Anda di halaman 1dari 5

BAB II

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

A. Karakteristik Bahan Kimia


Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Bahan Kimia B3 memiliki karakteristik berdasarkan klasifikasi B3 sebagai berikut:


1. Mudah meledak (explosive).
2. Pengoksidasi (oxidizing).
3. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable).
4. Sangat mudah menyala (highly flammable).
5. Amat sangat beracun (highly flammable ).
6. Sangat beracun (highly beracun).
7. Beracun (mederately toxic).
8. Korosif (corrosive).
9. Bersifat Iritasi (irritant).
10. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment).
11. Karsinogenik (carcinogenic).
12. Teratogenik (teratogenic).
13. Mutagenik (mutagenic).

Untuk mendeteksi kandungan B3 dalam limbah dapat dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Uji kualitatif adalah Screening test atau Fingerprint test. Uji kualitatif ini untuk
mengetahui karakteristik suatu limbah dengan maksud untuk mengantisipasi langkah-
langkah dan penanganan limbah tersebut serta untuk membedakan/mengidentifikasi suatu
jenis limbah dengan limbah lainnya. Uraian beberapa parameter
dalam Screening test / Fingerprint test yang dapat dijadikan indikasi awal karakteristik
limbah B3 dijelaskan sebagai berikut:
1. pH
Hasil pengukuran pH jika pH kurang lebih sama dengan 5 atau pH kurang lebih sama
dengan 12,5, maka limbah tersebut dapat dinyatakan sebagai golongan limbah B3
karena bersifat korosif.

2. Reaktifitas Air
Reaktifitas air ini merupakan suatu parameter untuk menguji reaktifitas menggunakan
air. Suatu limbah dapat dinyatakan bersifat reaktif apabila dalam pengujiannya terjadi
gejala-gejala seperti adanya pelepasan gas, terbentuknya emulsi, perubahan temperatur
dan lain-lain.

3. Pengoksidasi
Dalam pengujian pengoksidasi ini apabila suatu limbah menunjukan adanya kandungan
senyawa oksidan (oksidan positif), maka dapat diambil kesimpulan bahwa limbah
tersebut mempunyai indikasi sebagai limbah B3. Karena apabila senyawa oksidan
bercampur dengan senyawa organik dapat bereaksi secara spontan menghasilkan panas,
gas atau bahkan menimbulkan ledakan.

4. Mudah Terbakar
Seperti kita ketahui bahwa salah satu karakteristik bahan kimia B3 adalah mudah
meledak atau mudah terbakar. Sehingga ketika suatu limbah didekatkan pada suatu nyala
api , apabila sampel langsung terbakar maka dapat diindintikasi limbah tersebut memiliki
karakteristik mudah terbakar.

5. Kandungan Amonia
Dalam hal ini gas amonia pelu diuji karena termasuk gas yang beracun. Apabila suatu
limbah mengandung gas amonia, dapat dinyatakan bahwa limbah tersebut kemungkinan
termasuk kedalam limbah B3, karena apabila bercampur dengan suatu basa maka akan
bersifat reaktif.

6. Kandungan Sianida
Sama halnya dengan amonia, gas sianida ini merupakan gas yang beracun dan
mematikan. Apabila suatu limbah mengandung sianida positif, maka dapat dinyatakan
bahwa limbah tersebut kemungkinan termasuk kedalam limbah B3, karena apabila
bercampur dengan suatu asam maka akan bersifat reaktif.

7. Kandungan Sulfida
Gas sulfida merupakan gas yang beracun dan mematikan. Apabila suatu limbah
mengandung sianida positif, maka dapat dinyatakan bahwa limbah tersebut kemungkinan
termasuk kedalam limbah B3, karena apabila bercampur dengan suatu asam maka akan
bersifat reaktif.
Limbah B3 memiliki sifat mudah terbakar dan meledak, dan limbah tersebut bisa berupa
gas, cair, cair ataupun padat dengan karakteristik yang berbeda.
Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah-limbah yang mempunyai beberapa sifat
berikut :
1. limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan
tanpa peledakan.
2. limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
3. apabila tercampur air akan meledak, menghasilkan gas, uap, asap beracun yang
membahayakan bagi manusia dan lingkungan.
4. limbah sianida, sulfida, atau amoniak yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
5. limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25˚C,760
mmHG).
6. limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas/menerima oksigen.

Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat beracun bagi
manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila
masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit, atau mulut. Limbah yang menyebabkan
infeksi ialah bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang
terkena infeksi, limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman
penyakit yang dapat menular. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang bersifat : 1)
menyebabkan iritasi pada kulit. 2) menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
dengan laju korosi lebih besar dari 6,35mm/tahun dengan temperatur 55˚C. 3) mempunyai
pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam atau lebih besar dari 12,5 untuk
bersifat basa.
B. Sumber Limbah B3
Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi :
1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik (sebagaimana lampiran I tabel 1 PP 85/1999) yaitu
limbah B3 yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya melainkan dari
kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi, pelarutan kerak, pengemasan
dan lain-lain.
2. Limbah B3 dari sumber spesifik (sebagaimana lampiran I tabel 2 PP85/1999) yaitu sisa
proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan
kajian ilmiah.
3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi (sebagaimana lampiran I tabel 3 PP 85/1999).

C. Dampak B3 terhadap Kesehatan Manusia


Limbah B3 masuk ke lingkungan melalui media air, tanah, udara, dan hewan / biota yang
mempengaruhi secara kontinyu dan tidak kontinyu, bertahap dan seketika, teratur dan tidak
teratur. Limbah B3 meracuni makhluk hidup melalui rantai makanan sehingga menyebabkan
organisme (tumbuhan, hewan dan manusia) terpapar oleh zat-zat beracun.
Limbah B3 mempengaruhi kesehatan dengan mencelakakan manusia secara langsung
(akibat ledakan, kebakaran, reaktif dan korosif) dan maupun tidak langsung (toksik akut dan
kronis) bagi manusia. Zat toksik (racun) yang dihasilkan oleh limbah B3 masuk ke tubuh
manusia melalui :
a. Oral  yaitu melalui mulut dan kemudian saluran pencernaan, sulit mencapai peredaran
darah.
b. Inhalasi yaitu melalui saluran pernapasan, bersifat cepat memasuki peredaran darah.
c. Dermal yaitu melalui kulit sehingga mudah masuk ke dalam peredaran darah.
d. Peritonial yaitu melalui suntikan, langsung memasuki peredaran darah.

Dampak limbah B3 terhadap kesehatan manusia salah satu contohnya yaitu kasus
Penyakit Minamata : Dipinggir teluk Minamata di Jepang bermukim rakyat nelayan. Para
nelayan rupanya telah terbiasa mengkonsumsi ikan yang berasal dari teluk tersebut. Akan
tetapi teluk tersebut sudah tercemar limbah, yang diakibatkan oleh beberapa industri
membuang limbah ke teluk Minamata. Para ahli kimia pabrik mengatakan bahwa limbah
pabrik mengandung methylmercury yang tidak berbahaya, namun kenyataannya
fitoplankton, zooplankton dan ikan yang ada di teluk tetap hidup. Namun, setelah
terakumulasinya methylmercury sekitar 10 tahun, tanpa disadari telah berlipat ganda ribuan
kali mercury di dalam tubuh nelayan. Karena methylmercury termasuk logam berat, maka
akan menimbulkan dampak kesehatan yaitu keturunan dari nelayan yang telah
mengkonsumsi ikan dari teluk Minamata mengalami cacat jasmani dan mental. Jadi penyakit
sejenis penyakit Minamata dapat terjadi dimana saja, melalui proses akumulasi dan
penggandaan biologik.

D. Toksikologi Limbah B3
Menurut PP No. 85 tahun 1999, selain berdasarkan sumber dan uji karakteristik, suatu
limbah B3 dapat juga diidentifikasi berdasarkan uji toksikologi. Uji toksikologi digunakan
untuk mengetahui sifat akut atau kronik limbah yang dimaksud. Penentuan sifat akut limbah
dilakukan dengan uji hayati untuk mengukur hubungan dosis - respons antara limbah dengan
kematian hewan uji, untuk menetapkan nilai LD50.
LD50 (Lethal Dose fifty) adalah dosis limbah (gram / Kg Berat Badan) yang dapat
menghasilkan 50% respons kematian pada populasi hewan uji. Nilai tersebut diperoleh dari
analisis data secara grafis dan atau statistik terhadap hasil uji hayati tersebut. Sifat kronis
limbah B3 (toksik, mutagenik, karsinogenik,teratogenik) ditentukan dengan cara
mengevaluasi sifat zat pencemar yang terdapat dalam limbah dengan cara mencocokkan zat
pencemar tersebut dengan lampiran III PP 85/1999.

Anda mungkin juga menyukai