Anda di halaman 1dari 5

Nama : Randi

NIM : 1802110579

RMK 10

PSAK 68 " Pengukuran Nilai Wajar "

A. Tujuan

Pernyataan ini mendefinisikan nilai wajar, menetapkan pernyataan suatu kerangka pengukuran
nilai wajar, dan mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.

Nilai wajar adalah pengukuran berhasis pasar , bukan pengukuran yang spesifik atas suatu
entitas . Untuk beberapa aset dan liabilitas , transaksi pasar atau informasi pasar yang dapat
diobservasi dapat tersedia Untuk aset dan liabilitas lain , hal tersebut mungkin tidak tersedia .
Akan tetapi , tujuan pengukuran nilai wajar dalam kedua kasus tersebut adalah sama – untuk
memperkirakan harga di mana transaksi teratur untuk menjual aset atau menyulihkan liabilitas
akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini.

Ketika harga aset atau liabilitas yang identik tidak dapat diobservasi , entitas mengukur nilai
wajar menggunakan teknik penilaian lain yang memaksimalkan penggunaan input yang dapat
diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
Karena nilai wajar merupakan pengukuran berbasis pasar , maka nilai wajar diukur
menggunakan usumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga niet atau
liubilitas , termasuk asumsi mengenairinin Akibatnya , intensi entitas untuk memiliki nxet atau
untuk menyelesaikan atau memenuhi liabilitas menjadi tidak relevan ketika mengukur nilai
wajar.

B. Definisi Nilai Wajar

Pernyataan ini mendefinisikan nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu
aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur
antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

C. Aset atau Liabilitas


Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atat liabilitas tertentu . Oleh karena itu , ketika
mengukur nilai wajar entitas memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas jika pelaku pasar
akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan karga aset atau liabilitas pada
tanggal pengukuran . Karakteristik tersebut termasuk , sebagai contoh , hal sebagai berikut :

( a ) kondisi dan lokasi aset

( b ) perbatasan , jika ada , atas penjualan atau penggunaan aset .

Dampak pengukuran yang timbul dari suatu karakteristik tertentu akan berbeda bergantung pada
bagaimana karakteristik tersebut akan diperhitungkan oleh pelaku pasar ,

Aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari salah hal sebagai berikut yaitu,
aset atau liabilitas yang berdiri sendiri dan sekelompok aset , sekelompok liabilitas atau
sekelompok aset dan liabilitas.

D. Pengukuran

Ditujukan untuk aset dan liabilitas dalam suatu transaksi pada tanggal tertentu dengan asumsi
bahwa pelaku pasar bertindak dengan kepentingan ekonomi terbaik ketika menentukan harga.

Asumsi pengukuran nilai wajar adalah bahwa transaksi terjadi di pasar utama atau di pasar yang
paling menguntungkan. Pasar utama yaitu pasar dengan volume dan tingkat aktivitas paling
tinggi untuk aset tersebut. Pasar yang paling menguntungkan adalah pasar yang memaksimalkan
nilai yang akan diterima untuk menjual aset tersebut, setelah memperhitungkan biaya transaksi
dan biaya transport yaitu nilai neto. Pelaku pasar adalah pembeli dan penjual di pasar.Harga
diperoleh dari observasi langsung atau diestimasi menggunakan penilaian lain.

E. Teknik penilaian

Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana data yang
memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat
diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
Teknik penilaian yang dapat digunakan secara luas:

1. Pendekatan pasar
Pendekatan pasar (market approach) merupakan teknik penilaian yang menggunakan harga dan
informasi relevan lain yang dihasilkan oleh transaksi pasar yang melibatkan aset, liabilitas atau
kelompok aset dan liabilitas yang identik atau sebanding, seperti bisnis.

2. Pendekatan biaya

Pendekatan biaya mencerminkan jumlah yang akan dibutuhkan saat ini untuk menggantikan
kapasitas manfaat (service capacity) aset (sering disebut dengan biaya pengganti saat ini)

3. Pendekatan penghasilan

Pendekatan penghasilan mengkonversikan jumlah masa depan (misalnya arus kas atau
penghasilan dan beban) ke suatu jumlah tunggal saat ini (yaitu didiskontokan).

F. Hirarki Nilai Wajar

Dalam PSAK 68 paragraf 72 menyatakan bahwa untuk meningkatkan konsistensi dan


keterbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan pernyataan yang terkait. PSAK
68 menetapkan hirarki nilai wajar yang mengelompokkan input untuk teknik penilaian yang
digunakan dalam pengukuran nilai wajar menjadi tiga level input.

 Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau
liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.
 Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk Level 1 yang dapat
diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung.
 Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.

G. Pengungkapan

Tujuannya adalah membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai:

a. aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang/ tidak berulang dalam laporan
posisi keuangan setelah pengakuan awal, dan mengetahui teknik penilaian dan input yang
digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.

b. pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input Level 3, berkaitan dengan
dampak terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain untuk periode tersebut
Untuk memenuhi tujuan pengungkapan, entitas mempertimbangkan seluruh hal sebagai berikut:

a. level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pengungkapan;

b. berapa banyak penekanan yang ditetapkan pada setiap persyaratan;

c. berapa banyak penggabungan atau pemisahan yang perlu dilaksanakan; dan

d. apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi tambahan untuk mengevaluasi


informasi kuantitatif yang diungkapkan.

Entitas perlu mengungkapkan hal-hal berikut :

1. untuk pengukuran nilai yang wajar dan tidak berulang, pelaporan, dan untuk pengukuran
nilai yang wajar padaakhir periode pelaporan dan untuk pengukuran nilai wajar tidak
berulang alasan utnuk pengukuran.
2. untuk pengukuran nilai yang wajar dan tidak berulang, tingkat hirarki nilai wajar di mana
pengukuran nilai wajar dikategorikan secara total (Level 1, 2 atau 3).
3. untuk aset dan liabilitas yang dimiliki pada akhir periode pelaporan yang diamati pada
nilai yang wajar,
4. untuk pengukuran nilai yang wajar dan tidak berulang yang dikategorikan dalam Level 2
dan Level 3 hirarki nilai wajar, deskripsi mengenai teknik penilalan dan input yang
digunakan dalam pengukuran nilai wajar.
5. pengukuran nilai wajar berulang yang dikategorikan dalam Level 3 hirarki nilai wajar,
rekonsiliasi dari saldo awal ke saldo akhir, mengungkapkan terpisah perubahan selama
periode.
6. untuk pengukuran nilai wajar berulang yang dikategorikan dalam Level 3 hirarki nilai
wajar,
7. untuk pengukuran nilai wajar berulang dan tidak berulang yang dikategorikan dalam
Level 3 hirarki nilai wajar,
8. untuk pengukuran nilai wajar berulang yang dikategorikan dalam Level 3 hirarki nilai
wajar:
9. untuk pengukuran nilai yang wajar dan tidak berulang, jika penggunaan tertinggi dan
terbaik aset yang tidak berbeda dari penggunaan saat ini, maka mengungkapkan fakta
tersebut dan mengapa aset yang tidak digunakan dengan cara yang berbeda dari
penggunaan dan terbaiknya.

H. Jurnal Barth Et Al (2001)

Informasi akuntansi dikatakan memiliki relevansi nilai jika informasi akuntansi tersebut bisa
digunakan untuk memprediksi nilai pasar perusahaan (harga pasar saham) (Barth et al., 2001).

Tujuan melakukan pengujian relevansi nilai adalah memperluas pengetahuan tentang relevansi
dan reliabilitas angka-angka akuntansi yang tercermin dalam nilai ekuitas. Relevansi nilai
merupakan operasionalisasi empiris kriteria relevansi dan reliabilitas. Suatu angka akuntansi
akan relevan, mempunyai hubungan signifikan (yang diprediksi) dengan harga saham, jika angka
akuntansi mencerminkan informasi yang relevan bagi investor dalam menilai suatu perusahaan
dan diukur dengan cukup layak (reliable) agar tercermin agar tercermin dalam harga saham
(Barth et.al, 2001).

Anda mungkin juga menyukai