Luka bakar merupakan kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh trauma panas atau trauma
dingin (frost bite). Penyebabnya adalah api, air panas, listrik, kimia, radiasi dan trauma dingin
(frost bite). Kerusakan ini dapat menyertakan jaringan bawah kulit.
Luka bakar memiliki angka kejadian dan prevalensi yang tinggi, mempunyai resiko morbiditas
dan mortalitas yang tinggi, memerlukan sumber daya yang banyak dan memerlukan biaya yang
besar.
(KMK, 2019)
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Kulit dengan luka bakar akan mengalami
kerusakan pada epidermis, dermis, maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan
lamanya kontak dengan sumber panas/penyebabnya. Kedalaman luka bakar akan
mempengaruhi kerusakan/ gangguan integritas kulit dan kematian sel-sel.
(Hadi Purwanto, 2016)
ETIOLOGI
1. Paparan api 5. Aliran listrik.
2. Scalds (air panas). 6. Zat kimia (asam atau basa)
3. Uap panas. 7. Radiasi
4. Gas panas. 8. Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.
MANIFESTASI KLINIS
Kedalaman Dan
Bagian Kulit Perjalanan
Penyebab Luka Gejala Penampilan Luka
Yang Terkena Kesembuhan
Bakar
Derajat Satu Epidermis Kesemutan, Memerah, Kesembuhan
(Superfisial): hiperestesia menjadi putih lengkap dalam
tersengat (supersensivitas), ketika ditekan waktu satu
matahari, terkena rasa nyeri mereda minimal atau minggu, terjadi
api dengan jika didinginkan tanpa edema pengelupasan
intensitas rendah kuit
Derajat Tiga Epidermis, Tidak terasa nyeri, Kering, luka bakar Pembentukan
(FullThickness): keseluruhan syok, hematuria berwarna putih eskar, diperlukan
terbakar nyala dermis dan (adanya darah seperti bahan pencangkokan,
api, terkena kadang-kadang dalam urin) dan kulit atau gosong, pembentukan
cairan mendidih jaringan kemungkinan pula kulit retak dengan parut dan
dalam waktu yang subkutan hemolisis (destruksi bagian lemak hilangnya kontur
lama, tersengat sel darah merah), yang tampak, serta fungsi kulit,
arus listrik kemungkinan terdapat edema hilangnya jari
terdapat luka tangan atau
masuk dan keluar ekstrenitas dapat
(pada luka bakar terjadi
listrik)
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan penyebab:
a. Luka bakar karena api
b. Luka bakar karena air panas
c. Luka bakar karena bahan kimia
d. Luka bakar karena listrik
e. Luka bakar karena radiasi
f. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite)
PATOFISIOLOGI
PENYEMBUHAN LUKA BAKAR (COMBUSTIO)
1. Fase inflamasi
Fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari pasca luka bakar.
Dalam fase ini terjadi perubahan vaskuler dan proliferasi seluler. Daerah luka
Mengalami agregasi trombosit dan mengeluarkan serotonin, mulai timbul epitelisasi.
2. Fase Proliferasi
Fase proliferasi disebut fase fibroplasia karena yang terjadi proses proliferasi
fibroblast. Fase ini berlangsung sampai minggu ketiga. Pada fase proliferasi luka dipenuhi sel
radang, fibroplasia dan kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan
permukaan berbenjol halus yang disebut granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal
terlepas dari dasar dan mengisi permukaan luka, tempatnya diisi sel baru dari proses mitosis,
proses migrasi terjadi kearah yang lebih rendah atau datar. Proses fibroplasias akan berhenti
dan mulailah proses pematangan.
3. Fase Maturasi
Terjadi proses pematangan kolagen. Pada fase ini terjadi pula penurunan aktivitas
seluler dan vaskuler, berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih dari 1 tahun dan berakhir jika
sudah tidak ada tanda-tanda radang. Bentuk akhir dari fase ini berupa jaringan parut yang
berwarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.
RULE OF NINE
Semakin luas permukaan tubuh yang terlibat, morbiditas dan mortalitasnya meningkat, dan
penanganannya juga akan semakin kompleks. Luas luka bakar dinyatakan dalam persen
terhadap luas seluruh tubuh.
Wallace membagi tubuh atas 9% bagian atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of nine
atau rule of Wallace yaitu:
9% x 50 kg x 4 mL = 1800
PENATALAKSANAAN
1. Penalataksanaan luka bakar dalam 24 jam pertama
• Airway : penatalaksaan jalan nafas dan manajemen trauma cervical
• Breathing : pernafasan dan ventilasi
• Circulation : sirkulasi dengan kontrol pendarahan
• Disability : status neurogenik
• Eksposure : pajanan dan pengendalian lingkungan
• foley kateter
• Gastric tube
(Kepmenkes, 2019)
3. resusitasi cairan
Resusitasi cairan diberikan dengan tujuan preservasi perfusi yang adekuat dan seimbang di seluruh
pembuluh darah vaskular regional, sehingga iskemia jaringan tidak terjadi pada setiap organ
sistemik. Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti. Cara menghitung
kebutuhan cairan :
Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga
diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
4. Resusitasi nutrisi
Pada pasien luka bakar, pemberian nutrisi secara enteral sebaiknya dilakukan sejak dini dan pasien
tidak perlu dipuasakan. Bila pasien tidak sadar, maka pemberian nutrisi dapat melalui naso-gastric
tube (NGT). Nutrisi yang diberikan sebaiknya mengandung 10-15% protein, 50-60% karbohidrat dan
25-30% lemak.
(Kemenkes,2016)
Dafpus :