Jawab: a. Cholid dan Abu (2010), metodologi penelitian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas tentang cara-cara melaksanakan penelitian (meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis, sampai menyusun laporan) berdasarkan fakta-fakta secara ilmiah. b. Menurut Subana dan Sudrajat (2005:10) Metodelogi Penelitian merupakan suatu cara dari beberapa cara yang telah ditempuh yang dilakukan dalam mencari kebenaran. c. Abdurrahmat Fathoni (2006), metodologi penelitian merupakan ilmu mengenai metode-metode yang akan digunakan dalam melakukan suatu penelitian. Sebagai ilmu yang mempelajari metode-metode untuk melakukan penelitian, metode pengambilan sampel, metode pengumpul dan inventarisasi data, metode penyajian data serta metode analisis data. d. Menurut Arikunto (2019) Metodelogi penelitian merupakan suatu cara yang paling utama dalam penelitian yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan serta menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. e. Amirul Hadi (1998), metodologi penelitian merupakan semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta atau prinsip-prinsip baru. f. Menurut Agung (2014:2) Metodelogi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari mengenai cara – cara yang ditempuh dalam melakukan kegiatan penelitian g. estu Kartiko Widi (2010), metode penelitian merupakan tuntunan mengenai bagaimana penelitian dilakukan secara berurutan, menggunakan alat serta bahan apa dan bagaimana prosdurnya. h. Deddy Mulyana (2010), metode penelitian merupakan teknik-teknik yang spesifik dalam penelitian. i. Rozak & Fatra (2011), metode penelitian merupakan pengetahuan mengenai berbagai metode yang digunakan dalam sebuah penelitian. j. Menurut Sugiyono (2017:3) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dari keseluruhan pengertian dari metodologi diatas maka dapat disimpulkan metodologi penelitian merupakan cara-cara atau teknik yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk melakukan suatu penelitian agar penelitian yang dilakukannya berjalan secara sistematis. 2. Jenis-jenis penelitian dari segi subjeknya Jawab: Berikut ini merupakan jenis penelitian dari segi subjeknya: a. Populasi Populasi merupakan segala macam subjek yang digunakan dalam penelitian, segala macam objek yang diteliti, misalnya dapat berupa orang, benda, keadaan, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Subjek penelitian merupakan seseorang maupun sesuatu, apa saja yang mengenainya (sifatnya, kondisinya, “attribute”- nya) penelitian akan dilaksanakan. Objek penelitian merupakan sifat atau kondisi (“attribute”) dari subjek yang diteliti oleh peneliti. Contohnya peneliti akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X merupakan populasinya. Sekolah X mempunyai sejumlah guru/siswa/pegawai/orang/subjek dan objek lainnya. Maka populasi ini memiliki arti jumlah/kuantitas. b. Sampel Sampel merupakan cuplikan atau sebagian dari populasi yang akan diteliti oleh peneliti atau bisa diartikan bahwa populasi pada bentuk yang mini (miniature populasi). Adapun syarat dari sampel ini yang wajib dipenuhi yaitu sampel hasus representative (mewakili) dari populasi. 3. Jenis-jenis penelitian dari segi objeknya Jawab: Jenis penelitian dari segi objeknya ada 2 jenis yaitu gejala alami (natural phaenomena) dan gejala buatan (artificial phaenomena). Berikut ini penjelasan kedua jenis penelitian dari segi objeknya: a. Gejala alami (natural phaenomena) Yang termasuk gejala alami adalah suatu fenomena yang muncul dari kondisi yang normal atau kondisi-kondisi yang telah berlangsung secara normal. Misalnya gaya belajar, minat belajar, konsep diri, dan sejenisnya yang gejalanya telah ada padaa diri pembelajar b. Gejala buatan (artificial phaenomena) Yang termasuk gejala buatan adalah suatu fenomena yang timbul atau dimunculkan dari kondisi-kondisi yang di lakukan dengan sengaja. Misalnya metode pembelajaran, model pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekaan pembelajaran dan sebagainya yang terjadi diluar si pembelajar. 4. Jenis-jenis penelitian dari tempat/lokasinya Jawab: Menurut Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes dan M. Ali Sodik, M.A penelitian ditinjau dari tempatnya meliputi: a. Penelitian laboraturium (laboratory research) penelitian laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan di tempat tertentu (laboratorium) dan biasanya memiliki sifat eksperimen atau percobaan. b. Penelitian di perpustakaan penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakkan literatur (kepustakaan), seperti buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu c. Penelitian di lapangan (kancah) penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung di lapangan atau pada responden 5. Jenis-jenis penelitian dari tahapan analisisnya Jawab: Berikut ini merupakan jenis-jenis penelitian dari tahapan analisisnya: a. Penelitian kuantitatif Metode ini dikatakan kuantitatif dikarenakan didalam data penelitiannya berbentuk angka-angka dan analisinya menggunakan statistik. Metode kuantitatif ini juga disebut sebagai metode ilmiah/scientific karena metode ini sudah sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah seperti konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis b. Penelitian kualitatif Pada metode ini penelitian dilakukan dengan menerapkan suatu cara atau langkah dan lebih memfokuskan pada makna di seluruh individu ataupun kelompok terhadap permasalahan pada penelitian tersebut. 6. Jenis-jenis penelitian dari tujuannya Jawab: Berikut ini merupakan jenis-jenis penelitian dari tujuannya: a. Penelitian dasar Dalam penelitian dasar ini hanya untuk melakukan pengujian terhadap suatu teori atau menjawab suatu persoalan dari suatu disiplin ilmu dan tidak terikat dengan pelaksanaannya atau penggunaan hasilnya. Penelitian ini digunakan untuk memperluas wawasan mengenai pengetahuan ilmiah atau memperoleh bidang penelitian baru dengan tidak terikat tujuan praktis tertentu. b. Penelitian terapan Dalam penelitian terapan ini peneliti akan mengaplikasikan dan mengembangkan suatu pengetahuan pada suatu bidang praktis tertentu dan dari pengaplikasian dan pengembanagan tersebut nantinya diharapkan dapat digunakan dalam keperluan praktis. Bidang praktis yang dimaksud seperti pendidikan, kedokteran, dan politik. Dengan begitu pada penelitian ini peneliti dapat menguji manfaat dari suatu teori dan memutuskan untuk memilih hubungan analitis dan empiris pada suatu bidang tertentu, namun hasilnya tidak langsung dapat dipakai pada tindakan kasus. c. Penelitian evaluasi Dalam penelitian ini peneliti akan menaksirkan manfaat dan nilai praktek pada keadaan tertentu, contohnya pada suatu program, proses, dan hasil. Pada evaluasi ini akan digunakan dalam menilai suatu tindakan berdasarkan tolak ukur tertentu, ataupun membandingkan terhadap suatu tujuan maupun target yang telah ditetapkan. Dengan begitu penelitian telah dapat menyumbangkan suatu pengetahuan secara terbatas berdasarkan praktek tertentu pada situasi tertentu juga. a. Penelitian deskriptif Pada penelitian ini diperuntukan untuk mendeskripsikan keadaan ataupun kejadian-kejadian yang sebenarnya. Maka dengan begitu peneliti tidak dapat memanipulasi ataupun berkenaan dengan suatu prilaku pada suatu objek penelitian. Pada penelitian ini dapat menggunakkan pendekatan kuantitatif, pendekatan kualitatif, penggambaran keadaan secara naratif kualitatif. Pada penelitian ini juga peneliti dapat melakukan penelitiannya baik dengan waktu yang singkat (penelitian deskriptif) maupun dengan waktu yang cukup lama (penelitian longitudinal). b. Penelitian prediktif Pada penelitian ini diperuntukan untuk memperhitungkan atau menduga sesuatu yang akan terjadi atau timbul menurut hasil analisi dari situasi yang sedang berlangsung di waktu mendatang berdasarkan hasil dari analisi kondisi saat ini. Pada penelitian ini bisa juga dilaksanakan dengan studi kecenderunga. c. Penelitian eksplanatif Penelitian eksplanatif diperuntukan untuk menyampaikan pemaparan mengenai hubungan antara fenomena atau variabel. Hubungan dalam penelitian ini seperti hubungan korelasional atau sebab akibat dan hubungan yang terdapat perbedaan yang melatarbelakanginya. d. Penelitian eksperimen Pada penelitian ini hanya sedikit dapat buat pada satu keadaan yang bisa dimanipulasikan, namun keadaan selain itu dinyatakan konstan dan selanjutnya pengaruh perbedaan kondisi ataupun variabel tersebut bisa diukur. e. Penelitian ex post facto Pada penelitian ini peneliti akan menginvestigasi suatu persoalan atau permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variabel. Pada suatu permasalahan peneliti akan secepatnya mengamati variabel terikat setelah itu peneliti akan mendapatkan penyebab dari suatu akibat yang muncul. f. Penelitian partisipatori Pada penelitian ini peneliti akan menghindari dan juga mengatasi suatu tindakan ataupun praktik yang memiliki sifat negative. g. Penelitian dan pengembangan Penelitian dan pengembanagan (research and development) ialah suatu metode dalam penelitian yang memiliki fungsi untuk memberikan hasil terhadap suatu produk tertentu serta memeriksa keberhasilan produk tersebut. 7. Jenis-jenis variabel atau objek penelitiannya Jawab: Variabel merupakan suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diperlajari kemudian ditarik kesimpulannya Berikut ini jenis variabel atau objek penelitian A. Berdasarkan proses pengukurannya 1. Variabel deskriptif Karakteristik obyeknya berupa perilaku yang dapat diamati atau diukur secara langsung. Misalnya: intensitas kehadiran siswa di kelas dapat diamati secara langsung melalui perilaku. Intesitas tersebut dideskripsikan dengan menghitung berapa kali siswa hadir ke kelas. Karena sifatnya deskriptif, data yang diperoleh umumnya akan reliabel sehingga pengamatan yang dilakukan oleh orang yang berbeda pada unit yang sama akan menghasilkan data yang sama pula. 2. Variabel inferensial Karakteristiknya dapat diukur secara tidak langsung melalui perilaku yang dianggap dapat mencerminkan karakteristik tersebut. Variabel ini menuntut pengamat melakukan inferensi melalui perilaku yang diamati sebelum menentukan karakteristik apa yang melekat pada obyek pengamatannya. Prestasi belajar, misalnya, tidak dapat diamati secara langsung karena bukan berupa perilaku. Namun demikian, prestasi tersebut dapat diinferensi dari perilaku yang berupa respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan. Karena tidak dapat diamati secara langsung, hasil pengukuran terhadap karakteristik hanya bersifat hipotesis atau perkiraan sementara. Inferensi dapat menyebabkan pengamat yang berbeda sulit untuk mencapai kesamaan hasil pengamatan atau reliabilitas yang tinggi terhadap unit yang sama. 3. Variabel evaluative Sebagaimana inferensial, variabel ini juga tidak dapat diamati langsung, tapi disertai penilaian. Misalnya kualitas gaya mengajar guru, bagaimana ia memperlakukan siswa dalam prose pembelajaran. Dengan melakukan inferensi terhadap perilaku mengajar tersebut peneliti dapat menilai ”sangat baik” atau ”kurang baik”. Untuk mendapatkan hasil yang sereliabel mungkin, peneliti perlu menggunakan rating kualitas yang merentang dari ”sangat baik” sampat ”sangat tidak baik”, yang masing-masing menunjukkan poin tertentu dari kontinum kualitas. Karena nilai bersifat relatif, keakuratan hasil pengamatan tergantung pada kejelasan norma perilaku yang dijadikan sebagai petunjuk untuk masing-masing poin dalam kontinum kualitas tersebut. B. Berdasarkan datanya 1. Variabel berskala nominal Variabel ini menunjukkan label dan hanya mampu membedakan antara ciri atau sifat unit satu dengan yang lain, misalnya: jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, dsb. 2. Variabel berskala ordinal Variabel ini disusun berdasarkan jenjang dalam atribut tertentu, misalnya: penetapan kejuaraan dalam lomba lari (juara satu, dua, dan tiga); urutan dari pendapat mengenai pentingnya pendidikan sex di tingkat SLTP (sangat setuju, setuju, dan tidak setuju). 3. Variabel berskala interval Variabel yang skala pengukurannya memiliki jarak yang konsisten atau memiliki satuan/unit tertentu. Misalnya : nilai atau prestasi belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk skor 5,6, 7, 10, dsb. 4. Variabel ratio Variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai angka nol mutlak dan menunjukkan sifat perbandingan. Misalnya hasil pengukuran seorang yang berat badannya 50 kg adalah setengah dari orang yang berat badannya 100 kg. C. Berdasarkan sifat-sifatnya 1. Variabel aktif Variabel ini memungkinkan untuk dimanipulasi atau diubah sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh peneliti. Misalnya: metode mengajar. 2. Variabel atribut Variabel ini sifatnya tetap dan dalam kondisi yang wajar sifat-sifat itu sukar diubahnya, seperti: jenis kelamin, jenis pekerjaan, jenis sekolah, tempat tinggal, dsb. D. Berdasarkan peranannya 1. Variabel terikat Variabel ini menjadi titik pusat permasalahan, Contohnya dalam bidang pendidikan adalah prestasi belajar sebagai pokok persoalannya. Variabel terikat tersebut tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor- faktor yang mempengaruhi itu disebut varibel bebas 2. Variabel bebas Pada variabel ini jika variabel terikatnya adalah prestasi belajar, maka variabel bebasnya dapat berupa metode mengajar. Disamping metode mengajar, masih banyak variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar. 3. Variabel moderator Jika peneliti memperhitungkan jenis kelamin dalam penelitiannya, maka jenis kelamin tersebut dinamakan variabel moderator. Variabel moderator adalah variabel lain yang dianggap berpengaruh terhadap variabel terikat tersebut, tetapi tidak mempunyai pengaruh utama. 4. Variabel kendali (kontrol) Pada variabel ini kika peneliti menetralisir umur dalam penelitiannya dengan mengambil kelompok umur tertentu saja, maka variabel umur berperan sebagai variabel kendali (kontrol). Variabel kontrol adalah variabel yang ikut mempengaruhi variabel terikat dan pengaruhnya dikontrol atau dinetralisir atau dihilangkan. 5. Variabel rambang Pada variabel ini apabila variabel-variabel lain yang banyak jumlahnya yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, tetapi dianggap tidak menimbulkan pengaruh yang berarti, maka diabaikan dalam penelitian. Variabel tersebut dinamakan rambang 6. Variabel perantara variabel perantaranya adalah proses belajar yang terjadi pada diri subjek yang diteliti. Variabel ini diperhitungkan juga pengaruhnya dalam penelitian. Variabel perantara diartikan sebagai variabel yang ikut menjembatani pengaruh variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Jika variabel antara ikut diselidiki maka hubungan statistik yang semula nampak antara variabel bebas dengan variabel terikat menjadi lemah atau bahkan lenyap. 7. Variabel penekan/pengganggu variabel penekan/pengganggu yaitu variabel yang akan mempengaruhi hasil hubungan dua variabel yang semula menghasilkan analisa awal akan berubah sebaliknya. Selain variabel yang telah disebutkan diatas, adapun beberapa jenis variabel lainnya, diantaranya: a. Variabel kontinu Pada variabel ini kita bisa menenukan nilai terhadap jarak jangkau tak terbatas dalam bentuk desimal. Contohnya berupa berat, tiggi, pendapatan dan sebagainya. b. Variabel descrete Pada varabel ini hanya dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan asli saja seperti 2,3,4 dan seterusnya. Sedangkan nilai yang memiliki bentuk pecahan atau desimal tidak dapat dinyatakan dalam variable ini. c. Variabel dependen dan variabel indepeden Pada variabel ini terdapat 2 hubungan pada variabel. Variabel independen juga dapat dikatakan sebagai stimulus, predictor, antecedent, dan dalam bahasa Indonesia variabel ini juga dapat dikatan variabel bebas. Variabel independen ini merupakan variabel yang memiliki pengaruh dari timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen dapat dikatakan variabel output, Misalkan jika terdapat variabel Y dan Variabel X, apabila variabel Y disebabkan oleh variabel X maka variabel Y dinamakan variabel dependen dan variabel x dinamakan variabel independen (bebas). Maka variabel independen (bebas) merupakan antecendent dan variabel dependen merupakan konsekuensi. d. Variabel moderator dan variabel random Misalkan Jika Y adalah variabel dependen dan variabel tersebut terdiri atas 3 buah variabel bebas, X1, X2, X3, sehingga dapat dituliskan fungsinya sebagai berikut Y = f(X1, X2, X3), apabila terdapat variabel lain selain kedua variabel tersebut yang dapat dikatakan berpengaruh pada variabel dependen, namun pengaruhnya tidak berperan utama, maka variabel tersebut disebut dengan variabel moderator. e. Variabel aktif Variabel ini merupakan variabel yang digunakan oleh peneliti untuk memanipulasi, seperti seorang peneliti memanipulasi pendekatan pembelajaran. f. Variabel atribut Pada variabel ini berbanding terbalik dengan variabel aktif, dimana pada variabel ini tidak dapat dan sulit dimanipulasi oleh peneliti. Contoh variabel yang tidak dapat dimanipulasi yaitu intelegensi, jenis kelamin, pendidikan, sikap, dan sebagainya. g. Variabel Moderator Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memper lemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini juga disebu sebagai variabel independen kedua. 8. Jenis-jenis teknik sampling dalam penelitian Jawab: Teknik sampling mweupakan cara pengambilan sampel dari populasi. Teknik sampling dalam peneliian yang sering dipakai yaitu ada 2 macam diantaranya Probability Sampling dan Non Probability Sampling, berikut ini penjelasan dari kedua teknik tersebut: a. Probability Sampling Langkah pertama dalam teknik ini yaitu membuat kerangka sampling. Kerangka sampling ini merupakan daftar dari populasi yang dapat diambil menjadi sampel. Pada teknik ini dalam pemilihan sampelnya seluruh anggota populasi diberikan kesemapatan untuk dipilih sebagai anggota sampel (sugiyono, 2009:82). Hal tersebut dapat diartikan bahwa pemilihan anggota populasi sebagi anggota sampel tidak ditentukan oleh keingin dari peneliti sehingga setiap anggota populasi mendapatkan peluang terpilih sebagai sampel. Pada teknik ini meliputi: 1) Simpel random sampling Simple random sampling merupakan suatu cara penarikan sampel disertai dengan sifat-sifat bahwa untuk setiap peluang sub sampel pada sejumlah komponen-komponen sampel yang memiliki perbedaan pada komponen- komponen dari populasi N memiliki peluang yang sesuai agar terpilih menjadi sampel. Metode ini disebut sebagai simple (sederhana) dikarenakan dalam pemilihan anggota sampel dikerjakaan dengan memilih anggota secara acak dengan tidak memperhatikan strata yang terseda pada populasi. Contohnya padapopulasi terdapat wanita dan pria, kaya dan miskin, manajer dan tidak manajer, serta perbedaan-perbedaan lainnya. 2) Proportionate stratified random sampling Pada teknik ini dalam pemilihan sampelnya mula-mula populasi akan dibagi berdasarkan sub-sub populasi yang antar sub populasi tersebut bersifat heterogen. Dimana dalam penarikan sampel pada teknik ini memakai pelapis-pelapis/strata yang dikerjakan dengan memisah- misahkan unsur-unsur/komponen-komponen populasi ke dalam kategori- kategori yang tidak tumpang tindih (overlap) yang dikatakan strata. Teknik penarikan sampel acak berstrata tidak dibatasi untuk stratifikasi pada satu variabel saja, namun juga bisa dilangsungkan stratifikasi untuk 2 atau 3 variabel secara bersamaan. 3) Cluster Sampling atau sampel gugus Teknik ini dalam cara pengambilan sampelnya dapat diartikan sama dengan cara pengambilan sampel didasarkan dengan gugus. Teknik ini dapat diartikan juga sebagai sebuah sampel random sederhana dalam setiap unit sampling yang dipilih atau dikelompokan dari elemen-elemen. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel jika obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa cluster sampling ini digunakan jika objek yang akan diteliti sangat luas, populasi biasanya dalam bentuk gugus atau kelompok-kelompok tertentu, anggota gugus/kelompok mungkin tidak homogeny. Teknik pengambilan sampel acak klaster dapat digunakan manakala jumlah tak terbatas dan anggota populasi memiliki sifat-sifat yang sama (homogen) namun masih dapat dibuat klaster-klaster atau gugus. 4) Sampling sistematis Teknik ini dalam pemilihan sampel nya dilakukan secara acak sistematis merupakan teknik pengambilan sampel menurut urutan dari anggota populasi yang sudah terisi nomor urut. Teknik ini bisa dipakai dalam sewaktu-waktu jumlah terbatas, anggota populasi memiliki sifat-sifat yang sama (homogen), dan peneliti tidak mempunyai alat pengambil data secara random. b. Non Probability Sampling Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih menjadi sampel. Metode Non Probability Sampling digunakan apabila metode Probability Sampling tidak dapat digunakan terutama dalam kaitannya dengan pengurangan biaya, waktu, tenaga dan permasalahan yang timbul dalam pembuatan kerangka sampel. 1) Sampling kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quota masing-masing kelompok terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai. 2) Sampling accidental Sampling Accidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, jika dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sampel. Misalnya, Peneliti ingin mengetahui minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan. 3) Purposive sampling/judgement sampling Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Biasanya teknik ini digunakan untuk studi kasus yang dimana aspek dari kasus tunggal yang representatif diamati dan dianalisis. Pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Memilih sampel berdasarkan kelompok, wilayah atau sekelompok individu melalui pertimbangan tertentu yang diyakini mewakili semua unit analisis yang ada. 4) Sampling jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. 5) Snowball sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar. Konsep dasar snowball sampling: Snowball sampling tidak digunakan bila populasinya sangat spesifik, dan antara anggota populasi saling mengenal. Sampel diambil secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil, makin lama semakin menjadi besar. 9. Jenis-jenis metode dan instrument pengumpulan data Jawab: Data adalah kumpulan fakta atau angka atau segala macam sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Adapun 2 jenis metode dalam pengumpulan data beserta instrumennya yaitu sebagai berikut: A. Jenis-jenis metode dalam pengumpulan data meliputi: 1) Pengumpulan data dengan metode Tes Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur perilaku atau kinerja seseorang dengan tujuan yang bermacam-macam sesuai dengan konteksnya seperti evaluasi, diagnostik, seleksi, penempatan, dan promosi. Tes ini befungsi untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan memberikan serentetan soal atau tugas serta alat lainnya kepada subjek yang diperlukan datanya. Teknik semacam ini banyak digunakan dalam penelitian kuantitatif. Instrument yang terdapat pada tes ini meliputi tes hasil belajar (achievement test), tes kepribadian (personality test), tes bakat (aptitude test), tes intelegensi (intelligence test), tes sikap (attitude test), tes minat (interest test). 2) Pengumpulan data dengan metode non test a. Wawancara Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal antara peneliti dengan responden untuk memperoleh informasi tertentu. Peneliti menerima informasi tanpa membantah, mengecam, menyetujui, atau tidak menyetujui. Melalui tanya jawab peneliti dapat memasuki alam pikiran orang lain, sehingga ia memperoleh gambaran tentang dunia mereka. Jadi wawancara berfungsi deskriptif yaitu melukiskan dunia kenyataan seperti dialami orang lain, dari bahan-bahain itu peneliti memperoleh gambaran yang lebih obyektif tentang masalah yang diselidikinya. Adapun beberapa macam bentuk pada wawancara meliputi wawancara terstruktur yaitu wawancara tidak terstruktur, semi tersetruktur Terstruktur jika jawaban atas pertanyaan itu telah ditentukan terlebih dahulu secara pilihan berganda, misalnya: Bila menghadapi kesulitan belajar di rumah, kepada siapa Anda minta bantuan? Bapak, ibu, kakak? Tidak terstuktur Jika jawaban atas pertanyaan sesuai dgn kehendak responden dan dalam bahasanya sendiri, misalnya: Menurut Anda, apa keuntungan dan kerugian adanya penetapakan sekolah tertentu sebagai sekolah unggulan di daerah-daerah? Semi terstruktur Jika pertanyaan diajukan berbentuk terstruktur, lalu berdasarkan respon yg diberikan responden, diajukan pertanyaan terbuka untuk menggali informasi yg lebih mendalam. Peneliti dapat mengajukan pertanyaan berikut: - Apakah Anda setuju bila Pendidikan Agama dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal? Berdasarkan respon terhadap pertanyaan ini, peneliti atau pewawancara mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk, menggali alasannya, misalnya: -Apa yang menjadi dasar pertimbangan atas ketidaksetujuan/persetujuan Anda tersebut? b. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap subyek penelitian. Observasi dilakukan untuk mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dengan observasi kita memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan yang sukar diperoleh dari metode lain. Selain itu, observasi juga dapat berfungsi sebagai eksplorasi, jika peneliti belum memiliki banyak keterangan tentang masalah yang diselidiki. Adapun beberapa bentuk dari observasi, diantaranya: Observasi partisipan Observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan dimana peneliti merupakan bagian dari kelompok yang diteliti, misalnya: termasuk suku bangsa, anggota perkumpulan, atau pekerja dalam perusahaan yang sedang diteliti. Dalam teknik ini hal yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai observee tau bahwa observer memperhatikannya dan upayakan pencatatan yang baik, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan. Observasi non partisipan apabila peneliti tidak berperan serta dalam kehidupan observeedan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat, maka teknik ini disebut sebagai observasi non partisipan. Hal yang perlu diperhatikan dalam observasi jenis ini adalah pencatatan harus dilakukan di luar pengetahuan orang-orang yang diamati, dan observer harus membina hubungan orang-orang yang diamati. Pedoman tersebut dapat berbentuk: check list (daftar cek), rating scale (skala nilai). Anecdotal record (catatan anekdot) c. Angket Angket (questionaire) merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan pada subyek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi, keyakinan, minat dan perilaku. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyatakan butir serta cara meresponnya, yaitu bentuk terbuka dan tertutup, bentuk skala, bentuk daftar check dan bentuk rangking d. Metode Inventory Pada metode ini dapat diartikan juga sebagai tes kepribadian. Pada metode ini jawaban yang disampaikan merupakan situasi yang sebenarnya, keadaan keseharian yang dilalui atau dialami dapat juga sesuatu yang di harapkan. Artinya seseorang yang akan menjawab pertanyaan yang disampaikan, orang tersebut tidak mempelajari suatu materi tertentu terlebih dahulu. Namun ia hanya perlu memahami mengenai pertanyaan yang disampaikan kepadanya. Terdapat beberapa prosedur pada metode ini, diantaranya: Penetapan konstruk yang diukur Pada tahap ini merujuk pada perihal-perihal yang pada mulanya tidak bisa diamati langsung. Contohnya persepsi, minat, motivasi, sikap serta sejenisnya. Perumusan definisi operasional Pada tahap ini ukuran bisa diamati ini menjadi bermakna, hal tersebut disebabkan hal yang diamati tersebut membuka peluang untuk orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang menyerupai, kemudian apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji ulang oleh orang lain. Pendeskripsian konstruk Pada saat tahap merumuskan definisi operasional kelompok (variabel) yang akan diukur, tak jarang belum dapat secara langsug disusun alat ukurnya. Dimana definisi operasional itu belum dapat memperlihatkan secara detail tentang isi konstruk (variabel) yang akan diukur, kemudian biasanya dibutuhkan adanya deskripsi atas konstruk (variabel) tersebut. Adapun cara untuk memudahkan dalam menyusun pernyataan pada inventori dan tidak sediit peneliti menyalurkan deskripsi konstruk (variabel) kedalam bentuk matrik. Menyusun butir-butir pertanyaan Pada penulisan pertanyaan ini termasuk tahapan yang kritis, hal tersebut disebabkan dari pertanyaan ini nantinya akan menghasilkan data yang dibutuhkan. Pelaksanaan uji coba Pada pelaksanaan uji coba ini sama halnya dengan uji coba tes, akan tetapi terdapat perbedaan pada cara atau teknik yang dipakai dalam menguji validitas butir pertanyaan dan mengestimasi tingkat reliabilitas instrumen Analisis hasil uji coba Pada inventori apabila terdapat jawaban dari responden, jawaban tersebut tidak bisa dinilai benar ataupun salah, namun bergadrasi. Maka dari itu validitas butir pertanyaan sekedar didasarkan atas indeks daya beda sosial. Seleksi, penyempurnaan, dan penataan butir pernyataan Apabila terdapat pertanyaan yang tidak valid maka pertanyaan tersebut akan diganti, namun pertanyaan yang kurang valid akan disempurnakan kembali. Kemudian jika pertanyaan sudah sesuai maka dilakukan penataan butir soal e. Metode sosiometri Pelaksanaan metode ini yaitu mengumpulkan data yang dipakai untuk mengilustrasikan hubungan sosial yang timbul di antara individu-individu pada suatu kelompok atau kelas f. Metode pencatatan dokumen Pelaksanaan pada metode ini yaitu dalam mendapatkan data dilakukan dengan mengutip seluruh macam dokumendan dilakukan pencatatan secara sistematis. Yang termasuk kedalam bentuk dokumen yaitu buku-buku, klembaran negara, jurnal, majalah, undang-undang, maupun benda-benda dan jenis dokumen sejenisnya. 10. Jenis-jenis metode dan teknik analisis data Jawab: Analisis data merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan peneliti untuk mengetahui gambaran atau kesimpulan dari hasil penelitiannya. Terdapat 2 jenis metode dan teknik analisis data yaitu sebagai berikut: analisi data ada 2: A. Metode analisis data deskriptif (deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitaif) 1) Analisis data kualitatif Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainya sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan. Tujuan akhir analisis data kualitatif adalah memperoleh makna, menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep, dan mengembangkan hipotesis atau teori baru. 2) Analisis data kuantitatif Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh komponen atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. B. Metode analisis statistik (statistik deskriptif dan statistik inferensial) 1) Satistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Satistik deskriptif dapat digunakan untuk menganalisis data pada populasi maupun sampel. Pada penelitian yang dilakukan pengambilan sampel, statistik deskriptif hanya dapat digunakan untuk mendeskripsikan data sampel dan tidak dapat digunakan untuk membuat kesimpulan yang berlaku pada populasi dimana sampel itu diambil.Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan presentase. Secara teknis dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi. 2) Statistik inferensial Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambill dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara random. Dalam statistik inferensial terdapat sebuah peluang kesalahan dan kepercayaan yang disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada pada tabel sesuai dengan teknik analisis yang digunakan. Misal uji-t akan digunakan tabel-t, uji F digunakan tabel F. Pada tiap tabel telah disediakan untuk taraf signifikansi berapa persen suatu hasil analisis dapat digeneralisasikan. Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikansi berarti hubungan itu dapat digeneralisasikan. Ada perbedaan signifikansi berarti hubungan itu dapat digeneralisasikan