Anda di halaman 1dari 9

Skenario Kasus Praktik Lapangan (Isolasi Sosial)

Case :

Seorang wanita berusia 22 tahun berinisial W dibawa oleh keluarganya ke Unit


Perawatan Intensif Psikiatri (UPIP). Keluarga mengatakan bahwa W mengurung diri di kamar
sejak ibunya meninggal seminggu terakhir, W tidak mau bertemu dengan siapapun, W tidak mau
kuliah. Keluarga juga mengatakan mereka tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi dengan
W. Hasil observasi perawat, pasien terlihat sedih, lebih sering menunduk, cenderung menutup
sebagian wajah karena terlihat banyak jerawat, dan tidak ada kontak mata.

Ilustration :

Setting : Halaman kampus

Waktu : Pagi

Suatu hari W berjalan menuju kampus. Beberapa temannya menyusul berjalan disampingnya.

Teman W : Hai Win..

W : Hai,

Teman W : Eh kok muka kamu bentol-bentol gitu sih, merah2 lagi.

W : (Diam dan malu)

Teman W : Kamu pakai produk apa sampai rusak gitu mukanya? (seperti mengejek)

W : Tidak ada (Lari meninggalkan temannya dan menangis ke taman kampus dan menangis)

Teman W : Hahaha kasihaannnn…

Saat di Taman

W : Kenapa sih semua harus memandang fisik, apa aku sejelek itu? (menangis dan memilih
pulang kerumah)

Saat diperjalanan , ayah W menelpon dan mengatakan bahwa W harus pulang sekarang.
Setting : Rumah W

Saat sudah berada di depan pintu rumah W terkejut melihat jasad ibu didepannya, W
memeluk ibunya dan langsung menangis sekuat-kuatnya.

 W di kamar duduk di tempat tidur dan menangis hingga tertidur. Dalam


tidurnya pasien menangis sambil mengatakan “Ibu, ibuuu mereka kenapa jahat
sekali kepada ku, aku tidak punya salah dengan mereka, Ibuu Winda rindu..”
Keluarga W melihat dan mendengar ucapan W

 Keluarga W mencoba membujuk W (seperti memberi makan kadang mau kadang


enggak, diajak bicara tidak mau melihat dan menangis) (Take video dan video
dimunculkan pada saat keluarga menceritakan kondisi W kepada perawat
seperti flashback jadi gak banyak ngomong )

Keluarga sudah berusaha membujuk W dengan berbagai cara (Mengajak berbicara,


mengajak jalan) tetapi belum berhasil ,hingga akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa
W ke UPIP.

Keluarga W : Assalamu’alaikum sus,

Perawat : Wa’alaikumussalam bu, ada yang bisa saya bantu?

Keluarga : Jadi begini sus, (Keluarga seolah menceritakan flashback saat W mulai mengurung
diri di kamar, tidak mau bertemu dan berbicara kepada siapapun) Akhirnya kami memutuskan
untuk membawa adik saya ke sini.

Perawat : Baik Bu, sebelumnya boleh kami mengetahui identitas adik ibu terlebih dahulu?

Keluarga : (Beritau identitas)

Perawat : Sebelumnya apakah ada sesuatu kejadian yang membuat W mengurung diri di kamar ?

Keluarga : Dari yang saya tau adik saya mengurung diri semenjak ibu kami meninggal seminggu
yang lalu

Perawat : Innalillahi wainna ilaihi raji’un saya turut berduka cita bu. Lalu mengenai kebutuhan
makan dan mandi apakah pasien mau melakukannya sendiri?
Keluarga : Mau sus, tpi kadang makan cuman sekali sehari atau dua kali, dan mandi dia kadang
hanya sekali sehari

Perawat : Baik Ibu, kami akan memeriksa keadaan pasien

Pengkajian

Identitas :

- Nama : Ny. W
- Umur : 22 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- TTL : Banda aceh, 23 september 1999
- Alamat : Ulee Kareeng
- Agama : Islam
- No Hp yang bisa dihubungi : 081210820904

Keluhan utama : Mengurung diri di kamar selama seminggu, tidak mau bertemu dan berbicara
dengan siapapun, dan sudah tidak mau kuliah

Faktor predisposisi : Faktor psikologis (meninggalnya ibu)

Faktor presipitasi : Pengalaman tidak menyenangkan (dibully teman)

Aspek fisik : Tidak ada riwayat penyakit


Peran

Perawat : Rahmi Kurniawati

Pasien : Fatma

Setting : Di Ruangan

Waktu : Siang

Perawat : Assalamu’alaikum mbak, selamat siang, perkenalkan nama saya Perawat Rahmi
kurniawati yang bertugas merawat di Ruang rawat Mawar ini, dan mbak bisa memanggil saya
Ns. Rahmi. Boleh tau nama mbak siapa ?

Pasien : (Diam)

Perawat : Baiklah mbak, ini saya membawakan makan siang untuk mbak. Mbak mau makan
sekarang?

Pasien : Saya mau makan sendiri

Perawat : Baiklah kalau begitu, Saya pamit dulu untuk memeriksa pasien lain. In syaa allah saya
akan kembali pukul 4 sore menemui mbak lagi disini. Saya pamit ya mbak. Assalamu’alaikum

Pasien : Wa’alaikumussalam (mengambil makanan dan memakannya tapi tidak habis)

Setting : Di Ruangan

Pukul 16:00 wib

Perawat : Assalamu’alaikum mbak, selamat sore. Saya perawat Rahmi yang tadi siang menemui
mbak, apakah mbak masih ingat?

Pasien : (Menggelengkan kepala)

Perawat : Baiklah, jadi saya perawat Rahmi yang akan merawat mbak hari ini, mbak bisa
memanggil saya Ns. Rahmi.  Boleh saya tau nama mbak siapa?

Pasien : (Menggelengkan kepala dan tidak mau menatap)

Perawat : Maukah mbak berbincang-bincang dengan saya? Atau ada hal yang ingin mbak
ceritakan ke saya?

Pasien : (Menggelengkan kepala dan pergi menjauh dari perawat)

Perawat : Baiklah kalau mbak mungkin tidak mau berbincang sekarang, bagaimana kalau
besok ?
Pasien : (Diam dan hanya menganggukkan kepala)

Perawat : Baiklah kalau begitu, mbak mau kita bicara dimana besok?

Pasien : (Menunjuk tempat yang diinginkan boleh taman atau lain2)

Perawat : Ternyata mbak pintar memilih tempat yang bagus ya , Baiklah mbak, besok jam
berapa mbak ? Bagaimana kalau jam 8 pagi?

Pasien : (Diam & Mengangguk )

Perawat : Baiklah kalau begitu saya pamit dulu ya mbak, sampai ketemu besok pagi.
Assalamu’alaikum

Perawat : Wa’alaikumussalam (pelan)

SP 1 : MENDISKUSIKAN TANDA DAN GEJALA, PENYEBAB DAN AKIBAT ISOLASI


SOSIAL

Keesokan hari

Setting : Di ruangan sebelum ke taman atau terserah dimana

Waktu : Pagi 08:00

FASE ORIENTASI

Perawat : Assalamu’alaikum , selamat pagi mbak, apakah masih ingat dengan saya ?

Pasien : (Menganggukkan kepala) Suster rahmi kan?

Perawat : Betul sekali mbak, jadi boleh saya tau nama mbak siapa?

Pasien : Winda

Perawat : Baik, mbak senang dipanggil apa?

Pasien : Winda

Perawat : Baik mbak Winda, apakah mbak sudah sarapan tadi pagi?

Pasien : Hm

Perawat : (Melihat piring makanan kosong)  Alhamdulillah kalau begitu mbak. Bagaimana
perasaan mbak saat ini? Apakah ada hal yang ingin mbak cerita ke saya?

Pasien : Disini membosankan, sepi


Perawat : Hm, baik mbak Winda merasa bosan ya ? Untuk mengurangi rasa bosan mbak saat ini,
bagaimana jika kita berbincang-bincang tentang keluarga dan teman2 mbak Winda ? Apakah ibu
mau?

Pasien : Hm

Perawat : Baiklah, tujuan kita berbincang ini agar nanti kita mencari solusi supaya mbak tidak
merasa kesepian. Jadi sesuai janji kiita semalam kita akan berbincang di (tempat yang sudah
dijanjikan)

Pasien : hmm

Perawat : Mbak mau kita berapa lama berbincang2 nya?

Perawat : Tersera aja

Perawat : Ok, bagaimana kalau 20 menit? Mbak mau ?

Pasien : Ya

FASE KERJA

Perawat : Baik. Boleh saya tau apa yang mbak rasakan selama sehari dirawat disini ?

Pasien : Saya bosan,gak ada yang mau berteman dg saya

Perawat : Apakah ada orang lain yang sudah mbak Winda kenal di ruang ini?

Pasien : Tidak

Perawat : Apakah mbak tidak mencoba untuk berkenalan dengan teman yang lainnya?

Pasien: Saya tidak mau

Perawat : Mengapa mbak? Ada suatu hal yang membuat mbak tidak ingin mengenal mereka?
Boleh mbak cerita ke saya

Pasien : Malas, orang-orang cuman bisa ngejek saya yang punya banyak jerawat

Perawat : Apakah ada suatu kejadian yang membuat mbak mengatakan itu?

Pasien : Ya (lirih)

Perawat : Boleh saya tau kapan itu terjadi mbak ?

Pasien : Kejadiannya waktu saya di kampus,juga tepat di hari ibu saya meninggal (mulai
menangis)
Perawat : (Menyentuh pundak pasien dan menenangkannya) Silahkan mbak, jika ingin
melanjutkan ceritanya saya siap mendengarkan

Pasien : Teman saya ,mereka selalu mengejek saya , saya ini jelek, tidak ada yang mau berteman
dengan saya, dan saat itu juga ibu tercinta saya pergi meninggalkan saya selamanya (Menangis)

Perawat : (Menenangkan pasien) Saya paham dengan yang mbak rasakan,

Pasien : Sekarang saya rindu dg ibu saya

Perawat : Jika mbak sedang rindu ibu mbak, mbak bisa menyampaikan rindu mbak dengan kirim
doa buat ibu disana, in syaa allah almh ibu mbak senang disana. Mau sama-sama kita berdoa
buat ibu mbak?

Pasien : (Menganggukkan kepala dan mulai bersama berdoa)

Perawat : Bagaimana perasaan mbak setelah kita mendoakan ibu mbak?

Pasien : Terima kasih

Perawat : Sama-sama, nah jadi kalau mbak merindukan ibu mbak , kirim saja doa untuk ibunya,
in syaa allah rindu itu akan tersampaikan 

Pasien : (Menganggukkan kepala)

Perawat : apakah ada hal lain yang ingin mbak cerita lagi ke saya?

Pasien : Saya malu mbak, saya sering diejek teman2 saya karena memiliki wajah yang banyak
jerawat nya

Perawat : Mbak, ketahuilah, Sesungguhnya Allah itu tidak menciptakan segala sesuatu tanpa ada
manfaatnya, begitu pula dengan menciptakan seseorang, meskipun kata orang mbak itu jelek,
tapi apa mereka tau kalau ada kemampuan khusus yang mbak miliki? Mereka mungkin hanya
menilai mbak pada fisik saja, tapi bukan berarti mbak harus menghindar pada setiap orang,
karena tidak semua orang memiliki penilaian seperti itu, dan mbak hanya harus mencari teman
yang mau menerima mbak apa adanya

Pasien : (hanya menggelengkan kepala)

Perawat : Baiklah, boleh saya tanyakan sesuatu kepada mbak? Menurut mbak apa keuntungan
kalau kita memiliki teman ?

Pasien : Tidak sepi, jadi punya teman cerita

Perawat : Betul sekali, apakah ada yang lain lagi menurut mbak?

Pasien : (Menggelengkan kepala)


Perawat : Betul yang sudah mbak sebutkan tadi, dan masih Banyak keuntungan jika kita
memiliki teman ,seperti kita memiliki dukungan dan support dari teman kita, bisa membantu kita
saat kita membutuhkan dia , yakan ..

Pasien : (Hanya menganggukkan kepala)

Perawat : Nah menurut mbak apa kerugian kita jika tidak memiliki teman?

Pasien : Kita akan jadi sendiri, tidak punya teman bercerita

Perawat : Yap betul sekali, kerugian kita tidak punya teman kita jd merasa sepi, gak punya teman
cerita ketika kita merasa senang atau sedih, tidak ada yang bisa untuk dimintai bantuan, tidak ada
dukungan atau support.

Pasien : (Diam & menundukkan kepala)

Perawat : Sekarang Mbak sudah tau apa keuntungan jika memiliki teman dan kerugian jika tidak
memiliki teman ,bahkan banyak ruginya. nah bagaimana kalau besok kita berjumpa kembali
untuk belajar bergaul dengan orang lain ? Apakah mbak mau?

Pasien : Hm (Menganggukkan kepala)

FASE TERMINASI

Perawat : Baiklah , jadi bagaimana perasaan mbak setelah kita berbincang2 tadi ?

Pasien : Hm saya sedikit tenang

Perawat : Alhamdulillah kalau begitu, boleh mbak mengulang kembali apa yang sudah kita
bincangkan tadi?

Pasien : Cerita tentang keuntungan jika memiliki teman dan kerugian jika tidak memiliki teman

Perawat : Yaap betul sekali mbak, jadi besok kita akan berjumpa kembali untuk belajar bergaul
dengan orang lain ? Mbak mau kita berbincang2 dimana besok?

Pasien : Di ruang tamu

Perawat : Baiklah kita akan berjumpa di ruang tamu jam berapa mbak maunya?

Pasien : Jam 9

Perawat : Oke baik kita akan berjumpa besok di ruang tamu jam 9 ya mbak. Kalau begitu mari
kita kembali ke ruangan , saya antarkan mbak untuk ke ruangan

Pasien : Terima kasih suster

END …..
Script cerita singkat dalam video

1. Suasana W sedang dikampus dan di bully temannya


2. W ditelvon dan pulang kerumah
3. W menangis melihat jasad ibunya dan memeluknya
4. W tidak mau keluar kamar walau sudah dibujuk oleh keluarganya (diajak bicara, diajak
jalan)
5. W dibawa ke UPIP dan Keluarga menceritakan kondisi W kepada Perawat (Saat
diceritakan flashback dengan video poin no 4)
6. Perawat mencoba mendekati W namun belum berhasil
7. W mulai mau berbicara keesokan harinya

Anda mungkin juga menyukai