Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kraniotomi merupakan tindakan pembedahan dengan membuka tulang tengkorak

untuk memberikan akses secara langsung ke otak. Kraniotomi dapat dilakukan pada pasien

yang menderita perdarahan otak seperti subdural hematoma, epidural hematoma, aneurisma

serebri, malformasi arteriovenous, infeksi otak seperti abses serebri tumor otak, aneurisma,

infeksi otak, serta trauma otak (Periode, Juni, Tanriono, & Lalenoh, 2017).

Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien yang

dirawat di rumah sakit, kecemasan yang sering terjadi adalah apabila pasien yang di rawat di

rumah sakit harus mengalami proses pembedahan. Tindakan pembedahan merupakan

ancaman potensial aktual terhadap integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi

stres fisiologis maupun psikologis. Menurut Smeltzer & Bare, segala bentuk prosedur

pembedahan selalu didahului oleh suatu reaksi emosional tertentu dari pasien, baik

tersembunyi, normal, maupun abnormal. (Herlina, 2010)

Bahwa dukungan keluarga meliputi sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap penderita sakit, Salah satu peran dan fungsi keluarga yaitu memberikan fungsi

afektif untuk pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarganya dalam memberikan

kasih sayang bahwa dukungan keluarga dari pihak keluarga sangat dibutuhkan terhadap

penderita sakit, anggota keluarga sangat penting, sehingga anggota keluarga tersebut merasa

nyaman dan dicintai apabila dukungan keluarga tersebut tidak adekuat maka merasa

diasingkan atau tidak dianggap oleh keluarga, sehingga seseorang akan mudah mengalami

ansietas dalam menjalani operasi (Nisa, PH, & Arisdiani, 2019).

Menurut Hawari (2011) seseorang yang mengalami ansietas menimbulkan dampak

psikologis antara lain: khawatir, takut akan kematian, mudah tersinggung, gelisah mudah
terkejut, takut pada keramaian, oleh karena itu diperlukan adanya dukungan keluarga.

Menurut Ratna (2010) dukungan keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan,

khususnya pasien yang akan menjalani operasi. Bentuk dukungan ini membuat individu

memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan, nasihat yang mampu membuat penerima

dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan dicintai oleh keluarga sehingga individu

dapat menghadapi masalah dengan baik (Nisa et al., 2019).

A. Metode

Metode penelitian yang kami gunakan disini adalah literatur review dengan

menggunakan basis data elektronik melalui jurnal dari internasional maupun nasional seperti

Google Scholar, Science Direct,dan Elsevierdengan kata kunci pendekatan spiritual,

pasiendukungan keluarga dalam tingkat ansietas pada pasien operasi craniotomy. Kriteria

inklusi yang di gunakan oleh penulis adalah dengan membatasi artikel atau jurnal yang

diterbitkan lima tahun terakhir mulai dari tahun 2017 sampai 2021. Jurnal mempunyai judul

dan isi sesuai dengan tujuan penelitian, full teks, dan keterkaitan dengan keperawatan.

Pencarian artikel dimulai pada tanggal 3-4 Agustus 2021 dengan kata kunci yang telah di

tentukan oleh peneliti, artikel yang di temukan oleh peneliti dipilih sesuai dengan kriteria

inklusi. Peneliti menghapus artikel yang telah di keluarkan, menelaah artikel yang

memenuhi kriteria dan mengelompokkan sesuai dengan hasil penelitian untuk di lanjut

kepada pembahasan.
B. Hasil

Pencarian literatur awal didapatkan 70 artikel (Google Cendekia atau Google Scholar 38,

Elsevier 20, Science Direct 12). 55 Artikel yang dikeluarkan tidak sinkron dengan topik

pembahasan yaitu. Pengaruh spiritual dan dukungan keluarga dalam penurunan tingkat

ansietas pada pasien operasi craniotomy. 15 artikel full text memenuhi kriteria seperti yang

tercantum pada gambar 1.

Google Scholar Science Direct Elsevier

Berdasarkan judul artikel


(n = 70)

Artikel yang dikeluarkan tidak


sinkron dengan topik pengaruh
Artikel yang dikeluarkan dukungan keluarga dalam
(n =55) penurunan tingkat ansietas pada
pasien operasi craniotomy.

Artikel yang terpilih (n = 15)


Gambar 1. Diagram flow dan pemilihan artikel

Table 1. hasil 15 artikel mengenai pengaruh spiritual dan dukungan keluarga dalam penurunan tingkat ansietas pada pasien operasi craniotomi
diruang ok.
no penulis dan tahun judul Metode hasil
1. (Nisa et al., 2019) hubungan dukungan Penelitian ini menggunakan hasil penelitian bahwa ada hubungan yangsignifikan antara
keluarga dengan tingkat metode kuantitatif melalui karakteristik dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pasien pre
ansietas pasien pre operasi pendekatan cross sectional, operasi mayor
mayor pengumpulan data dengan nilai p value <0,005. Keluarga disarankan dapat
menggunakan kuesioner melakukan dukungan terhadap anggota keluarga yang akan
dengan 16 pertanyaan dilakukan tindakan operasi.
tentang dukungan keluarga
yang
telah dilakukan uji validitas
dengan nilai r variabel 0,90,
tekhnik sampel
menggunakan purposive
sampling dengan jumlah
sampel167 responden
2. (Herlina, 2010) HUBUNGAN ANTARA Metode penelitian ini
DUKUNGAN adalah metode survey Hasil penelitian menunjukkan ada yang sangat signifikan
KELUARGA DENGAN analitik dengan rancangan
TINGKAT KECEMASAN cross sectional. Populasi perbedaan (p=0,000) antara rata-rata tekanan darah
PASIEN dalam penelitian ini adalah
PRAOPERASI DI RUANG pasien dewasa yang
sistolik/diastolik pada kelompok perlakuan dengan kelompok
berumur
BEDAH KELAS III
lebih dari 15 tahun yang
RUMAH SAKIT UMUM dirawat di instalasi rawat kontrol.
inap
DAERAH 45 KUNINGAN
dan akan dilakukan operasi
di Ruang Bedah Kelas III di
RSUD 45 Kuningan.
Sampel penelitian
berjumlah 30
orang dan diambil secara
purposif (purposive
sampling).
3. (Mousavinasab, The impact of family
support program on Anggota keluarga pada kedua kelompok memiliki depresi, stres,
Kamali, & depression,
Shafipour, 2020) anxiety, stress, and dan kecemasan yang lebih rendah secara signifikan pada 24 jam
satisfaction in the family
members of
sebelum dan 14 hari setelah keluar. Skor total depresi, stres, dan
open-heart surgery patients
kecemasan secara statistik meningkat secara signifikan di

kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Namun, kepuasan mereka terhadap asuhan keperawatan

meningkat (P <0,001).

4. (Haniba, analisa faktor-faktor metode penelitian ini dari hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan
Nawangsari, & terhadap tingkat kecemasan menggunakan deskriptif-
terhadap faktor-faktor kecemasan berupa usia, jenis kelamin,
Maunaturrahmah, pasien yang akan menjalani analitik dengan metode
operasi. Diruan rawat inap penelitian cross sectional. pendidikan pengalaman operasi serta dukungan keluarga
2018)
ruang melati RSUD bangil Sampel penelitian ini
pada pasien yang akan mengalami operasi
2018. adalah pasien yang
menghadapi operasi.
Tekhnik sampling secara
random sampling.
5. (Setyawan, 2017) HUBUNGAN TINGKAT Metode penelitian ini Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 yang berarti p<α (0,05)
KECEMASAN DENGAN adalah deskriptif
KUALITAS TIDUR korelasional dengan dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat
PASIEN PRE rancangan cross
OPERASI DI RUANG sectional. Populasi kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien pre operasi di ruang
ANGSOKA RUMAH penelitian adalah pasien
SAKIT ABDUL WAHAB yang ada di ruang Angsoka Angsoka RSUD Abdul Wahab Sjahrani.
SJAHRANIE RSUD Abdul
SAMARINDA Wahab Sjahranie
Samarinda berjumlah 84
orang. Pengambilan sampel
pada penelitian
ini dengan metode
purposive sampling yaitu
dengan mengambil sampel
dari sebagian yang
telah ditentukan dengan
jumlah 53 orang.
6. (A’la, Dewi, & ANALISIS MASALAH Jenis penelitian ini adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah keperawatan utama
KEPERAWATAN PADA
Siswoyo, 2019) deskriptif kuantitatif pada pada pasien post kraniotomi adalah nyeri akut (58,51%),
PASIEN POST
KRANIOTOMI DI RSD variabel masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas (25,53%), dan
DR. SOEBANDI JEMBER
keperawatan menggunakan ketidakefektifan pola napas (15,96%). Diagnosis keperawatan
(STUDI RETROSPEKTIF
JANUARI 2016 – pendekatan studi yang berdasarkan indikator dengan mencerminkan PES/PE
DESEMBER 2017)
retrospektif dengan metode sebanyak 39 (41,49%) dan yang tidak mencerminkan PES/PE
simple random sampling. sebanyak 55 (58,51%).
Sampel penelitian ini
adalah 94 rekam medis
pasien post kraniotomi
yang dihitung
menggunakan rumus slovin
dari jumlah populasi pada
Januari 2016-Desember
2017
7. (Periode et al., Profil Pasien Pasca Jenis penelitian ini ialah Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien pasca
2017) Kraniotomi di ICU RSUP deskriptif retrospektif kraniotomi yang dirawat di ICU RSUP Prof. R. D. Kandou
Prof. Dr. R. D. Kandou dengan metode Manado periode Juli 2016 – Juni 2017 yang terbanyak ialah jenis
Manado Periode Juli 2016 - pengambilan sampel non kelamin laki-laki, usia 15-24 tahun, penyakit yang mendasari
Juni 2017 probability sampling yaitu kraniotomi ialah cedera kepala, menggunakan ventilator mekanik
purposive sampling. dengan lama penggunaan >72 jam, lama perawatan pasca
Tempat penelitian di kraniotomi di ICU rata-rata 2 hari. Sebagian pasien meninggal dan
Intalasi Rekam Medik disebabkan oleh sepsis. Glasgow Coma Scale preopera-tif pasien
RSUP Prof. R. D. Kandou kraniotomi rata-rata 8-12 dan status fisik ASA terbanyak III E.
dengan jangka waktu 3
bulan yaitu September -
Desember.
8. (Faizal & Putri, PENGARUH DUKUNGAN Penelitian dilakukan Hasil penelitian diketahui ada perbedaan tingkat kecemasan
SPIRITUAL TERHADAP
2021) dengan menggunakan didapatkan nilai p = 0,000 pada kelompok intervensi, Sedangkan
PENURUNAN TINGKAT
KECEMASAN PADA desain penelitian quasi kelompok kontrol didapatkan nilai p = 0,210 maka dapat
PASIEN PRE OPERASI DI
eksperiment sederhana disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tingkat
RUANG BEDAH
RSUD DEPATI BAHRIN dengan pre-poest kecemasan sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi dan
KABUPATEN BANGKA intervensi. Sampel diambil kontrol.
dengan metode non
probability sampling yaitu
36 responden yang terbagi
dua kelompok, 18
responden kelompok
intervensi dan 18 responden
kelompok kontrol.
9. (Kebutuhan, GAMBARAN Metode sampel dalam Hasil penelitian didapatkan hampir seluruh responden yaitu 32
Pasien, Di, KEBUTUHAN penelitian ini adalah orang (80,00 %) sangat memerlukan kebutuhan spiritual, dan

Bedah, & Sakit, SPIRITUAL PASIEN PRE Accidental Sampling yaitu sisanya sebanyak 8 orang (20,00 %) cukup memerlukan kebutuhan
OPERATIF DI RUANG suatu cara pengambilan spiritual, ternyata tidak seorangpun responden yang kurang
2020)
BEDAH RUMAH SAKIT sample yang dilakukan memerlukan akan kebutuhan spiritual. Mengupayakan kualitas
BANDUNG dengan mengambil pemberian kebutuhan akan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien
responden yang kebetulan pre operatif karena hal tersebut sangat mutlak sekali diperlukan
ada atau tersedia dan oleh pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan.
didapatkan 40 orang.
Metode pengumpulan data
dengan lembar kuisioner
dan analisis uji Spearmen
Rank dengan tingkat
signifikansi 0,05 (5%).
10 (Harahap et al., PENGARUH DZIKIR Metode yang akan Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang bermakna
TERHADAP
. 2019) digunakan dalam penelitian sebelum dan setelah diberikan terapi dzikir dengan nilai P-Value
PENURUNAN TINGKAT
KECEMASAN ini adalah metode = 0,000< 0,05. Dzikir terbukti memiliki pengaruh dalam
PASIEN PRE OPERATIF
penelitian eksperimen semu menurunkan tingkat kecemasan pre operasi bedah mayor,
BEDAH MAYOR DI
(Quasi experiment). desain sehingga dzikir dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang
RUANG RAWAT BEDAH
penelitian yang digunakan bisa digunakan untuk menurunkan kecemasan pada pasien pre
adalah “Quasi Experiment” operasi
dengan one group pretest
and posttest design
11
.
C. PEMBAHASAN

Kraniotomi merupakan pembedahan dengan pembuatan lubang di kranium untuk

meningkatkan akses pada struktur intrakranial. Kraniotomi berpengaruh pada anatomi tubuh

bagian kulit, periosteum, tulang, dura mater, arachnoid mater, pia mater, subdural, dan

cairan serebrospinal. (jurnal 1) Tindakan kraniotomi bermanfaat dalam peningkatan kelangs

ungan hidup, namun semakin banyak laporan bahwa efek setelah tindakan kraniotomi telah

terabaikan (jurnal 1)

Menurut Hawari (2011) seseorang yang mengalami ansietas menimbulkan dampak

psikologis antara lain: khawatir, takut akan kematian, mudah tersinggung, gelisah mudah

terkejut, takut pada keramaian, oleh karena itu diperlukan adanya

dukungan keluarga. Menurut Ratna (2010) dukungan keluarga merupakan unsur penting

dalam perawatan, khususnya pasien yang akan menjalani operasi. Bentuk dukungan ini

membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan, nasihat yang mampu

membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan dicintai oleh keluarga

sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan baik.

Dukungan spiritual merupakan aktifitas yang penting untuk membantu pasien pada

masa krisis dalam menghadapi penyakitnya, kesehatan atau kematian,. Dukungan spiritual

adalah kebutuhan manusia untuk memelihara, menambah atau memperbaiki keyakinan dan

kepercayaan untuk memenuhi kewajiban. Yang mana dimensi spiritual berupaya untuk

mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk

menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika sedang menghadapi stress emosional, penyakit

fisik, atau kematian. Kekuatan yang timbul diluar kekuatan manusia.

Berdasarkan hasil penelitian (jurnal 4) Dukungan keluarga sebagian besar

memiliki dukungan yang baik dengan tingkat ansietas sedang sebanyak 109 (98,2%). Hasil
statistik chi-square didapatkan P value = 0,000 (ɑ < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

tingkat ansietas. Dukungan keluarga sangat penting untuk memotivasi pasien agar tidak

cemas pada saat dilakukannya pembedahan

D. KESIMPULAN

Hasil analisis berbasis literature review ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh langsung antara pengaruh spiritual dan dukungan keluarga dalam penurunan

tingkat ansietas pada pasien operasi craniotomy.


DAFTAR PUSTAKA

A’la, M. Z., Dewi, D. P., & Siswoyo, S. (2019). Analisis Masalah Keperawatan pada Pasien Post Kraniotomi
di RSD Dr. Soebandi Jember (Studi Retrospektif Januari 2016 – Desember 2017). Jurnal Keperawatan
Respati Yogyakarta, 6(3), 677. https://doi.org/10.35842/jkry.v6i3.371
Faizal, K. M., & Putri, K. E. (2021). Pengaruh Dukungan Spiritual Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Pre Operasi Di Ruang Bedah RSUD Depati Bahrin Kabupaten Bangka. Malahayati
Nursing Journal, 3(1), 19–28. https://doi.org/10.33024/manuju.v3i1.3575
Haniba, S. W., Nawangsari, H., & Maunaturrahmah, A. (2018). ANALISA FAKTOR-FAKTOR
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALANI OPERASI (Di Ruang
Rawat Inap Melati RSUD Bangil Tahun 2018).
Harahap, M. A., Ritonga, N., Program, D., Keperawatan, S., Sarjana, P., Aufa, U., … Dzikir, T. (2019).
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia Indonesian Health Scientific Journal PENGARUH DZIKIR
TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF BEDAH MAYOR
DI RUANG RAWAT BEDAH Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia Indonesian Health Scientific
Journal. 000, 45–52.
Herlina, L. (2010). PRAOPERASI DI RUANG BEDAH KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
45 KUNINGAN Lili Herlina Perawat Kepala Ruangan Bedah Kelas III RSUD 45 Kuningan .
Kebutuhan, G., Pasien, S., Di, O., Bedah, R., & Sakit, R. (2020). Gambaran kebutuhan spiritual pasien pre
operatif di ruang bedah rumah sakit bandung. 16(1), 59–62.
Mousavinasab, S., Kamali, M., & Shafipour, V. (2020). The impact of family support program on depression
, anxiety , stress , and satisfaction in the family members of open - heart surgery patients. (January).
https://doi.org/10.4103/JNMS.JNMS
Nisa, R. M., PH, L., & Arisdiani, T. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Ansietas Pasien
Pre Operasi Mayor. Jurnal Keperawatan Jiwa, 6(2), 116. https://doi.org/10.26714/jkj.6.2.2018.116-120
Periode, M., Juni, J., Tanriono, C., & Lalenoh, D. C. (2017). Profil Pasien Pasca Kraniotomi di ICU RSUP
Prof . Dr . R . D . Kandou.
Setyawan, A. B. (2017). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pasien Pre Operasi diRuang
Angsoka Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Jurnal Ilmiah Sehat Bebaya, 1(2), 110–116.

Anda mungkin juga menyukai