Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEPERAWATAN PERIOPERATIF

TERAPI SUPORTIF

DISUSUN OLEH
RETNO PURWATI P17420213026
2A / SMT 3

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2014

TERAPI SUPORTIF

KASUS :
Nn. S 23 th merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Setelah lulus SMA dia
membantu sang ayah untuk mencari biaya sekolah adiknya, ibunya sudah
meninggal sejak melahirkan adinya. Dia sudah menikah, namun suaminya
meninggal 2 tahun yang lalu karena kecelakaan dan dia belum mempunyai anak.
Sekarang dia divonis dokter menderita kanker serviks stadium II. Mengetahui hal
tersebut Nn. S sangat frustasi, dia sangat tidak percaya dengan vonis dokter, dia
menganggap itu hanya kesalahan diagnosa. Beberapa bulan kemudian dia masuk
RS karena kanker yang terus menggerogotinya. Semenjak dirawat di RS dia
sangat frustasi, menjadi pendiam dan sering merenung. Dia sangat tidak bisa
menerima keadaannya.
Terapi Suportif yang dilakukan perawat :
1. Terapi Ventilasi
Perawat memberikan terapi dengan memeberikan kesempatan pasien
untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya dia akan merasa
lega serta keluhannnya akan berkurang.
2. Terapi Persuasi
Perawat mendekati pasien dan membujuk pasien untuk dapat menerima
keadaan karena segala sesuatu yang terjadi sudah menjadi kehendak Tuhan
YME.
3. Terapi Reasurance
Perawat meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa dia sanggup
mengatasi masalah yang dihadapinya.
4. Terapi Sugestif
Perawat memberikan sugesti/kepercayaan pada pasien bahwa dia tidak
sendiri dalam menghadapi masalah ini, ada ornag-orang yang
menyayanginya dan membutuhkannya yaitu keluarga.

NASKAH ROLE PLAY TERAPI SUPORTIF

Disebuah Rumah Sakit Pertamina Cilacap terdapat seorang pasien


bernama Nn. S yang berusia 23 tahun. Dia masuk RS pada hari Minggu, 19
Oktober 2014 dengan diagnosa kanker serviks stadium II. Dia sangat frustasi
dengan keadaan ini, selama dirawat dia menjadi pendiam dan sering
merenung. Pagi harinya perawat Retno datang keruang pasien untuk mengkaji
lebih lanjut keadaan pasien saat ini. Saat perawat retno datang, pasien sedang
merenung dan terlihat sangat frustasi.
Pertemuan 1
Perawat

: Assalamualaikum.. selamat pagi mba..

Pasien

: waalaikumsalam..pagi

Perawat

: perkenalkan saya perawat Retno yang dinas pagi ini pada pukul
08.00 14.00. Bagaimana keadaannya sekarang mb ?

Pasien

: ya begini lah sus

Perawat

: jika mba ada masalah ceritakan saja mba. Saya bersedia untuk
mendengarkannya dan mba tidak perlu khawatir, saya akan
menjaga kerahasiaan mba.

Pasien

: sudah lah sus, biarkan saya yang merasakannya sendiri. Anda


tidak perlu ikut campur.

Perawat

: ya sudah tidak apa-apa kalo mba tidak mau cerita sekarang. Nanti
jika mba butuh tempat curhat, saya siap kapan pun mba bisa cerita
sama saya. Sekarang saya permisi kembali keruangan ya mb, nanti
saya akan kembali lagi kesini sekitar pukul 11.00 untuk
mengantarkan makan siang. Jika sebelum saya kembali mba butuh
bantuan saya, mba bisa menekan bel yang ada disebelah mba ya.

Pasien

: (hanya mengangguk)

Pukul 11.00 perawat kembali keruang pasien untuk mengantarkan makan


siang. Pasien masih saja terdiam dan belum mau bercerita. Akhirnya perawat
kembali lagi keesokan harinya untuk mengkaji keadaan pasien.

Pertemuan 2
Perawat

: Assalamualaikum..

Pasien

: waalaikumsalam..

Perawat

: selamat pagi mba,bagaimana keadaannya hari ini ? apa yang mba


rasakan sekarang ?

Pasien

: pagi sus.. masih sama lah sus.ga ada perubahan

Perawat

: bagaimana semalam bisa tidur mba?

Pasien

: jangankan tidur sus, ada rasa ngantuk pun tidak.

Perawat

: mba, penyebab sulit tidur diantaranya karena banyak pikiran mba,


sebaiknya jika ada masalah jangan disimpan sendiri mba. Lebih
baik jika diceritakan dengan orang terdekat mba, siapa tahu dengan
bercerita dapat meringankan beban mba..

Pasien

: begitu ya sus. Tapi saya bingung sus, mau cerita sama siapa.
Ayah saya tidak bisa menunggui saya disini karena kasihan adik
saya sendiri dirumah. Coba kalo masih ada ibu dan suami saya,
pasti dia bisa menemani saya disini. Saya takut sus..

Perawat

: mba tidak usah takut.. masih ada saya disini. Saya bersedia kapan
pun jika mba butuh saya, ingin bercerita dengan saya, saya siap
mba. Mba tidak perlu khawatir kerahasiaan mba akan diketahui
orang lain, saya akan menjaga segala kerahasiaan tentang mba.

Pasien

: iya sus.. saya sebenarnya ingin cerita tapi saya bingung


menceritakannya. Pikiran saya sekarang kacau banget sus, saya
takut, bingung harus bagaimana menghadapi semua ini. Kenapa
semua ini harus terjadi pada saya..

Perawat

: mba yang sabar ya.. semua sudah menjadi kehendak Yang Maha
Kuasa, semua manusia pasti menerima cobaan dari Allah SWT
entah itu cobaan bahagia maupun cobaan dengan musibah. Meski
demikian kita harus sabar dan bisa menerimanya.

Pasien

: ya saya tahu sus.. tetapi mengapa Allah memberi cobaan seberat


ini pada saya, saya benar-benar belum bisa menerimanya. Ini
seperti mimpi sus, saya ingin cepat terbangun dari mimpi buruk ini
sus..

Perawat

: mba, saya tahu betul apa yang mba rasakan. Jika saya berada di
posisi mba pasti saya juga sulit untuk bisa menerimanya. Tapi
bagaimanapun juga kita harus belajar menerima mba, kita tidak
bisa merubah takdir. Sesulit apapun cobaan yang Allah berikan
pasti sudah disesuaikan dengan kemampuan yang kita miliki untuk
menghadapinya.

Pasien

: iya sus.. saya sekarang mulai sadar. Saya akan belajar untuk
menerima semua ini meski itu sulit sus.. tapi saya bingung sus,
sekarang saya terkena kanker serviks, bagaimana kelanjutan hidup
saya nanti. Bapak sudah tua, kasihan adik saya nanti sendirian.

Perawat

: kita disini akan mengusahakannya semaksimal mungkin dan


melakukan yang terbaik untuk mba. Mba harus yakin, mba pasti
bisa melewati cobaan ini.

Pasien

: apa penyakit saya ini masih bisa disembuhkan sus?

perawat

: kita berdoa saja mba, mba harus yakin. Kita disini sedang
mengusahakannya semaksimal mungkin, dan mba tidak perlu takut
menghadapi ini semua, disini mba tidak sendiri. Masih ada orang
yang sayang dan membutuhkan mba, terutama ayah dan adik mba.
Mba harus kuat dan jika mba merasa sendiri, ingat mba masih ada
Allah yang selalu menjaga mba. Mba harus lebih mendekatkan diri
kepada Allah. Allah pasti memberikan cobaan ada jalan keluarnya,
dan cobaan itu pasti tidak diluar kemampuan hambanya.

Pasien

: iya sus.. sekarang saya sudah cukup lega. Makasih ya sus, sudah
mau mendengarkan dan memberi dukungan untuk saya. Saya
benar-benar bingung akan bercerita dengan siapa. Disini saya tidak
memiliki siapa-siapa.

Perawat

: iya memang jika ada masalah sebaiknya diceritakan supaya tidak


membebani diri sendiri. Sama-sama mba, saya disini cuma ingin
membantu semampu saya. Saya tidak ingin melihat pasien saya
berlarut-larut dalam kesedihan, setidaknya saya dapat meringankan
beban mereka. Mba harus tetap semangat, jangan putus asa. Harus
tetap berdoa kepada Allah SWT, karena hanya kepada Allah
tempat kita memohon. Jika mba butuh bantuan saya jangan
sungkan-sungkan, saya akan membantu semampu saya.

Pasien

: terimakasih ya sus..

Perawat

: sama-sama mba. Baiklah sekarang saya harus kembali keruangan,


nanti saya akan kembali lagi kesini sekitar pukul 11.00 untuk
mengantarkan makan siang untuk mba. Jika sebelum saya kembali,
mba butuh bantuan saya, mba tinggal memencet tombol yang ada
disebelah mba.

Pasien

: baiklah sus. Sekali lagi terimakasih ya sus..

Perawat

: iya mba. Saya permisi dulu.. Assalamualaikum

Pasien

: Waalaikumsalam

Pertemuan 3
Setelah dilakukan pendekatan selama 2 hari, pasien mulai terbuka dan mau
menceritakan apa yang dirasakannya kepada perawat.
Pada pertemuan ke 4 pasien sudah terlihat lebih semangat, sudah mau diajak
ngobrol, bercanda. Serta kondisinya juga terlihat lebih baik dari sebelumnya.
Setiap kali ada hal yang dirasakan kurang baik, dia selalu bercerita dengan
perawat.

Anda mungkin juga menyukai