telah
menjadi praktisi Apoteker dalam kegiatan akademik maupun nonakademik untuk
memberikan pengalaman praktis dan wawasan kepada mahasiswa.
c. Prodi sebaiknya selalu menjalin komunikasi dan membina hubungan baik dengan
organisasi profesi (IAI PC Surakarta) agar mendapatkan update terkait isu
kefarmasian, dan praktek profesi apoteker.
29
d. Pelaksanaan evaluasi melalui pijar seringkali mengalami kendala dalam
menyimpan jawaban, sehingga mungkin evaluasi dapat menggunakan sistem
yang tidak terlalu berat.
e. Sebaiknya presensi dan evaluasi diseting untuk dapat diakses melalui HP
untuk mengantisipasi trouble.
f. Pada saat persiapan acara ASBN sebaiknya setiap Angkatan diberikan arahan
terkait alokasi waktu dan bentuk persembahan yang diharapkan darim masing-
masing Angkatan sehingga bisa merata.
30
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara
Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2020 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara
Peraturan Lembaga Administrasi Negara No. 12 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 tahun 2020 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 17
tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 46
tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional
Dosen Dan Angka Kreditnya
31
Merevisi Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Praktikum Pelayanan Farmasi
Lampiran 1a. Bukti Koordinasi dengan tim teaching (17 Agustus 2020)
Lampiran 1b. Bahan Diskusi dengan tim teaching (19 Agustus 2020)
Pertemuan
3 Skrining resep obat pada kasus ISPA Case study dan diskusi
32
4 Skrining resep obat, pada kasus Case study dan diskusi
gangguan pencernaan
5 Skrining resep obat, pada kasus Case study dan diskusi
penyakit kardiovaskuler
6 Skrining resep obat, pada kasus Case study dan diskusi
infeksi kulit
7 Skrining resep obat pada kasus DM Case study dan diskusi
15 Responsi Tertulis
33
Lampiran 1c. Notulensi diskusi
34
Lampiran 1d. Konsultasi dengan Ketua Kelompok Keilmuan (KK) tentang RPS revisi
35
1. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri
2. Mampu mengidentifikasi masalah terkait obat dan alternatif solusinya
3. Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur.
4. Mampu berkomunikasi dan membangun hubungan interpersonal
CP Mata kuliah (CPMK) : Mahasiswa mampu melakukan pelayanan obat berdasarkan permintaan resep
dan menjamin mutu serta keamanan penggunaan obat
Deskripsi Mata Kuliah : Mata ajar ini bertujuan agar mahasiswa menguasai ketrampilan skrining resep baik
administrative, farmasetik maupun klinik, compounding sediaan obat dan dispensing
disertai dengan pemberian informasi obat
Daftar Referensi : 1. Kemenkes RI, 2016. Permenkes No 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek.
2. Syamsuni, 2009. Ilmu Resep.
3. Tietze, K.J., 2004, Clinical Skills for Pharmacist: A Patient – Focused Approach, Mosby Inc.,
Philadelphia,: Pensilvania
4. ISFI, 2014. ISO Farmakoterapi.
5. MIMs
6. Lacy, et.al., 2010. Drug Information Handbook.
7. M. Anief, 2014. Manajemen Farmasi Edisi Keenam. UGM Press: Yogyakarta
8. Satibi, Rohman M.R., Aditama, H. 2020. Manajemen Apotek. UGM Press: Yogyakarta
36
Waktu (menit) Penilaian*
Metode Pembelajaran Pengalaman
Kemampuan akhir Materi Pokok Referensi Indikator/ Teknik penilaian
Tahap (100% Daring) Belajar
kode CPL /bobot
1 2 3 4 5 6 7
1. Mampu memahami 1. Asistensi 1,2,3,4 Ceramah, diskusi 4 x 170 1. Mahasiswa mempelajari 1. mampu menjelaskan Diskusi / 10%
ruang lingkup pelayanan 2. Brainstorming KMK No. 73 tahun 2016 bagian -bagian
kefarmasian dan standar praktisi 2. Mahasiswa berdiskusi pelayanan farmasi
dengan praktisi 2. Mampu
operasional prosedur
3. Mahasiswa melihat dari menjelaskan standar
pelayanan farmasi berita maupun medsos operasional
terkait perkembangan prosedur pelayanan
isu kefarmasian
2. Mampu menskrining 1. Legalitas resep 1,2, 4, 5,6 Praktek, Diskusi Virtual 14 x 170 ‘ 1. Mahasiswa mempelajari 1. Mampu Lembar kerja ,
resep baik secara 2. Permasalahan Bahasa latin dalam membedakan resep tes /30%
administratif, farmasetik farmasetik sediaan resep yang legal dan tidka
3. Perhitungan dosis 2. Mahasiswa mempelajari legal
maupun klinis dan
4. Interaksi Obat perhitungan dosis lazim 2. Mampu
memberikan 5. Efek samping dan dosis maksimal menganalisis
rekomendasi potensial 3. Mahasiswa permasalahan dalam
menggunakan aplikasi resep dan
dan melakukan memberikan
penelusuran interaksi rekomendasi
obat
4. Mahasiswa melakukan
penelusuran efek
samping obat
3. Mampu melakukan 1. Potensi dan dosis 2, 6, 7,8 Praktek, DIskusi virtual 6 x 170 ‘ Resep, faktur pembelian 1. Dapat menghitung Lembar kerja ,
perhitungan kebutuhan obat obat jumlah kebutuhan tes /20%
obat dan harga obat 2. Menghitung jumlah obat dalam resep
kebutuhan obat 2. Dapat Menghitung
dalam resep
dalam resep konversi dosis pada
3. Menghitung harga bentuk sediaan yang
obat resep berbeda
3. dapat menghitung
harga obat dalam
resep
37
4. Mampu memahami 1. SOP peracikan 1,2,4,5 Praktek, diskusi 4 x 170 ’ 1. Mahasiswa melihat 1.mampu menjelaskan Lembar kerja dan
prosedur peracikan obat obat video standar prosedur cara membuat sediaan tes /20 %
yang benar dan operasioanal peracikan obat dengan benar
menyampaikan 2. Membuat etiket obat sesuai prosedur
informasi obat secara 2. mahasiswa membuat 2.mampu menulis etiket
tertulis maupun lisan 3. Pemberian etiket dengan benar
3. mahasiswa melakukan berdasarkan
informasi obat
dispensing obat pada ketentuan
pasien (model) beserta 3. mampu memberikan
pemberian informasi dan infromasi obat yang
konseling sesuai
4.Mampu menggali
permasalahn
pengobatan pasien
5. Mampu membuat etiket 1. Bahasa latin dalam 2 Praktek, diskusi 2 x 170’ 1.Mahasiswa mempelajari Mampu menuliskan Lembar kerja dan
dan copy resep resep bahasa latin dalam resep copy resep dengan be tes /10 %
2. Copy resep 2.mahasiswa mempraktekan nar
membuat copy resep
6. Mampu Patient medication record 1,2 Praktek, diskusi 2 x 170” 1. Mahasiswa melihat dan Mampu membuat PMR Lembar kerja /
memdokumentasiakn (PMR) mengisi PMR dengan lengkap 10%
perjalanan pengobatan
pasien
38
Lampiran 1f. Bukti konsultasi dengan Kaprodi tentang RPS revisi
Lampiran 1g. Bukti upload RPS di ocw.uns.ac.id (portal administrasi pembelajaran untuk komunikasi
dosen dan mahasiswa ).
1
Lampiran Kegiatan 2.
Komponen Penilaian :
1. Pretes
2. Diskusi
3. Lembar Kerja
4. Responsi
Jumlah rubrik :
1. Lembar Kerja Skrining Resep
a. Tujuan Praktikum
b. Resep
c. Skrining Administratif
d. Skrining Farmasetik
e. Skrining Klinis
f. Solusi Permasalahan
2. Lembar Cheklist PIO dan Konseling
A. Salam Pembuka
B. Penggalian Problem Pasien dan penelusuran Riwayat
C. Penyampaian Informasi Obat
D. Konfirmasi Pasien
E. Penutup
3. Lembar Kerja Perhitungan Jumlah dan Harga Obat
A. Perhitungan Dosis
B. Perhitungan Jumlah Obat
C. Perhitungan Harga Obat
4. Lembar Kerja Etiket dan Copy resep
A. Kelengkapan Etiket
B. Kelengkapan Copy resep
5. Lembar Kerja PMR
A. Identitas pasien
B. Penggunaan Obat
C. Pelayanan Apoteker
2
Lampiran 2b. Bukti proses diskusi dengan team teaching tentang Rubrik penilaian (19 Agustus 2020 di
Apotek Sebelas Maret/tempat praktek profesi rekan dosen)
3
Lampiran 2d. Bukti finalisasi Rubrik penilaian
4
Lampiran 2e. Bukti share rubrik penilaian kepada mahasiswa
5
LAMPIRAN KEGIATAN 3.
Di susun oleh :
Yeni Farida, S.Farm., M.Sc., Apt
Anggaditya Kurniawan, S.Farm., Apt
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan karunia kepada
kami sehingga hanya dalam waktu yang sangat singkat, kami dapat menyelesaikan buku petujuk
praktikum Pelayanan Farmasi ini.
Tenaga teknis kefarmasian dituntut untuk terampil berperan dalam pelayanan kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian mengacu pada drug oriented yang kemudian beralih ke patient oriented,
sehingga diperlukan keterampilan yang memadai bagi seorang sarjana farmasi untuk
mendispensingkan obat serta menyerahkan pada pasien disertai dengan pemberian infromasi obat.
Buku petunjuk praktikum Pelayanan Farmasi ini disusun untuk membekali dan membiasakan
mahasiswa dengan keterampilan meracik obat, problem solving, serta melatih komunikasi dengan
pasien.
Oleh karena itu, area kompetensi yang akan dicapai melalui praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa mampu melakukan skrining resep
2. Mahasiswa mampu memberikan solusi atas permasalahan dalam resep
3. Mahasiswa mampu menghitung dosis yang diperlukan untuk penyesuaian bagi pasien dengan
kondisi penyakit tertentu
4. Mahasiswa mampu memberikan informasi obat yang sesuai
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan materi buku ini. Oleh
karena itu, berbagai saran dan masukan akan kami terima dengan terbuka untuk kelanjutan praktikum
mendatang.
Jazakumullhahi khoiro jaza’
Tim Penyusun
7
TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM
PENILAIAN PRAKTIKUM
Meliputi:
• Pretes (20%)
• Lembar kerja (20%)
• Diskusi (20%)
• Responsi (40%)
8
Jadwal Praktikum
4 Skrining resep obat pada kasus ISPA Case study dan diskusi
8 Skrining resep obat, pada kasus Diabetes Case study dan diskusi
Melitus
9 Pretes Resep IV Tes
10 Skrining resep obat, pada kasus penyakit Case study dan diskusi
kardiovaskuler
11 Pretes Resep V Tes
14 Skrining resep obat pada kasus infeksi Case study dan diskusi
kulit
15 Pretes Resep VII Tes
9
21 Pretes Resep X Tes
31 Responsi Tertulis
10
BAB I
DASAR TEORI
A. Skrining Resep
Resep adalah permintaaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan, praktisi lain yang
berizin kepada Apoteker Pengelola Apotek atau APA untuk membuat dan menyerahkan obat kepada
pasien (Syamsuni, 2006). Resep harus ditulis dengan lengkap dan jelas. Dalam mengerjakan resep-
resep yang diterima, mahasiswa harus memeriksa terlebih dahulu keabsahan dan kelengkapan resep.
Resep dikatakan sah dan lengkap jika memuat :
1. Nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio)
3. Nama obat / komponen obat
4. Tanda R/ selalu terdapat pada bagian kiri setiap penulisan resep
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signa)
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku (subscriptio)
7. Nama pasien
8. Bagi resep yang mengandung obat golongan narkotika harus disertakan alamat lengkap
pasien
9. Tanda seru dan paraf dokter menandakan resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal
11
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan resep:
1. Copy resep dapat diminta oleh dokter penulis resep, pasien, petugas kesehatan, petugas
lain yang berwenang berdasar peraturan perundang-undangan. Resep dapat ditulis
kembali dalam bentuk salinan resep atau disebut juga copy resep atau apograph. Selain
memuat semua keterangan pada resep asli, copy resep memuat : nama apotek dan
alamatnya, nama apoteker dan nomor SIK/SIA nya, tanda tangan Apoteker Pengelola
Apotek (APA) dan tanda “det” jika obat sudah diserahkan dan “nedet” jika obat belum
diserahkan.
2. Bila dokter ingin resepnya mengandung obat keras diulang, dokter akan menulis iter –
diulang – pada bagian kiri resep.
3. Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter menulis pada bagian kana
resep: Cito, statim atau urgen = segera atau PIM = Periculum in mora = berbahaya bila
ditunda.
4. Resep yang mengandung obat narkotika tidak boleh diulang, ditandai dengan NI = ne
iteratur ( tidak boleh diulang)
5. Bila dokter tidak ingin resepnya mengandung obat keras diulang, dokter akan menulis NI
= ne iteratur ( tidak boleh diulang)
12
DAFTAR TILIK SKRINING RESEP (DTSR)
Nomor Kode Resep/Skrining : ................................................................... Tanggal : ..................................
Skrining 6 (Analisis Pertimbangan Klinis) → Sandingkan dengan PMR Pasien pada kunjungan2 sebelumnya
24. Adanya riwayat alergi pada pasien Ada Tidak ada
25. Reaksi atas efek samping penggunaan Ada / Pernah Tdk Ada / Tdk Pernah
26. Interaksi antar komponen obat Ada masalah Tdk ada masalah
27. Kesesuaian dosis dengan kondisi pasien Sesuai Tidak sesuai
28. Hal-hal khusus terhadap pasien Tidak ada Ada, sebutkan
Sikap Apoteker Hasil komunikasi
29. Konfirmasi ke dokter Ya, Perlu
30. Komunikasi ke pasien Ya, perlu
Ditunda
13
B. Perhitungan Dosis
Dosis obat merupakan hal yang penting karena kelebihan atau kekurangan dosis akan
mengakibatkan efek yang membahayakan. Dosis suatu obat adalah dosis pemakaian sekali, biasanya
peroral atau jika disebutkan lain. Dosis terapi adalah dosis yang terdapat dalam resep yang dapat
menyembuhkan penderita atau pasien. Dosis lazim adalah dosis yang tercantum dalam literatur yang
lazimnya dapat menyembuhkan. Dosis lazim digunakan untuk pedoman dalam penulisan dosis terapi.
Dosis maksimal adalah dosis terbanyak yang dapat diberikan tanpa menimbulkan bahaya. Dosis
maksimal untuk anak-anak bisa diperhitungan dengan membandingkan dengan dosis maksimum
dewasa.
Untuk dosis anak-anak kurang dari 8 tahun menggunakan rumus:
DM anak
DM anak
Sedangkan dalam penentuan interval waktu, rumus yang sering dipakai adalah:
14
Keterangan:
Dss = Dosis obat dalam kondisi lunak
F = Fraksi obat yang diabsorbsi
Do = Dosis pemakaian
t = Interval waktu
t1/2 = waktu paruh
Selain hal tersebut, umur pasien perlu dipertimbangkan dalam menentukan aturan dosis, mengingat
hal ini akan berpengaruh dalam kinetika obat.
Pada pasien yang mempunyai kelainan atau kerusakan organ tertentu, misalnya ginjal,
penyesuaian dosis sangat diperlukan. Ginjal merupakan salah satu organ yang penting untuk ekskresi
obat dan pengatur keseimbangan cairan elektrolit. Sehingga, kerusakan atau berkurangnya fungsi
ginjal akan berpengaruh pada farmakokinetika obat. Adanya gangguan pada filtrasi ginjal
(glomerulus) dan dengan adanya uremia dapat mengakibatkan perpanjangan t1/2 suatu obat.
Gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh dapat mengubah ikatan obat dalam protein. Aturan
dosis pada penurunan fungsi ginjal dapat dirancang dengan cara penurunan dosis normal dan
frekuensi pemberian obat. Berbagai cara digunakan untuk penghitungan atau penyesuaian dosis pada
penderita penurunan fungsi ginjal. Konsentrasi serum kreatinin atau klirens kreatinin biasa digunakan
untuk pemantauan gambaran dari keadaan fungsi ginjal dan sebagai dasar penghitungan dosis obat
pada penderita gangguan ginjal.
Dalam penulisan resep, hampir selalu dijumpai lebih dari satu macam obat untuk satu pasien.
Beberapa obat tersebut dinamakan dengan polifarmasi dimana besar kemungkinan terjadinya
interaksi obat. Interaksi tersebut memungkinkan timbulnya efek samping yang dapat berujung pada
kematian. Ada beberapa alasan mengapa peresepan polifarmasi banyak digunakan, diantaranya
pasien yang memiliki beberapa penyakit,. Kombinasi obat dapat memperkuat, memperlemah
memperpanjang dan memperpendek kerja obat. Mekanisme kerja interaksi obat dibedakan menjadi
dua, yaitu interaksi farmakodinamika dan interaksi farmakokinetika. Interaksi obat diharapkan dapat
bekerja sinergis atau menguntungkan secara terapi.
Pada pemakaian obat secara oral, besarnya respon farmakologi obat tergantung dari jumlah
dan kecepatan absorbsi dari gastrointestinal. Bercampurnya obat dengan makanan aupun minuman
dapat mempengaruhi sifat fisikokimia saluran cerna dan berpengaruh pada proses fisiologi maupun
patofisiologi pasien. Misalnya, makanan dapat mengubah absorbsi melalui perubahan ionisasi,
15
stabilitas obat dan kelarutan. Interaksi obat dengan makanan dapat mengubah jumlah atau kecepatan
absorbsi obat atau makanan serta waktu pengosongan lambung. Hal ini bisa berkembang menjadi
efek yang tidak dikehendaki.
C. Interaksi Obat
Penggunaan obat Bersama dengan obat lain berpotensi menimbulkan interaksi obat sehingga
memiliki efek yang tidak diharapkan. Kejadian interaksi obat terjadi 6 kali lebih tinggi pada subyek
yang menerima lebih dari 5 obat perhari dibandingkan dengan pasien yang menerima obat kurang
dari 5 obat perhari (Mega, 2013). Efek dari interaksi yang dapat terjadi cukup beragam mulai dari
yang ringan seperti gangguan absorbsi obat hingga meningkatkan efek toksik obat lainnya
(Kementerian Kesehatan, 2011). Berdasarkan fase terjadinya, interaksi obat dibagi menjadi :
a. Interaksi Obat secara Farmakokinetik yaitu penggunaan obat dapat mempengaruhi fase
farmakokinetika obat lain baik di di fase absorpsi, distribusi, metabolisme maupun ekskresi.
b. Interaksi obat secara farmakodinamik yaitu penggunaan obat dapat mempengaruhi obat lain
pada ikatan dengan reseptor, agonis maupun antagonis.
Berdasarkan signifikansi efek yang muncul, interksi obat dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Ringan (minor) artinya tidak ada efek berbahaya yang muncul akibat interaksi obat
b. Sedang (moderate) artinya ada potensi bahaya yang mucnul akibat interaksi obat sehingga
dibutuhkan monitoring yang ketat pada penggunaan obat bersama.
c. Berat (Mayor) artinya ada potensi bahaya yang besar dan dapat mengancam jiwa akibat
interaksi obat sehingga penggunaan obat bersama perlu dihindarkan atau dibutuhkan obat
pengganti.
Penelusuran potensi interaksi obat dapat dilakukan melalui aplikasi atau web drug interaction checker
atau literatur baik primer (jurnal) maupun tersier (buku seperti Tatro dan atau Stockley). Yang perlu
diperhatikan adalah, potensi interaksi obat dapat bermakna maupun tidak bermakna secara klinis. Hal
ini tergantung pada subyek atau individu pasien.
Contoh resep dan permasalahannya
1. Aturan dosis
a. Dosis untuk anak-anak
R/ Sulfasomidin 5
Luminal Na 1
OBP ad 150 cc
m.f.potio
16
s.t.d.d.Cth I
Pro : Angga (5th)
Masalah: Perlu penyesuaian dosis anak untuk obat-obat tersebut diatas.
b. Dosis untuk dewasa
R/ Aminophilin mg 200
Ephedirin mg 50
Phenobarbital mg 10
CTM mg 4
m.f.pulv.dtd.No.XV mg 4
Pro : Tn. Ibrahim
Masalah : Dosis masing-masing obat perlu diperhitungkan karena ada obat-obat yang bersifat
sinergis.
3. Interaksi obat-obat
a. Farmakodinamika
R/ Digoxin 0,25 mg
Chlorthiazide 25 mg
m.f.pulv.dtd.No.X
da in caps
s.1.d.d.1 pagi
Pro: Ny. Anna
Masalah : Masing-masing obat mengurangi keefektifan obat lainnya
b. Farmakokinetika
b.1. Absorbsi
R/ Klorpromazin 2,5 mg
Polycrol tab I
m.f.caps.dtd.No.X
17
s.t.d.d.caps.I.a.c
Pro : Diana (16th)
Masalah : polycrol memperpanjang waktu pengosongan lambung
b.2. Distribusi
R/ Metformin HCl 500 mg tab No.X
s.1.d.d.tab.I
R/ Fenilbutazon 10 mg tab No.X
Pro: Akhmad (28 th)
Masalah : Fenilbutazon memperkuat kerja hypoglikemia dan Metformin HCl
c. Metabolisme
R/ Cimetidine 200 g tab No.X
s.3.d.d.tab.I
R/ Benzodiazepin mg 5 tab No.X
s.p.r.n.d.d.tab I
Pro : Tn. Basuki
Masalah : Cimetidin menghambat metabolisme dan benzodiazepin
d. Eksresi
R/ Antasida Doen No.X
Phenobarbital No.X
m.f.caps.I
s.t.d.d.caps.I
Pro: Tn. Zulfikar A.
Masalah : Antasida menaikkan pH urin sehingga menurunkan klirens dari fenobarbital
4. Interaksi obat dengan makanan
a. Makanan menurunkan absorbsi obat
R/ Tetrasiklin 250 mg
s.3.d.d.I caps p.c
Pro: Lola (3 th)
b. Makanan memperlama absorbsi obat
R/ Digoxin tab No.XV
s.d.d.1.p.c
Pro : Bp. Sugeng
c. Makanan memperbesar absorbsi obat
R/ Griseofulvin 500 mg tab No.XV
18
s.b.d.d.tab 1. p.c
Pro : Anik (25 th)
d. Obat mengiritasi mukosa lambung
R/ Aspirin tab No.X
s.p.r.n. tab.1.a.c
Pro : Tamara
Beyond use date (BUD) adalah Batasan tanggal atau waktu obat tidak boleh disimpan dan
digunakan setelah preparasi sediaan steril atau nonsteril dan dihitung berdasarkna tanggal atau waktu
compounding (penyiapan) (USP, 2019). BUD penting untuk diperhitungkan untuk membantu
menurunkan risiko terhadap pasien. Pada penyiapan sediaan steril maupun nonsteril ada risiko
terjadinya degradasi sediaan baik fisik maupun kimia, dan kontaminasi mikroba.
Aturan umum penentuan BUD harus memperhatikan : jumlah obat yang dikandung; Sifat alami
bahan obat dan stabilitasnya; Karakteristik pengemas dan kondisi penyimpanan; ED semua
komponen yang digunakan dalam formulasi . Berikut ini adalah ketentuan dalam penetapan BUD :
a. Sediaan cairan tanpa pengawet 14 hari
b. Sediaan cairan dengan pengawet 35 hari
c. Sediaan noncairan 90 hari
d. Sediaan padat 180 hari
Dalam penetapan BUD, USP menetapkan ada 2 kategori sediaan yaitu :
Kategori 1. Sediaan steril yang disiapkan dalam ruangan yang tidak terpisah (gabungan) dengan
sediaan lain dan memiliki BUD yang lebih pendek.
Kategori 2. Sediaan Steril yang disiapkan dalam cleanroom dan memiliki BUD yang lebih Panjang.
Tabel 1. Waktu penyimpanan sediaan berdasarkan kriterianya (USP, 2019)
19
Aseptically processed, one or compound : 4 hari; 45 hari (in
more nosterile starting freezer)
compound : 1 hari
Contoh:
R/ GG 25 mg
CTM 2 mg
Paracetamol 150 mg
m.f.l.a pulv dtd No X
S3dd1 pulv
Nama obat Jumlah obat yang diresepkan Kekuatan sediaan Jumlah obat yang
yang dimiliki dibutuhkan (tablet)
CTM 10x 2 mg = 20 mg 4 5
20
c. Tuslah : biaya tambahan atas jasa pelayanan obat (penentuan tuslah berbeda-beda tiap
apotek dan tidak ada nilai standar)
d. Embalase : Biaya pengemas (plastik, kertas puyer, etiket)
Tuslah 1000
Embalase 500
Catatan : obat bebas dan bebas terbatas yang diresepkan, maka indeks ditetapkan sama
dengan obat keras
G. Dispensing Obat
21
Berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di apotek, No. 73 tahun 2016 yang dimaksud
dengan dispensing adalah proses yang terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi
Obat.
Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:
a. menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep;
b. mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan nama Obat,
tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat.
2. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi: - warna putih untuk Obat dalam/oral;
a. warna biru untuk Obat luar dan suntik;
b. menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang berbeda untuk
menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang salah.
Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut:
1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali mengenai penulisan
nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan
etiket dengan Resep);
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien; Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah
pasien atau keluarganya
4. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;
5. Memberikan informasi tentang aturan dan cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan
Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek
samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain;
6. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik, mengingat pasien
dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil;
I. Konseling Pasien
22
Konseling adalah komunikasi yang bersifat dua arah (interaktif ) anatara pasien dengan
apoteker dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan pengobatan pasien, dan membantu
pasien dalam memilih alternatif penyelesaian. Dalam melakukan pelayanan konseling, apoteker
melakukan dokumentasi seperti contoh formular berikut ini.
23
24
BAB II
MATERI PRAKTIKUM
.
a. Tujuan
a. Mahasiswa dapat melakukan skrining resep
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi permasalahan resep
c. Mahasiswa dapat memberikan alternatif penyelesaian
b. Topik Praktikum
1. Pertemuan 3 (ISPA)
Obat-obat dalam Resep kasus ISPA (Baik dalam bentuk tunggal atau kombinasi)
a. Glycerilis Guaiakolat (GG) g. OBH
b. Ambroxol h. Fenilefrin
c. Bromheksin i. Fenilpropanolamin
d. Salbutamol j. Dextrometorfan
e. Aminofilin k. Codein HCl
f. Pseudoefedrin l. Efedrin HCl
Antibiotik untuk kasus ISPA :
a. Golongan Penicillin contoh Amoksisilin, Ampicilin
b. Golongan Sefalosporin, contoh : Sefadroksil, Seftriakson, Sefiksim, Sefotaksim
c. Golongan Florokuinolon, contoh Siprofloksasin, Levofloksasin, Ofloksasin
d. Golongan Makrolida, contoh: Eritromisin, Azitromisin
2. Pertemuan 4 (Gangguan Saluran Pencernaan)
Obat-obat dalam resep kasus gangguan saluran pencernaan :
a. Antasida j. Attapulgit
b. Ranitidin k. Arang aktif
c. Simetidin l. Kombinasi Ekstrak beladon,
papaverin, metampiron
d. Omeprazol
m.Hyosiamin
e. Domperidon
n. Bisacodil
f. Metoclopramid
o. Sucralfat
g. Ondansetron
p. Lactulosa
h. Loperamid
q. Dimenhidrinat
i. Kaolin Pectin
r. Zink dispersi
25
3. Pertemuan 5 (Diabetes Melitus)
Obat-obat pada resep kasus Diabetes Melitus :
a. Insulin g. Acarbose
b. Metformin h. Glipizid
c. Glibenklamid i. Pioglitazon
d. Glimepirid j. Dapaglifozin
e. Sitagliptin k. Liraglutide
f. Glikuidon l. Repaglinid
4. Pertemuan 6 (Kardiovaskuler)
Obat-obat pada resep kasus Kardiovaskuler :
a. Captopril j. Candesartan
b. Amlodipin k. Valsartan
c. Bisoprolol l. Simvastatin
d. Propanolol m. Atorvastatin
e. Digoxin n. Fenofibrat
f. ISDN o. Gemfibrozil
g. Furosemid p. Niacin
h. HCT q. Ezetimib
i. Spironolakton r. Colesevelam
5. Pertemuan 7 (Gout Arthritis dan Gangguan fungsi hati dan ginjal)
Obat-obat pada resep kasus gangguan fungsi hati dan ginjal serta gout arthritis :
a. kolkisin m. Antalgin
b. Alopurinol n. Glucosamin
c. Na diklofenak o. Mecobalamin
d. Piroksikam p. Curcumin
e. Meloksikam q. Hp Pro
f. Dexamethason r. Silymarin
g. Methylprednisolon s. Lactulax
h. Prednison t. Neomisin
i. Paracetamol u. Captopril
j. Ibuprofen v. Spironolakton
k. Kalsium laktat w. Kalitake
l. Vitamin B complex
6. Pertemuan 8 (infeksi Kulit)
26
Obat-obat dalam Resep Infeksi Kulit
a. CTM i. Betametason cr
b. Cetirizin j. Hidrocortison cr
c. Loratadin k. Mometason cr
d. Dexamethason l. Calamin
e. Methylprednisolon m. Griseofulvin
f. Gentamycin salep n. Ketokonazol
g. 2-4 zalf o. Mikonazol cr
h. Ichtyol zalf p. Acyclovir tab; cream
27
c. Cara Kerja
1. Cara kerja praktikum P3-P8 :
a. Praktikan menganalisi dan melakukan skrining admanisitratif, farmasetis
dan klinis berdasarkan daftar tilik resep
b. Praktikan melakukan perhitungan dosis (dosis terapi dan dosis maksimal
jika ada)
c. Praktikan memberikan saran penyelesaian jika ditemukan permasalahan
dan konfirmasi pada penulis resep dan atau pasien (secara tertulis).
2. Cara Kerja Praktikum P9-P10
a. Praktikan menuliskan obat dalam resep
b. Praktikan melakukan perhitungan dosis obat dan mengoreksi atau
memberikan saran jika diperlukan
c. Praktikan melakukan perhitungan jumlah obat untuk memenuhi
kebutuhan resep berdasarkan hasil koreksi yang dilakukan
d. Praktikan menghitung harga obat per satuan terkecil, per R/ dan harga
total keseluruhan resep
3. Cara Kerja Praktikum P 11
a. Praktikan membaca dan menuliskan kembali resep dalam lembar kerja
b. Praktikan menuliskan cara penyiapan obat dalam resep
c. Praktikan menuliskan etiket obat sesuai dengan kreativitas dan literatur
d. Praktikan membuat copyresep untuk obat yang tidak terlayani
4. Cara Kerja Praktikum P12
a. Praktikan membaca resep dan mengidentifikasi kebutuhan informasi untuk
disampaikan pada pasien
b. Praktikan membuat etiket secara tertulis
c. Praktikan mempraktekan cara penyerahan obat dan pemberian informasi
kepada pasien
d. Praktikan mendokumentasikan pelaksanaan Konseling Obat
5. Cara Kerja Praktikum P 13
a. Praktikan mengidentifikasi resep pada kasus pertemuan 3-12
b. Praktikan mengelompokan pasien dengan nama yang sama
c. Praktikan mengurutkan resep berdasarkan tanggal pengambilan resep
28
d. Praktikan menulis catatan pengobatan pasien dan melengkapi dengan
pelayanan apoteker (alternatif solusi permasalahan pasien)
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
2. Dasar Teori (berisi tentang teori dasar penggunaan obat rasional per kasus)
30
3. Resep (Menuliskan kembali resep)
4. Perhitungan Dosis
31
5. Praktek (sesuai dengan jadwal)
6. Referensi
Surakarta, …………………..
Praktikan
(Nama/NIM)
32
Lampiran 3a. Aktivitas Penelusuran Literatur (24 Agustus 2020 dilakukan di rumah
Penulis)
33
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signa)
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku (subscriptio)
7. Nama pasien
8. Bagi resep yang mengandung obat golongan narkotika harus disertakan alamat
lengkap pasien
9. Tanda seru dan paraf dokter menandakan resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimal
Beyond use date (BUD) adalah Batasan tanggal atau waktu obat tidak boleh disimpan
dan digunakan setelah preparasi sediaan steril atau nonsteril dan dihitung
berdasarkna tanggal atau waktu compounding (penyiapan) (USP, 2019).
Aturan umum penentuan BUD harus memperhatikan : jumlah obat yang dikandung;
Sifat alami bahan obat dan stabilitasnya; Karakteristik pengemas dan kondisi
penyimpanan; ED semua komponen yang digunakan dalam formulasi .
Ketentuan dalam penetapan BUD :
a. Sediaan cairan tanpa pengawet 14 hari
b. Sediaan cairan dengan pengawet 35 hari
c. Sediaan noncairan 90 hari
d. Sediaan padat 180 hari
Dalam penetapan BUD, USP menetapkan ada 2 kategori sediaan yaitu :
Kategori 1. Sediaan steril yang disiapkan dalam ruangan yang tidak terpisah
(gabungan) dengan sediaan lain dan memiliki BUD yang lebih pendek.
Kategori 2. Sediaan Steril yang disiapkan dalam cleanroom dan memiliki BUD yang
lebih Panjang.
Dispensing adalah proses yang terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian
informasi Obat (KMK No. 73 tahun 2016).
Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:
a. menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep;
b. mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat.
2. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi: - warna putih untuk Obat
dalam/oral;
34
a. warna biru untuk Obat luar dan suntik;
b. menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah.
Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut:
1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep);
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien; Memastikan bahwa yang menerima
Obat adalah pasien atau keluarganya
4. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;
5. Memberikan informasi tentang aturan dan cara penggunaan Obat dan hal-hal yang
terkait dengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain;
6. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil;
35
Lampiran 3d. Diskusi dengan team teaching dalam penyusunan modul di Apotek
Sebelas Maret
36
Lampiran 3e. Notulensi Diskusi
37
Lampiran 3f. Finalisasi Modul
38
LAMPIRAN KEGIATAN 4
39
Lampiran 4b. Term of Reference (TOR) Narasumber
Materi :
40
Waktu : 30 menit
Materi :
41
42
Lampiran 4e. Bukti konsultasi dengan Kaprodi
43
44
Lampiran 4f. Publikasi kegiatan brainstorming
45
46
Lampiran 4h. Notulensi Brainstorming
Notulensi Brainstorming Pelayanan Kefarmasian
Narasumber 1. Apt. Aminah
Masa pandemic covid 19 memberikan dampak terhadap kebutuhan konsumen di
apotek. Peran apoteker dalam mengoptimalkan pengetahuan terkait tentang obat
sangat membantu pasien untuk mendapatkan obat yang berkualitas dan sesuai
dengan kebutuhan pasien.
Dalam melakukan pelayanan kepada pasien, service excellent merupakan salah satu
kunci untuk mendapatkan hati pasien sehingga pasien akan loyal dan Kembali ke
apotek kita.
Setiap pelayanan yang diberikan harus dilakukan dokumentasi dan pengarsipan
untuk bukti legalitas pelayanan dan mempermudah penelusuran.
Apoteker sebagai seorang manajer tidak hanya harus menguasai terkait pelayanan
tetapi juga harus menguasai managerial yang dapat mensupport pelayanan.
LAMPIRAN KEGIATAN 5
Membuat video pembelajaran tentang Standar Operasional Prosedur dalam
Pelayanan Farmasi
47
Lampiran 5a. Standar Operasional Prosedur
48
Lampiran 5b. Skenario Alur Cerita
SKENARIO
Seorang pasien masuk ke apotek, di sisi lain ada pasien yang sedang di layani.
Pasien memasukan resep ke dalam kotak penerimaan resep dan duduk di ruang
tunggu sambal membaca bulletin kesehatan.
Resep diambil oleh petugas dan dilakukan skrining. Daftar tilik resep ditunjukan.
Petugas menghitung jumlah kebutuhan obat dan harga
Petugas mengkonfirmasi kepada pasien Pasien menyetujui
Resep dikerjakan sesuai dengan SOP peracikan
Resep selesai dikerjakan, diverifikasi oleh petugas lain dibagian penyerahan obat
Obat diserahkan (sesuai dengan SOP penyerahan obat) Etiket dan copy resep di
tunjukan dengan jelas pada video
49
Petugas mengakhiri penyerahan obat dan mengisi formulir konseling serta
medication record (form konseling dan MR ditunjukan)
50
Lampiran 5d. Bukti Brifing Persiapan Syuting di ApotekSebelas Maret tanggal 9
September 2020
51
Lampiran 5e Bukti Koordinasi Finalisasi Video
52
Lampiran Bukti 5f. Video Pembelajaran
53
LAMPIRAN KEGIATAN 6 (Kegiatan Tambahan)
54
Lampiran 6b. Pembagain tugas
55
Lampiran 6c. Koordinasi dengan mitra pengabdian
56
Lampiran 6d. Bukti pelaksanaan kegiatan
57
58
LAMPIRAN
Kegiatan 1: Merevisi Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Praktikum Pelayanan Farmasi semester VII
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
A. Tahapan Kegiatan Proses kegiatan 20 Agustus 2020
1. Melakukan koordinasi dengan team teaching terkait kesesuaian RPS lama dengan kondisi telah sesuai dengan
kebijakan pembelajaran daring rencana
2. Berkonsultasi dengan ketua Kelompok Keilmuan (KK) terkait perubahan RPS
3. Menyusun RPS berdasarkan hasil diskusi
4. Berkonsultasi dengan mentor (Kaprodi) tentang hasil revisi RPS
5. Mengupload file RPS hasil revisi ke portal ocw.uns.ac.id
59
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
Komitmen Mutu : orientasi mutu
Anti korupsi : jujur, tanggung jawab
Agenda III :
Pelayanan Publik : cermat dan teliti
Whole of Government (WOG) : kerja sama
60
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
A. Tahapan Kegiatan Proses kegiatan telah sesuai 24 Agustus 2020
1. Menyusun rencana rubrik penilaian dengan rencana
2. Melakukan koordinasi dengan team teaching
3. Menyusun rubrik penilaian
4. Menguploade rubrik penilaian di portal spada
Agenda III :
Whole of Government (WOG) : koordinasi
61
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
Achievement Orientation, Teamwork, Visionary.
Agenda III :
Pelayanan Publik : Efektif dan Efisien, Cermat dan Teliti
Whole of Government (WOG) : kerjasama
62
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
Kegiatan memperbaiki RPS Praktikum Pelayanan Farmasi dengan aktualisasi nilai ANEKA
memberikan kontribusi untuk pencapaian visi Prodi Farmasi yaitu menjadi program studi
bereputasi Internasional, menghasilkan sarjana yang kompeten di bidang sains-teknologi
dan klinik-komunitas dilandasi nilai luhur budaya nasional, serta mendukung pelaksanaan
misi yaitu menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sarjana
farmasi yang kompeten dalam bidang sains-teknologi dan klinik-komunitas..
Kegiatan 4: Melakukan brainstorming dengan praktisi pelayanan kefarmasian di apotek dan rumah sakit.
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
A. Tahapan Kegiatan Proses kegiatan telah sesuai 04 September 2020
1. Konsultasi dengan Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) PC Surakarta dengan rencana
2. Membuat Term of Reference (TOR) untuk narasumber
3. Koordinasi dengan narasumber
4. Konsultasi dengan Kaprodi
5. Mempublikasikan rencana kegiatan
6. Melakukan diskusi virtual melalui zoom dan livestreaming Youtube
63
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
Agenda II
1. Akuntabilitas : transparan,Partisipatif kejelasan target
2. Nasionalisme : Humanis, religious,etos kerja, tanggung jawab, tidak diskriminatif/adil
3. Etika Publik : sopan, hormat, taat
4. Komitmen Mutu : orientasi mutu
5. Anti korupsi : disiplin
Agenda III :
Whole of Government (WOG) : koordinasi antar Lembaga
Kegiatan 5: Membuat video pembelajaran tentang Standar Operasional Prosedur dalam Pelayanan Farmasi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
A. Tahapan Kegiatan Proses kegiatan telah sesuai 08 September 2020
1. Berkoordinasi dengan team teaching terkait skenario dan alur cerita video dengan rencana
2. Berkoordinasi dengan pihak-pihak yang membantu pembuatan video
3. Pembuatan Video
64
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
2. Skenario Alur cerita video
3. Dokumentasi foto brifing persiapan syuting
4. Video pembelajaran
Agenda III :
Pelayanan Publik : Aksesibel
WoG : Koordinasi dan Kerjasama
65
LAMPIRAN
Kegiatan 1: Merevisi Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Praktikum Pelayanan Farmasi semester VII
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
A. Tahapan Kegiatan Proses kegiatan 15 September 2020
6. Melakukan koordinasi dengan team teaching terkait kesesuaian RPS lama dengan kondisi telah sesuai dengan
kebijakan pembelajaran daring rencana
7. Berkonsultasi dengan ketua Kelompok Keilmuan (KK) terkait perubahan RPS
8. Menyusun RPS berdasarkan hasil diskusi
9. Berkonsultasi dengan Mentor(Kaprodi) tentang hasil revisi RPS
10. Mengupload file RPS hasil revisi ke portal ocw.uns.ac.id
66
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
5. Anti korupsi : jujur, tanggung jawab
Agenda III :
1. Pelayanan Publik : cermat dan teliti
2. Whole of Government (WOG) : kerja sama
67
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
Agenda III :
Whole of Government (WOG) : koordinasi
68
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
A. Tahapan Kegiatan Proses kegiatan telah sesuai 15 September 2020
5. Melakukan studi literatur dengan rencana
6. mengelompokan dan mengelola literatur.
7. Berdiskusi dengan team teaching
8. Menyelesaikan penulisan modul.
Agenda III :
1. Pelayanan Publik : Efektif dan Efisien, Cermat dan Teliti
2. Whole of Government (WOG) : kerjasama
69
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
menghasilkan sarjana farmasi yang kompeten dalam bidang sains-teknologi dan klinik-
komunitas..
Kegiatan 4: Melakukan brainstorming dengan praktisi pelayanan kefarmasian di apotek dan rumah sakit.
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
A. Tahapan Kegiatan Proses kegiatan telah sesuai 15 September 2020
7. Konsultasi dengan Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) PC Surakarta dengan rencana
8. Membuat Term of Reference (TOR) untuk narasumber
9. Koordinasi dengan narasumber
10. Konsultasi dengan Kaprodi
11. Mempublikasikan rencana kegiatan
12. Melakukan diskusi virtual melalui zoom dan livestreaming Youtube
70
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
9. Komitmen Mutu : orientasi mutu
10.Anti korupsi : disiplin
Agenda III :
Whole of Government (WOG) : koordinasi antar Lembaga
Kegiatan 5: Membuat video pembelajaran tentang Standar Operasional Prosedur dalam Pelayanan Farmasi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
A. Tahapan Kegiatan Proses kegiatan telah sesuai 20 September 2020
4. Berkoordinasi dengan team teaching terkait skenario dan alur cerita video dengan rencana
5. Berkoordinasi dengan pihak-pihak yang membantu pembuatan video
6. Pembuatan Video
71
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
Agenda III :
1. Pelayanan Publik : Aksesibel
2. WoG : Koordinasi dan Kerjasama
72