Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM

DALAM KEPERAWATAN

Judul: Peran Perawat Dalam Pengambilan Keputusan Etik


Permasalahan Gawat Darurat

Nama : Firdaus Kristyawan


Nim : 186070300111012
Peminatan : Gawat darurat

Program Studi Magister Keperawatan


Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang
2019
Sistematika Tulisan
 Latar Belakang
 Isi (Paparan masalah dan Pembahasan)
 Penutup (Kesimpulan dan Saran)
Tugas essay
Latar Belakang
Sebelum pemaparan masalah penulis akan menjelaskan dulu apa itu etika. Etika
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan apa yang buruk
secara moral. Menurut Ismani (2001) etika adalah: Ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang
menyangkut aturan – aturan dan prinsip – prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar yaitu baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung jawab. Potter dan
Perry (1997) menyatakan bahwa etika merupakan sesuatu hal yang berhubungan
dengan berbagai makna, bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana
mereka melakukan hubungan dengan orang lain. (Utami, Agustine, & Happy,
2016)
Diketahui Menurut BPPSDMK pada bulan Desember 2016 jumlah proporsi
perawat diantara SDM kesehatan lainnya yang didayagunakan di fasilitas layanan
kesehatan adalah perawat 49 % (296.876 orang), disusul bidan 27% (163.451
orang), dokter spesialis 8 % (48.367 orang) dan tenaga kesehatanyang lain.
Dengan jumlah perawat yang relatif banyak dibandingkan jumlah tenaga
kesehatan yang lain, diharapkan perawat dapat menjalankan peran profesi dengan
baik. Perawat memiliki beberapa peran diantaranya yaitu Care provider, leader,
educator, advocate dan researcher. Semua peran tersebut ditujukan memberikan
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan kepada individu, kelompok atau
masyarakat dalam keadaan sehat maupun sakit.(Kemenkes, 2017; Sari, Asmuji, &
Permatasari, 2005; Utami et al., 2016).
Pengambilan keputusan etik merupakan salah satu tugas yang dilakukan perawat
baik ketika berperan sebagai care provider (pemberi pelayanan asuhan
keperawatan), leader (pemimpin baik ranah komunitas atau ranah lain), educator
(pendidik), advocate (pembela hak pasien) dan researcher (peneliti).
Akan ada situasi dimana perawat dihadapkan pada permasalahan etik dengan dua
pilihan. Pilihan tersebut yaitu antara pilihan baik dengan baik, pilihan baik dengan
buruk dan pilihan buruk dengan buruk. Kesulitan, kebingungan dan dilema etik
terjadi ketika dihadapkan dengan pilihan buruk dengan buruk. Dalam memberikan
keputusan perawat perlu memilih keputusan sesuai dengan hukum dan etika, atau
bisa jadi perawat membuat opsi lain di luar pihan tadi. Dengan syarat opsi ini
merupakan keputusan terbaik pada situasi tersebut.
Melalui tugas esai ini, penulis akan memaparkann beberapa kondisi permasalahan
etika yang dialami oleh pasien khususnya pada peminatan keperawatan gawat
darurat kemudian menggunakan kerangka konsep pengambilan keputusan dengan
baik berdasarkan kode etik. Semoga bermanfaat
Isi
Seseorang pasti pernah melakukan kesalahan, termasuk dalam persoalan
pembuatan keputusan dan proses merealisasikannya. Perawat memiliki
tanggungjawab kepada pasien dimana pasien sebagai seseorang yang dapat
berpikir, memiliki keinginan dan perasaan sebagaimana manusia memerlukan
pertimbangan etik dalam setiap membuat keputusan. (Husted & Husted, 2008)
Terdapat dua komponen penting dalam pengambilan keputusan bagi seorang
perawat, yaitu
1. Teori Dasar Pembuatan Keputusan
Teori dasar/prinsip etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan
etis praktek profesional. Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan
bila terjadi konflik antara prinsip dan aturan. Dalam literature keperawatan
dikatakan bahwa etika diartikan sebagai moralitas, loyalitas, kepatuhan pada
kewenangan, aturan, dan rasa bertanggungjawab yang mempunyai sifat
kemanusiaan. Menurut Sitorus tahun 2011, di dalam menjalankan etika
keperawatan profesional ada beberapa nilai yang perlu dimiliki perawat,
yaitu nilai intelektual, komitmen moral, otonomi, kendali dan tanggung
gugat. (Purnama, 2017; Utami et al., 2016)
2. Kerangka Keputusan
Dalam membuat keputusan etis, ada beberapa unsur yang mempengaruhi,
yaitu nilai dan kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral
perawat, dan prinsip etis. Unsur-unsur tersebut menjadi penentu dalam
pembentukan model kerangka keputusan etis.
Berbagai kerangka model pembuatan keputusan etis telah dirancang oleh
banyak ahli etika, dan semua kerangka etika tersebut berupaya menjawab
pertanyaan dasar tentang etika.

Pengenalan Dilema Etika Keperawatan

Mengumpulkan Data Aktual yang Relevan

Menganalisis dan Mencari Kejelasan


individu yang terlibat

Mengevaluasi argumentasi untuk setiap isu


dan alternatif penyesalan

Mengambil tindakan dan Mengadakan Evaluasi

Gambar : Kerangka Pembuat Keputusan


Berikut penulis akan sampaikan sebuah contoh permasalahan etik pada
peminatan gawat darurat kemudian penulis akan menyampaikan juga cara
pembuatan keputusann etik menggunakan kerangka pembuatan keputusan
terkait permasalahan etik tersebut.

Contoh Kasus:
Ibu A, 65 tahun, datang ke IGD,dengan keluhan laserasi dan fraktur
multipel akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Suaminya juga ada dalam
kecelakaan tersebut tetapi suami pasien meninggal setiba di rumah sakit.
Pada saat kecelakaan terjadi, ibu A yang mengendarai mobil. Pasien
dibawa ke IGD oleh warga sekitar tempat lokasi kejadian kecelakaan
menggunakan mobil. Saat di RS, ibu A terus menerus menanyakan
suaminya kepada perawat yang merawatnya. Dokter sudah mengatakan
kepada perawat untuk tidak memberitahukan ibu A tentang kematian
suaminya. Perawat tersebut tidak mengetahui alasan untuk tidak
memberitahukan keadaan ini kepada klien dan ia bertanya kepada kepala
ruangan. Kepala ruangan mengatakan untuk tidak memberitahu klien
tentang kematian suaminya

Berikut penjelasan mengenai kerangka pembuatan keputusan


 Pertama yang dilakukan adalah melakukan pengenalan dilema
Etika keperawatan
Identifikasi masalah. Ini berarti klasifikasi masalah dilihat dari
nilai dan konflik hati nurani. Perawat ini juga harus mengkaji
keterlibatannya pada masalah etika yang timbul dan mengkaji
parameter waktu untuk proses pembuatan keputusan. Tahap ini
akan memberikan jawaban pada perawat terhadap pernyataan, “Hal
apakah yang akan membuat tindakan benar adalah benar?” Nilai-
nilai diklasifikasi dan peran perawat dalam situasi yang terjadi
diidentifikasi
Mengembangkan data dasar
- Orang yang terlibat: klien, suami klien, dokter, kepala ruang
rawat dan perawat primer.
- Tindakan yang diusulkan: tidak memberi tahu klien tentang
suaminya.
- Maksud dari tindakan tersebut: mungkin untuk mencegah ibu
A, dari trauma psikologis.
- Konsekwensi tindakan yang diusulkan: bila informasi tidak
diberitahu, klien akan terus cemas, marah dan mungkin akan
menolak tindakan yang akan dilakukan dan akibat proses
penyembuhan akan terganggu

 Kedua yakni mengumpulkan data aktual yang relevan


Perawat harus mengumpulkan data tambahan. Informasi yang
dikumpulkan dalam tahap ini meliputi orang yang dekat dengan
klien, harapan/keinginan klien dan orang yang terlibat dalam
pembuatan keputusan.
 Menganalisis dan mencari kejelasan individu yang terlibat. Perawat
kemudian membuat laporan tertulis kisah dari konflik yang terjadi.
Pada kasus ini perlu dilakukan identifikasi konflik pada situasi
tersebut
Konflik yang terjadi adalah pada perawat primer yaitu:
- Ingin jujur pada klien tetapi tidak setia pada dokter bedah dan
kepala ruang rawat
- Ingin sependapat dengan dokter dan kepala ruang rawat tetapi
tidak jujur pada klien
- Konflik tentang efek yang mungkin timbul pada klien kalau
klien diberitahu atau tidak diberitahu.

 Mengevaluasi argumentsi untuk setiap isu dan alternatif


penyesalan
Perawat harus mengidentifikasi semua pilihan atau alternatif secara
terbuka kepada pembuat keputusan. Semua tindakan yang
memungkinkan harus terjadi, termasuk hasil yang mungkin
diperoleh beserta dampaknya. Tahap ini memberikan jawaban atas
pertanyaan, “Jenis tindakan apa yang benar?
Pembuat keputusan harus membuat keputusan. Ini berarti bahwa
pembuat keputusan memilih tindakan yang menurut keputusan
mereka paling tepat. Tahap ini menjawab pertanyaan etika, “Apa
yang harus dilakukan pada situasi tertentu?”

Pada kasus ini hal yang dapat dilakukan yaitu memikirkan


tindakan alternatif terhadap tindakan yang diusulkan dan
mempertimbangkan konsekuensi tindakan alternatif tersebut.
Mengikuti anjuran dokter dan kepala ruang rawat. Konsekuensi
tindakan ini antara lain:
Persetujuan dari dokter dan kepala ruang rawat
- Resiko sebagai perawat yang tidak asertif
- Mengingkari nilai pribadi untuk menyatakan hal yang
sebenarnya pada klien
- Mungkin menguntungkan pada kesehatan ibu A
- Mungkin membuat kesehatan ibu A bertambah buruk

Tahap akhir adalah melakukan tindakan dan mengkaji keputusan


dan hasil.
 Mengambil tindakan dan mengadakan evaluasi
Mendiskusikan hal tersebut lebih lanjut dengan dokter dan kepala
ruang rawat dengan menegaskan hak ibu A, untuk mendapatkan
informasi dan penghargaan atas otonominya. Konsekuensi
tindakan ini antara lain:
- Dokter mungkin akan menyadari hak ibu A, tentang pemberian
informasi dan akibatnya memberi tahu ibu A, tentang kematian
suaminya
- Dokter mungkin akan tetap pada pendapatnya untuk tidak
memberi tahu ibu A, tentang kmatian suaminya.

Menetapkan siapa pembuat keputusan yang tepat, perawat tidak


membuat keputusan untuk klien tetapi perawat membantu klien
dalam membuat keputusan bagi dirinya. Dalam hal ini perlu
dipikirkan:
- Siapa yang sebaiknya terlibat dalam membuat keputusan
dan mengapa?
- Untuk siapa saja keputusan itu dibuat?
- Apa kriteria untuk menetapkan siapa pembuat keputusan
(sosial, ekonomi, fisiologi, psikologik, peraturan/hukum)
- Sejauh mana persetujuan klien dibutuhkan?
- Apa prinsip moral yang ditekankan atau diabaikan oleh
tindakan yang diusulkan?
Membuat keputusan
Dalam suatu dilema etik, tidak ada jawaban yang benar atau salah.
Mengatasi dilema etik, tim kesehatan perlu mempertimbangkan
pendekatan yang paling menguntungkan/paling tepat untuk klien.
Kalau keputusan sudah ditetapkan, secara konsisten keputusan
tersebut dilaksanakan dan apapun yang diputuskan untuk kasus
tersebut, itulah tindakan etis dalam keadaan tersebut.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
membuat keputusan etis. Faktor ini antara lain faktor agama, sosial,
ilmu pengetahuan, teknologi, legislasi, keputusan yuridis,
dana,keuangan,pekerjaaan,posisi klien maupun perawat, kode etik
keperawatan, dan hak-hak klien.(Utami et al., 2016)
Kesimpulan
Permasalahan etik sering terjadi dalam praktik keperawatan, dan akan menjadi
dilema ketika dalam upaya pengambilan keputusan terdapat prinsip prinsip etik
yang bertentangan. Sebagai tenaga profesional terkadang perawat berada pada
posisi yang sulit untuk memutuskan dikarenakan alternatif pilihan keputusan yang
sama sama memiliki nilai buruk (pilihan buruk dengan buruk). Terkadang, pada
saat berhadapan dengan kondisi dilema etis dan dituntut untuk mengambil
keputusan membawa dampak emosional bagi perawat itu sendiri. Oleh karena itu
keputusan etis tidak dapat diputuskan secara pribadi oleh perawat, namun
membutuhkan komunikasi dan pertimbangan dari pihakk lain. Dibantu juga
menggunakan kerangka konsep dalam pengambilan keputusan etik.

Saran
Dalam setiap putusan tindakan keperawatan, perawat perlu membuat kerangka
konsep dimana melibatkan pasien atau keluarga atau orang terdekat. Didalam
membuat keputusan etis, ada beberapa unsur yang mempengaruhi, yaitu nilai dan
kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral perawat, dan prinsip
etis. Putusan yang diambil harus melalui proses analisa dan berdasarkan prinsip
etik yang berlaku. Didalam keputusan etik yang diambil tidak ada jawaban yang
benar atau salah. Mengatasi dilema etik, tim kesehatan perlu mempertimbangkan
pendekatan yang paling menguntungkan/paling tepat untuk klien. Kalau
keputusan sudah ditetapkan, secara konsisten keputusan tersebut dilaksanakan dan
apapun yang diputuskan untuk kasus tersebut, itulah tindakan etis dalam keadaan
tersebut.

Daftar Pustaka
Husted, James H., & Husted, Gladys L. (2008). Ethical Decision Making in
Nursing and Health Care. In Fourth (Series Ed.). New York: Springer
Publishing Company.
Kemenkes. (2017). Info Datin Situasi Tenaga Keperawatan Indonesia.
Purnama, Sang G. (2017). Modul Etika dan Hukum Kesehatan. Universitas
Udayana. Bali.
Sari, Sofiyya P., Asmuji, & Permatasari, Elok. (2005). Hubungan Etika Perawat
Pelaksana Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Kelas
III Rsd Kalisat Jember
Utami, Ngesti W., Agustine, Uly, & Happy, Ras E. (2016). Etika Keperawatan
dan Keperawatan Profesional L. Nadia, A. Suryana & H. Junianto (Eds.),
Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai