Anda di halaman 1dari 3

Pre-eklamsi adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas

yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda hipertensi
sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau
lebih. (Nanda, 2012)

Penatalaksanaan ibu hamil untuk menurunkan tingkat gangguan tersebut mencakup :

1. Pemantauan tekanan darah

2. Pemantauan serta adanya proteinuria dan edema secara regular

3. Memantau frekuensi nadi

4. Pengkajian pernapasan : untuk mengkaji adanya edema,dispnea.

5. Oksimetri nadi yaitu pengukuran rerata jumlah oksigen yang berkaitan dengan setiap molekul
hemoglobin

6. Memantau profil darah untuk mengetahui fungsi hati dan ginjal dalam pembentukan
urea,elektrolit,dan kadar urat.

7. Pengobatan hipertensi

Meskipun demikian, peran kita sebagai praktisi dapat terus tertantang karena profil gangguan
wanita mulai memburuk dan intervensi dalam bentuk medikasi, uji profil darah regular ,
pemantauan cairan, pemantauan intensif dan pengkajian janin kontinu perlu dilakukan.

Jika pre-eklamsia dipertimbangkan atau dipastikan, tujuan utamanya adalah

- Mencegah semua deteriorasi kondisi wanita yang sangat merugikan dan perkembangan
semua komplikasi.
- Mencegah konvulsi
- Mempertahankan hidup ibu , dengan pelahiran janin yang aman pada waktu yang tepat
- Komunikasi efektif dengan tim multidisiplin, serta wanita dan keluarga .

Pengkajian klinis untuk tanda kemunduran fisiologis juga perlu dipertimbangkan secara saksama
dan dilakukan, selain pengukuran tekanan darah .

Pengkajian ini meliputi :

- Berbagai tingkat edema : ringan sampai berat, mulai dari ekstremitas bawah meningkat
edema umum termasuk abdomen
- Urinalisis : terkait dengan perubahan fungsi ginjal serta adanya infeksi
Komponen lain yang diukur dalam diagnosis adanya preeklamsia, antara lain :

1. Nyeri epigastrum, ketidaknyamanan kuadran atas kanan dan muntah.


2. Sakit kepala atau gangguan penglihatan
3. Respon reflex tendon profunda

Gambaran klinis preeklamsia berat, antara lain :

1. Hipertensi berat : TD sistolik ≥ 160mmHg atau diastolic ≥ 110mmHg pada sedikitnya


dua kesempatan terpisah selama 6 jam
2. Proteinuria ≥ 5g/24 jam
3. Oliguria ≥ 400ml/24jam
4. Gangguan penglihatan atau serebri
5. Nyeri epigastrum
6. Edema paru atau sianosis
7. Trombositopenia
8. Gangguan fungsi hati
9. Hiperefleksia dan klonus

Faktor predisposisi pre-eklamsi


1. Primigravida (meningkatkan risiko 2 kali lipat)
2. Riwayat pre eklamsi sebelumnya
3. Peningkatan usia ibu/peningkatan interval antar kehamilan/remaja
4. Hipertensi kronis dan penyakit ginjal
5. Obesitas
6. Diabetes (termasuk diabetes gestasional)
7. Stress ketegangan psikososial terkait pekerjaan

Patofisilogi

(Walker,2000)

1. Plasentasi yang buruk ang terjadi ketika terdapat kegagalan invasi trofoblas arteri spiralis
uteri.

2. Plasenta yang besar abnormal yang meningkatkan suplai darahnya seperti pada kehamilan
kembar atau mola hidatidiformis

3. faktor lain yang menurunkan fungsi plasenta,seperti perubahan kardiovaskular akibat diabetes
atau hipertensi esensial.
4. Hipertensi : gangguan kontrol endotel tonus pembuluh darah,yang berkaitan dengan
perubahan fungsi renin-angitensin,mengakibatkan vasospasme,peningkatan resistensi perifer,dan
peningkatan tekanan darah

5. Proteinuria : terjadi akibat glomeruloendoteliosis,yang sembuh setelah pelahiran


(Walker,2000). Proteinuria terjadi ketika kaadar protein melebihi 0,3 gr dalam 24 jam yang
signifikan,bukan jumlah absolut protein.

6. Edema terjadi akibat peningkatan permeabilitas endotel disertai kehilangan protein dari serum
(dintadai dengan proteinuria),yang mengubah arah tekanan osmotik ketika kadar albumin serum
turun di bawah 20 g/L. Akibatnya terjadi penurunan volume sirkulasi dan curah jantung,yang
lebih lanjut menurunkan perfusi organ,dan peningkatan hemoglobin dan hematokrit,yang
berkaitan denagn hasil perinatal yang lebih buruk.

7. Koagulopati : kerusakan endotel pembuluh darah mengakibtakan aktivaasi sistem koagulasi


dan agregasi trombosit.

8. Gangguan fungsi ginjal : mengalami kerusakan vasokontriksi dan penurunan perfusi

9. Disfungsi hati : terjadi akibta vasokontriksi dan edema setempat.

Anda mungkin juga menyukai