Anda di halaman 1dari 19

APLIKASI TERAPI SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HARGA DIRI


RENDAH KRONIS DI RSMM JAWA BARAT
Efri Widianti1, Budi Anna Keliat2, Ice Yulia Wardhani3
1
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
2, 3
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Email : 1efri.widianti@unpad.ac.id

ABSTRAK

Harga diri rendah kronis merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang sering ditemukan di rumah
sakit jiwa. Prosentase pasien harga diri rendah kronis di ruang Arimbi periode Februari–April 2012
mencapai 90.4% dari jumlah total pasien. Jumlah pasien dengan diagnosis utama harga diri rendah
kronis yang dikelola penulis sebanyak 22 orang. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah
menguraikan aplikasi terapi spesialis keperawatan jiwa terhadap pasien harga diri rendah kronis.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi serial kasus dengan kombinasi tujuh paket
terapi. Hasil aplikasi terapi spesialis keperawatan jiwa ini menunjukkan adanya penurunan tanda dan
gejala, peningkatan kemampuan pasien, serta peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat
pasien harga diri rendah kronis. Kombinasi terapi individu (terapi kognitif perilaku dan logoterapi),
terapi kelompok (terapi suportif kelompok) dan terapi keluarga (psikoedukasi keluarga) mampu
menurunkan gejala, meningkatkan kemampuan pasien dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam
merawat pasien harga diri rendah kronis. Rekomendasi : kombinasi terapi individu, terapi kelompok
dan terapi keluarga sangat tepat diberikan pada pasien gangguan jiwa khususnya pasien harga diri
rendah kronis dan diperlukan penelitian lebih lanjut.

Kata kunci: harga diri rendah kronis, keperawatan jiwa, terapi spesialis

ABSTRACT

Chronic low self-esteem is one of the nursing diagnosis that is often found in psychiatric hospitals.
Percentages of patients with chronic low self-esteem in the period Februari-April 2012 at Arimbi
receached 90.4%. The number of patients with a primary diagnosis of chronic low self-esteem that
was managed by writer as many as 22 people. The purpose of this final report is to describe the
application of nursing specialist therapies on chronic low self-esteem patients. Methods which used
was serial case study with combination of seven therapies packages. The results showed a decrease in
the signs and symptoms, improvement of patient's ability and the ability of families in caring for
patients of chronic low self-esteem. Effectiveness of therapy showed that the combination of individual
therapy (cognitive behavioral therapy and logotherapy), group therapy (supportive group therapy)
and family therapy (family psychoeducation) effectively reduce symptoms of chronic low self-esteem,
improve the patient's ability and the ability of families in caring for patients of chronic low self-
esteem. Recommendation: The combination of individual, group and family therapies is appropriate
for the mental disorders patients, especially patients with chronic low self-esteem and this needs
further research.

Key words: chronic low self-esteem, mental health nursing, nursing specialist therapies

83
Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

PENDAHULUAN fungsi perilaku atau psikologis yang diukur


Jumlah penderita gangguan jiwa dari berdasarkan konsep norma dan dihubungkan
tahun ke tahun mengalami peningkatan. WHO dengan distress atau penyakit, tidak hanya dari
(2009) memperkirakan 450 juta orang di respon yang diharapkan pada kejadian tertentu
seluruh dunia mengalami gangguan mental, atau keterbatasan hubungan antara individu
sekitar 10% adalah orang dewasa dan 25% dan lingkungan sekitarnya.
penduduk diperkirakan akan mengalami Peningkatan jumlah populasi penduduk
gangguan jiwa pada usia tertentu selama dunia yang menderita gangguan jiwa
hidupnya. Gangguan jiwa mencapai 13% dari menimbulkan dampak bagi keluarga dan
penyakit secara keseluruhan dan kemungkinan masyarakat. Dampak yang ditimbulkan oleh
akan berkembang menjadi 25% di tahun 2030. gangguan jiwa dapat dibedakan menjadi
Menurut National Institute of Mental Health dampak secara sosial dan dampak secara
(NIMH) berdasarkan hasil sensus penduduk ekonomi. Dampak secara sosial dapat berupa
Amerika Serikat tahun 2004, di perkirakan pengucilan, hinaan, ejekan, dipisahkan dari
26,2 % penduduk yang berusia 18 tahun atau lingkungan serta menimbulkan ketakutan
lebih mengalami gangguan jiwa (NIMH, masyarakat (Chang, C. K., et al, 2011).
2011). Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan Sedangkan dampak secara ekonomi adalah
kasus gangguan jiwa yang ada di negara- menurunnya produktivitas pasien dengan
negara berkembang. gangguan jiwa dan caregivernya, adanya
Indonesia merupakan salah satu negara beban ekonomi dan menurunnya kualitas hidup
berkembang dengan jumlah penderita (Sadock & Sadock, 2011). Besarnya beban
gangguan jiwa yang cukup besar. Data hasil yang harus ditanggung oleh keluarga,
riset kesehatan dasar tahun 2007 (Depkes, masyarakat dan negara akibat meningkatnya
2008) yang dilakukan oleh Badan Penelitian penderita gangguan jiwa ini perlu mendapat
Pengembangan Kesehatan Departemen perhatian yang serius dengan berupaya
Kesehatan, menunjukkan prevalensi gangguan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
jiwa di Indonesia sebesar 4.6 permil, artinya tentang gangguan jiwa dan berupaya untuk
dari 1000 penduduk Indonesia, maka empat bisa mencegah dan mengatasinya. Gangguan
sampai lima orang diantaranya menderita jiwa dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam
gangguan jiwa. Banyaknya jumlah penderita yaitu gangguan jiwa berat dan gangguan jiwa
gangguan jiwa di Indonesia ini tersebar di ringan.
seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Gangguan jiwa berat yang banyak di
provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Riset temukan di masyarakat adalah skizofrenia.
Kesehatan Dasar tahun 2007 di provinsi Jawa Data American Psychiatric Association (APA)
Barat ditemukan 0,2% dari total penduduk tahun 2013 menyebutkan 1% dari populasi
jawa barat mengalami gangguan jiwa berat. penduduk dunia menderita gangguan jiwa
Analisis pada 40 juta jiwa penduduk Jawa berupa Skizofrenia. Sementara itu di Indonesia
Barat didapatkan sekitar 80 ribu jiwa pernah Departemen Kesehatan RI (2013) mencatat
mengalami gangguan jiwa berat (Depkes, bahwa 70% gangguan jiwa terbesar adalah
2010). Skizofrenia. Kelompok Skizofrenia juga
American Psychiatric Association menempati 90% pasien di rumah sakit jiwa di
(2013) menjelaskan bahwa gangguan jiwa seluruh Indonesia (Amelia, D. R., & Anwar, Z,
merupakan sekumpulan gangguan pada fungsi 2013).
pikir, emosi, perilaku dan sosialisasi dengan Stuart dan Laraia (2005) menyatakan
orang sekitar. Kaplan dan Sadock (2007) skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik
mendefinisikan gangguan jiwa sebagai gejala yang mempengaruhi fungsi individu antara lain
yang dimanifestasikan melalui kerusakan fungsi berpikir dan berkomunikasi, menerima
dan n realitas,
menginterpretasika merasakan dan
84 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99
Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

menunjukkan seperti keadaan Asuhan generalis, ada


emosi serta gaduh gelisah. keperawatan juga tindakan
berperilaku. Gejala negatif yang pasien dengan keperawatan
Pengertian lain dialami pasien harga diri rendah spesialis yang
menyebutkan skizofrenia kronis diberikan dapat diberikan
skizofrenia adalah diantaranya afek melalui pada pasien
sebagai kombinasi datar, tidak pelaksanaan terapi dengan harga diri
dari gangguan memiliki kemauan, generalis dan rendah kronis.
berpikir, persepsi, merasa tidak spesialis (FIK-UI, Berbagai
perilaku, dan nyaman, dan 2009). Tindakan jenis terapi
hubungan sosial menarik diri dari keperawatan spesialis yang
(Fontaine, 2009). masyarakat generalis yang diberikan untuk
Kesimpulan yang (Videbeck, 2008). diberikan pada pasien dengan
dapat di ambil Gejala negatif pada pasien dengan harga diri rendah
berdasarkan skizofrenia juga harga diri rendah kronis meliputi
penjelasan para tampak dari kronis adalah tiga kategori yaitu
ahli di atas adalah ketidakmampuan melatih pasien untuk individu,
skizofrenia merawat diri untuk keluarga, dan
merupakan suatu sendiri, tidak mengidentifikasi kelompok. Terapi
respon maladaptif mampu kemampuan positif spesialis individu
yang ditandai mengekspresikan yang dimiliki yang dapat
dengan reaksi perasaan, hilangnya pasien dan melatih diberikan pada
psikotik yang spontanitas dan kemampuan positif pasien dengan
mempengaruhi rasa ingin tahu, yang dimiliki harga diri rendah
pikiran, perasaan, menurunnya pasien tersebut. kronis adalah
persepsi, perilaku motivasi, hilangnya Selain tindakan Cognitive
dan hubungan kemampuan keperawatan Behaviour
sosial individu. melakukan aktivitas Therapy (CBT)
Respon maladaptif sehari-hari, atau Terapi
ini mudah dikenali (Fontaine, 2009). Kognitif Perilaku
dari gejala-gejala Berdasarkan gejala dan Logotherapy.
yang ditunjukkan positif dan negatif Terapi kelompok
oleh pasien dengan tersebut maka yang dapat
skizofrenia. perawat dapat diimplementasikan
Gejala menegakkan pada pasien dengan
skizofrenia diagnosis harga diri rendah
menurut PPDGJ III keperawatan kronis adalah
(dalam Maslim, sebagai landasan Supportive
2013) dibagi dalam dalam memberikan Therapy atau
dua gejala utama asuhan Terapi Supportif
yaitu gejala positif keperawatan pada dan Self Help
dan negatif. Gejala pasien. Salah satu Group (SHG) atau
positif diantaranya diagnosis Kelompok
delusi, halusinasi, keperawatan yang Swabantu. Untuk
kekacauan bisa ditegakkan keluarga pasien,
kognitif, pada pasien perawat spesialis
disorganisasi skizofrenia adalah jiwa dapat
bicara, dan harga diri rendah memberikan terapi
perilaku katatonik kronis. spesialis
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 85
Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

Psikoedukasi kekuatan yang ada bersama yang adaptif.


keluarga dan positif untuk dengan pasien. Terapi–terapi
Triangle Therapy. bertahan hidup Keluarga keperawatan baik
Terapi (Fankl, dalam merupakan support generalis maupun
Kognitif Perilaku Viedebeck, 2008). utama bagi spesialis seperti
merupakan suatu Wahyuni (2007) penyembuhan dan yang telah
psikoterapi yang telah membuktikan pemulihan pasien dijelaskan di atas
berdasarkan pada bahwa gangguan jiwa. merupakan suatu
teori bagaimana Logotherapy dapat Steinglass (1995, bentuk pelayanan
individu meningkatkan dalam Viedebeck, keperawatan. Harga
memelihara harga diri lansia di 2008) menyatakan diri rendah kronis
struktur dirinya panti wreda bahwa tujuan terapi merupakan area dari
atau pengalaman Pekanbaru baik keluarga adalah pelayanan
yang sebagian dari aspek kognitif memahami keperawatan jiwa.
besar menentukan maupun perilaku. bagaimana Pelayanan
bagaimana Terapi dinamika keperawatan jiwa
individu kelompok ini dapat diberikan
merasakan dan merupakan salah keluarga di unit pelayanan
berperilaku (Beck satu terapi kesehatan seperti
& Weishaar, 1986, spesialis yang mempengaruhi rumah sakit,
dalam Wheeler, diberikan pada psikopatologi puskesmas dan
2008). Sasmita pasien dengan pasien, klinik, di instansi
(2007) harga diri rendah memobilisasi sosial seperti di
mempertegas kronis. Terapi kekuatan dan panti-panti sosial
pengaruh terapi supportif dan sumber fungsional dan di seting
kognitif perilaku Terapi kelompok keluarga, komunitas atau
pada pasien harga Swabantu merestrukturisasi masyarakat.
diri rendah kronis. merupakan terapi gaya perilaku Ruangan
Menurut Sasmita kelompok yang keluarga yang Arimbi adalah salah
(2007) terapi memberikan maladaptif dan satu ruang rawat
kognitif perilaku kesempatan pada menguatkan inap di RSMM yang
mempunyai individu untuk perilaku telah menjadi area
pengaruh yang mendapatkan penyelesaian praktek penulis
signifikan terhadap sharing mengenai masalah keluarga. selama 9 minggu
harga diri pasien masalah yang Berdasarkan tujuan mulai 20 Pebruari
lansia di RSMM. sama dan cara terapi ini, maka hingga 20 April
Logotherapy penyelesaian pada keluarga 2012. Ruang Arimbi
merupakan terapi masalah yang dengan pasien merupakan ruang
yang berfokus potensial harga diri rendah perawatan tenang
pada penemuan (Videbeck, 2008). kronis diharapkan kelas III wanita
makna hidup Dengan demikian keluarga dapat yang melayani
sehingga individu terapi mengoptimalkan pasien psikiatri
mempunyai kemampuan wanita yang telah
keluarga dalam berada dalam
kelompok suportif harga diri rendah
proses kondisi tenang.
dapat menjadi kronis.
penyembuhan Ruangan ini telah
alternatif tindakan Keluarga
pasien dan menerapkan MPKP
spesialis untuk merupakan
memelihara sejak tahun 2006
perawatan pada lingkungan yang
kemampuan pasien dengan pendekatan
pasien dengan terdekat dan selalu
86 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99
Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

metode tim. dengan harga diri di ruangan adaptasi Stuart.


Selama periode rendah kronis, 22 tersebut. Terapi Tujuan penulisan
praktik, penulis kasus diantaranya spesialis yang karya ilmiah akhir
telah mengelola mempunyai diberikan antara ini adalah
kasus pasien diagnosis harga lain terapi menguraikan
sebanyak 42 orang diri rendah kronis. individu (terapi aplikasi terapi
di ruang Arimbi. Setiap pasien yang kognitif perilaku, spesialis
Dari 42 kasus, 38 ditangani oleh dan logotherapy), keperawatan jiwa
kasus diantaranya penulis tidak terapi kelompok terhadap pasien
adalah kasus hanya memiliki (terapi kelompok harga diri rendah
pasien dengan satu diagnosis suportif) dan kronis melalui
harga diri rendah keperawatan, tapi terapi keluarga pendekatan model
kronis. Dari 38 memiliki 3-5 (psikoedukasi Stress Adaptasi
kasus pasien diagnosis keluarga). Stuart.
keperawatan. Dari Berdasarkan
22 pasien dengan uraian latar METODE
diagnosis utama belakang di atas, Karya
harga diri rendah maka penulis Ilmiah Akhir ini
kronis ini terdapat tertarik untuk ditulis berdasarkan
2 orang pasien membuat karya managemen kasus
dengan percobaan ilmiah akhir yang yang telah
bunuh diri dan 1 disusun ditangani oleh
orang dengan berdasarkan penulis pada saat
riwayat percobaan pengalaman dalam praktik residensi 3
bunuh diri. mengelola kasus di ruang Arimbi
Terapi pasien dengan RSMM pada
keperawatan yang harga diri rendah tanggal 20
telah diberikan kronis selama Februari – 20 April
pada pasien praktik residensi 3 2012. Metode yang
dengan harga diri di ruang Arimbi digunakan dalam
rendah kronis ini Rumah Sakit Dr. penulisan karya
antara lain semua H. Marzoeki ilmiah ini adalah
pasien Mahdi Bogor studi deskriptif
memperoleh terapi dengan kualitatif dengan
generalis dan menggunakan pendekatan serial
ditambah dengan pendekatan model kasus melalui
terapi spesialis. konseptual stress pemberian
Terapi generalis terapi dengan ditetapkan
diberikan oleh kombinasi yang berdasarkan
perawat ruangan berbeda. kemampuan dan
dan mahasiswa Kombinasi terapi kondisi serta
lain yang yang dipergunakan karakteristik pasien.
berpraktik di dalam karya ilmiah Analisa hasil
ruang Arimbi, ini adalah tujuh terhadap pemberian
sedangkan terapi paket terapi. Paket paket terapi pada
spesialis diberikan terapi yang pasien harga diri
oleh penulis diberikan pada rendah kronis
sebagai residen pasien harga diri dinilai berdasarkan
keperawatan jiwa rendah kronis perubahan respon
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 87
Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

terhadap stressor berguna/berarti,ters afektif, 4 respon respon sosial sudah


(tanda dan gejala), inggung, afek labil, fisiologis, 2 tidak ada pada
perubahan sedih berlebihan, respon perilaku, semua pasien.
kemampuan pasien malu/minder, dan dan 3 Respon yang
mengatasi harga kecewa) sedangkan masih tampak pada
diri rendah kronis, yang lain hanya pasien adalah
perubahan menunjukkan 2 dari respon perilaku
kemampuan 6 respon afektif melamun yaitu
keluarga dalam (merasa tidak pada 1 dari 3
merawat pasien berguna/berarti, pasien.
harga diri rendah tersinggung, afek
kronis dan labil), 2 pasien
Tabel 1. Distribusi paket terapi pa
perubahan menunjukkan 2 dari harga diri rendah kronis
kemampuan 3 respon fisiologis Arimbi RSMM BogorF
keluarga mengatasi (susah tidur, April 2012 (n = 22)
stressor dalam pusing/sakit kepala, Paket Terapi n
merawat pasien dan sulit Paket terapi 1 3
Paket terapi 2 6
harga diri rendah konsentrasi)
Paket terapi 3 2
kronis. sedangkan yang Paket terapi 4 6
lain hanya 2 dari Paket terapi 5 1
HASIL DAN 4 respon fisiologis Paket terapi 6 2
PEMBAHASAN (susah tidur dan Paket terapi 7 2
Berdasarkan pusing/sakit
hasil managemen kepala), ketiga Perubahan
asuhan pasien kemampuan pasien
keperawatan menunjukkan 3 harga diri rendah
spesialis pada respon perilaku kronis yang telah
pasien harga diri (menangis, mendapatkan paket
rendah kronis melamun, dan terapi 1 adalah
dengan paket malas melakukan kemampuan yang
terapi 1 diketahui kegiatan), dan 1 dimiliki pasien
bahwa kondisi pasien sebelum
pasien sebelum menunjukkan 2 dari mendapatkan
mendapatkan 3 respon sosial terapi generalis
terapi generalis (menarik diri dan dan terapi kognitif
dan kognitif menolak interaksi) perilaku adalah
perilaku adalah sedangkan yang terdapat 4
semua pasien lain menunjukkan 1 kemampuan dari
menunjukkan 3 respon sosial 17 kemampuan
respon kognitif (menarik diri). yang harus dimiliki
(pandangan negatif Setelah oleh pasien harga
terhadap diri, tidak mendapatkan terapi diri rendah kronis
mampu mengambil generalis dan terapi dimiliki oleh
keputusan, dan kognitif perilaku sebagian pasien.
supresi pikiran), 2 ketiga pasien Setelah
pasien menunjukkan mendapatkan
menunjukkan 6 perubahan respon terapi generalis
respon afektif yaitu 3 respon dan terapi kognitif
(merasa tidak kognitif, 6 respon perilaku,
88 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99
Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

kemampuan yang telah Keyakinan positif


sehingga individu
pasien meningkat dijelaskan diatas a. Yakin akan sembuh tersebut juga dapat
yaitu sebagian sesuai dengan b. Yakin akan bantuan
pelayanan kesehatan berperilaku dengan
pasien penjelasan c. Mempunyai pengalaman baik (Burn, 1980
mempunyai Videbeck (2008) meminta bantuan paranormal
d. Masih menggunakan dalam Townsend,
13 dari 17 yang menyebutkan paranormal saat ini 2009). Hal ini
kemampuan bahwa terapi disebabkan oleh
kognitif yang
individu. kognitif perilaku terapi kognitif
dialaminya dan
Sebagian pasien merupakan terapi dapat membantu
perilaku negatif
memiliki 6 dari yang berfokus individu mengubah
yang ditimbulkan
17 kemampuan pada pemrosesan kepercayaan
karena distorsi
yaitu pikiran dengan (anggapan yang
kognitif. Langkah
mengembangkan segera, yakni tidak logis),
awal dalam terapi
perasaan sebagai bagaimana penalaran yang
kognitif perilaku
pribadi yang individu salah dan
adalah penyelesaian
berharga, mempersepsikan pernyataan negatif
terhadap distorsi
mempertahankan atau yang mendasari
kognitif.
posisi tubuh tegak menginterpretasik permasalahan
Penyelesaian
ketika an pengalamannya perilaku (Stuart &
distorsi kognitif
berinteraksi, dan menentukan Laraia, 2005).
yang dialami oleh
mempertahankan cara ia merasa dan Terapi
individu diharapkan
kontak mata, berperilaku. kognitif perilaku
dapat merubah
menceritakan Townsend (2009) dapat diterapkan
perasaan individu
kemampuan yang menjelaskan juga pada pasien
ke arah yang lebih
dimiliki, percaya bahwa tujuan dari dengan masalah
baik
diri, dan mampu terapi kognitif depresi dan
menerima kritikan perilaku ini adalah masalah psikiatrik
yang bersifat melatih individu lainnya seperti
konstruktif. untuk mengatasi panik,
Kondisi distorsi pengontrolan
tubuh tegak ketika
Tabel 2. Distribusi kemampuan pasien dalam
berinteraksi
marah,
mengatasi harga diri h.rendah
Mampu kronis di penggunaan obat
ruang Arimbi RSMM Bogor kontak
mempertahankan obatan, harga diri
Februari-April 2012 (n=22)mata ketika berinteraksi
i. Mampu menceritakan rendah, risiko
Kemampuan pasien
kemampuan yang bunuh diri serta
dimiliki
j. Mampu menghargai
ketidakberdayaan.
Kemampuan Personal
orang lain Selain itu terapi ini
a. Mampu memandang k. Mampu berkomunikasi
secara positif juga efektif pada
secara terbuka
b. Mampu mengenal l. Mampu gangguan makan,
potensi yang dimiliki mempertahankan dan gangguan
c. Mampu kebersihan diri
mengembangkan potensi m. Mampu berpartisipasi
kepribadian (Stuart
yang dimiliki dalam kegiatan kelompok & Laraia, 2005;
d. Mampu mengembangkan n. Percaya diri
perasaan bangga terhadap Beck, A. T.,
o. Mampu menerima
diri masukan dari oarng lain Freeman, A., &
e. Mengembangkan perasaan p. Mampu menerima Davis, D. D,
sebagai pribadi yang kritikan yang bersifat
berharga konstruktif
2015 ). Penjelasan
f. Mengembangkan q. Mampu menceritakan diatas didukung
perasaan optimis keberhasilan yang
g. Mampu oleh pernyataan
pernah diraih
mempertahankan posisi Briere dan Scott
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99 89
Widianti, E., Keliat, B.A., & Wardhani, I.Y.

(2006 dalam yang dilakukan


Wheeler, 2008) Sasmita (2007)
yang dengan
menyebutkan menggunakan
bahwa terapi modifikasi antara
kognitif perilaku terapi kognitif dan
sangat membantu terapi perilaku
individu yang atau yang dikenal
mempunyai dengan Cognitive
pandangan negatif Behavior Therapy
terhadap diri, (CBT) yang
menyalahkan diri diberikan pada
sendiri, perasaan pasien Harga Diri
bersalah, malu, Rendah di RSU
marah dan Marzuki Mahdi,
ketidakberdayaan. didapatkan bahwa
Rahayunin terapi ini
gsih memberikan
peningkatan
membuktikan kemampuan
bahwa terapi kognitif dan
kognitif efektif psikomotor secara
untuk bermakna. Hasil
meningkatkan penelitian ini
harga diri dan mendukung teori
kemandirian yang dikemukakan
pasien pasien oleh Beck, A. T.,
dengan kanker & Dozois, D. J,
payudara di RS (2011) yaitu
Kanker Darmais bahwa terapi
Jakarta. Senada kognitif
dengan penjelasan merupakan
Rahayuningsih
(2007),
Kristyaningsih
(2009) dalam
hasil risetnya juga
menunjukkan
bahwa terapi
kognitif dapat
meningkatkan
harga diri pasien
gagal ginjal
kronis yang
mendapatkan
terapi
haemodialisa di
RSUP Fatmawati
Jakarta. Menurut
hasil penelitian
90 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2017;3(1):83–99
salah satu jenis psikoterapi yang menekankan Tabel 3. Distribusi kemampuan keluarga
dan meningkatkan kemampuan berfikir yang pasien harga diri rendah kronis di
diinginkan (positif) dan merubah pikiran- ruang Arimbi RSMM Bogor,
Februari-April 2012
pikiran yang negatif.
Berdasarkan hasil managemen asuhan Kemampuan keluarga N %
Kemampuan keluarga merawat
keperawatan pada 6 pasien harga diri rendah pasien
kronis yang mendapatkan terapi generalis a. Keluarga mampu 13 59.1
menjelaskan masalah yang
individu, terapi kognitif perilaku dan dialami dalam merawat
logoterapi (paket terapi 2) adalah kondisi pasien 13 59.1
b. Keluarga mampu
pasien sebelum mendapatkan terapi generalis, menjelaskan tindakan yang
terapi kognitif perilaku dan logoterapi adalah biasa dilakukan ketika 11 50
merawat pasien
semua pasien menunjukkan 3 respon kognitif, c. Keluarga mampu menjelaskan
tindakan yang seharusnya 3 13.6
sebagian besar pasien menunjukkan 5 dari 6 dilakukan dalam merawat
respon afektif (merasa tidak berguna atau pasien
d. Keluarga mampu 0 0
berarti , tersinggung, afek labil, sedih mendiskusikan kemampuan
berlebihan, malu/minder dan kecewa), positif yang masih dimiliki oleh
pasien 0 0
sebagian pasien menunjukkan 4 respon e. Keluarga mampu melatih
fisiologis, sebagian pasien menunjukkan 3 kemampuan positif yang
dimiliki oleh pasien 0 0
respon perilaku (menangis, melamun, dan f. Keluarga mampu memotivasi
malas melakukan kegiatan), sebagian pasien pasien mempertahankan
kemampuan positif yang 0 0
menunjukkan 2 dari 3 respon sosial dimiliki
(bermusuhan dan menarik diri). Setelah g. Keluarga mampu
menciptakan komunikasi 0 0
mendapatkan terapi generalis, terapi kognitif terapeutik ketika berinteraksi
perilaku dan logoterapi semua pasien dengan pasien
h. Keluarga mampu 1 4.5
menunjukkan perubahan dalam merespon mempertahankan sikap tubuh
setiap stressor. Adapun perubahan itu adalah 3 terapeutik ketika berinteraksi
dengan pasien 3 13.6
respon kognitif, 6 respon afektif, 4 respon i. Keluarga mampu menciptakan
fisiologis, 3 respon perilaku dan 3 respon suasana yang aman dan nyaman
ketika berinteraksi dengan 2 9.1
sosial sudah tidak ditemukan pada sebagian pasien
j. Keluarga mampu memotivasi 1 4.5
besar pasien harga diri rendah kronis. pasien unuk bisa berinteraksi
Perubahan kemampuan pasien harga diri dengan orang lain
k. Keluarga mampu
rendah yang mendapatkan terapi generalis mengidentifikasi pelayanan
individu, terapi kognitif perilaku dan kesehatan jiwa terdekat 4 18.2
l. Keluarga mampu memotivasi
logoterapi adalah sebelum mendapatkan paket pasien untuk berobat di unit
terapi 2 hanya sebagian kecil pasien yang pelayanan terdekat 3 13.6
m. Keluarga mampu menjelaskan
mempunyai kemampuan individu yaitu pengobatan pada pasien (5
sebanyak 3 kemampuan yaitu mampu benar) 0 0
menghargai orang lain, mampu berkomunikasi Kemampuan keluarga mengatasi
stress dalam merawat pasien :
secara terbuka, dan mampu menerima masukan a. Keluarga mampu 0 0
dari orang lain. Setelah mendapatkan terapi, mengidentifikasi stress dan beban
yang dialami karena merawat
pasien mengalami peningkatan kemampuan pasien 0 0
adalah sebagai berikut: sebagian pasien b. Keluarga mampu
menjelaskan tindakan yang 0 0
memiliki 15 dari 17 kemampuan, sebagian biasa dilakukan untuk
pasien memiliki 9 dari 17 kemampuan dan mengatasi stress
c. Keluarga mampu
sebagian yang lain memiliki 2 dari 17 mempraktekkan cara berfikir
kemampuan. positif dalam menghadapi 0 0
stressor ketika merawat pasien
Hasil managemen asuhan seperti yang d. Keluarga mampu melakukan
teknik distraksi ketika menghadapi 0 0
dijelaskan diatas sesuai dengan teori yang stressor
e. Keluarga mampu
diungkapkan pada bab sebelumnya yang menyebutkan bahwa terapi kognitif perilaku
terbukti memberikan dampak bagi penurunan pasien telah belajar bagaimana mencari
tanda dan gejala atau penilaian terhadap respon hikmah dibalik kejadian yang di alami.
pasien harga diri rendah kronis (Beck, A. T., Perubahan kemampuan pasien harga diri
Freeman, A., & Davis, D. D, 2015; Stuart & rendah kronis terlihat dari perubahan sebelum
Laraia, 2005; Rahayuningsih, 2007; Sasmita, dan setelah mendapatkan paket terapi 3.
2007; Kristiyaningsih, 2009). Perbedaan antara Sebelum mendapatkan terapi generalis, terapi
paket terapi 2 dengan paket terapi 1 adalah kognitif perilaku dan psikoedukasi keluarga,
peningkatan kemampuan terutama dalam pasien harga diri rendah kronis tidak memiliki
mengelola harapan yang dimunculkan dalam satupun kemampuan dari 17 kemampuan yang
munculnya perasaan optimis dalam menatap harus dimiliki oleh pasien harga diri rendah
masa depan, dan mengembangkan perasaan kronis. Setelah mendapatkan terapi generalis,
sebagai pribadi yang berharga. Kemampuan terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi
kemampuan yang dimiliki pasien harga diri keluarga maka terlihat adanya peningkatan
rendah kronis setelah mendapatkan logoterapi kemampuan pasien. yaitu pasien mempunyai
ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh 12 kemampuan dari 17 kemampuan yang harus
Videbeck (2008) yang menjelaskan bahwa dimiliki oleh pasien harga diri rendah kronis.
logoterapi membantu individu untuk Perubahan kemampuan keluarga pasien
menemukan makna hidup meskipun dalam harga diri rendah kronis diperlihatkan dari
kondisi terburuk. Senada dengan penjelasan perubahan sebelum dan setelah dilakukan
Videbeck (2008), Bastaman (2007) paket terapi 3. Sebelum dilakukan terapi
menyebutkan ketika seorang individu diketahui keluarga pasien hanya mempunyai 5
menemukan makna terhadap setiap kejadian kemampuan dari 21 kemampuan yang harus
yang di alaminya maka akan memunculkan dimiliki yaitu keluarga dari semua pasien
harapan. Harapan yang muncul akan mampu menjelaskan masalah yang dialami
menimbulkan semangat baru pada seorang saat merawat pasien, mampu mengidentifikasi
individu untuk bisa mempertahankan stress dan beban yang dialami karena merawat
kemampuan positif yang telah dilatih dan pasien, mampu menjelaskan tindakan yang
mengembangkan perasaan sebagai seorang biasa dilakukan pada saat merawat pasien
pribadi yang berharga. dengan harga diri rendah kronis, dan mampu
Berdasarkan penjelasan diatas menjelaskan tindakan yang seharusnya
kombinasi terapi generalis, terapi kognitif dilakukan dalam merawat pasien. Setelah
perilaku serta logoterapi telah mampu mendapatkan terapi maka terlihat adanya
membantu pasien harga diri rendah kronis peningkatan kemampuan keluarga yaitu
mengatasi semua respon terhadap stressor yang keluarga mempunyai 18 kemampuan dari 21
muncul pada pasien harga diri rendah kronis. kemampuan yang harus dimiliki oleh keluarga.
Selain mengatasi respon terhadap stressor, Berdasarkan hasil managemen asuhan
setelah dilakukan terapi generalis, terapi keperawatan yang telah disebutkan diatas
kognitif perilaku dan logoterapi pasien harga maka dapat diketahui bahwa terjadi perubahan
diri rendah kronis mempunyai kemampuan respon terhadap stressor pada pasien harga diri
dalam mengelola potensi dan kemampuan rendah kronis yaitu sebagian besar respon baik
positif yang dimiliki serta optimis dengan respon kognitif, afektif, fisiologis dan perilaku
proses perawatan yang dijalani akan membawa menjadi berkurang atau menurun pada akhir
dampak bagi kesehatan jiwa pasien serta pertemuan dan terjadi peningkatan kemampuan
optimis dengan kondisi yang di alami karena pasien dalam melawan pikiran negatif dan
menegelola kemampuan positif yang dimiliki.
Perubahan respon terhadap stressor dan
peningkatan kemampuan pasien harga diri
rendah setelah mendapatkan terapi kognitif Freeman, A., & Davis, D. D (2015); Stuart dan
perilaku sesuai dengan penelitian Beck, A. T., Laraia (2005); Rahayuningsih (2007); Sasmita
(2007); dan Kristiyaningsih (2009). pasien harga diri rendah kronis yang belum
Perubahan respon dan peningkatan mendapatkan terapi generalis, terapi kognitif
kemampuan pasien yang telah disebutkan perilaku, logoterapi dan psikoedukasi keluarga
diatas akan dapat terus dipertahankan di rumah adalah pasien memiliki semua respon kognitif,
jika pasien mempunyai support sistem respon afektif, respon fisiologis, respon
terutama keluarga. Hal ini karena pasien perilaku dan respon social. Setelah dilakukan
sebagai seorang individu merupakan bagian terapi generalis kemudian dilanjutkan terapi
dari sistem keluarga (Videbeck, 2008). Terapi kognitif perilaku, logoterapi dan psikoedukasi
yang diberikan pada keluarga yang salah satu keluarga, pasien dengan harga diri rendah
anggotanya mengalami gangguan jiwa kronis menunjukkan adanya penurunan respon
bertujuan untuk memahami bagaimana terhadap stressor yaitu semua pasien sudah
dinamika keluarga memengaruhi psikopatologi tidak menunjukkan respon kognitif, respon
pasien, memobilisasi keluatan dan sumber afektif (afek labil), respon fisiologis, respon
fungsional keluarga, merestrukturisasi gaya perilaku dan respon social.
perilaku keluarga yang maladaptif dan Perubahan kemampuan pasien yang
menguatkan perilaku penyelesaian masalah mendapatkan paket terapi 4 adalah sebelum
keluarga (Steinglass, 1995 dalam Videbeck, mendapatkan terapi generalis, terapi kognitif
2008). Salah satu bentuk terapi keluarga yang perilaku, logoterapi dan psikoedukasi keluarga,
tepat diberikan pada keluarga dengan hampir semua pasien harga diri rendah kronis
gangguan jiwa adalah psikoedukasi keluarga memiliki 9 kemampuan dari 17 kemampuan
(Stuart & Laraia, 2005). Lucksted, A., et al yang harus dimiliki oleh pasien harga diri
(2012) menjelaskan bahwa psikoedukasi rendah kronis. Setelah mendapatkan terapi
keluarga ini merupakan suatu strategi yang generalis, terapi kognitif perilaku, logoterapi
dapat menurunkan faktor faktor risiko yang dan psikoedukasi keluarga maka terlihat
berhubungan dengan perkembangan gejala adanya peningkatan kemampuan pasien. yaitu
gejala perilaku. Penjelasan tentang pentingnya semua pasien mempunyai semua (17)
psikoedukasi keluarga diatas diperkuat oleh kemampuan yang harus dimiliki.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasmila Sedangkan perubahan kemampuan
(2009) yang menyebutkan bahwa psikoedukasi keluarga pada pasien yang mendapatkan paket
keluarga pada pasien pasung dapat membantu terapi 4 adalah pada saat pengkajian, semua
meningkatkan kemandirian pasien serta keluarga pasien hanya mempunyai 4
menurunkan tingkat beban dan stress yang kemampuan dari 21 kemampuan yang harus
dialami oleh keluarga. Penelitan lain juga dimiliki yaitu keluarga menjelaskan masalah
menyebutkan bahwa psikoedukasi keluarga yang dialami saat merawat pasien, mampu
dapat menurunkan angka kekambuhan pada menjelaskan tindakan yang biasa dilakukan
pasien gangguan jiwa dan mengurangi gejala pada saat merawat pasien dengan harga diri
negatif dari gangguan jiwa (González-Blanch, rendah kronis, mampu menjelaskan stress dan
C., et al, 2010). beban yang dialami saat merawat pasien, dan
Hasil managemen asuhan spesialis mampu menjelaskan tindakan yang seharusnya
keperawatan jiwa menunjukkan bahwa pasien dilakukan ketika merawat pasien harga diri
yang mendapatkan paket terapi 4 mengalami rendah kronis. Setelah mendapatkan terapi
perubahan respon dan peningkatan maka terlihat adanya peningkatan kemampuan
kemampuan. Respon terhadap stressor pada keluarga yaitu semua keluarga mempunyai
semua (21) kemampuan yang harus dimiliki
oleh keluarga baik kemampuan keluarga saat
merawat pasien maupun kemampuan keluarga
mengatasi stres dalam merawat pasien.
Hasil tersebut sesuai dengan penjelasan terhadap harga diri pasien yang ditunjukkan
tentang pengaruh terapi kognitif perilaku pada teori dan hasil penelitian Stuart dan Laraia
2005; Rahayuningsih (2007); Sasmita kemampuan keluarga untuk merawat pasien
(2007); dan Kristiyaningsih (2009). Sasmita harga diri rendah. Kemampuan keluarga
(2007), Beck, A. T., & Dozois, D. J. (2011) tersebut merupakan penjabaran dari tugas
menyebutkan bahwa terapi kognitif perilaku perkembangan keluarga (Maglaya, 2009).
telah membantu individu mengatasi distorsi Hasil management asuhan keperawatan
kognitif yang dialami serta merubah perilaku spesialis pada pasien harga diri rendah kronis
negatif menjadi perilaku yang positif. yang mendapatkan paket terapi 5 adalah
Setelah mendapatkan terapi kognitif respon terhadap stressor pada pasien harga diri
perilaku pasien harga diri rendah perlu rendah kronis sebelum mendapatkan terapi
mendapatkan terapi yang mampu membuatnya generalis, terapi kognitif perilaku dan terapi
bertahan dengan tetap mempunyai harapan dan suportif adalah pasien memiliki semua respon
optimis menghadapi masa depan. Terapi yang kognitif, respon afektif, respon fisiologis,
tepat diberikan untuk mengatasi hal tersebut respon perilaku dan respon social. Setelah
adalah logoterapi. Nauli (2011) menjelaskan dilakukan terapi generalis kemudian
dalam penelitiannya tentang pengaruh dilanjutkan terapi kognitif perilaku, dan terapi
logoterapi pada lansia yang mengalami harga suportif pasien dengan harga diri rendah
diri rendah bahwa logoterapi membantu lansia kronis menunjukkan adanya penurunan respon
menemukan makna dari setiap kejadian yang terhadap stressor yaitu pasien sudah tidak
dialami dengan terlebih dahulu menentukan respon kognitif, respon afektif, respon
harapan yang diinginkan. Makna hidup yang fisiologis, respon perilaku dan respon social.
didapatkan kemudian dimanifestasikan dalam Perubahan kemampuan pasien harga diri
semangat lansia melaksanakan aktivitas positif rendah kronis sebelum mendapatkan terapi dan
yang masih dapat dilakukan. Dalam penelitian setelah mendapatkan terapi adalah sebelum
Nauli (2011) juga disebutkan bahwa mendapatkan terapi generalis, terapi kognitif
pemberian logoterapi yang dikombinasikan perilaku dan terapi suportif, pasien harga diri
dengan psikoedukasi keluarga dapat rendah kronis tidak memiliki satupun
meningkatkan harga diri lansia lebih besar dari kemampuan dari 17 kemampuan yang harus
pada pemberian salah satu terapi. dimiliki oleh pasien harga diri rendah kronis.
Kemampuan pasien harga diri rendah Setelah mendapatkan terapi generalis, terapi
kronis dalam mengelola distorsi kognitif, kognitif perilaku dan terapi suportif maka
merubah perilaku negatif dan menjaga serta terlihat adanya peningkatan kemampuan
mempertahankan optimism dalam mengikuti pasien. yaitu pasien mempunyai 11
program terapi tidak akan memberikan hasil kemampuan dari 17 kemampuan yang harus
yang bermakna ketika tidak ada dukungan dari dimiliki. Kemampuan yang telah dimiliki oleh
keluarga. Hal ini dikarenakan keluarga pasien antara lain mampu memandang diri
merupakan sumber pendukung utama pasien secara positif, mampu mengenali potensi diri,
dalam mengatasi masalahnya (Stuart, 2009). mampu mengembangkan potensi yang
Keberadaan keluarga dan sikap keluarga dimiliki, mampu mengembangkan perasaan
terhadap pasien harga diri rendah kronis sebagai pribadi yang berharga, mampu
membantu individu untuk bisa menjadi lebih mempertahankan kontak mata ketika
bermakna (Carson, 2000 dalam Videbeck, berinteraksi
2008). Dukungan keluarga terhadap pasien Hasil managemen asuhan seperti yang
harga diri rendah ditunjukkan pada dijelaskan diatas sesuai dengan teori yang
diungkapkan pada bab sebelumnya yang
menyebutkan bahwa terapi kognitif perilaku
terbukti memberikan dampak bagi penurunan
tanda dan gejala atau penilaian terhadap respon
pasien harga diri rendah kronis (Stuart & 2007; Kristiyaningsih, 2009). Penurunan gejala
Laraia, 2005; Rahayuningsih, 2007; Sasmita, harga diri rendah kronis pada kelompok pasien
yang mendapatkan terapi kelompok suportif kemampuan pasien maupun keluarga. Respon
dapat dipertahankan karena pasien mempunyai terhadap stressor pada pasien harga diri rendah
kelompok di RS yang memberikan masukan kronis sebelum mendapatkan terapi generalis,
secara berkala pada pasien dan saling berbagi terapi kognitif perilaku, terapi suportif dan
tentang bagaimana mengatasi stressor yang psikoedukasi keluarga adalah pasien memiliki
menyebabkan harga diri rendah kronis. Harper, semua respon kognitif, respon afektif, respon
M., & Cole, P (2012) menyebutkan bahwa fisiologis, respon perilaku respon social.
terapi yang diberikan secara berkelompok
Setelah dilakukan terapi generalis kemudian
membantu individu untuk saling memberikan
dilanjutkan terapi kognitif perilaku, terapi
dukungan antara satu dengan anggota
suportif dan psikoedukasi keluarga pasien
kelompok dan menyelesaikan pengalaman
dengan harga diri rendah kronis menunjukkan
menjalani isolasi dari masing masing
adanya penurunan respon terhadap stressor
anggotanya.
yaitu semua pasien sudah tidak menunjukkan
Yalom (1995, dalam Videbeck, 2008)
respon kognitif, respon afektif, respon
menjelaskan bahwa manfaat adanya terapi
fisiologis, respon perilaku dan respon social.
kelompok adalah anggota kelompok dapat
Kemampuan pasien harga diri rendah
memperoleh informasi atau pembelajaran baru,
kronis sebelum mendapatkan terapi generalis,
memperoleh inspirasi dan harapan, berinteraksi
terapi kognitif perilaku, terapi suportif dan
dengan orang lain, merasa diterima dan merasa
psikoedukasi keluarga, adalah tidak memiliki
saling memiliki, menyadari bahwa ia tidak
satupun kemampuan dari 17 kemampuan yang
sendirian dan orang lain memiliki masalah
yang sama, mempengaruhi masalah dan harus dimiliki oleh pasien harga diri rendah
perilakunya dan bagaimana hal tersebut kronis. Setelah mendapatkan terapi generalis,
memengaruhi orang lain serta anggota terapi kognitif perilaku, terapi suportif dan
kelompok belajar sikap altruism psikoedukasi keluarga maka terlihat adanya
(mengutamakan kepentingan orang lain). peningkatan kemampuan pasien. yaitu semua
Penjelasan di atas diperkuat oleh Alonso (2000 pasien mempunyai 14 kemampuan dari 17
dalam Videbeck, 2008) yang menyebutkan kemampuan yang harus dimiliki yaitu mampu
bahwa terapi kelompok membantu anggotanya memandang diri secara positif, mampu
untuk memiliki tanggung jawab terhadap orang mengenal potensi yang dimiliki, mampu
lain dan dapat membantu anggota yang lain mengembangkan potensi yang dimiliki,
mencapai tujuan. Hal diatas juga sesuai dengan mampu menceritakan kemampuan yang
penelitian yang dilakukan oleh Hernawaty dimiliki, mampu mempertahankan posisi tubuh
(2009) yang menyatakan bahwa terapi suportif dan kontak mata ketika berinteraksi dengan
yang dilakukan secara berkelompok pada orang lain, mampu menghargai orang lain,
keluarga dengan gangguan jiwa memberikan percaya diri, mampu menerima masukan dari
dampak pada kemampuan keluarga merawat orang lain, mampu menerima kritikan yang
anggota keluarganya yang mengalami konstruktif, mampu berkomunikasi secara
gangguan jiwa baik secara kognitif, afektif terbuka, mempertahankan kebersihan diri,
maupun psikomotor. mampu berpartisipasi dalam kelompok dan
Hasil managemen asuhan keperawatan mampu menceritakan keberhasilan yang
spesialis pada pasien harga diri rendah kronis pernah diraih. Sedangkan 3 kemampuan
yang mendapatkan paket terapi 6 adalah lainnya hanya dimiliki oleh sebagian pasien.
adanya perubahan respon dan peningkatan Kemampuan keluarga pasien harga diri
rendah kronis pada saat pengkajian, semua
keluarga pasien hanya mempunyai 5
kemampuan dari 21 kemampuan yang harus
dimiliki. Setelah mendapatkan terapi maka
terlihat adanya peningkatan kemampuan kemampuan (21 kemampuan) yang harus
keluarga yaitu keluarga mempunyai semua dimiliki oleh keluarga. 16 kemampuan yang
bertambah dari keluarga setelah dilakukan memiliki semua respon kognitif, respon
terapi antara lain : mampu menjelaskan afektif, respon fisiologis, respon perilaku dan
tindakan yang harus dilakukan keluarga pada respon social. Setelah dilakukan terapi
saat merawat pasien harga diri rendah kronis, generalis kemudian dilanjutkan terapi kognitif
mampu mendiskusikan kemampuan positif perilaku, logoterapi dan terapi suportif pasien
yang masih dimiliki oleh pasien, mampu dengan harga diri rendah kronis menunjukkan
melatih pasien melakukan kemampuan positif, adanya penurunan respon terhadap stressor
mampu memotivasi pasien mempertahankan yaitu semua pasien sudah tidak menunjukkan
kemampuan positif tersebut, mampu respon kognitif, respon afektif, respon
menciptakan komunikasi terapeutik, mampu fisiologis, respon perilaku dan respon social.
menciptakan sikap tubuh yang terapeutik Pasien sebelum mendapatkan terapi
ketika berinteraksi dengan pasien, mampu generalis, terapi kognitif perilaku, logoterapi,
memotivasi pasien untuk bisa berinteraksi terapi suportif dan psikoedukasi keluarga pada
dengan orang lain, mengetahui pengobatan pasien harga diri rendah kronis adalah pasien
pasien (5 benar obat) mampu melakukan harga diri rendah kronis tidak memiliki
teknik relaksasi, distraksi, dan berfikir positif satupun kemampuan dari 17 kemampuan yang
dalam menghadapi stressor ketika merawat harus dimiliki oleh pasien harga diri rendah
pasien, mampu melakukan komunikasi secara kronis. Setelah mendapatkan terapi generalis,
terbuka dengan anggota keluarga yang lain terapi kognitif perilaku, logoterapi, terapi
dalam menghadapi beban ketika merawat suportif dan psikoedukasi keluarga maka
pasien, dan mampu berbagi peran dengan terlihat adanya peningkatan kemampuan
anggota keluarga yang lain dalam merawat pasien. yaitu pasien mempunyai semua
pasien. kemampuan (17 kemampuan) yang harus
Hasil managemen asuhan keperawatan dimiliki.
spesialis pada pasien harga diri rendah kronis Kemampuan keluarga pasien pada saat
seperti yang telah disebutkan diatas pengkajian adalah keluarga pasien hanya
memperlihatkan bahwa dengan paket terapi mempunyai 2 kemampuan dari 21
yang lebih kompleks maka hasil yang kemampuan yang harus dimiliki yaitu keluarga
diberikan juga lebih optimal. Hasil ini mampu menjelaskan masalah yang dialami
menunjukkan bahwa manusia tidak bisa saat merawat pasien serta mampu menjelaskan
terlepas dari sistem yang melingkupinya, tindakan yang biasa dilakukan pada saat
bahwa sesungguhnya sebagai suatu individu merawat pasien dengan harga diri rendah
yang merupakan bagian dari sistem manusia kronis. Setelah mendapatkan terapi maka
akan dapat tampil dengan optimal ketika terlihat adanya peningkatan kemampuan
mendapat dukungan dari bagian sistem yang keluarga yaitu keluarga mempunyai semua
lain (Roger, 1994, dalam Tomey & Aligood, kemampuan (21 kemampuan) yang harus
2006). dimiliki oleh keluarga. 13 kemampuan yang
Hasil managemen asuhan spesialis bertambah dari keluarga setelah dilakukan
keperawatan jiwa diketahui bahwa pasien yang terapi antara lain : mampu mendiskusikan
mendapatkan paket terapi 7 sebelum kemampuan positif yang masih dimiliki oleh
mendapatkan terapi generalis, terapi kognitif pasien, mampu melatih pasien melakukan
perilaku, logoterapi, terapi suportif dan kemampuan positif, mampu memotivasi pasien
psikoedukasi keluarga adalah semua pasien mempertahankan kemampuan positif tersebut,
mampu menciptakan komunikasi terapeutik,
mampu menciptakan sikap tubuh yang
terapeutik ketika berinteraksi dengan pasien,
mampu memotivasi pasien untuk bisa
berinteraksi dengan orang lain, mengetahui melakukan teknik relaksasi, distraksi, dan
pengobatan pasien (5 benar obat) mampu teknik 5 jari dalam menghadapi stressor ketika
merawat pasien, mampu melakukan mendapatkan ilmu ilmu baru serta belajar
komunikasi secara terbuka dengan anggota untuk bertanggung jawab (Alonso, 2000 dalam
keluarga yang lain dalam menghadapi beban Videbeck, 2008). Salah satu terapi kelompok
ketika merawat pasien, dan mampu berbagi yang terbukti efektif untuk pasien dengan
peran dengan anggota keluarga yang lain harga diri rendah kronis adalah terapi suportif
dalam merawat pasien. kelompok. Terapi ini membantu pasien harga
Hasil managemen asuhan yang telah diri rendah kronis untuk keluar dari leingkaran
disebutkan di atas sesuai dengan teori teori dan dirinya dan melihat dunia diluar dirinya
hasil penelitian yang telah disebutkan pada bab dengan berbagi pengalaman dengan anggota
sebelumnya. Teori dan hasil penelitian yang kelompok yang lain.
telah disebutkan sebelumnya telah Kemandirian pasien dan peningkatan
membuktikan bahwa terapi kognitif perilaku kemampuan pasien serta menurunnya respon
berpengaruh terhadap perubahan respon dan terhadap stressor pada pasien harga diri rendah
peningkatan kemampuan pasien harga diri kronis akan dapat dipertahankan ketika pasien
rendah kronis (Stuart dan Laraia 2005; mempunyai sumber pendukung untuk terus
Rahayuningsih (2007); Sasmita (2007); dan mengingatkan pasien tentang perawatan yang
Kristiyaningsih (2009)). Selain terapi kognitif telah dilakukan. Sumber pendukung terdekat
perilaku, terapi individu lain yang berpengaruh dan paling utama pada pasien gangguan jiwa
terhadap respon dan kemampuan pasien harga adalah keluarga (Stuart, 2009). sumber
diri rendah kronis adalah logoterapi. Wahyuni dukungan yang berasal dari keluarga tidak
(2007) membuktikan bahwa logoterapi dengan hanya dinilai dari keberadaan dan perhatian
menggunakan konsep value awareness keluarga tapi juga dinilai dari kemampuan
technique dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat pasien harga diri
kognitif dan perilaku lansia dengan harga diri rendah kronis. Maglaya (2009) menyebutkan
rendah di panti wredha Pekanbaru Riau. Lebih bahwa kemampuan yang harus dimiliki oleh
dalam lagi, Nauli (2011) menjelaskan tentang keluarga dalam merawat pasien dengan harga
pengaruh logoterapi terhadap kemampuan diri rendah kronis bersumber dari penjabaran
lansia mencari makna hidup dengan pada tugas keluarga antara lain mengenal
mengembangkan harapan dan kemampuan masalah kesehatan keluarga, memutuskan
positif yang dimiliki. Sehingga makna hidup tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga,
yang didapatkan membuat lansia tersebut merawat keluarga yang mengalami gangguan
menjadi lebih bergairah dan optimis dalam kesehatan, memodifikasi lingkungan keluarga
menghadapi kehidupan. untuk menjamin kesehatan keluarga, dan
Terapi individu untuk mengatasi harga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
diri rendah hanya berfokus pada bagaimana disekitarnya bagi keluarga.
seorang individu mampu mengatasi Berdasarkan penjelasan diatas maka
masalahnya sendiri. Terapi ini akan lebih dapat diketahui bahwa sebagai individu yang
meningkatkan kemampuan pasien ketika unik dan holistik, maka penatalaksanaan pasien
seorang pasien tidak hanya mendapatkan terapi harga diri rendah kronis akan memberikan
secara individu tetapi juga melibatkannya hasil yang optimal ketika menyentuh semua
dalam terapi kelompok. Terapi kelompok aspek dalam sistem yang melingkupi seorang
dimaksudkan untuk melatih pasien berinteraksi individu yaitu individu itu sendiri dengan
dengan orang lain dalam kelompok dan keholistikannya, individu sebagai bagian dari
kelompok dan individu sebagai bagian dari
sistem keluarga. Penatalaksanaan terhadap
ketiga area (individu, kelompok dan keluarga)
seperti yang penulis lakukan pada paket terapi
7 ini diharapkan dapat membantu pasien harga diharapkan pula dapat mencegah kekambuhan.
diri rendah kronis keluar dari masalahnya dan
Berdasarkan simpulan hasil karya ilmiah
SIMPULAN DAN SARAN akhir terdapat beberapa hal yang dapat
Tindakan keperawatan yang berupa disarankan kepada pihak-pihak terkait dalam
terapi generalis dan terapi spesialis rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
keperawatan jiwa yang diberikan pada pasien jiwa khususnyadi ruang Arimbi. Saran yang
harga diri rendah kronis di ruang Arimbi ditujukan kepada Departemen Kesehatan
seperti yang telah disebutkan diatas dibagi adalah Departemen Kesehatan diharapkan
kedalam 7 paket terapi yaitu terapi yang hanya dapat menyusun kebijakan terkait dengan
berorientasi individu (paket terapi 1 : terapi program pelayanan keperawatan jiwa
generalis + terapi kognitif perilaku; paket spesialistik bagi pasien di tatanan rumah sakit
terapi 2 : terapi generalis + terapi kognitif dan menetapkan serta mengatur kebijakan
perilaku + logoterapi), terapi yang berorientasi terkait dengan pelaksanaan fungsi rujukan
pada individu dan kelompok (paket terapi 5 : pasien gangguan jiwa, khususnya yang telah
terapi generalis + terapi kognitif perilaku + kembali kepada masyarakat agar
terapi suportif), terapi yang berorientasi kesinambungan penanganan pasien gangguan
individu dan keluarga (paket terapi 3 : terapi jiwa dapat terus terkontrol.
generalis + terapi kognitif perilaku + Saran yang ditujukan pada pelayanan
psikoedukasi keluarga; paket terapi 4 : terapi keperawatan terdiri dari saran kepada Direktur
generalis + terapi kognitif perilaku + RSMM, Kepala Bidang Perawatan, Kepala
logoterapi + psikoedukasi keluarga), terapi Ruangan dan Perawat Ruang Arimbi. Direktur
yang berorientasi pada individu kelompok dan RSMM diharapkan Menetapkan kebijakan
keluarga (paket terapi 6 : terapi generalis + terkait dengan program pelayanan keperawatan
terapi kognitif perilaku + terapi suportif dan spesialistik khususnya penerbitan standar
psikoedukasi keluarga; paket terapi 7 : terapi asuhan keperawatan terkait dengan
generalis + terapi kognitif perilaku + pelaksanaan manajemen kasus spesialis pada
logoterapi + terapi suportif dan psikoedukasi
pasien dengan harga diri rendah kronis. Kepala
keluarga). Penggabungan beberapa terapi di
Bidang Perawatan RSMM diharapkan
atas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
memfasilitasi penerapan pelayanan
pasien. Dengan demikian dapat dikatakan
keperawatan yang bersifat spesialistik melalui
bahwa keberhasilan pasien juga merupakan
program perencanaan pengembangan tenaga
kombinasi dari macam-macam terapi modalitas
perawat spesialis jiwa dan memfasilitasi serta
yaitu dari terapi keperawatan, psikofarmaka
mensosialisasikan standar asuhan keperawatan
dari medik dan lainnya.
spesialis dan peranan perawat ruangan untuk
Hasil evaluasi pelaksanaan terapi
manajemen kasus harga diri rendah kronis.
menunjukan bahwa paket terapi yang
Kepala ruangan dan perawat ruang Arimbi
memberikan efek khususnya untuk lebih
diharapkan mempertahankan dan
mengurangi penilaian terhadap stressor pada
meningkatkan peran sebagai role model dalam
pasien dengan harga diri rendah kronis (tanda
menjalankan kegiatan pelayanan MPKP dan
dan gejala), peningkatan kemampuan pasien
asuhan keperawatan jiwa khususnya penerapan
dan peningkatan kemampuan keluarga adalah
terapi generalis untuk harga diri rendah kronis
terapi yang merupakan gabungan antara terapi
dalam rangka melengkapi terapi modalitas
individu, terapi kelompok dan terapi keluarga
keperawatan seiring dengan penerapan terapi
(paket terapi 6 dan paket terapi 7).
spesialistik, menerapkan model keperawatan
yang sesuai (Model Stress Adaptasi Stuart dan
Model Praktik Keperawatan Profesional)
dengan pelaksanaan terapi keperawatan pada
pasien harga diri rendah kronis, mengontrol diri rendah kronis khususnya dalam pelaksanaan
dan mengevaluasi kemampuan pasien harga buku kerja pasien.
Saran yang ditujukan kepada riset Hong Kong. Psychiatric Services.
keperawatan adalah perlunya dikembangkan Arlington.
penelitian tentang efektifitas beberapa paket www.proquest.com.pqdauto. diperoleh
terapi spesialis pada pasien dengan harga diri tanggal 25 Mei 2012
rendah kronis dan perlunyapengembangan Cohen, A.N. et al. (2008). The Family Forum:
penelitian untuk menguji efektifitas terapi Directions for the Implementation of
dengan komparasi berbagai karakteritik pasien. Family Psychoeducation for Severe
Mental Illness. Psychiatric Services.
DAFTAR PUSTAKA Arlington.
Amelia, D. R., & Anwar, Z. (2013). Relaps www.proquest.com.pqdauto. diperoleh
pada pasien skizofrenia. Jurnal Ilmiah tanggal 25 Mei 2012
Psikologi Terapan, 1(1), 53-65. Depkes RI (2008). Riset kesehatan dasar.
American Psychiatric Association. www.litbang.go.id. Diakses tanggal 7
(2013). Diagnostic and statistical Mei 2012
manual of mental disorders (DSM- Fontaine, K.L.(2009). Mental health nursing.
5®). American Psychiatric Pub. (6th ed.).New Jersey: Pearson
Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi: psikologi Education,Inc
untuk menemukan makna hidup dan Fortinash, K.M & Worret, P.A.H. (2004).
memilih hidup bermakna. Edisi 1. Psychiatric Mental Health Nursing.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. (3rd ed ) St.Louis Missouri : Mosby.
Bastaman, T., K. (2007). Kasus gangguan jiwa Frisch, N.C. & Frisch, L.E. (2006). Psychiatric
ringan semakin meningkat. Mental Health Nursing. Third edition.
http://www.duniapustaka.org/. Diakses Canada. Thomson Delmar Learning
juni 2012. González-Blanch, C., Martín-Muñoz, V.,
Beck, A. T., & Dozois, D. J. (2011). Cognitive Pardo-García, G., Martínez-García, O.,
therapy: current status and future Álvarez-Jiménez, M., Rodríguez-
directions. Annual review of Sánchez, J. M., ... & Crespo-Facorro,
medicine, 62, 397-409. B. (2010). Effects of family
Beck, A. T., Freeman, A., & Davis, D. D. psychoeducation on expressed emotion
(Eds.). (2015). Cognitive therapy of and burden of care in first-episode
personality disorders. Guilford psychosis: a prospective observational
Publications. study. The Spanish journal of
Chang, C. K., Hayes, R. D., Perera, G., psychology, 13(01), 389-395.
Broadbent, M. T., Fernandes, A. C., Harper, M., & Cole, P. (2012). Member
Lee, W. E., ... & Stewart, R. (2011). checking: can benefits be gained
Life expectancy at birth for people similar to group therapy?. The
with serious mental illness and other Qualitative Report, 17(2), 510-517.
major disorders from a secondary Hasmilasari. (2009). Pengaruh family
mental health care case register in psychoeducation theraphy terhadap
London. PloS one, 6(5), e19590. beban dan kemampuan keluarga
Chien, W.T. & Wong, K.F. (2007). A Family dalam merawat klien pasung di
Psychoeducation Group Program for Kabupaten Bireun Nangroe Aceh
Chinese People With Schizophrenia in Darusaalam. Tesis. FIK UI. Tidak
dipublikasikan
Hernawaty, T. (2009). Pengaruh Terapi
Suportif terhadap Kemampuan
Keluarga dalam Merawat Klien
Gangguan Jiwa di Kelurahan Sindang Barang Bogor Tahun 2008. Depok:
Universitas Indonesia. Sadock, B. J., & Sadock, V. A. (2011). Kaplan
Insel, T., Cuthbert, B., Garvey, M., Heinssen, and Sadock's synopsis of psychiatry:
R., Pine, D. S., Quinn, K., ... & Wang, Behavioral sciences/clinical
P. (2010). Research domain criteria psychiatry. Lippincott Williams &
(RDoC): toward a new classification Wilkins.
framework for research on mental Sasmita, H. (2007). Pengaruh Cognitive
disorders. Behaviour Therapy pada pasien Harga
Kaplan & Sadock.(2007). Sinopsis psikiatri: Diri Rendah di RS Marzuki Mahdi
ilmu pengetahuan psikiatri klinis. (Jilid Bogor. Tesis. FIK UI. Tidak
1). Jakarta: Bina Rupa Aksara. dipublikasikan.
Kristyaningsih, A. (2009). Pengaruh Terapi Stuart, G.W & Laraia, M.T (2005). Principles
Kognitif terhadap perubahan harga and practice of psychiatric nursing.
diri dan kondisi depresi pasien gagal (9th edition). St Louis: Mosby
ginjal kronik di ruang haemodialisa Stuart, G.W.(2009). Principles and practice of
RSUP Fatmawati Jakarta. Tesis. FIK psychiatric nursing.9th ed. Mosby.Inc.
UI. Tidak dipublikasikan Tomey, A.M.,& Alligood,M.R.(2006).
Lucksted, A., McFarlane, W., Downing, D., & Nursing theorist and their work. (6 th
Dixon, L. (2012). Recent ed). American:Mosby Year
developments in family Townsend,C.M. (2009). Psychiatric mental
psychoeducation as an evidence‐based health nursing. (6th ed.) Philadelphia:
practice. Journal of marital and family F.A.Davis Company
therapy, 38(1), 101-121. Varcarolis,E.M.et al.(2006). Foundations of
Maglaya, Araceli S. (2009). Nursing practice psychiatric mental health nursing.
in the community. (5th ed). Marikina Philadelphia: Lippincott Williams &
City: Argonauta Corporation. Wilkins.
Maslim, R. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Videbeck .(2008). Buku ajar keperawatan
Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan jiwa. (Renata Komalasari, dkk,
DSM-5. Jakarta: PT Nuh Jaya. penerjemah). Jakarta :EGC.
Nauli, F. (2011). Pengaruh logoterapi Wahyuni, S. (2007). Pengaruh logoterapi
kelompok dan psikoedukasi keluarga terhadap peningkatan kemampuan
pada lansia depresi dengan diagnose kognitif dan perilaku pada lansia
keperawatan harga diri rendah, dengan harga diri rendah di Panti
ketidakberdayaan, keputusasaan, dan Wreda Pekanbaru Riau. Tesis. Tidak
isolasi sosial di kelurahan Katulampa, dipublikasikan.
Bogor. Tesis. Tidak dipublikasikan. Wardani I.Y. (2010). Manajemen kasus
NIMH. (2011). Prevalence of mental ilness by spesialis keperawatan jiwa pada
disorder. pasien dengan diagnosa risiko
http://www.nimh.nih.gov/statistics/. perilaku kekerasan di ruang dewi
diperoleh tanggal 15 Maret 2012 amba dan antareja rumah sakit
Rahayuningsih, A. (2007). Pengaruh Terapi Marzoeki Mahdi Bogor. Karya Ilmiah
Kognitif terhadap tingkat harga diri Akhir. Tidak dipublikasikan.
dan kemandirian pasien dengan Wardaningsih, S. (2007). Pengaruh Family
Kanker Payudaradi RS Kanker Psychoeducation terhadap Beban dan
Dharmais Jakarta. Tidak Kemampuan Keluarga dalam Merawat
dipublikasikan Klien dengan Halusinasi di Kabupaten
Bantul Yogyakarta, Tesis FIK UI,
tidak dipublikasikan
Wheeler, K. (2008).Psychoteraphy for the St. Louis; Mosby
advanced practice psychiatric nurse.
Workshop Keperawatan Jiwa FIK-UI (2011)

Anda mungkin juga menyukai