Anda di halaman 1dari 13

1.

Pengertian metodelogi penelitian


Jawab:
a. Cholid dan Abu (2010), metodologi penelitian merupakan suatu cabang ilmu
pengetahuan yang membahas tentang cara-cara melaksanakan penelitian
(meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis,
sampai menyusun laporan) berdasarkan fakta-fakta secara ilmiah.
b. Menurut Subana dan Sudrajat (2005:10) Metodelogi Penelitian merupakan suatu
cara dari beberapa cara yang telah ditempuh yang dilakukan dalam mencari
kebenaran.
c. Abdurrahmat Fathoni (2006), metodologi penelitian merupakan ilmu mengenai
metode-metode yang akan digunakan dalam melakukan suatu penelitian. Sebagai
ilmu yang mempelajari metode-metode untuk melakukan penelitian, metode
pengambilan sampel, metode pengumpul dan inventarisasi data, metode
penyajian data serta metode analisis data.
d. Menurut Arikunto (2019) Metodelogi penelitian merupakan suatu cara yang
paling utama dalam penelitian yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan
serta menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
e. Amirul Hadi (1998), metodologi penelitian merupakan semua kegiatan pencarian,
penyelidikan, dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk
mendapatkan fakta atau prinsip-prinsip baru.
f. Menurut Agung (2014:2) Metodelogi penelitian merupakan ilmu yang
mempelajari mengenai cara – cara yang ditempuh dalam melakukan kegiatan
penelitian
g. estu Kartiko Widi (2010), metode penelitian merupakan tuntunan mengenai
bagaimana penelitian dilakukan secara berurutan, menggunakan alat serta bahan
apa dan bagaimana prosdurnya.
h. Deddy Mulyana (2010), metode penelitian merupakan teknik-teknik yang
spesifik dalam penelitian.
i. Rozak & Fatra (2011), metode penelitian merupakan pengetahuan mengenai
berbagai metode yang digunakan dalam sebuah penelitian.
j. Menurut Sugiyono (2017:3) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Dari keseluruhan pengertian dari metodologi diatas maka dapat disimpulkan metodologi
penelitian merupakan cara-cara atau teknik yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk
melakukan suatu penelitian agar penelitian yang dilakukannya berjalan secara sistematis.
2. Jenis-jenis penelitian dari segi subjeknya
Jawab:
Berikut ini merupakan jenis penelitian dari segi subjeknya:
a. Populasi
Populasi merupakan segala macam subjek yang digunakan dalam penelitian,
segala macam objek yang diteliti, misalnya dapat berupa orang, benda, keadaan,
nilai maupun hal-hal yang terjadi. Subjek penelitian merupakan seseorang
maupun sesuatu, apa saja yang mengenainya (sifatnya, kondisinya, “attribute”-
nya) penelitian akan dilaksanakan. Objek penelitian merupakan sifat atau kondisi
(“attribute”) dari subjek yang diteliti oleh peneliti. Contohnya peneliti akan
melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X merupakan populasinya.
Sekolah X mempunyai sejumlah guru/siswa/pegawai/orang/subjek dan objek
lainnya. Maka populasi ini memiliki arti jumlah/kuantitas.
b. Sampel
Sampel merupakan cuplikan atau sebagian dari populasi yang akan diteliti oleh
peneliti atau bisa diartikan bahwa populasi pada bentuk yang mini (miniature
populasi). Adapun syarat dari sampel ini yang wajib dipenuhi yaitu sampel hasus
representative (mewakili) dari populasi.
3. Jenis-jenis penelitian dari segi objeknya
Jawab:
Jenis penelitian dari segi objeknya ada 2 jenis yaitu gejala alami (natural phaenomena)
dan gejala buatan (artificial phaenomena). Berikut ini penjelasan kedua jenis penelitian
dari segi objeknya:
a. Gejala alami (natural phaenomena)
Yang termasuk gejala alami adalah suatu fenomena yang muncul dari kondisi
yang normal atau kondisi-kondisi yang telah berlangsung secara normal.
Misalnya gaya belajar, minat belajar, konsep diri, dan sejenisnya yang gejalanya
telah ada padaa diri pembelajar
b. Gejala buatan (artificial phaenomena)
Yang termasuk gejala buatan adalah suatu fenomena yang timbul atau
dimunculkan dari kondisi-kondisi yang di lakukan dengan sengaja. Misalnya
metode pembelajaran, model pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekaan
pembelajaran dan sebagainya yang terjadi diluar si pembelajar.
4. Jenis-jenis penelitian dari tempat/lokasinya
Jawab:
Menurut Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes dan M. Ali Sodik, M.A penelitian ditinjau dari
tempatnya meliputi:
a. Penelitian laboraturium (laboratory research)
penelitian laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan di tempat tertentu
(laboratorium) dan biasanya memiliki sifat eksperimen atau percobaan.
b. Penelitian di perpustakaan
penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakkan literatur
(kepustakaan), seperti buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari peneliti
terdahulu
c. Penelitian di lapangan (kancah)
penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung di lapangan atau pada responden
5. Jenis-jenis penelitian dari tahapan analisisnya
Jawab:
Berikut ini merupakan jenis-jenis penelitian dari tahapan analisisnya:
a. Penelitian kuantitatif
Metode ini dikatakan kuantitatif dikarenakan didalam data penelitiannya
berbentuk angka-angka dan analisinya menggunakan statistik. Metode kuantitatif
ini juga disebut sebagai metode ilmiah/scientific karena metode ini sudah sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah seperti konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional
dan sistematis
b. Penelitian kualitatif
Pada metode ini penelitian dilakukan dengan menerapkan suatu cara atau langkah
dan lebih memfokuskan pada makna di seluruh individu ataupun kelompok
terhadap permasalahan pada penelitian tersebut.
6. Jenis-jenis penelitian dari tujuannya
Jawab:
Berikut ini merupakan jenis-jenis penelitian dari tujuannya:
a. Penelitian dasar
Dalam penelitian dasar ini hanya untuk melakukan pengujian terhadap suatu teori
atau menjawab suatu persoalan dari suatu disiplin ilmu dan tidak terikat dengan
pelaksanaannya atau penggunaan hasilnya. Penelitian ini digunakan untuk
memperluas wawasan mengenai pengetahuan ilmiah atau memperoleh bidang
penelitian baru dengan tidak terikat tujuan praktis tertentu.
b. Penelitian terapan
Dalam penelitian terapan ini peneliti akan mengaplikasikan dan mengembangkan
suatu pengetahuan pada suatu bidang praktis tertentu dan dari pengaplikasian dan
pengembanagan tersebut nantinya diharapkan dapat digunakan dalam keperluan
praktis. Bidang praktis yang dimaksud seperti pendidikan, kedokteran, dan
politik. Dengan begitu pada penelitian ini peneliti dapat menguji manfaat dari
suatu teori dan memutuskan untuk memilih hubungan analitis dan empiris pada
suatu bidang tertentu, namun hasilnya tidak langsung dapat dipakai pada tindakan
kasus.
c. Penelitian evaluasi
Dalam penelitian ini peneliti akan menaksirkan manfaat dan nilai praktek pada
keadaan tertentu, contohnya pada suatu program, proses, dan hasil. Pada evaluasi
ini akan digunakan dalam menilai suatu tindakan berdasarkan tolak ukur tertentu,
ataupun membandingkan terhadap suatu tujuan maupun target yang telah
ditetapkan. Dengan begitu penelitian telah dapat menyumbangkan suatu
pengetahuan secara terbatas berdasarkan praktek tertentu pada situasi tertentu
juga.
a. Penelitian deskriptif
Pada penelitian ini diperuntukan untuk mendeskripsikan keadaan ataupun
kejadian-kejadian yang sebenarnya. Maka dengan begitu peneliti tidak dapat
memanipulasi ataupun berkenaan dengan suatu prilaku pada suatu objek
penelitian. Pada penelitian ini dapat menggunakkan pendekatan kuantitatif,
pendekatan kualitatif, penggambaran keadaan secara naratif kualitatif. Pada
penelitian ini juga peneliti dapat melakukan penelitiannya baik dengan waktu
yang singkat (penelitian deskriptif) maupun dengan waktu yang cukup lama
(penelitian longitudinal).
b. Penelitian prediktif
Pada penelitian ini diperuntukan untuk memperhitungkan atau menduga sesuatu
yang akan terjadi atau timbul menurut hasil analisi dari situasi yang sedang
berlangsung di waktu mendatang berdasarkan hasil dari analisi kondisi saat ini.
Pada penelitian ini bisa juga dilaksanakan dengan studi kecenderunga.
c. Penelitian eksplanatif
Penelitian eksplanatif diperuntukan untuk menyampaikan pemaparan mengenai
hubungan antara fenomena atau variabel. Hubungan dalam penelitian ini seperti
hubungan korelasional atau sebab akibat dan hubungan yang terdapat perbedaan
yang melatarbelakanginya.
d. Penelitian eksperimen
Pada penelitian ini hanya sedikit dapat buat pada satu keadaan yang bisa
dimanipulasikan, namun keadaan selain itu dinyatakan konstan dan selanjutnya
pengaruh perbedaan kondisi ataupun variabel tersebut bisa diukur.
e. Penelitian ex post facto
Pada penelitian ini peneliti akan menginvestigasi suatu persoalan atau
permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variabel. Pada suatu
permasalahan peneliti akan secepatnya mengamati variabel terikat setelah itu
peneliti akan mendapatkan penyebab dari suatu akibat yang muncul.
f. Penelitian partisipatori
Pada penelitian ini peneliti akan menghindari dan juga mengatasi suatu tindakan
ataupun praktik yang memiliki sifat negative.
g. Penelitian dan pengembangan
Penelitian dan pengembanagan (research and development) ialah suatu metode
dalam penelitian yang memiliki fungsi untuk memberikan hasil terhadap suatu
produk tertentu serta memeriksa keberhasilan produk tersebut.
7. Jenis-jenis variabel atau objek penelitiannya
Jawab:
Variabel merupakan suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diperlajari kemudian
ditarik kesimpulannya
Berikut ini jenis variabel atau objek penelitian
A. Berdasarkan proses pengukurannya
1. Variabel deskriptif
Karakteristik obyeknya berupa perilaku yang dapat diamati atau diukur secara
langsung. Misalnya: intensitas kehadiran siswa di kelas dapat diamati secara
langsung melalui perilaku. Intesitas tersebut dideskripsikan dengan
menghitung berapa kali siswa hadir ke kelas. Karena sifatnya deskriptif, data
yang diperoleh umumnya akan reliabel sehingga pengamatan yang dilakukan
oleh orang yang berbeda pada unit yang sama akan menghasilkan data yang
sama pula.
2. Variabel inferensial
Karakteristiknya dapat diukur secara tidak langsung melalui perilaku yang
dianggap dapat mencerminkan karakteristik tersebut. Variabel ini menuntut
pengamat melakukan inferensi melalui perilaku yang diamati sebelum
menentukan karakteristik apa yang melekat pada obyek pengamatannya.
Prestasi belajar, misalnya, tidak dapat diamati secara langsung karena bukan
berupa perilaku. Namun demikian, prestasi tersebut dapat diinferensi dari
perilaku yang berupa respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan.
Karena tidak dapat diamati secara langsung, hasil pengukuran terhadap
karakteristik hanya bersifat hipotesis atau perkiraan sementara. Inferensi dapat
menyebabkan pengamat yang berbeda sulit untuk mencapai kesamaan hasil
pengamatan atau reliabilitas yang tinggi terhadap unit yang sama.
3. Variabel evaluative
Sebagaimana inferensial, variabel ini juga tidak dapat diamati langsung, tapi
disertai penilaian. Misalnya kualitas gaya mengajar guru, bagaimana ia
memperlakukan siswa dalam prose pembelajaran. Dengan melakukan
inferensi terhadap perilaku mengajar tersebut peneliti dapat menilai ”sangat
baik” atau ”kurang baik”. Untuk mendapatkan hasil yang sereliabel mungkin,
peneliti perlu menggunakan rating kualitas yang merentang dari ”sangat baik”
sampat ”sangat tidak baik”, yang masing-masing menunjukkan poin tertentu
dari kontinum kualitas. Karena nilai bersifat relatif, keakuratan hasil
pengamatan tergantung pada kejelasan norma perilaku yang dijadikan sebagai
petunjuk untuk masing-masing poin dalam kontinum kualitas tersebut.
B. Berdasarkan datanya
1. Variabel berskala nominal
Variabel ini menunjukkan label dan hanya mampu membedakan antara ciri
atau sifat unit satu dengan yang lain, misalnya: jenis kelamin, status
perkawinan, tingkat pendidikan, dsb.
2. Variabel berskala ordinal
Variabel ini disusun berdasarkan jenjang dalam atribut tertentu, misalnya:
penetapan kejuaraan dalam lomba lari (juara satu, dua, dan tiga); urutan dari
pendapat mengenai pentingnya pendidikan sex di tingkat SLTP (sangat setuju,
setuju, dan tidak setuju).
3. Variabel berskala interval
Variabel yang skala pengukurannya memiliki jarak yang konsisten atau
memiliki satuan/unit tertentu. Misalnya : nilai atau prestasi belajar siswa yang
dinyatakan dalam bentuk skor 5,6, 7, 10, dsb.
4. Variabel ratio
Variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai angka nol mutlak dan
menunjukkan sifat perbandingan. Misalnya hasil pengukuran seorang yang
berat badannya 50 kg adalah setengah dari orang yang berat badannya 100 kg.
C. Berdasarkan sifat-sifatnya
1. Variabel aktif
Variabel ini memungkinkan untuk dimanipulasi atau diubah sesuai dengan
tujuan yang diinginkan oleh peneliti. Misalnya: metode mengajar.
2. Variabel atribut
Variabel ini sifatnya tetap dan dalam kondisi yang wajar sifat-sifat itu sukar
diubahnya, seperti: jenis kelamin, jenis pekerjaan, jenis sekolah, tempat
tinggal, dsb.
D. Berdasarkan peranannya
1. Variabel terikat
Variabel ini menjadi titik pusat permasalahan, Contohnya dalam bidang
pendidikan adalah prestasi belajar sebagai pokok persoalannya. Variabel
terikat tersebut tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi itu disebut varibel bebas
2. Variabel bebas
Pada variabel ini jika variabel terikatnya adalah prestasi belajar, maka variabel
bebasnya dapat berupa metode mengajar. Disamping metode mengajar, masih
banyak variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar.
3. Variabel moderator
Jika peneliti memperhitungkan jenis kelamin dalam penelitiannya, maka jenis
kelamin tersebut dinamakan variabel moderator. Variabel moderator adalah
variabel lain yang dianggap berpengaruh terhadap variabel terikat tersebut,
tetapi tidak mempunyai pengaruh utama.
4. Variabel kendali (kontrol)
Pada variabel ini kika peneliti menetralisir umur dalam penelitiannya dengan
mengambil kelompok umur tertentu saja, maka variabel umur berperan
sebagai variabel kendali (kontrol). Variabel kontrol adalah variabel yang ikut
mempengaruhi variabel terikat dan pengaruhnya dikontrol atau dinetralisir
atau dihilangkan.
5. Variabel rambang
Pada variabel ini apabila variabel-variabel lain yang banyak jumlahnya yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar, tetapi dianggap tidak menimbulkan
pengaruh yang berarti, maka diabaikan dalam penelitian. Variabel tersebut
dinamakan rambang
6. Variabel perantara
variabel perantaranya adalah proses belajar yang terjadi pada diri subjek yang
diteliti. Variabel ini diperhitungkan juga pengaruhnya dalam penelitian.
Variabel perantara diartikan sebagai variabel yang ikut menjembatani
pengaruh variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Jika variabel
antara ikut diselidiki maka hubungan statistik yang semula nampak antara
variabel bebas dengan variabel terikat menjadi lemah atau bahkan lenyap.
7. Variabel penekan/pengganggu
variabel penekan/pengganggu yaitu variabel yang akan mempengaruhi hasil
hubungan dua variabel yang semula menghasilkan analisa awal akan berubah
sebaliknya.
Selain variabel yang telah disebutkan diatas, adapun beberapa jenis variabel lainnya,
diantaranya:
a. Variabel kontinu
Pada variabel ini kita bisa menenukan nilai terhadap jarak jangkau tak terbatas
dalam bentuk desimal. Contohnya berupa berat, tiggi, pendapatan dan
sebagainya.
b. Variabel descrete
Pada varabel ini hanya dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan asli saja seperti
2,3,4 dan seterusnya. Sedangkan nilai yang memiliki bentuk pecahan atau
desimal tidak dapat dinyatakan dalam variable ini.
c. Variabel dependen dan variabel indepeden
Pada variabel ini terdapat 2 hubungan pada variabel. Variabel independen juga
dapat dikatakan sebagai stimulus, predictor, antecedent, dan dalam bahasa
Indonesia variabel ini juga dapat dikatan variabel bebas. Variabel independen ini
merupakan variabel yang memiliki pengaruh dari timbulnya variabel dependen
(terikat). Sedangkan variabel dependen dapat dikatakan variabel output,
Misalkan jika terdapat variabel Y dan Variabel X, apabila variabel Y disebabkan
oleh variabel X maka variabel Y dinamakan variabel dependen dan variabel x
dinamakan variabel independen (bebas). Maka variabel independen (bebas)
merupakan antecendent dan variabel dependen merupakan konsekuensi.
d. Variabel moderator dan variabel random
Misalkan Jika Y adalah variabel dependen dan variabel tersebut terdiri atas 3
buah variabel bebas, X1, X2, X3, sehingga dapat dituliskan fungsinya sebagai
berikut Y = f(X1, X2, X3), apabila terdapat variabel lain selain kedua variabel
tersebut yang dapat dikatakan berpengaruh pada variabel dependen, namun
pengaruhnya tidak berperan utama, maka variabel tersebut disebut dengan
variabel moderator.
e. Variabel aktif
Variabel ini merupakan variabel yang digunakan oleh peneliti untuk
memanipulasi, seperti seorang peneliti memanipulasi pendekatan pembelajaran.
f. Variabel atribut
Pada variabel ini berbanding terbalik dengan variabel aktif, dimana pada variabel
ini tidak dapat dan sulit dimanipulasi oleh peneliti. Contoh variabel yang tidak
dapat dimanipulasi yaitu intelegensi, jenis kelamin, pendidikan, sikap, dan
sebagainya.
g. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memper lemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel
ini juga disebu sebagai variabel independen kedua.
8. Jenis-jenis teknik sampling dalam penelitian
Jawab:
Teknik sampling mweupakan cara pengambilan sampel dari populasi. Teknik sampling
dalam peneliian yang sering dipakai yaitu ada 2 macam diantaranya Probability
Sampling dan Non Probability Sampling, berikut ini penjelasan dari kedua teknik
tersebut:
a. Probability Sampling
Langkah pertama dalam teknik ini yaitu membuat kerangka sampling. Kerangka
sampling ini merupakan daftar dari populasi yang dapat diambil menjadi sampel.
Pada teknik ini dalam pemilihan sampelnya seluruh anggota populasi diberikan
kesemapatan untuk dipilih sebagai anggota sampel (sugiyono, 2009:82). Hal
tersebut dapat diartikan bahwa pemilihan anggota populasi sebagi anggota
sampel tidak ditentukan oleh keingin dari peneliti sehingga setiap anggota
populasi mendapatkan peluang terpilih sebagai sampel. Pada teknik ini meliputi:
1) Simpel random sampling
Simple random sampling merupakan suatu cara penarikan sampel disertai
dengan sifat-sifat bahwa untuk setiap peluang sub sampel pada sejumlah
komponen-komponen sampel yang memiliki perbedaan pada komponen-
komponen dari populasi N memiliki peluang yang sesuai agar terpilih
menjadi sampel. Metode ini disebut sebagai simple (sederhana)
dikarenakan dalam pemilihan anggota sampel dikerjakaan dengan
memilih anggota secara acak dengan tidak memperhatikan strata yang
terseda pada populasi. Contohnya padapopulasi terdapat wanita dan pria,
kaya dan miskin, manajer dan tidak manajer, serta perbedaan-perbedaan
lainnya.
2) Proportionate stratified random sampling
Pada teknik ini dalam pemilihan sampelnya mula-mula populasi akan
dibagi berdasarkan sub-sub populasi yang antar sub populasi tersebut
bersifat heterogen. Dimana dalam penarikan sampel pada teknik ini
memakai pelapis-pelapis/strata yang dikerjakan dengan memisah-
misahkan unsur-unsur/komponen-komponen populasi ke dalam kategori-
kategori yang tidak tumpang tindih (overlap) yang dikatakan strata.
Teknik penarikan sampel acak berstrata tidak dibatasi untuk stratifikasi
pada satu variabel saja, namun juga bisa dilangsungkan stratifikasi untuk
2 atau 3 variabel secara bersamaan.
3) Cluster Sampling atau sampel gugus
Teknik ini dalam cara pengambilan sampelnya dapat diartikan sama
dengan cara pengambilan sampel didasarkan dengan gugus. Teknik ini
dapat diartikan juga sebagai sebuah sampel random sederhana dalam
setiap unit sampling yang dipilih atau dikelompokan dari elemen-elemen.
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel jika obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas. Sehingga kita dapat menyimpulkan
bahwa cluster sampling ini digunakan jika objek yang akan diteliti sangat
luas, populasi biasanya dalam bentuk gugus atau kelompok-kelompok
tertentu, anggota gugus/kelompok mungkin tidak homogeny. Teknik
pengambilan sampel acak klaster dapat digunakan manakala jumlah tak
terbatas dan anggota populasi memiliki sifat-sifat yang sama (homogen)
namun masih dapat dibuat klaster-klaster atau gugus.
4) Sampling sistematis
Teknik ini dalam pemilihan sampel nya dilakukan secara acak sistematis
merupakan teknik pengambilan sampel menurut urutan dari anggota
populasi yang sudah terisi nomor urut. Teknik ini bisa dipakai dalam
sewaktu-waktu jumlah terbatas, anggota populasi memiliki sifat-sifat yang
sama (homogen), dan peneliti tidak mempunyai alat pengambil data
secara random.
b. Non Probability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang
dipilih menjadi sampel. Metode Non Probability Sampling digunakan apabila
metode Probability Sampling tidak dapat digunakan terutama dalam kaitannya
dengan pengurangan biaya, waktu, tenaga dan permasalahan yang timbul dalam
pembuatan kerangka sampel.
1) Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan
quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quota
masing-masing kelompok terpenuhi maka penelitian belum dianggap
selesai.
2) Sampling accidental
Sampling Accidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, jika dipandang orang
yang kebetulan ditemui cocok sebagai sampel. Misalnya, Peneliti ingin
mengetahui minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan.
3) Purposive sampling/judgement sampling
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Biasanya teknik ini digunakan untuk studi kasus
yang dimana aspek dari kasus tunggal yang representatif diamati dan
dianalisis. Pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang
dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Memilih sampel berdasarkan kelompok, wilayah
atau sekelompok individu melalui pertimbangan tertentu yang diyakini
mewakili semua unit analisis yang ada.
4) Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
5) Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil kemudian membesar. Konsep dasar snowball sampling:
 Snowball sampling tidak digunakan bila populasinya sangat
spesifik, dan antara anggota populasi saling mengenal.
 Sampel diambil secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang
kecil, makin lama semakin menjadi besar.
9. Jenis-jenis metode dan instrument pengumpulan data
Jawab:
Data adalah kumpulan fakta atau angka atau segala macam sesuatu yang dapat dipercaya
kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Adapun 2
jenis metode dalam pengumpulan data beserta instrumennya yaitu sebagai berikut:
A. Jenis-jenis metode dalam pengumpulan data meliputi:
1) Pengumpulan data dengan metode Tes
Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur perilaku atau kinerja
seseorang dengan tujuan yang bermacam-macam sesuai dengan konteksnya
seperti evaluasi, diagnostik, seleksi, penempatan, dan promosi. Tes ini befungsi
untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan memberikan serentetan soal
atau tugas serta alat lainnya kepada subjek yang diperlukan datanya. Teknik
semacam ini banyak digunakan dalam penelitian kuantitatif. Instrument yang
terdapat pada tes ini meliputi tes hasil belajar (achievement test), tes kepribadian
(personality test), tes bakat (aptitude test), tes intelegensi (intelligence test), tes
sikap (attitude test), tes minat (interest test).
2) Pengumpulan data dengan metode non test
a. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal antara
peneliti dengan responden untuk memperoleh informasi tertentu. Peneliti
menerima informasi tanpa membantah, mengecam, menyetujui, atau tidak
menyetujui. Melalui tanya jawab peneliti dapat memasuki alam pikiran
orang lain, sehingga ia memperoleh gambaran tentang dunia mereka. Jadi
wawancara berfungsi deskriptif yaitu melukiskan dunia kenyataan seperti
dialami orang lain, dari bahan-bahain itu peneliti memperoleh gambaran
yang lebih obyektif tentang masalah yang diselidikinya. Adapun beberapa
macam bentuk pada wawancara meliputi wawancara terstruktur yaitu
wawancara tidak terstruktur, semi tersetruktur
 Terstruktur
jika jawaban atas pertanyaan itu telah ditentukan terlebih dahulu secara
pilihan berganda, misalnya: Bila menghadapi kesulitan belajar di rumah,
kepada siapa Anda minta bantuan? Bapak, ibu, kakak?
 Tidak terstuktur
Jika jawaban atas pertanyaan sesuai dgn kehendak responden dan dalam
bahasanya sendiri, misalnya: Menurut Anda, apa keuntungan dan
kerugian adanya penetapakan sekolah tertentu sebagai sekolah unggulan
di daerah-daerah?
 Semi terstruktur
Jika pertanyaan diajukan berbentuk terstruktur, lalu berdasarkan respon
yg diberikan responden, diajukan pertanyaan terbuka untuk menggali
informasi yg lebih mendalam. Peneliti dapat mengajukan pertanyaan
berikut: - Apakah Anda setuju bila Pendidikan Agama dimasukkan
dalam kurikulum muatan lokal? Berdasarkan respon terhadap pertanyaan
ini, peneliti atau pewawancara mengajukan pertanyaan lebih lanjut
untuk, menggali alasannya, misalnya: -Apa yang menjadi dasar
pertimbangan atas ketidaksetujuan/persetujuan Anda tersebut?
b. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan terhadap subyek penelitian. Observasi dilakukan untuk
mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. Dengan observasi kita memperoleh informasi tentang
kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan yang sukar diperoleh dari
metode lain. Selain itu, observasi juga dapat berfungsi sebagai eksplorasi,
jika peneliti belum memiliki banyak keterangan tentang masalah yang
diselidiki. Adapun beberapa bentuk dari observasi, diantaranya:
 Observasi partisipan
Observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan dimana peneliti
merupakan bagian dari kelompok yang diteliti, misalnya: termasuk
suku bangsa, anggota perkumpulan, atau pekerja dalam perusahaan
yang sedang diteliti. Dalam teknik ini hal yang perlu diperhatikan
adalah jangan sampai observee tau bahwa observer memperhatikannya
dan upayakan pencatatan yang baik, sehingga tidak menimbulkan
kecurigaan.
 Observasi non partisipan
apabila peneliti tidak berperan serta dalam kehidupan observeedan
secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat, maka teknik ini
disebut sebagai observasi non partisipan. Hal yang perlu diperhatikan
dalam observasi jenis ini adalah pencatatan harus dilakukan di luar
pengetahuan orang-orang yang diamati, dan observer harus membina
hubungan orang-orang yang diamati. Pedoman tersebut dapat
berbentuk: check list (daftar cek), rating scale (skala nilai). Anecdotal
record (catatan anekdot)
c. Angket
Angket (questionaire) merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan
tentang topik tertentu yang diberikan pada subyek, baik secara individual
atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi,
keyakinan, minat dan perilaku. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk menyatakan butir serta cara meresponnya, yaitu bentuk terbuka dan
tertutup, bentuk skala, bentuk daftar check dan bentuk rangking
d. Metode Inventory
Pada metode ini dapat diartikan juga sebagai tes kepribadian. Pada metode
ini jawaban yang disampaikan merupakan situasi yang sebenarnya, keadaan
keseharian yang dilalui atau dialami dapat juga sesuatu yang di harapkan.
Artinya seseorang yang akan menjawab pertanyaan yang disampaikan,
orang tersebut tidak mempelajari suatu materi tertentu terlebih dahulu.
Namun ia hanya perlu memahami mengenai pertanyaan yang disampaikan
kepadanya. Terdapat beberapa prosedur pada metode ini, diantaranya:
 Penetapan konstruk yang diukur
Pada tahap ini merujuk pada perihal-perihal yang pada mulanya
tidak bisa diamati langsung. Contohnya persepsi, minat, motivasi,
sikap serta sejenisnya.
 Perumusan definisi operasional
Pada tahap ini ukuran bisa diamati ini menjadi bermakna, hal
tersebut disebabkan hal yang diamati tersebut membuka peluang
untuk orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang
menyerupai, kemudian apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka
untuk diuji ulang oleh orang lain.
 Pendeskripsian konstruk
Pada saat tahap merumuskan definisi operasional kelompok
(variabel) yang akan diukur, tak jarang belum dapat secara langsug
disusun alat ukurnya. Dimana definisi operasional itu belum dapat
memperlihatkan secara detail tentang isi konstruk (variabel) yang
akan diukur, kemudian biasanya dibutuhkan adanya deskripsi atas
konstruk (variabel) tersebut. Adapun cara untuk memudahkan dalam
menyusun pernyataan pada inventori dan tidak sediit peneliti
menyalurkan deskripsi konstruk (variabel) kedalam bentuk matrik.
 Menyusun butir-butir pertanyaan
Pada penulisan pertanyaan ini termasuk tahapan yang kritis, hal
tersebut disebabkan dari pertanyaan ini nantinya akan menghasilkan
data yang dibutuhkan.
 Pelaksanaan uji coba
Pada pelaksanaan uji coba ini sama halnya dengan uji coba tes, akan
tetapi terdapat perbedaan pada cara atau teknik yang dipakai dalam
menguji validitas butir pertanyaan dan mengestimasi tingkat
reliabilitas instrumen
 Analisis hasil uji coba
Pada inventori apabila terdapat jawaban dari responden, jawaban
tersebut tidak bisa dinilai benar ataupun salah, namun bergadrasi.
Maka dari itu validitas butir pertanyaan sekedar didasarkan atas
indeks daya beda sosial.
 Seleksi, penyempurnaan, dan penataan butir pernyataan
Apabila terdapat pertanyaan yang tidak valid maka pertanyaan
tersebut akan diganti, namun pertanyaan yang kurang valid akan
disempurnakan kembali. Kemudian jika pertanyaan sudah sesuai
maka dilakukan penataan butir soal
e. Metode sosiometri
Pelaksanaan metode ini yaitu mengumpulkan data yang dipakai untuk
mengilustrasikan hubungan sosial yang timbul di antara individu-individu
pada suatu kelompok atau kelas
f. Metode pencatatan dokumen
Pelaksanaan pada metode ini yaitu dalam mendapatkan data dilakukan
dengan mengutip seluruh macam dokumendan dilakukan pencatatan secara
sistematis. Yang termasuk kedalam bentuk dokumen yaitu buku-buku,
klembaran negara, jurnal, majalah, undang-undang, maupun benda-benda
dan jenis dokumen sejenisnya.
10. Jenis-jenis metode dan teknik analisis data
Jawab:
Analisis data merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan peneliti untuk
mengetahui gambaran atau kesimpulan dari hasil penelitiannya. Terdapat 2 jenis metode
dan teknik analisis data yaitu sebagai berikut:
analisi data ada 2:
A. Metode analisis data deskriptif (deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitaif)
1) Analisis data kualitatif
Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lainya sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan.
Tujuan akhir analisis data kualitatif adalah memperoleh makna, menghasilkan
pengertian-pengertian, konsep-konsep, dan mengembangkan hipotesis atau teori
baru.
2) Analisis data kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh komponen atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik.
B. Metode analisis statistik (statistik deskriptif dan statistik inferensial)
1) Satistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi. Satistik deskriptif dapat digunakan untuk menganalisis data
pada populasi maupun sampel. Pada penelitian yang dilakukan pengambilan
sampel, statistik deskriptif hanya dapat digunakan untuk mendeskripsikan data
sampel dan tidak dapat digunakan untuk membuat kesimpulan yang berlaku
pada populasi dimana sampel itu diambil.Termasuk dalam statistik deskriptif
antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran,
pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil,
perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan presentase. Secara teknis dalam statistik deskriptif tidak ada uji
signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud
membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.
2) Statistik inferensial
Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik
probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel diambill dari populasi yang jelas, dan teknik
pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara random. Dalam statistik
inferensial terdapat sebuah peluang kesalahan dan kepercayaan yang disebut
dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis
akan lebih praktis bila didasarkan pada pada tabel sesuai dengan teknik
analisis yang digunakan. Misal uji-t akan digunakan tabel-t, uji F digunakan
tabel F. Pada tiap tabel telah disediakan untuk taraf signifikansi berapa persen
suatu hasil analisis dapat digeneralisasikan. Jadi signifikansi adalah
kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan
signifikansi berarti hubungan itu dapat digeneralisasikan. Ada perbedaan
signifikansi berarti hubungan itu dapat digeneralisasikan

Anda mungkin juga menyukai

  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen9 halaman
    1 PB
    36. Ni Komang Ayu Tri Pramana Putri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kepramukaan Jdi
    Makalah Kepramukaan Jdi
    Dokumen20 halaman
    Makalah Kepramukaan Jdi
    36. Ni Komang Ayu Tri Pramana Putri
    Belum ada peringkat
  • Baru
    Baru
    Dokumen22 halaman
    Baru
    36. Ni Komang Ayu Tri Pramana Putri
    Belum ada peringkat
  • Om Swastiastu
    Om Swastiastu
    Dokumen11 halaman
    Om Swastiastu
    36. Ni Komang Ayu Tri Pramana Putri
    Belum ada peringkat
  • Profesi
    Profesi
    Dokumen21 halaman
    Profesi
    36. Ni Komang Ayu Tri Pramana Putri
    Belum ada peringkat
  • OM Swastiastu
    OM Swastiastu
    Dokumen16 halaman
    OM Swastiastu
    36. Ni Komang Ayu Tri Pramana Putri
    Belum ada peringkat